webnovel

TIPL - Musuh

Waktu terus berlalu dengan sendirinya, sekarang indahnya sinar senja sudah muncul dan menamakan dirinya. Banyak orang yang begitu menyukai keindahan sang senja, begitu juga dengan Peyvitta yang sekarang juga tengah asyik mengabadikan moment tersebut dari dalam mobil.

Sekarang Leo tengah begitu santai melajukan mobil Peyvitta untuk menuju ke Apartemen Peyvitta setelah mereka selesai dengan kegiatan yang ingin mereka lakukan, beberapa kali Leo melirik ke arah spion.

"Sial!" umpat Leo.

Mendengar Leo yang mendadak mengumpat, Peyvitta merasa begitu kaget. "Ada apa?" tanya Peyvitta yang merasa penasaran dengan alasan yang membuat Leo mendadak mengumpat dengan ekspresi yang penuh dengan kekesalan.

"Ada yang mengikuti kita," jawab Leo sambil terus memperhatikan ke arah kaca spion.

Memang di belakang ada mobil yang sedang mengikutinya.

"Siapa?" tanya Peyvitta sambil ikut melirik ke arah belakang.

"Anak-anak dari musuh geng gue," jawab Leo setelah dirinya merasa yakin kalau mereka yang sekarang mengikuti dirinya adalah musuh dari geng-nya.

Leo adalah anak geng mobil, sampai saat ini Leo masih tidak mau keluar dari geng-nya terlebih dengan jabatan yang dia miliki.

Mengetahui hal itu membuat Peyvitta terdiam kebingungan, Peyvitta semakin mengernyit. "Kok bisa tahu kalau yang bawa mobil ini kamu?" tanya Peyvitta sebab mobil yang sekarang digunakan adalah mobil miliknya.

"Gue gak tahu akan hal itu, tapi kayaknya mereka udah ngikutin kita dari awal kita makan."

Saat tadi mereka tengah makan, Leo sudah merasa curiga dengan seseorang. Kecurigaan Leo terbukti saat sekarang memang ada orang yang mengikutinya.

"Terus mau gimana?" Tidak akan mungkin jika sekarang terus-terusan seperti ini. Di mana Leo terus-terusan menghindar dari mereka.

"Berhenti nanti di depan, gak papa kan?" Memang Leo tidak akan mengambil sebuah keputusan sepihak, sebab di sini dia sedang bersama dengan Peyvitta.

"Gak papa, dari pada kayak gini. Resiko jauh lebih besar, sama kasian yang ada di jalan takut ikut terkena dampaknya." Begitu bijaksana Peyvitta menjawab, karena memang pemikirannya masih berada pada kondisi yang tenang.

Leo menganggukkan kepalanya. "Ok, nanti di depan gue pilih jalan yang sepi."

Meski dia pada akhirnya akan menemui mereka, tetap saja Leo tidak akan mungkin berhenti di tempat umum. Nantinya nama geng mereka dan juga nama baik mereka akan rusak di publik.

Peyvitta menganggukkan kepalanya setuju, sebab Peyvitta juga paham dengan semua alasan yang Leo miliki. Leo terus melajukan mobilnya sambil mencari tempat yang terbilang sepi dan cukup sesuai untuk mereka berbincang.

*****

"Apa maksud lo semua mengikuti gue?" tanya Leo to the point saat mereka sekarang sudah saling berhadapan.

Tatapan mereka sama sekali tidak bersahabat. "Di sini yang seharusnya menanyakan maksud itu kita, bukan lo!" jawab salah satu dari mereka.

"Ada apa?" Dengan menggunakan nada yang datar, Leo bertanya sebab tidak paham dengan maksud dari ucapan orang tersebut.

"Apa maksud anak-anak geng lo menyerang anak-anak gue, bahkan sampai salah satu anggota geng gue dikeroyok sama geng lo?"

Akhirnya mereka masuk pada inti pembahasannya dan juga alasan yang membuat mereka sedari tadi mengikuti Leo.

"Gue gak terlibat akan hal itu," ujar Leo.

Di sini Leo tahu akan hal itu, tapi dirinya sama sekali tidak ada andil di dalam hal tersebut. Leo tidak akan mau mengakui apa yang tidak dirinya lakukan.

Orang itu menggelengkan kepalanya. "Gue gak percaya, mana mungkin Leader-nya gak tahu akan hal ini. Hal yang mungkin itu adalah lo yang sudah mengataur ini semua!" Nada bicara orang itu berubah naik, karena memang dirinya sama sekali tidak percaya dengan apa yang sudah Leo ucapkan.

"Terserah lo, sekarang lo semua mau apa?" tanya Leo yang lebih ke arah menantang mereka.

Di sini Peyvitta masih memilih untuk diam tidak ikut campur ke arah yang memang dirinya tidak tahu apa-apa.

"Gue minta pertanggung jawaban atas hal ini."

Mereka memang sengaja mencari Leo agar mereka semua bisa mendapatkan sebuah pertanggung jawaban dari apa yang sudah anak-anak geng Leo perbuat pada anak-anaknya.

Dengan santai Leo menganggukkan kepalanya. "Datang ke Basecamp gue nanti malam," ujar Leo dengan begitu santai. Dirinya tidak akan mempersulit apa yang sudah orang itu minta.

"Untuk apa gue datang ke Basecamp lo nanti malam?" tanya orang itu yang merasa begitu kebingungan saat mendengar Leo yang dengan enteng mengatakan untuk datang ke Basecamp-nya nanti malam.

"Bukannya lo ingin sebuah pertanggung jawaban?"

Leo tidak akan menyuruh mereka untuk datang ke Basecamp-nya kalau semula mereka tidak meminta sebuah pertanggung jawaban atas apa yang sudah diperbuat.

"Lo nanti akan menjebak kita semua dengan menyuruh kita masuk ke kandang Singa bukan?" tanya orang itu dengan penuh kecurigaan.

Dirinya merasa tidak yakin kalau apa yang sudah Leo ucapkan itu penuh dengan keseriusan dan hanya untuk memberikan sebuah pertanggung jawaban.

Mereka itu sudah cukup lama bermusuhan seperti ini, sehingga akan cukup sulit bagi mereka untuk bisa percaya satu sama lain.

"Siapa yang lo anggap Singa?" Leo bertanya dengan menggunakan nada yang terdengar begitu enteng.

"Lo semua lah, Calds!" Orang itu begitu menekan nama geng milik Leo.

Dengan santai Leo tersenyum miring. "Singa seperti kita gak akan mau memakan mangsa seperti lo semua."

"Kurang ajar! Lo ngehina kita?!" Nada bicara orang itu benar-benar naik setelah mendengar kalimat Leo yang menurut mereka adalah sebuah penghinaan untuk mereka.

"Tidak," elak Leo yang disertai dengan sebuah senyuman miringnya sambil begitu fokus menatap mereka.

"Terus maksud lo apa?"

"Hanya sedikit menjelaskan," ujar Leo yang benar-benar puas dengan apa yang sudah dirinya ucapkan.

"Kurang ajar! Serang!" Orang itu mengomando yang membuat beberapa orang yang bersama dengannya menjadi langsung maju untuk menyerang Leo.

"Leo!" teriak Peyvitta saat melihat ada orang yang hendak memukul Leo dari arah belakang, berbeda dengan yang lainnya.

Leo mundur beberapa langkah sampai akhirnya berkelahi dengan mereka di tempat yang cukup lega. Peyvitta memperhatikan Leo yang sekarang tengah berkelahi dengan mereka.

Semakin ke sini Peyvitta merasa khawatir, tapi Peyvitta tidak begitu panik. Peyvitta bersikap santai, sebab Peyvitta bukan pertama kalinya berada di posisi yang seperti ini.

Peyvitta sudah tahu bagaimana latar belakang dari pacarnya, makanya saat hal ini terjadi, maka Peyvitta tidak begitu panik, meski rasa khawatir itu tetap ada.

"Jangan sentuh cewek gue!" larang Leo dengan seketika saat ada orang yang semula berniat untuk melukai Peyvitta.

Peyvitta dengan seketika mundur dan memperhatikan ekspresi yang tengah Leo pasang yang memang terlihat kalau Leo begitu mengkhawatirkan dirinya.

"Aku baik-baik aja," ujar Peyvitta dengan seketika. Peyvitta tidak ingin membuat Leo khawatir akan keadaannya.

Leo begitu menjaga Peyvitta, hmm ... apakah hal ini yang membuat Peyvitta bisa melupakan masa lalunya?

Van_Pebriyancreators' thoughts