webnovel

MODUS

Sepulang sekolah, seperti biasanya Anggara bersiap-siap untuk segera mengunjungi Sarah. Dengan tergesa-gesa ia langsung merapikan buku-bukunya dan bergegas pergi meninggalkan sekolah saat itu juga bila Bella tidak mencoba menerobos untuk duduk di motor Anggara.

"Loe ngapain duduk dimotor gue, Bell?" tanya Anggara.

"Gue bingung sama loe, kenapa sih tiap pulang sekolah loe selalu buru-buru mulu?"

"Mulai lagi deh kepo loe, sumpah ganggu banget." keluh Anggara yang hanya bisa menggeleng-geleng kepalanya saja, baginya sikap kepo dari Bella inilah yang terkadang sedikit membuatnya kesal kepada Bella .

"Gue mau bimbel, udah mendingan loe minggir deh sekarang."

"Antarin gue pulang dong Angga, boleh gak?" tanya Bella yang langsung to the point dan tak ingin membuang kesempatan saat ini.

"Gue gak bisa, lagian rumah loe aja gue gak tahu dan buang-buang waktu gue aja kalau seandainya rumah loe jauh."

"Rumah gue dekat kok, boleh ya? soalnya Bokap gue gak bisa jemput hari ini dan uang jajan gue habis buat beli jajan dikantin." Ia berusaha membujuk Anggara yang kala itu hanya memperlihatkan wajah kesal dan merasa terganggu.

"Beneran bokap loe gak jemput atau loe yang minta beliau gak jemput loe?" tanya balik Anggara yang sebenarnya udah cukup paham modus-modus dari para wanita seperti Bella, ia juga gak terlalu bego untuk bisa diperdaya oleh Bella dan kelihatannya membaca situasi juga cukup mengesankan.

"Tau aja loe, tapi mau ya antar gue? sekali ini aja!" Bella yang sudah ketahuan bohong tak kehilangan akal, ia langsung memasang wajah sedih seraya terus memohon kepada Anggara dan berharap setidaknya Anggara sedikit saja mengasihani dirinya.

"Harusnya loe itu berhenti ngejar-ngejar gue, buat hidup orang susah aja." keluh Anggara lagi yang sudah sedikit kelelahan karena udara panas disiang hari, biasanya kepribadian Anggara akan sedikit membosankan dan belum lagi perkataannya yang agak kasar setiap pulang sekolah tak jarang membuat beberapa siswa lain tak ingin mengganggunya apalagi pulang bareng dengannya karena setahu mereka seakan moodnya akan langsung berubah tergantung keadaan cuaca saja.

"Tunggu disini dulu!" perintah Anggara lagi, lalu ia sedikit menjaga jarak dari Bella seraya menghubungi seseorang .

"Halo tante, Anggara agak telat ya datang kerumah hari ini."

"Loh kenapa nak?"

"Ada urusan sedikit disekolah , gak apa-apa kan tante?"

"Gak apa-apa kok Anggara, lagian tante gak maksa kamu kok buat tiap hari datang karena kewajiban kamu disekolau itu jauh lebih penting."

"Yaudah kalau gitu makasih ya Tante." Anggara langsung mengakhiri panggilannya dan berjalan kembali menghampiri Bella.

"Turun dulu, biar gue nyalakan motornya." tukas Anggara yang langsung dituruti oleh Bella, lalu setelah itu barulah secara percaya diri Bella menaiki motor Anggara seraya memeluk erat cowok itu .

"Gak masalah kan aku peluk kamu, soalnya aku takut jatuh."

"Hmmm..." gumam Anggara yang juga tak ambil pusing hal tersebut, lagipula selama tidak membuatnya risih pastinya tak akan ada masalah apapun selama masih dijalur yang aman dan tidak keluar batas yang membuatnya layak disebut mengkhianati Sarah.

"Dimana rumah loe?" tanya Anggara .

"Perumahan Mustika, tahu?"

"Oh perumahan itu, kebetulan mantan teman SMP gue juga pernah tinggal disana jadi gue tahu kok. Tapi gue antar sampai gerbang depan perumahan aja ya soalnya gue ada urusan." ucap Anggara setengah berteriak agar suaranya bisa terdengar jelas ditelinga Bella.

"Oke deh, hari ini boleh disana tapi kapan-kapan sampai rumah ya." teriak balik Bella yang membuat Anggara cuman bisa tersenyum geli saja, tak bosan-bosannya ia harus mendengarkan rayuan gombal dari Bella selama beberapa bulan terakhir ini .

Untung saja obrolan ringan diantara keduanya berhenti sampai detik itu juga, sebab Anggara pastinya takkan sanggup harus terus-menerus tersenyum mendengarkan segala bentuk gombalan dari Bella apalagi suara berisik disekitar mengganggu pendengaran mereka yang terasa tidak nyaman untuk saling mengobrol.Hingga tak terasa dua puluh menit kemudian akhirnya mereka tiba juga didepan gerbang perumahan mustika.

"Dah nyampek nih, turun!" perintah Anggara yang langsung menghentikan motornya tepat didepan gerbang.

"Makasih ya Anggara, aku makin sayang banget sama kamu deh." ucapnya tanpa merasa malu sama sekali.

Anggara hanya bisa menggelengkan kepalanya saja seraya menyentil kening Bella sampai membuat gadis itu kesakitan.

"Loe itu kurang-kurangin deh bicara blak-blakan tentang perasaan loe ke gue, gue gak bakal tanggungjawab ya sama perasaan loe itu."

"Loe hobi banget sih nyentil gue, sakit tahu!" keluh Bella yang mengelus-elus keningnya .

"Lagian gak ada kali salahnya cewek menyatakan cinta sama cowok, itu haknya gue jadi Loe harus menerima itu dengan sepenuh hati." keluh Bella lagi mencoba mempertahankan argumennya .

"Terserah loe deh, yaudah gue balik ya."

"Hati-hati dijalan ya, semangat bimbelnya."

Anggara hanya tersenyum saja dan kembali menyalakan motornya , tanpa hitungan detik ia langsung pergi dari sana dan membiarkan Bella berteriak-teriak dari kejauhan selayaknya seorang fans yang bertemu dengan idolanya dan saat ini Anggara sedang berada diposisi seorang idola.

Singkat cerita tak mau berlama-lama, Anggara langsung menuju Rumah Sarah sebab ia harus memastikan kalau Sarah telah makan siang dan meminum semua obatnya sebab belakangan ini Sarah terlihat muak untuk mengkonsumsi obat dan tak jarang selalu berpura-pura telah meminumnya.

Namun ditengah jalan, ia tak sengaja melihat sebuah boneka Pikachu yang dipajang didepan Toko boneka pada saat lampu merah, alih-alih tak memperdulikan malahan Anggara menyempatkan diri untuk mampir ke toko tersebut dan membelikan boneka pikachu saat itu juga.

"Buat pacarnya ya mas? atau gebetannya?" tanya Kasir toko yang terlihat ramah seraya membungkus boneka itu dengan plastik transparan dengan pita pink yang membalutinya.

"Buat adik kok mbak, oh iya nih uangnya mbak." ucap Anggara yang langsung bertukar barang dengan Kasir tersebut.

"Semoga adiknya suka ya mas."

"Iya mbak, makasih ya." ucap Anggara lagi sembari tersenyum puas atas bungkusan rapi dari kasir tersebut.

Dan rasanya ia cukup geli setiapkali ia membayangkan status hubungannya dengan Sarah, padahal jelas-jelas ia adalah tunangan dari Sarah tetapi entah kenapa ia selalu saja berusaha menutup-nutupin hal itu seakan ingin memberikan kesempatan bagi gadis lain buat mendekati dirinya walau pada akhirnya ia akan menolak gadis itu demi menjaga kesetiaannya pada Sarah.

Dan disepanjang perjalanan kerumah Sarah, ia tak bisa berhenti memikirkan Sarah yang selalu saja mengkhawatirkannya sebab baginya satu hari saja ia tidak menemui wanita itu rasanya tidak nyaman meski ia menyadari kalau ia sama sekali tidak memiliki perasaan apapun pada Sarah sebab seluruh rasa cintanya kini hanya tertuju pada Bella dan segala keabsurdannya yang terkadang selalu menyebalkan dan membuat kangen.Mungkin saja hal itu dikarenakan Bella adalah cinta pertamanya dan satu-satunya orang yang mampu membuatnya berhenti melihat kearah buku .