webnovel

True elemental power

Apa jadinya jika kamu sedang dimarahi dan tiba-tiba pindah ke dunia lain menjadi seorang pahlawan? Itulah yang dialami oleh pria SMA, Winston. Anak yang terkenal pendiam, polos namun cerdas itu secara tiba-tiba saja pindah ke dunia lain usai dimarahi oleh Mama nya. Ia harus menghadapi berbagai rintangan yang sulit di dunia barunya. Ditambah dirinya yang dihina oleh pahlawan serta para putri-putri lainnya. "Hmm bukan ini yang kuinginkan. Ya, benar aku menginginkan kehidupan baru tetapi tidak yang seperti ini!" ucap Winston. Akankah Winston mampu mengatasi semuanya? bagaimana perjalanan Winston dalam mengatasi segala rintangan yang ada dalam kehidupannya? Saksikan selengkapnya di "True elemental power"

Cherin_Kauma · Fantasy
Not enough ratings
123 Chs

Jangan minta bantuan ku dan aku tidak akan membantu mu!

"Ah ya, saya Winston. Ada apa ya?" tanya Winston seraya menatap kearah siswi itu. Kemudian siswi itu pun duduk di bangku nya Putri Serafena dan meletakkan buku berserta alat tulis nya di atas meja.

"Hmm aku bisa minta tolong ajarkan pelajaran matematika dan kimia tidak? soalnya aku masih belum mengerti dengan kedua pelajaran itu. Aku mengetahui dari teman-teman sekelas ku bahwa kamu cukup cerdas dan kamu juga sering ikut cerdas cermat. Jadi kumohon ajarkan aku," ucap siswi itu. Mendengar hal itu Winston menghela nafas kemudian menjawab nya.

"Ah baiklah kalau begitu, berhubung aku juga sedang jamkos. Sini aku ajarkan. Ngomong-ngomong siapa nama mu?" ujar Winston seraya menarik buku tulis siswi itu dan mulai beraksi dengan pulpen nya.

"Nama ku, Mia! salam kenal ya btw. Hehehe maaf kalau misalnya aku gak sopan! main minta ajari kamu saja. Soalnya teman-teman sekelas ku tidak mau mengajarkan ku bahkan sahabat ku sendiri," jawab Mia dengan raut wajah sedih. Mendengar hal itu membuat Winston sempat terdiam lalu menjawab nya secara singkat.

"Begitu kah? hmm baiklah kita belajar sekarang ya," singkat Winston yang kemudian mengajari Mia.

Mereka belajar selama jam istirahat. Hingga...

Sepuluh menit kemudian...

Kini Winston dan Mia berhenti belajar. Mia pun akhirnya bisa menguasai dua pelajaran yang sebelumnya tidak bisa untuk nya.

"Wah makasih ya Winston! kalau begini aku jadi mengerti sekarang. Sekali lagi ku ucapkan terimakasih," ucap Mia yang begitu senang. Mendengar hal itu Winston tersenyum seraya menganggukkan kepala nya. Lalu tak lama setelah itu, Mia merogoh saku rok nya kemudian memberikan beberapa lembar uang untuk Winston.

"Ini untuk mu sebagai tanda terimakasih karena telah mengajariku," ujar Mia sembari tersenyum. Melihat hal itu Winston yang tersenyum kembali berwajah datar kemudian ia menolak nya.

"Tidak perlu, aku mengajarimu secara ikhlas. Aku tak mengharapkan pamrih kok saat mengajar mu, lebih baik uang itu buat kau jajan atau beli buku rumus matematika, kimia," kata Winston dengan tenang. Mendengar hal itu membuat Mia tersentuh kemudian ia bangkit berdiri dan membungkuk kan tubuh nya.

"Sekali lagi aku berterimakasih atas bantuan mu. Hmm karena kamu tidak mau uang setidaknya terima coklat ini. Coklat ini enak di konsumsi saat sedang banyak pikiran! dijamin pikiran mu seketika rileks deh," tutur Mia seraya meletakkan coklat di atas meja lalu ia berlari keluar dari dalam kelas.

Ketika Mia keluar kelas, Putri Serafena masuk kedalam kelas di kawal oleh Alexander dan dua teman nya serta dua orang siswi lainnya yang kini menjadi teman baik Putri Serafena.

Winston yang melihat hal itu hanya terdiam. Lalu ia memenangi coklat itu dan menyimpan nya di locker meja.

"Hmm selama bertahun-tahun aku dilarang makan coklat karena jika makan coklat gigi ku bisa sakit. Hmm tapi sekarang saat nya mencoba apa yang tidak boleh dicoba! lagipula coklat ini ada manfaatnya kan?" batin Winston. Tak lama setelah itu Putri Serafena duduk di samping nya Winston lalu memegangi bahu Winston yang membuat Winston langsung menoleh kearah nya.

"Kenapa, hmm?" tanya Winston seraya menatap Putri Serafena. Mendengar hal itu Putri Serafena menghela nafas lalu tersenyum kemudian bicara.

"Wajah mu tampak ceria, ada apa nih?" jawab Putri Serafena. Mendengar hal itu Winston menggelengkan kepala nya karena ia merasa biasa saja. Tidak seperti yang dikatakan oleh Putri Serafena.

"Enggak, aku biasa saja. Tidak ada yang istimewa kok," singkat Winston.

"Oh begitu. Oh ya Winston nanti kau tidak usah kemana-mana saat jam dua belas siang atau tepat nya jam istirahat kedua. Soalnya aku mendapatkan bayangan bahwa akan terjadi sesuatu pada mu saat itu," tegas Putri Serafena. Mendengar hal itu membuat Winston sedikit kesal karena sudah dua kali ia mendengar sebuah ramalan.

"Hmm kamu ini paranormal atau Putri sih sebenarnya? kalau aku tak keluar dari kelas ini, bagaimana bisa aku menjalani aktivitas lainnya. Disaat jam segitu aku sedang sibuk-sibuknya lho. Harus menemui kepala sekolah terus ke TU dan melakukan aktivitas lainnya. Mana kata nya aku akan menjadi anggota OSIS padahal di dunia ini aku hanya ada selama seminggu," cakap Winston dengan raut wajah kesal. Putri Serafena terlihat kesal ketika mendengar kata-kata yang dilontarkan oleh Winston.

"Baiklah jika kamu masih tetap ingin keluar disaat itu padahal aku sudah melarang nya, jika terjadi sesuatu padamu jangan minta bantuan ku dan aku takkan membantu mu!" ujar Putri Serafena yang kemudian memutuskan untuk tak memperdulikan Winston. Mendengar hal itu Winston hanya tersenyum tipis lalu menjawab nya secara singkat.

"Terserah," singkat nya.

Tak lama setelah itu, guru yang mengajar di kelas Winston akhirnya datang dan jam pelajaran kembali di mulai.

****

#12.15#

Terlihat Winston yang kini sibuk kesana-kesini dari ke ruang kepala sekolah hingga ke TU dan ruang OSIS. Meskipun Winston anak nya antisosial tetapi ia disuruh melakukan aktivitas di sekolah! itu bukan kemauan nya tetapi paksaan dari orang tua dan pihak sekolah.

Setelah sibuk selama tiga puluh menit...

"Akhirnya selesai juga. Hu aktivitas hari ini tidak seberat aktivitas di hari-hari sebelumnya," ucap Winston seraya berjalan menjauhi ruang OSIS. Tak lama setelah itu, Mia muncul dan berjalan di samping nya.

"Hai, hmm seperti nya kau terlihat lelah sekali Winston. Apa yang baru saja kau lakukan? sudah makan belum?" ujar Mia dengan ramah. Melihat Mia yang begitu ramah pada nya membuat Winston merasa senang.

"Belum karena sejak tadi aku mondar-mandir ke ruang kepala sekolah, TU dan ruang OSIS," kata Winston.

"Ah begitu kah? hmm pantas saja wajah mu terlihat lesuh. Kalau begitu makan preman ini. Preman ini bisa membuat mu rileks dan kembali mengisi tenaga mu yang hilang!" Mia memberikan sebuah permen pada Winston. Melihat itu Winston menerimanya lalu berterimakasih.

"Terimakasih ya," singkat Winston seraya tersenyum. Mendengar hal itu Mia pun juga tersenyum manis.

"Sama-sama!" singkat Mia. Kemudian mereka berdua berjalan seraya menatap kearah depan. Winston membuka bungkus permen nya namun pada saat mau menyantap nya...

Bugh...

Secara tiba-tiba Bihan berlari tepat ditengah-tengah Winston dan Mia sehingga kedua nya tersenggol tubuh nya. Bihan pun berlari melewati kedua nya kemudian menatap Winston. Winston sempat menghentikan langkah nya dan menatap kearah Bihan. Terlihat Bihan menunjuk kearah bawah Winston kemudian ia pun pergi ke atas atap.

Karena penasaran Winston menundukkan kepala nya lalu ia menemukan sebuah surat. Sontak saja Winston mengambil surat itu dan membaca isi surat nya

Seketika raut wajah Winston berubah ketika membaca surat itu. Melihat raut wajah Winston yang berubah membuat Mia keheranan.

"Winston, kau kenapa?" tanya Mia yang heran. Winston menoleh kearah Mia kemudian ia menjawab nya.

"Ah hahahaha Mia aku dapat tugas mendadak jadi aku harus pergi sekarang. Sampai bertemu nanti!" ucap Winston yang kemudian berlari menaiki tangga meninggalkan Mia. Mia yang melihat hal itu diam terpaku melihat perilaku nya Winston yang sangat mencurigakan.

"Aneh sekali seperti nya terjadi sesuatu pada nya," gumam Mia.

***

Kini Winston berada di atas atap sekolahan nya. Ia pun melihat Bihan dan Pria berambut pirang disana yang kini sedang mengikat Putri Serafena dengan sebuah rantai yang mengeluarkan cahaya merah. Melihat hal itu membuat Winston panik kemudian...

"Cepat lepaskan Putri Serafena sekarang!" tegas Winston.