webnovel

Twins Bad Girl And Mafia

Misi~ kasih power stone setiap hari untuk karya ini ya, supaya masuk rank dan dibaca lebih banyak orang! *** "Aku selalu berfikir apa alasanmu mengajakku mendirikan Clan Mafia kak" Adeeva Mishall Mandres "Sesuatu yang berharga tidak bisa dilindungi hanya dengan kasih sayang, lakukan apa yang bisa membuatmu kuat dan membuat lawanmu tunduk terhadapmu" Adeera Mishall Mandres. Adeera Mishall Mandres dan Adeeva Mishall Mandres, dua gadis kembar yang menaklukan dunia malam 4 tahun setelah mereka mendirikan dua clan mafia berpengaruh.

FIFIanNUR31 · Teen
Not enough ratings
297 Chs

Sebuah Misi 3

*Bandar Udara Internasional Malpensa. Varese, Italia.

Suara pengumuman datangnya pesawat jurusan Indonesia-Italia terdengar, beberapa pria berpakaian mewah terlihat bersiap menyambut datangnya seseorang.

Tak..

Tak..

Langkah seorang gadis berusia 17 tahun tampak menarik perhatian mereka, gadis itu melangkah menuju tempat mereka berada. "Mr Johan?" tanya nya langsung, ia bertanya sambil membuka kacamata hitamnya.

Sejenak mereka di tarik kedalam manik hazel gadis itu, terperangah karena manik matanya sedalam samudera. Deheman gadis itu membuat mereka sadar, dengan segera mereka semua menunduk.

"Selamat datang Miss Eva," sambut mereka menggunakan bahasa Italia. Gadis itu mengangguk dan menyodorkan koper kecil miliknya, ia melenggang di ikuti mereka semua.

"Tuan muda kalian sedang sibuk kan?" tanya Eva menggunakan bahasa Italia, satu pria yang Eva taksir adalah pemimpin mereka mengangguk.

"Benar Miss, Tuan Vaino sedang di kirim Tuan besar ke Trieste. Karena tahu anda tidak tenang di dekat putranya,"

Pria itu menjawab dengan sopan, wah.. Jangan sampai Eva kepicut, tidak baik menyukai bodyguard Mr Johan! Dapat di pastikan pria yang berdiri di samping nya ini juga seorang mafia!

"Baiklah, ngomong-ngomong.. Siapa nama anda?" tanya Eva penasaran. Alis pria itu terangkat. Smirk kecil terlihat di bibir tebalnya, "Anda menanyakan nama saya? Heee?"

Blush..

Mendengar pria itu mengeluarkan nada jahil, pipi Eva memerah. Ah, tidak.. Dia terkena perangkap, "Tidak, saya tidak menanyakan nama anda!"

Bagaimana bisa lo nanya hal itu Eva?!

Bodoh!__ Eva berteriak frustasi didalam hati.

Mendengar suara ketus Eva, tawa pria itu menyembur keluar. Ia terbahak saat menyadari Eva tampak salah tingkah karena dirinya, waduh. Tatapan tak senang dari teman-teman nya sangat terasa, ia melirik ke belakang dan menaikkan sebelah alisnya.

"Nama saya Rien Achelos, pemimpin mafia Phantom Dark," pria itu memperkenalkan dirinya pada Eva. Ah, ternyata Phantom Dark.. Gumam Eva pelan.

Phantom Dark. Seperti namanya, para anggota Phantom Dark selama ini bertahan dengan cara bersembunyi di gelap malam. Phantom Dark adalah mafia kecil di Italia, walau kecil. Kehebatan mereka sudah di akui oleh Misha, itu artinya mereka memang sangat kuat, sampai-sampai mendapat pengakuan dari satu penguasa dunia malam.

Eva mengangguk saja, akhirnya ia tahu Clan mafia mana yang mendapat pengakuan langsung dari kakaknya. Syukurlah ia mendapat rekan yang kuat, setidaknya beban yang dipikul Eva karena Duo E tak bisa ikut bisa diringankan.

***

Mobil mewah yang berisikan Eva dan Rien beserta anak buahnya, berhenti didepan Mansion besar bernuansa kontemporer. Rumah seorang Centibillionaire memang tidak pernah mengecewakan.

"Selamat datang para pekerja Tuan besar," sambut seorang wanita berseragam hitam-putih.

Eva hanya mengangguk, ia malas bicara sekarang. Mereka di antarkan menuju ruang kerja Mr Johan, jika diperhatikan. Sekarang bodyguard Mr Johan lebih banyak dari terakhir ia ke sini.

Brukk..

"Ahh, maafkan saya" ujar Eva saat merasakan dirinya menabrak seseorang. Sepasang mata polos menatap Eva kagum, "Uwaaa! Kakak cantik banget! namanya siapa?"

Eva menunduk untuk menatap gadis kecil yang hanya se-perut nya, ia tersenyum dan menunduk guna mensejajarkan diri dengan gadis kecil.

"Eva, nama kakak Eva.. Adik nama nya siapa?" tanya Eva ramah. Dengan semangat gadis kecil itu menjawab, "Crisia! Crisia Bezos!"

Eva tersentak, ia menatap maid disampingnya untuk mencari tahu. Apa yang dikatakan gadis kecil ini benar atau bohong semata, "Dia memang Nona muda, Miss.. Nona Crisia adalah Putri bungsu Tuan besar"

"Oh! Hi Nona Crisia, senang bertemu dengan anda" ujar Eva tersenyum manis.

Cup..

Setelah mencium pipi Eva, gadis kecil itu berlari pergi. Eva memegang pipi kirinya yang dicium, tersenyum karena perlakuan gadis itu padanya.

"Aaah, sepertinya aku mendapatkan cinta dari Nona muda di keluarga Bezos" celetuk Eva berdiri tegak.

"Tolong segera antarkan kami ke ruang Mr Johan," pinta Eva diangguki Maid itu.

Tok..

Tok..

"Tuan besar, Miss Eva sudah sampai" ujar Maid itu memberitahu orang yang ada di dalam ruangan.

Setelah mendengar suruhan masuk, Eva dan Rien memasuki ruangan itu. Mereka berdua menunduk sebentar pada pria tua yang tengah duduk didepan banyak berkas.

"Selamat datang Miss Eva, saya senang anda menerima permintaan saya." pria itu tampak menaikkan kacamata berwarna emasnya, Eva sangat yakin kalau kacamata itu memang terbuat dari emas.

Pasti berat__gumam Eva dibatin, menatap ngeri kacamata pria didepannya.

"Tentu saja saya menerima nya, anda adalah pelanggan tetap kami.. Menolaknya sama saja membuang berlian," Eva berkata dengan tegas, pria didepannya tertawa puas mendengar pujian untuknya.

"Ayo kita minum teh dahulu," ajak pria itu bangkit dan memperbaiki dasi nya yang agak melorot.

Mereka bertiga terlihat duduk menikmati secangkir teh ditaman Mr Johan, tak tahan dengan keheningan yang terjadi. Eva pun angkat bicara, "Jadi.. Tugas saya kali ini menjadi bodyguard siapa?"

"Hohoho, Miss Eva memang berbeda dari Miss Misha.. Syukurlah anda tidak bisa tenang dengan keheningan tadi, jika Miss Misha yang ada diposisi anda mungkin kita malah tidak akan membahas pekerjaan anda" kekeh pria tua itu seraya meletakkan cangkir teh nya.

Yang dikatakan pria itu memang benar, Eva tidak tahan dengan kesunyian. Sedangkan Misha malah lebih suka kesunyian, meski pun mereka kembar. Tapi kepribadian dan sifat mereka bertolak belakang, Eva mengakui itu.

"Misi anda menjaga Putri saya, pasti anda sudah tau Putri saya kan?" lanjutnya, Eva mengangguk guna membenarkan.

Eva berkata, "Iya, tadi saya sempat bertemu Putri anda?" Kening Eva tampak berkerut karena memikirkan sesuatu, "Tapi.. Kenapa anda menyewa saya?" lanjut Eva bertanya.

"Saya hanya tidak ingin Putri saya tersayang, dijaga oleh pria.." jawab nya sederhana.

Owalah, ayah yang Over protective toh.. Wajar saja sebenarnya, Crisia adalah satu-satunya Putri Johan Bezos. Tiga anaknya yang lain adalah pria, dan ketiganya suka bertengkar masalah harta. Hanya putrinya yang tidak memikirkan hal ini, sehingga ketakutan Johan tentang Crisia yang terluka lebih besar daripada rasa takut kehilangan putra-putranya.

"Baiklah saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga Nona Crisia," Eva berkata dengan sangat serius, itu membuat Johan tersenyum puas.

***

Oke, sepertinya tanggapan Eva tadi siang berlebihan. Ia ingin rasanya menyerah dan kembali ke mansionnya! Eva kira Crisia adalah gadis penurut dan tenang, nyatanya tidak! Crisia sangatlah aktif bagi anak umur 5 tahun!

"Nona, kita sebaiknya istirahat terlebih dahulu." ujar Eva dengan napas ngos-ngosan.

"Tidak Evaa, aku mau main sama mereka!" tunjuk Crisia pada anak-anak berusia 8 tahun didepannya.

Ia berlari menuju anak-anak itu berada dan menyapa mereka dengan riang, sambutan yang diterima Crisia bukanlah hal yang bagus. Mereka mengusir Crisia dengan cara mendorong bahu Crisia.

"Hei!" seru Eva marah, ia murka saat Crisia terduduk di lantai akibat dorongan tadi.

"Dasar anak kurang ajar! Mau ku pukul ha?!" tanya Eva marah, anak-anak itu ketakutan dan menangis keras.

"Astaga malah nangis lagi!" keluh Eva memijit pangkal hidungnya.

Sringg..

Degh..

Eva merasakan hawa membunuh sontak menoleh kebelakang, Ia berlari dan memeluk Crisia dari belakang.

Dor!

Dor!

"Kyaaaaa!!"

Suara letusan senjata api membuat semua orang berteriak ketakutan, mereka segegra tiarap dan menutup telinga rapat-rapat.

Tap..

Eva segera menutup mata Crisia yang ingin membuka mata, ia mengikat sebuah kain dimata Crisia. "Jangan dibuka yah, ini tidak baik di lihat olehmu" bisik Eva menenangkan Crisia yang ketakutan.

"Crisia! Crisia!"

Mr Johan terlihat mendekati keduanya dengan wajah khawatir yang ketara, ia dibuat shock dengan darah yang menetes dari bahu dan leher Eva.

"Miss Eva! Anda terluka!" seru Mr Johan. Eva menyerahkan Crisia pada ayahnya, "Aah, luka dibahu itu menyebalkan"

Eva menggerutu kesal sambil menatap bahunya yang terluka akibat tembakan senjata api.

"Tentu saja aku harus menghukum pelaku nya," gumam Eva.

***