1 First Meet

Seorang gadis cantik sedari tadi sibuk terpana dengan lukisan lukisan yang kini ada di hadapannya.

Setiap kali ia melewati beberapa lukisan yang menurut orang awam hanyalah coretan atau garisan garisan berwarna tak bermakna. Namun lain halnya untuk gadis itu, ia menganggap lukisan lukisan yang ada di hadapannya mempunyai cerita tersediri, dan tentunya memiliki makna yang berbeda.

Sesekali kedua ujung ujung bibirnya melengkung keatas sempurna saat memandangi keindahan akan lukisan yang berada dihadapannya itu.

"Sungguh indah lukisan ini," ucap nya lirih menganggumi lukisannya yang ada di hadapannya.

Bruk

Tanpa sadar gadis itu menabrak pemuda yang ada dihadapannya.

"A...-ah maaf aku tak melihatmu," ucap gadis itu sambil menunduk.

"Iya tak apa, aku juga salah tadi tak melihatmu karena asik melihat lukisan ini," ucap pemuda itu tersenyum ramah pada gadis itu sambil menunjuk salah satu lukisan yang tergantung disana.

"Wah, kau juga tertarik dengan lukisan ini?" tanya gadis itu berubah antusias dengan manik nya yang tampak berbinar pada pemuda itu.

Sebuah anggukan kepala pelan, gadis itu dapatkan dari pemuda itu, belum lagi pemuda itu mengatakan bahwa lukisan yang ia tunjuk tersebut merupakan lukisan yang indah, dan memiliki makna yang dalam untuknya.

Seulas senyuman terkembang sempurna menghiasi wajah cantik gadis itu.

'Ah ... ternyata ada juga pemuda yang kutemui memiliki ketertarikan akan seni lukisan yang sama sepertiku,'

Tanpa keduanya sadari, pertemuan awal yang tidak disengaja ini mungkin saja akan menjadi awal suatu kisah baru untuk kedua insan ini.

***

Hari semakin hari kedua nya tampak semakin dekat daripada sebelumnya, bahkan keduanya tampak tak memedulikan jarak rentang usia mereka yang tak terlalu dekat. Kurang lebih lima tahun jarak usia diantara keduanya.

Sang gadis merupakan mahasiswa teladan, bahkan ia merupakan mahasiswa jurusan seni yang mendapatkan beasiswa di Kampus cukup bergengsi yang didirikan di pusat kota, sedangkan sang pemuda tinggi dan berperawakan tampan, merupakan CEO muda perusahaan ternama K'D Corporation Company.

Banyak kesamaan yang dimiliki kedua nya, salah satu nya mereka sama sama menyukai hal yang berbau seni. Tak jarang mereka menghabiskan waktu perbincangan mereka mengenai hal hal berbau seni yang mereka sukai

Daniel Alexander adalah nama pemuda tampan itu, sedangkan nama sang gadis adalah Jennifer Dean.

"Maaf lama menunggu," ujar Jenni pada Daniel yang baru saja datang menghampiri meja dimana pemuda itu berada.

Dengan cepat Daniel menggelengkan kepalanya, sekaligus mengatakan pada Jenni bahwa ia berada disana tak berapa lama sebelum gadis itu sampai disana.

"Kau mau makan apa?"

Sebuah kekehan kecil yang mengatakan bahwa dirinya merasa bingung, dapat Daniel dengar dari belah bibir gadis itu.

"Apakah kau pernah makan masakan Itali sebelumnya?" tanya Daniel sedikit ragu.

"Pernah, tapi belum pernah di tempat seperti ini," ujar Jenni sedikit berbisik.

"Baiklah kalau begitu, aku yang akan memesankannya untuk mu Jen"

Sebuah anggukan kepala, disertai ucapan 'Terimakasih' Jenni katakan pada Daniel.

'Kau menggemaskan Jen' Monolog Daniel dalam hati.

Tak lama setelah itu, Daniel pun segera memanggil pelayan resto yang berada di sana dan memesankan makanan untuk mereka berdua.

Selagi menunggu makanan yang datang, kedua nya memilih untuk berbincang mengenai banyak hal, bahkan tak elak sesekali kedua nya tampak tertawa bersama.

Mengenai kedekatan mereka, sejujurnya Daniel merasa sedikit keanehan pada dirinya sebab pasalnya Daniel bukanlah orang yang mudah terbuka ataupun langsung dapat berinteraksi dekat dengan orang baru, hanya saja entah mengapa dengan gadis pemilik nama lengkap Jennifer Dean ini, Daniel seolah tak mengenal akan dirinya yang biasanya ia tahu, ia akan jauh lebih terbuka dan mudah berinteraksi dengan gadis cantik itu.

.

.

Seorang pelayan dengan tangannya yang berisi nampan makanan Daniel dan Jenni datang menghampiri keduanya.

"Ini pesanan nya Tuan.. Nona," ucap sang pelayan kepada Daniel dan Jenni, yang dibalas dengan sebuah anggukan kepala kecil oleh keduanya.

Makanan tersebut dihindangkan pada meja yang ada dihadapan mereka.

"Mari makan," ujar Daniel lembut.

Jenni tampak berdengung dan menganggukan kepalanya mengiyakan ucapan Daniel, dan tak lama keduanya asik memakan hidangan yang sudah tersedia tersebut.

Hening...

Hanya beberapa dentingan alat makan yang terdengar di meja makan mereka.

"Bagaimana, apakah makanannya sesuai seleramu?" tanya Daniel hati hati.

"Hng."

Jenni tampak menganggukan kepala nya kecil sambil mengunyah makanan nya yang masih penuh di dalam mulutnya.

Oh, ayolah jangan membuat hati Daniel memanas hanya karena melihat beberapa tingkah Jenni yang membuat nya gemas terhadapnya.

"Perlahan saja makan nya Jen," ucap Daniel sambil mengusap ujung bibir Jenni yang berlepotan dengan saus.

Jenni tidak menggubris perkataan Daniel, melainkan terus melanjutkan menyantap makanannya itu.

'Aku harap kau akan menjadi kekasih ku suatu saat nanti'

---------

Leave a comment and vote

avataravatar
Next chapter