33 32. Hasrat dalam diam

Pembatasan Thailand, seorang laki-laki baru saja pulang dari pekerjaannya. Dengan rasa capek dia bawa pun sembari mengeluarkan ponsel dari saku celana panjangnya. Dibuka salah satu aplikasi selama ini dia online.

Dicari nama media sosial menggunakan mengirim pesan pada seseorang. Selama dua bulan dia tidak pernah mendengar kabar dari orang dia rindukan. Pekerjaan yang dia rekrut sampai melupakan singgah untuk memberi kabar pada pujaan hatinya.

Dengan penggerak cepat pada dua jari jempolnya mengetik di layar ponsel miliknya.

My love : Hai, sayang. Apa kabar? Lagi apa? Sibuk ya? Ganggu gak?

Masih tercentang satu belum, dia pun mencoba menelepon pujaan hatinya. Tetapi panggilan sambungan itu tidak tersambung, apalagi tidak ada tanda mengangkat.

Kembali dia mengetik pesan kepadanya,dia tidak merasa sesuatu terjadi pada pujaan hatinya. Walaupun dua bulan dia tidak beri kabar padanya. Tetapi firasat bahwa pujaan hatinya itu baik-baik saja di sana.

My Love : Kenapa gak angkat? Lagi marah ya? Sori ya, aku sibuk banget beberapa bulan ini. Di sini lagi ada masalah.

My love : Ya sudah, nanti kalo uda gak sibuk, balas ya. I miss you.

Dia pun mematikan ponselnya, kemudian dia memilih untuk bersihkan diri. Beberapa menit kemudian satu balasan pesan dari ponsel laki-laki itu bersuara.

****

Anita sedang duduk sambil memandang langit malam di kota filipina. Sudah berapa kali embusan napas darinya itu buang keluar. Tetiba ponselnya bergetar dan mendapat pesan dari seseorang. Nama yang muncul adalah Ferdi.

Anita ragu untuk buka pesan chat dari Ferdi. Bukan dia tidak ingin membacanya, malahan dia ingin sekali. Namun sayatan hatinya tidak berkeinginan untuk melihat isi pesan itu. Walaupun sudah terbaca pertama isi pesan dari Ferdi tanpa dia buka sekalipun.

Dia mengabaikannya, kemudian suara panggilan dari nama Ferdi muncul. Ya, Ferdi meneleponnya, tetapi tidak dia angkat, Anita membiarkan panggilan ringtone media sosialnya nyanyi bebas sampai tidak ada tanda nyanyian lagi.

Setelah panggilan telepon mati sendiri, kembali pesan masuk dari Ferdi lagi. Anita hanya membaca sekilas dari pesannya itu. Anita malas untuk membuka pesanan itu. Namun apa daya, jari jempolnya ingin membuka isi pesan itu. Setelah dia membaca semua isi pesan, tidak ada seulas senyuman dari Anita sendiri.

Dia merasa isi pesan dari Ferdi tidak berarti lagi baginya. Meskipun dua bulan Ferdi tidak pernah beri kabar ataupun kirim pesan hingga telepon juga. Anita juga tidak beri tanda untuk harapan pada Ferdi lagi. Anita juga tidak beri kabar kepada Ferdi bahwa dirinya sudah menikah.

Harapan yang ingin Anita agar dirinya bahagia meminang dengan kekasih dia pilih. Tetapi hendak itu tidak memihak nya, sekarang dia berada di sini. Di tempat penuh rintangan bahkan untuk mencari jalan keluar hadapi masalah-masalah video terus beredar.

"Dari siapa? Kenapa tidak kau angkat?" Anita sontak terkejut, dia pun menoleh mulai sejak kapan Antoni sudah berada di belakangnya.

"Bukan siapa-siapa," Anita langsung memasukan ponselnya ke saku celana pendeknya.

Kemudian Anita beranjak dari posisinya, memilih untuk tidur. Tetapi satu tangan menghalanginya, Anita pun dengan cepat menatap tajam arah Antoni. Bukan Antoni namanya jika satu pertanyaan berikan kepada seseorang, dapat jawaban pendek. Tentu Antoni ingin lebih tahu kepribadian Anita.

Melihat tatapan kedua mata Anita cukup tajam, Antoni pun melepaskan genggam pada lengan Anita. Anita pun langsung merebahkan dirinya di atas kasur tipis dengan selimut tipis juga. Antoni cuma bisa menghela napasnya.

Padahal Antoni sangat kepo soal chat media sosial tadi. Bukan itu maksud ikut campur kepribadian seseorang. Jika sampai Andre tau kalau Anita mempunyai hubungan di luar sepengetahuan Andre.

****

Stella telah bersiap untuk keluar, namun di depan pintu kamarnya muncul seseorang. Dengan tampang tidak bersahabat sekali. Namun seulas senyuman santai dari Stella selalu memanjakan pada orang itu.

"Ada apa? Kau rindu padaku?" Pria itu diam tidak berbuat kasar pada Stella. Walau sikap Stella selalu membuat pria itu kesal.

Dengan dorongan kasar dari pria itu, membuat Stella mundur pasrah, Stella kembali masuk kembali ke kamarnya. Padahal niatan dia ingin keluar bertemu dengan sahabat baiknya.

Sebuah ciuman panas dari pria itu tidak dapat dilepas oleh Stella. Pintu yang terbuka kembali tertutup rapat. Stella membiarkan pria itu melakukan sesuka dirinya pada tubuhnya.

Stella sangat suka kebuasan dari pria di depannya, kepala pria itu kini telah turun ke jenjang putih lehernya. Stella cukup memejamkan kedua matanya, membiarkan rasa sentuhan basah dari pria itu menjajarkan seluruh tubuhnya.

Pria itu terus menjilat leher naik turun, kecupan lembut di sana, dan sebuah tangan kanannya meraba sesuatu pada punggung wanita di depannya. Stella hanya mencengkram pundak pria itu. Setelah itu Stella merasakan sentuhan kasar pada dalam bajunya.

"Ada apa?" Stella tiba-tiba membuka matanya setelah aksi pria itu berhenti. Padahal Stella ingin pria itu melanjutkan hasratnya.

Stella benci jika hasrat dia rasakan harus berhenti ditengah jalan. "Kenapa berhenti, kau sudah bosan denganku?" Stella lanjut bertanya.

Pria itu masih diam, dia kembali melihat seluruh wajah Stella dari dua mata hingga seluruh tubuh yang sudah terbuka setengah atas ulahnya tadi. Walaupun Stella telah mempunyai seorang putri, tubuh Stella tetap bagus.

"Ah! Pelan-pelan, Sayang! Aku tahu kau sudah tidak sabar, kita bisa berpanasan dulu," ucap Stella dengan suara manjanya sambil menyentuh dada pria itu. Meskipun masih dilindungi oleh kaosnya.

Kini posisi Stella berada di bawah pria itu. Dapat Stella rasakan embusan napas berburu dari pria itu. Dibalik sembunyi kekesalan pada wajah pria itu. Bisa Stella tahu. Saat ini pria di depannya sedang memiliki masalah. Ya, masalah dengan seseorang.

"Jangan pasang wajah seperti itu, aku tidak suka wajahmu yang penuh emosional. Aku tahu kau sedikit kecewa dengan seseorang. Kita sama-sama merasa kecewa, aku juga sama sepertimu, tapi dibalik semua itu akan ada waktu untuk membalas mereka." Stella merangkul kedua tangan di leher pria itu.

****

maaf ya lama update. ini update pendek. semoga suka :)

avataravatar
Next chapter