webnovel

Tsabitha Penyihir Berdarah Campuran

12 tahun yang lalu seperti mimpi buruk seumur hidupku. Meski sudah begitu lama, bayangan itu masih sangat jelas. Tepat saat peluru menembus kepala temanku, lalu dia terjatuh di depanku. Bingung, takut, dan entah perasaan apa lagi yang bercampur aduk di kepalaku. Aku tidak tahu harus bagaimana saat itu, hanya menangis. Setelah 12 tahun kejadian itu berlalu, setiap kali bayangan itu muncul, perasaan yang sama masih aku rasakan. Aku seolah tidak bisa mengubah apa pun, meskipun kejadian itu berulang kali terjadi di depanku. . . Aku menyusuri jalan setapak menuju bagian ujung. Dingin dan gelap tanpa penerangan, ditambah dinding kayu yang dibuat mengitari tempat ini menghalangi cahaya luar yang masuk. Sesampainya di satu bagian aku meletakkan buket lily putih yang sudah aku bawa, tepat di atas sebuah batu marmer putih bertuliskan nama ‘Zie’. “Aku pulang,” lirihku. Aku duduk di sampingnya, mengeluarkan beberapa kue dan dua buah susu kotak kesukaan kami. “Bagaimana keadaanmu di sana? Apa kamu baik? Apa kamu makan teratur?” aku mengusap nisan itu lembut. “Tunggu aku,” bisikku. ____________________________ Tsabitha And The Naughty Cat ************************ Updates at 08.00, 11.00 dan 20.00 WIB ************************ #Meet me on instragram: bluehadyan

dewisetyaningrat · Fantasy
Not enough ratings
401 Chs

Dua Waktu

Hujan akhirnya mulai reda. Saat aku hendak menghampiri sepasang camelia yang ada di seberang sungai, aku melihat banyak sekali lampion kertas yang melayang perlahan di permukaan air. Salah satu Manji memintaku untuk menunggu mereka lewat lebih dulu, sebelum aku menyebrang di jembatan. "Tunggulah sebentar lagi, Tha," pesannya.

Lampion-lampion kertas itu memiliki warna api merah cerah dan hal itu mengingatkanku pada warna bunga lily api. Di belakangnya, Charon mendayung perahunya pelan, membawa sepasang roh yang duduk di belakang. Melodi yang menenangkan kudengar, bersama dengan mereka yang kini melihat ke arahku. Saat aku mencari dari mana asal suara itu, aku mendapati Aras yang berdiri tak jauh dari kami.

Beberapa detik setelah aku melihatnya, dia menghentikan melodi itu, lalu berjalan pelan ke arahku. Pada awalnya, aku sangat takut, hingga aku mundur beberapa langkah tanpa kusadari.

"Temui dia, Tha" salah satu manji memintaku mendekat pada Aras.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com