Dua puluh lima menit berlalu. Sejak tadi kami berlatih saling bergantian memberikan serangan pada tetua jingga. Sejujurnya ini lebih seperti latihan milik tetua tampan itu, bukan latihan kami. Karena aku tidak merasakan sesuatu berkembang. Sejak tadi kami tidak bersamaan menyerang tetua. Bahkan kami hanya menyerang jika diminta. Atau mungkin saja ini baru awalan sebagai pemanasan agar tetua mengerti sejauh mana kekuatan yang kami miliki.
Aku tidak tahu.
“Kakekkk!” seseorang berteriak disela waktu berlatih kami.
“Kakekkkk!” aku mengenal suara itu. Itu Gilang. Dia semakin mendekat. Suara teriakannya terdengar bergetar. Tetua Jingga seketika menghentikan kegiatan berlatih.
“Kakekk! Mereka datang kek!” ucapnya setiba di lapangan berlatih kami.
Aku tidak tahu apa maksudnya. Siapa yang datang dan membuat Gilang ketakutan seperti ini.
“Gilang, tenanglah dulu. Siapa maksudmu yang datang?” Tetua jingga berjalan mendekati Gilang.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com