webnovel

Tsabitha Penyihir Berdarah Campuran

12 tahun yang lalu seperti mimpi buruk seumur hidupku. Meski sudah begitu lama, bayangan itu masih sangat jelas. Tepat saat peluru menembus kepala temanku, lalu dia terjatuh di depanku. Bingung, takut, dan entah perasaan apa lagi yang bercampur aduk di kepalaku. Aku tidak tahu harus bagaimana saat itu, hanya menangis. Setelah 12 tahun kejadian itu berlalu, setiap kali bayangan itu muncul, perasaan yang sama masih aku rasakan. Aku seolah tidak bisa mengubah apa pun, meskipun kejadian itu berulang kali terjadi di depanku. . . Aku menyusuri jalan setapak menuju bagian ujung. Dingin dan gelap tanpa penerangan, ditambah dinding kayu yang dibuat mengitari tempat ini menghalangi cahaya luar yang masuk. Sesampainya di satu bagian aku meletakkan buket lily putih yang sudah aku bawa, tepat di atas sebuah batu marmer putih bertuliskan nama ‘Zie’. “Aku pulang,” lirihku. Aku duduk di sampingnya, mengeluarkan beberapa kue dan dua buah susu kotak kesukaan kami. “Bagaimana keadaanmu di sana? Apa kamu baik? Apa kamu makan teratur?” aku mengusap nisan itu lembut. “Tunggu aku,” bisikku. ____________________________ Tsabitha And The Naughty Cat ************************ Updates at 08.00, 11.00 dan 20.00 WIB ************************ #Meet me on instragram: bluehadyan

dewisetyaningrat · Fantasy
Not enough ratings
401 Chs

Sudah Selesai?

Makhluk itu berdiri di sana. Tingginya mungkin dua meter atau lebih, di kanan dan kirinya aku melihat genangan. Cairan merah itu ternyata bukan berasal dari para darah campuran, namun berasal dari tubuh makhluk tersebut. Di ujung tempat ini semuanya kulihat sedang bersembunyi, mereka nampak sangat ketakutan dan kacau.

"Kenapa kalian menjauh?" dia berkata seolah mengenal para darah campuran itu. "Kenapa kalian menjauhiku? Apa salahku? Kenapa kalian membenciku?" Aku tidak paham dengan apa yang dia katakan. Aku sempat berpikir bahwa darah itu berasal dari parah darah campuran, namun aku salah. Sebuah lubang besar menganga di wajahnya, dari lubang itu aku melihat cairan merah serupa darah terus mengucur. Tubuhnya telanjang dengan kulit berwarna putih pucat tanpa wajah dengan hanya sebuah mulut. Lubang besar di wajahnya itu adalah satu hal yang membuatku yakin bahwa itu adalah Phobos.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com