webnovel

unSpoken

Hanny_One · Teen
Not enough ratings
42 Chs

BAB 5: Hal Yang Tidak Terduga

BAB 5; HAL YANG TIDAK TERDUGA

Lelaki itu sudah duduk disana semenjak sore. Ia Nampak tidak menghiraukan sekitarnya. Bahkan sudah beberapa wanita yang mendekat tapi semua tidak dihiraukan. Bahkan ada yang ia usir menjauh. Bukan salah mereka jika tertarik dengan lelaki itu. Bagaimana tidak lelaki itu begitu terlihat hot. Dengan kemeja biru muda jas navy dihiasi dengan dasi hitam berleres. semua Nampak pas dibadannya. Tubuhnya yang tinggi 180 cm,bermata biru,dengan kulit bersih. Sepertinya ia seorang blasteran. Wajahnya lebih ke orang Asia tapi mata nya biru.Aroma nya begitu maskulin,membangkitkan hasrat wanita yang mencium aroma nya. Begitu memabukkan.

Ditangan nya melingkar jam tangan eksklusif dari perancang ternama. Sepatunya pun rancangan dengan harga tinggi dari merk ternama. Pakaian nya,tidak diragukan lagi sama mahalnya. Dengan semua hal yang ia pakai pada tubuhnya orang-orang akan tahu ia bukan orang sembarangan. Walaupun ia tidak menunjukkan identitasnya semua terpampang jelas pada penampilannya.

Pukul 22.00

Seorang pria dengan pakaian serba hitam dari atas sampai kepala datang menghampiri nya. Berusaha membujuk nya menyudahi acara minum-minumnya. Ia tidak bisa membiarkan majikannya jatuh pingsan disini. Ia sudah terlalu banyak minum. Semua botol didepannya habis tanpa sisa. Ia tidak akan bertahan jika diteruskan. Ia sudah berjam-jam disana tanpa ada makanan lain yang memasuki perutnya. Ini bisa membunuhnya jika dibiarkan,piker priai itu.

Ia menampik tangan pria itu yang berusaha menjauhkan dirinya dari meja. Tetapi tubuhnya sudah limbung,ia malah terjatuh kelantai. Tangan nya yang menghempas kebelakang menyenggol seorang lelaki yang sedang membawa jus ditangan nya,membuat jus itu tumpah. Pria paruh baya itu segera meminta maaf,dan memesankan kembali jus kepada pelayan. Dua lelaki lain dengan penampilan sama dengan baju serba hitam tapi lebih tinggi dan lebih kekar datang menghampiri. Sepertinya mereka bodyguard nya. Mereka memapah tuannya ketempat yang diarahkan pria separuh baya itu. Mereka membawanya menaiki lift menuju kamar hotel yang sudah dipesan lebih dulu.

Rian adalah lelaki yang tersengoll tangan tuan itu. Ia Nampak kesal. Ia segera mengambil jus penganti yang disuguhkan pelayan. Ia mengeluarkan sesuatu dari kantongnya,dan menambahkan pada minuman yang dipesannya untuk liana.

"untung aku masih punya sisa obatnya" ucapnya sambil mengaduk jus itu. "jika tidak,aku akan kehilangan kesempatan malam ini" lanjutnya

Sesampainya didepan pintu lelaki itu melepaskan tangan kedua bodyguard nya.

"aku bisa sendiri,sampai disni saja" ucapnya sambil mengerakkan tangan nya mengusir mereka semua.

"berika aku kunci kamar nya " ucapnya pada pria separuh baya itu yang Nampak tidak mengindahkan keinginan majikannya.

"tapi tuan anda sedang mabuk. Ijinkan aku mengantar tuan sampai keranjang."

"aku masih sadar saat ini,aku bisa sendiri" katanya dengan sempoyongan,

"sini berikan kepadaku pak handoko" ucapnya sambil menyenderkan tubuhnya didinding sambil sebelah tangannya menekan kepalanya yang berputar-putar.

"baiklah tuan,ini kuncinya" pak handoko menyerahkan kunci kamar itu. Ia tidak ingin berdebat panjang dengan tuan nya Nampak sudah sangat lelah.

Ia segera mengambil kunci itu dan berjalan kekamarnya. Tit. Bunyi kamar terbuka ia melangkah masuk.

"tuan jangan lupa kunci pintu mu" pak handoko meingatkan

Lelaki itu hanya melambaikan tangan nya tanpa menoleh.

Dengan sempoyongan ia memasuki kamar itu,meniti langkah sambil sebelah tangannya berpegangan pada dinding. Ia terduduk dan merebahkan tubuhnya diatas karpet bulu diruang itu dengan sembarangan. Ia sudah tidak sangup berjalan kearah ruang dengan kasur didalam nya. Ia tidak peduli lagi ia Nampak sangat lelah dan sangat mabuk. Ia melepas dasinya,melempar kesembarang arah. Dilonggarkannya sabuk dipinggangnya. Dibukanya beberapa kancing kemejanya. Ia menutup matanya dengan tangan nya. Mengalir bulir-bulir air mata,tidak berapa lama ia terisak menyaksikan segala kenangan lalu yang terbayang. Menari-nari dalam pikirannya. Membuat dadanya sesak tak tertahan. Ia menghapusnya air matanya dengan kasar. Menari nafas panjang berusaha menenangkan dirinya sendiri. Tidak berapa lama Tanpa sadar ia terlelap dengan mimpi yang membuai akan seorang wanita yang ia cinta.

Bayang-bayang nya terasa nyata. Dalam mimpinya ia sedang dipeluk oleh kekasih hati nya. Aroma sampo dari rambutnya begitu nyata,sentuhan tangan nya pada dadanya nya begitu hangat,suara hembus nafas nya terdengar ditelingga. Ketika dirasanya kekasihnya menarik tubahnya menjauh,ia segera memeluk tubuh mungil itu. Sadar mimpinya menjadi nyata lelaki itu membuka matanya,melihat seseorang berada dalam pelukannya yang sedang berusaha melepaskan pelukan itu. Ia segera membanting tubuhnya,memalikkan arah memaksa wanita itu berada dibawah.

Ia menatap wanita itu lekat. Bayangannya sama dengan kekasihnya. Mungkin karena ia sedang mabuk dengan penerangan yang minim dikamar itu karna lampu nya mati ia melihatnya sebagai kekasihnya.

"kau berbeda malam ini sayang,tapi aroma mu masih sama" ia berbisik pada wanita itu

"Aku merindukan mu. Sangat rindu" batinnya sambil bibirnya mulai mencium bibir wanita itu. Rasa manis yang ia dapati begitu mengoda. Walaupun ciuman nya tidak dibalas,ia terus mengecupnya. Bibir lawan nya mulai membalas. Ia makin bersemangat,lidahnya berusaha masuk dari barisan gigi wanita itu. Saat didapatinya lidah wanita itu makin membuatnya terbakar. Ia merasa gejoknya naik. Membangunkan hasrat yang sudah lama dipendam.

"benarkah ini dia? Ini nyata atau aku masih berada didalam mimpi?" tanyanya pada diri sendiri

"jika ini mimpi,kenapa semua sentuhan ini terasa begitu nyata." Ia melepaskan sebentar ciumannya,memandang wanita dihadapannya yang tidak berani membuka mata.

"ia manis," pikir lelaki itu sambil tersenyum "kalo pun ini bukan dia,aku sudah sejauh ini" pikirnya sambil memandang turun dan menoleh kesamping. Melihat wanita itu sudah tidak berbusana karna ulahnya. Ia meangkat tubuh mungil itu. Mengendongnya kekamar.

"aku akan nikmati malam ini" pikirnya sambil merebahkan wanita itu dikasur

Ia membuka kemejanya,melepas celananya. Ia kembali melumat bibir wanita itu yang baru berani membuka matanya. Ia terkejut dan tubuhnya sedikit menegang tapi tidak menolak setiap hal yang dilakukan lelaki itu pada tubuhnya. Ia menikmati setiap sentuhan tangan dan jari lelaki itu pada tubuhnya. Aroma maskulin dari tubuhnya begitu mengoda,aroma khas nafasnya menyeruak membangkitkan gairahnya. Bibir lelaki itu menjalar turun ke leher dan dadanya. Permaianan tangannya begitu lihai.

"aku tidak tahan lagi" ia berbisik sambil mengigit lembut telinga wanita itu "bisakah sekarang ku masukkan" ia meminta persetujuan.

Liana hanya tertegun mendengarnya. Keheningan nya diangap lelaki itu tanda mengiyakan pertanyaan nya. Ia memulai aksinya. Tapi sulit sekali masuknya. Ia berusa kembali beberapa kali hentakan lembut. Saat masuk ujungnya,lalu setengahnya. Ia menyadari liana yang meneteskan air mata.

"aneh" pikirnya. "apakaj mungkin ia masih perawan?" ia tersadar wanita ini memang bukan kekasihnya. Ia memandang kebawah,melihat adik kecilnya yang sudah masuk setengah lalu memandang liana yang Nampak kesakitan. Ia ingin menghentikan nya,tapi hasratnya mengalahkan nya.

"aku tidak bisa menahannya" pikirnya "mungkin ini salah satu wanita yang dikirim radit untuk menghibur ku malam ini" batinnya bergejolak. "aku masuk perangkapnya malam ini" lanjutnya menyadari kesalahnya.ia masuk perangkap malam ini.

Ia memeluk liana erat. Menenangkannya "tak apa,sakitnya hanya sebentar" bisiknya. Ia mengecup keningnya,lalu pipinya,berusaha membuatnya rileks. Lalu mencium bibirnya,sambil berusaha memasukkan adik kecilnya lebih dalam. Sekali dua kali hentakan. Blesss. Semua tengelam disana. Tubuh liana menegang merasakan nya. Lelaki itu memandangnya lembut,mengusap rambutnya,

"aku akan pelan-pelan" katanya.

Ia lalu memompa pingulnya pelan,rasa begitu nikmat. Setelah sekian lama ia tidak berhubungan badan. Kali ini ia sudah tidak bisa menahannya.Liana Nampak mulai menikmatinya,ia menambah lajunya. Dan akhirnya malam itu berakhir dengan kenikmatan untuk keduanya.