webnovel

Orang ganteng kok mencurigakan

***

“Kamu ngapain?” Maira bertanya kepada Rama yang belakangan ini sikapnya menjadi aneh, anak laki-lakinya itu sering pulang tepat waktu dan duduk di ruang keluarga sembari memantau kamera keamanan dari komputer tabletnya.

“Enggak ada.”

“Kamu lagi nunggu orang?” Rama lagi-lagi menggeleng, laki-laki itu mendesah panjang sembari menutup computer tabletnya dengan perasaan kecewa karena Kara dan anak laki-laki yang biasanya bersama anak perempuan itu tidak kunjung mendatangi rumahnya.

“Ram!”

“Apa bunda..” Maira sedikit terkejut karena sudah lama sekali tidak melihat anaknya bersikap manja seperti ini.

“Kamu itu kenapa? belakangan ini aneh tau enggak, bagus sih enggak pernah pulang larut lagi. Tapi itu sepatu sebanyak itu di gudang buat apaan?” Rama tidak mau menjawab karena laki-laki itu masih merasa kecewa.

“Bund, emangnya tampang Rama mencurigakan ya?”Lagi-lagi Maira merasa terkejut dengan kelakuan anaknya.

“Kamu nih aneh-aneh aja pertanyaannya.”

“Serius bunda, tampang Rama emang nyeremin ya? mencurigakan gitu?” kali ini laki-laki itu membuka computer tabletnya kembali dan mengamati wajahnya di sana.

“Enggak! orang ganteng begini kok mencurigakan.”

“Ck, tapi kok mereka enggak mau ke sini ya?” gumam laki-laki tersebut.

“Mereka sia-“ perkataan Maira terputus karena tiba-tiba saja Rama bangkit dari duduknya.

“Astaga Rama! Bisa jantungan bunda.”

“Maaf bund, tapi Rama harus kedepan sebentar.”

Rama begegas turun dari Club Car Face Forward yang di kendarai oleh kepala pelan di rumahnya, laki-laki itu mendekati post ke amanan dan mendapati dua anak yang sudah di tunggunya sejak satu minggu yang lalu itu berdepat dengan satpam.

“Kara cari om beruang pak.”

“Tapi di sini enggak ada om beruang, udah adek pulang lagi aja ya.”

“Enggak bisa, Kara ketemu om beruang dulu. Ini abang udah ngayuh sepedanya jauh loh pak.” Rama benar-benar merasa gemas dengan kecerewetan anak perempuan tersebut.

“Iya tapi-“

“Om beruang!”Rama tertawa dan langsung membungkukan badan begitu si anak perempuan berlari ke arahnya.

“Tuh kan bener, ini rumahnya om beruang. Bapak satpam enggak percaya sih.” Penjaga di depan pintu gerbang mengangguk sopan.

“Mereka tamu saya, kamu hapalin baik-baik mukanya karena mereka akan sering datang.”Ucap Rama sembari menggendong Kara.

“Baik tuan.”

“Nah.. kamu..” Rama bingung harus memanggil apa kepada si anak laki-laki.

“Samudra, nama abang Samudra om.” Rama mengangguk.

“Oke Samudra, kamu bisa titip sepeda kamu di post satpam.” Anak laki-laki itu menurut.

“Kita naik ini om?” Kara bertanya begitu tubuhnya di dudukan di kursi penumpang, Samudra duduk di sampingnya menjaga anak kecl itu agar tidak jatuh.

“Kara, jangan banyak gerak. Nanti jatuh.”

“Kursinya empuk loh bang.” Samudra hanya bisa meringis.

“Oke, kita sekarang ke rumah om ya.”

“Yeay!” Rama tertawa memegangi Kara yang tidak bisa diam di kursinya, anak perempuan itu berdiri dan beberapa kali menunjuka tanaman atau bahkan bangunan-bangunan di area komplek perumahannya.

“Wah, ini rumah om beruang?” Laki-laki itu menggeleng.

“Ini rumahnya orang tua om beruang, masuk yuk.”Kara mengulurkan tangan minta di gendong.

“Jalan sendiri Kara, jangan manja.” Rama memperhartikan Kara yang menurut meski murutnya mengerucut maju, anak itu sekarang dengan tenang menggandeng tangan anak laki-laki bernama Samudra.

“Nyemirnya di sini aja om, enggak apa-apa kan?”

“Eh, tapi lebih enak di dalem.” Si anak laki-laki menggeleng.

“Di sini aja om, enggak apa-apa. biar di dalemnya enggak kotor.” Samuda mulai mengeluarkan alat semirnya.

“Kara enggak bawa majalahnya om, belum sempet ke tempatnya bang Didit untuk ambil majalah.” Anak perempuan itu kemudian menatap abangya dengan sebal.

“Kara hampir aja di tinggalin sama abang tadi.”

“Ah.. yaudah enggak apa-apa. kalian tunggu sini dulu ya, om abil dulu sepatu yang mau di semir.”

“Oke..”

Rama memandang anak laki-laki yang sedari tadi jelas waspada, diam-diam laki-laki itu mengagumi si bocah karena kepeduliannya menjaga si anak perempuan yang jelas-jelas masih sangat polos dan mudah percaya dengan orang lain.