webnovel

Twins Bad Girl And Mafia

Misi~ kasih power stone setiap hari untuk karya ini ya, supaya masuk rank dan dibaca lebih banyak orang! *** "Aku selalu berfikir apa alasanmu mengajakku mendirikan Clan Mafia kak" Adeeva Mishall Mandres "Sesuatu yang berharga tidak bisa dilindungi hanya dengan kasih sayang, lakukan apa yang bisa membuatmu kuat dan membuat lawanmu tunduk terhadapmu" Adeera Mishall Mandres. Adeera Mishall Mandres dan Adeeva Mishall Mandres, dua gadis kembar yang menaklukan dunia malam 4 tahun setelah mereka mendirikan dua clan mafia berpengaruh.

FIFIanNUR31 · Teen
Not enough ratings
297 Chs

Mantan Misha?!

Happy Reading guys, semoga menghibur...

***

Misha mendesah lelah karena sampai tepat waktu, jika dirinya telat sedikit saja, Tamatlah wajah cantik Eva! Misha menatap tajam kucing di tangannya, kucing itu tampak menggantung karena Misha hanya memegang leher bagian belakang si kucing.

"Kucing ini gak waras yah? Di bantu hidup malah songong!" sinis Misha menatap kucing itu tak suka. Melihat kucing itu malah mencakar lengannya, Misha mengancam, "Lo mau gue jadiin sate, Hah?!"

Sebuah keajaiban karena kucing itu memahami perkataan Misha, mungkin sudah menjadi instingnya untuk patuh saat dalam bahaya. Merasa kucing itu sudah tenang, Misha membantu Eva yang terduduk untuk berdiri, menanyakan apa ada yang sakit pada adiknya itu.

"Engga ada kok, cuma kaget aja..." ungkap Eva jujur, tidak ada alasan untuknya berbohong kan?

"Baguslah, kalau lo terluka karena ni kucing... Gue jamin, jadi sate lo!" ujar Misha menatap kucing itu sinis, tangannya bergerak untuk melempar si kucing ke sembarang arah, namun Eva menahan sang kakak.

"Mau apa?!"

"Mau buang, kucingnya pembawa sial!" ucap Misha tajam. Namun, kemarahan Misha seolah tersedot lubang hitam saat mendengar suara Richard, anak buah kesayangannya.

"Sudah di hancurkan?" tanya Misha lembut. Richard mengangguk mantap, ia tersenyum dan berkata, "Sudah Miss, sesuai keinginan anda... Siswi yang terkena besi itu sudah kami kirim ke rumah sakit."

Aaaah, Richard ini sangatlah imut! Bagaimana pria berumur 20 tahun terlihat seperti anak berusia 10 tahun?! Oke, Misha berlebihan.

Tak tahan dengan pesona ke imutan Richard, tangan Misha melepas kucing itu dan mencubit kedua pipi Richard gemas. Eva yang hanya diam menyaksikan itu kaget dan segera menangkap kucing, yang hampir terhempas di lantai.

"Kakakku menyeramkan," gumam Eva membalikkan tubuhnya, ia lebih baik pergi ke kelas, daripada menyaksikan ke 'bumut' an bodoh sang kakak.

'Bumut', Kepanjangan dari Budak Imut. Misha terkena penyakit yang Eva simpulkan itu sejak umur 14 tahun, dia sampai malu sendiri jika kakaknya sedang kumat seperti ini.

"Iih, Richard... Pipi tembem lu gemesin..."

Misha tidak bisa menahan dirinya, dengan wajah memerah ia mencubiti pipi tembem Richard. Tidak ada lagi embel-embel 'Bang' yang biasa ia gunakan, Misha benar-benar menganggap Richard anak kecil sekarang.

"Miss... Pipi saya sama sekali tidak tembem," tolak Richard kurang suka, sebagai pria, sepasang pipi tembem itu memalukan! Apalagi dirinya adalah pemimpin Gold Moonlight saat Misha tidak ada!

"Enggak Richard! Pipi lo yang terbaik!" pekik Misha memeluk Richard.

Degh!

Jantung Ryan berdegup keras, dirinya sangat kaget saat melihat adegan di depannya. Misha, pacarnya, tengah memeluk seorang pria di depan umum! Hatinya menyuruh untuk mendekat dan menanyakan kebenaran pada Misha, namun tubuhnya bergerak pergi menjauh.

Akh! Dasar hati dan tubuh tidak sikron! Menyebalkaan!__pekik Ryan sakit hati di benaknya.

Lain halnya dengan Richard. Pria yang di peluk Misha itu justru biasa-biasa saja, itu karena dirinya sudah sering menjadi target kambuhnya penyakit 'Bumut' Misha.

Tes...

Richard merasakan sesuatu yang menetes di tangannya, saat melirik ada apa gerangan, mata Richard melotot. Ia segera menarik tangan Misha untuk melepaskan pelukan erat dari Pemimpinnya.

"Miss... Apa ini?" tunjuk Richard pada lengan kiri Misha yang berdarah, oke... Misha sadar, ia membangkitkan sosok ke ibuan dari Richard.

"Misha! Luka mu harus segera di obati!" bentak Richard, pria itu menggendong Misha ala bridal style dan membawanya ke Uks.

Dalam hati, Misha sangat bersyukur karena sekarang sudah jam pembelajaran. Para murid sangat jarang keluar, setelah bel berbunyi.

Brak!

"Eee Ayam kuntil!" gagap seorang wanita saat pintu Uks di dobrak begitu saja.

"Astaga, anak zaman sekarang meresahkan sekali! Tidak bisa kah kalian memperhatikan dokter tua ini?" omel nya berkacak pinggang.

Richard mengabaikan wanita yang tidak lagi muda itu, dirinya fokus meletakkan Misha di atas matras Uks. Saat merasakan pukulan di punggungnya, Richard berbalik sambil memasang wajah marah.

Wajah penuh emosi Richard itu menyeramkan, di tambah, bekas luka codet yang terlihat jelas memanjang dari pipi atas kanan sampai kiri bagian atas pula. Setidaknya, wajah itu mampu membuat mental orang jatuh, saking takutnya.

"M-m-m-m-maafkan saya!" pekik wanita itu segera sujud meminta ampun pada Richard.

"Obati Misha!" titah Richard dingin.

Wanita tua itu segera mengangguk, dirinya mengambil kotak p3k nya dan mengobati luka bekas cakaran itu dengan teliti. Setelah selesai, Richard menyuruhnya untuk membelikan makan siang untuk Misha, tentu saja dokter tua tersebut tidak dapat menolak.

"Miss, tugas saya sudah selesai... Saya pamit kembali ke markas," ujar Richard membungkuk hormat pada Misha.

Enggan merespon karena lengannya nyut-nyutan, Misha hanya mengangguk, Richard pun paham apa yang Misha rasakan, ia melenggang pergi untuk segera mengurus berkas penting Gold Moonlight.

****

Hujan deras mengguyur bumi, aroma khas yang datang bersama hujan memenuhi ruangan Uks. Aroma sejuk itu mampu membangunkan Misha dari tidur panjangnya, ia memaksakan diri untuk duduk dan menatap jendela di sampingnya.

Jedar!!

Tepat saat dirinya menoleh, guntur menyambar lurus di langit. Membuat Misha terpesona sebentar, perasaan tak enak mengisi relung hatinya. "Sebentar, perasaan ini... Sangat tidak enak," gumam Misha menggenggam erat kemeja sekolahnya.

"Apa ada sesuatu hal buruk yang akan terjadi? Lezzy, Devi... Apa kalian punya tebakan?" tanya Misha amat sangat pelan.

Tidak! Misha bodoh, kami ini hanya kepribadian yang masuk dalam tubuhmu. Kami sama sekali tidak mengetahui masa depan __ucap Lezzy malas

Seperti yang dikatakan Lezzy, kami tidak bisa berbuat apa-apa. Tugas kami hanya menonton, dan menolong, saat benar-benar diperlukan__ujar Devi menimpali.

"Benar juga, tapi firasat ku benar benar buruk."

Devi atau pun Lezzy hanya terdiam begitu mendengar pernyataan Misha, setelah gadis berusia 18 tahun itu berkata demikian, mereka juga mendapat firasat buruk.

Ah, lo mah gaasik, masa firasat buruk di bagi-bagi__ketus Lezzy diangguki Devi.

Perasaanmu ini meresahkan Misha__ungkap Devi jujur, sangat-sangat jujur.

Malas menanggapi dua kepribadian gandanya, Misha memilih untuk beranjak dari Uks, ia ingin melihat hujan secara langsung, bukan dari balik jendela.

"Terimakasih perawatannya," ujar Misha tersenyum pada dokter sekolahnya.

"Sama-sama nak, lain kali jaga diri yah... Meski binatang imut, bukan berarti mereka lemah." pesan dokter itu tersenyum manis, Misha mengangguk paham dan beranjak pergi.

Tes...

"Hujan..." gumam Misha menadah air hujan menggunakan lengan kanannya, sebuah senyum tercipta saat mata hazel Misha menangkap sebuah pelangi di langit.

Merasa ditatap dalam dari kejauhan, Misha langsung menemukan pelaku itu, ia menatap sosok yang ada dibawah guyuran hujan, dengan payung bening di tangan.

"Perasaanku, semakin tidak enak..." gumam Misha saat sosok itu melambaikan tangan pada Misha.

Mata Misha menyipit untuk memastikan, tidak mungkin sosok itu goblin seperti di film nya kan? Tetapi, Goblin di drakor itu tampan luar biasa. Sedangkan ini? Kaya kenalpot hidup!

"Honey, Aku kangen..." lirih sosok itu, setelah melangkah dan berhenti di depan Misha.

"Anak nge--"

***

Mueheheh...

Gak kerasa udah 42 aja yak, gehe makasih udah bertahan selama ini...

luuuv yuuu