webnovel

Pengalihan

Sudah 2 hari Chris sengaja menjaga Clara di rumah Mr.K, namun Clara maupun Chris belom juga mendapat kabar oleh Mr.K.

Selama 2 hari juga Chris cuti dari kantornya demi kepentingan kakaknya itu.

Awalnya Chris tak berani bilang pada Clara bahwa selama ini ia tinggal di rumah itu ia mengambil cuti dari kantornya, namun hari ini Chris terpaksa mengatakannya pada Clara karena baru saja Chris mendapatkan panggilan telefon dari kantornya yang mengatakan bahwa ada masalah internal di kantornya, dan hanya dapat diselesaikan olehnya.

"Clara ... maaf sepertinya aku harus meninggalkan mu sendiri hari ini dirumah, ada pekerjaan yang harus aku tangani" ucap Chris pada Clara saat sedang sarapan di ruang makan.

"Ah iya tak apa ..., aku justru yang harusnya meminta maaf padamu .. karena aku kau harus menelantarkan pekerjaan mu"

"Tidak ... tidak usah minta maaf, lagian aku senang mendapatkan tugas dari kakakku"

"Mmm ... apakah kau sudah mendapatkan pesan ... atau informasi mengenai kakak mu ?"

Chris tertegun sejenak, lalu menggelengkan kepala nya.

Sejujurnya Chris tak enak melihat wajah Clara yang lebih terlihat murung dengan kondisi seolah menyalahkan dirinya. Chris ingin Clara berbagi cerita dengannya, ia ingin menjadi berguna untuk Clara, karena Chris menganggap bahwa Clara adalah kekasih kakak nya, yang nanti nya akan menjadi kakak iparnya.

"Kalau kakak sudah memberi kabar padaku,aku akan memberi tahumu" ucap Chris seolah menenangkan Clara.

Clara hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban.

"Ada yang ingin kau titipkan padaku saat aku keluar ?"

Clara tampak memikirkan sejenak, sebelum menjawab pertanyaan Chris itu.

"Mmm ... bisakah kau membeli ku sushi ? aku sudah lama tak makan itu" ucap Clara pada akhirnya.

"Baiklah ... nanti aku akan membelinya saat pulang nanti"

Setelah itu Chris beranjak dari ruang makan dan berjalan keluar berpamitan dengan Clara.

"Kak .. sebenarnya kau dimana ? bagaimana kau bisa meninggalkan kekasih mu tanpa memberi informasi sedikitpun padanya" gumam Chris pada diri sendiri saat membuka pintu mobilnya.

...

...

Seorang pemuda tampak mengetukkan jarinya dimeja nya dengan raut muka yang serius.

Sesekali pemuda itu menghela nafasnya kasar.

Telefon pemuda itu tiba tiba berdering memecah pemikirannya yang bercabang.

Dengan cepat pemuda itu mengambil handphonenya yang tergeletak begitu saja di meja nya.

"Bagaimana apakah kau sudah mendapatkan jejak nya ?"

"Maaf kan aku ... aku belom mendapatkan jejaknya bos"

"Lalu bagaimana mengenai Clara, apakah ada tanda tanda ia akan keluar dari tempat persembunyiannya ?"

"Belom ada tanda tanda nya juga bos .... bos bagaimana kalau kita memancingnya dengan hal lain ?"

"Apa maksudmu ?"

"Kakak nya"

Jackson tampak berfikir sejenak, dan kemudian dia menyetujui ide bawahannya itu.

Setelah memberi saran itu, Jackson pun memutuskan telefonnya, dan segera menghubungi Jessi.

Jackson mengatakan pada Jessi bagaimana keadaannya saat ini.

Awal nya Jessi tak menyetujui ide Jackson, namun jika Jessi tak menyetujui saran Jackson berarti kerjanya akan sedikit terhambat, maka akhirnya Jessi menyetujui ide Jackson.

"Aku akan mencobanya"

Itu kalimat yang di lontarkan Jessi saat menyetujui ide Jackson.

...

...

Jessi kini sudah berada di ruangan Jacob menghampiri sang kekasih.

Jessi tak langsung menjalankan ide Jackson itu secara langsung, melainkan ia mengulur waktu dengan berlarut pada pekerjaannya terlebih dahulu.

"Honey...."

"Tumben kau memanggilku seperti itu saat di dalam kantor, biasanya kau tak mau memanggilku seperti itu saat di kantor" ucap Jacob pada Jessi.

"Aneh ya ?"

"Sedikit ... ada yang kau inginkan ?"

"Mmm ... kapan kita bisa bertemu adikmu lagi ?? bisakah kita bertemu dengannya ?"

Jacob tampak menautkan alisnya bingung.

"Ada apa ? kenapa tiba tiba mencari adikku ?"

"Tidak ada ... hanya saja aku merasa nyaman dengan mengobrol dengan adikmu ... aku ingin dekat dengan keluargamu"

Wajah Jacob tampak senang mendengar penuturan kekasih nya yang mengatakan bahwa ingin dekat dengan keluarganya.

Bukankah berarti itu pertanda baik untuknya ?

"Nanti akan kucoba menghubunginya kalau kau mau ?" ucap Jacob menyenangkan sang kekasih.

"Tentu saja aku mau... aku sudah tak sabar ingin bertemu dengannya"

"Seantusias itukah dirimu ?"

Jessi tak menjawab melainkan hanya terkekeh kecil menanggapi Jacob yang sedang menatapnya.

'Seperti nya aku berhasil menjebakmu Honey'

————-

Maaf atas keterlambatan up, seya lagi banyak kerjaan sampai minggu depan.... jadi kemungkinan minggu depan juga akan ada keterlambatan up 🙏🙏🙏,

Seya tetap usahain up kok 😁

Leave comment and vote 😊

Next chapter