webnovel

Rencana (3)

' kenapa tadi aku mengatakan hal itu kepadanya...'

Sebagai teman yang sudah bersamanya sejak kecil, Mun zue sangat sedih karena perkataannya sendiri. Dia menyadari, kalau dirinya telah melukai perasaan teman masa kecilnya itu.

Mun zue kemudian menatap kearah luar, dimana posisi mo Heng sedang melaju dengan kudanya.

Di kursi yang berlawanan, di sana Gu Yuwen memperhatikan Mun zue. Dia sudah memperhatikannya sedari mereka naik kereta lagi.

Melihat Mun zue yang sedih, hati Gu Yuwen malah gembira. Bukan tanpa alasan, tapi rencananya terus berjalan dengan baik.

'hmm... Benar, seperti itu. Tetaplah bersedih dan teruslah merasa bersalah sampai hati mu merasa kosong. Dengan begitu, memasuki hati mu akan lebih mudah. Ahh... Aku benar-benar tidak sabar, untuk meningkatkan kultivasi ku. Hehe..'

" Tadi ku lihat, kenapa kalian seperti tidak akur...? Apa kau dan mo Heng sedang marahan.."

" ..... Sepertinya begitu. Dia yang salah, tapi aku juga salah... Aku tadi telah mengatakan hal yang membuat perasaannya tersakiti... Sekarang aku menjadi merasa sangat bersalah kepadanya. Saat itu, aku tak memikirkan perkataan ku..."

Mun zue sedikit tersenyum tapi dia masih memiliki raut sedih diwajahnya, dia mencoba untuk tidak menunjukkan kesedihannya kepada gu Yuwen.

" Haa... Dasar. Jangan bersedih seperti itu, nanti kecantikan mu bisa luntur,"

Itu membuatnya sedikit terkejut. Mun zue tak menyangka, dia akan dibilang cantik oleh gu Yuwen. Dia memang sering mendapatkan pujian seperti itu, tapi entah kenapa saat Gu Yuwen mengatakannya itu terasa berbeda.

" Kalau kau merasa bersalah, sebaiknya minta maaflah sekarang. Kalau dibiarkan terus, rasa bersalah mu akan semakin besar."

Perkataan Gu Yuwen terasa masuk akal baginya. Mun zue tak mau terus merasa sedih, dia juga tak mau terus bertengkar dengan mo Heng. Walaupun di hatinya masih gugup karena telah marah kepada mo Heng, Mun zue akan mencoba untuk berbicara kepadanya.

Mun zue kemudian membuka jendela keretanya. Tirai yang menutupi jendelanya terbuka lebar, dan memungkinkan dirinya terlihat jelas oleh mo Heng.

Mun zue menatap mo Heng yang sedang menunggangi kudanya. Dia masih malu untuk berbicara.

" Tenang saja. Kalian itu kan sudah menjalin pertemanan sejak kecil, jadi tak usah malu. Ku yakin kamu pasti bisa."

Rasa malu dan kegugupannya mulai menghilang karena Gu Yuwen menyemangatinya. Mun zue mulai membuka mulutnya untuk berbicara.

' ya itu benar... Ku yakin kau pasti bisaー'

" Mo Heng! Dengar, a-aku sungguh minta maaf soal tadi! Aku tadi tidak berpikir dulu akan perkataan ku, aku sungguh minta maaf!aku..."

Mo Heng terus melaju tanpa melirik kepada Mun zue yang berteriak kepadanya. Dia bisa mendengar perkataan Mun zue dengan jelas, tapi dia mengabaikannya.

Mo Heng tak menanggapi Mun zue, bahkan dia langsung bertukar posisi dengan penjaga lain.

' ーdicueki olehnya. Haha..'

Diabaikan begitu saja oleh mo Heng, membuat hati Mun zue sangat sedih. Dia tak, menyangka kalau mo Heng akan sangat kecewa kepadanya. Mun zue sangat tau betul akan sifat mo Heng, karena dia sudah berteman sedari kecil. Dan saat ini, untuk pertama kalinya Mun zue diabaikan seperti itu oleh mo Heng.

Biasanya kalau mereka bertengkar, mo Heng tak akan marah ataupun mengabaikannya. Malahan, mo Heng akan meminta maaf dan akan mencoba untuk menghibur Mun zue supaya baikan lagi. Tapi, saat ini Mun zue benar-benar diabaikan olehnya. Kesedihannya yang mendalam, membuat air mata jatuh dari matanya.

" ... Apa-apaan dia itu. Kenapa dia bersikap seperti itu... Maafkan aku, aku malah membuat mu tambah sedih.."

" Tidak, ini bukan salah tuan Gu... Sedari awal ini memang salah ku..."

Di hati Gu Yuwen, dia tak kuasa menahan tawanya. Drama yang diatur olehnya, malah terlihat lucu baginya. Tapi itu bagus, karena sampai saat ini rencananya berhasil. Akhirnya, persiapan panggung untuk kehancuran perasaan mo Heng sudah berdiri. Kini, dirinya tinggal menjalankan rencana aslinya.

Beberapa hari berlalu dengan cepat. Tinggal satu hari untuk mencapai kota tempat tujuannya.

Dimalam hari yang cukup hangat itu, mereka semua sedang beristirahat. Seperti hari-hari sebelumnya, mereka mendirikan beberapa tenda untuk beristirahat. Dengan mengelilingi api unggun, para penjaga sedang duduk sambil memakan semangkuk makanan hangat.

" Fuuu.. umm!! Ini benar-benar nikmat!"

" Yaa! Seperti biasa, masakan buatan tuan Gu sangat lezat! Aku tidak akan puas kalau hanya satu mangkuk! Aku mungkin bisa menghabiskan lebih dari 5 mangkuk kalau Makanan seenak ini!"

" Lemah! Kalau makanan yang dibuat oleh tuan Gu ini, aku bisa menghabiskan 10 mangkuk hanya dalam 5 menit! Hahaha!!"

Canda tawa mengiringi mereka ketika mereka sedang menikmati makanannya itu. Makanan yang di buat Gu Yuwen memanglah sangat enak. Mungkin level kelezatannya bisa menyamai seorang koki profesional. Bukan tanpa sebab kenapa Gu Yuwen pandai memasak. Selama 18 tahun itu, Gu Yuwen juga mempelajari resep memasak dan belajar cara memasak. Karena dia tak bisa berkultivasi, sebelumnya dia mungkin akan menjadi seorang koki saja. Jadi, dia mempelajari cara memasak dengan serius.