webnovel

TIPL - Leo

Di sebuah gedung yang begitu tinggi dan juga besar, tengah banyak orang yang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, sebentar lagi mereka bisa bebas dari tugas tersebut.

Sekitar 1 jam lagi mereka sudah bisa pulang, tapi tidak dengan mereka yang masih sibuk dengan pekerjaan yang harus diselesaikan dalam waktu sekarang.

Seorang gadis tengah berkutat dengan laptop serta laporan yang ada di dalamnya, dia begitu fokus mengerjakan pekerjaannya sampai akhirnya fokusnya teralihkan saat dia mendengar kalau handphone-nya berbunyi, terlebih saat melihat nama orang yang sudah menghubunginya.

"Hallo," ucap orang dari seberang dengan menggunakan suaranya yang terdengar cukup serak.

"Iya, ada apa?" Dengan penuh rasa santai, Peyvitta menjawab. Sama sekali dirinya tidak merasa terganggu, meski orang tersebut sudah menghancurkan fokusnya.

"Di mana?" tanya orang itu.

"Aku masih di Kantor sekarang, ada apa?" Peyvitta menjawab dengan sebuah kejujuran, di mana memang sekarang dia masih bekerja.

"Tadi bawa kendaraan?"

"Bawa, kenapa? Mau main atau ada acara?" tanya Peyvitta sambil memperkirakan kemungkinan yang menjadi alasan kenapa orang tersebut menanyakan hal seperti ini.

"Nanti gue ke sana, pulangnya bareng gue."

"Ya udah, bentar lagi juga aku pulang." Sebuah senyuman terukir dengan cukup indah di bibir Peyvitta.

"Ya."

"Iya. Hati-hati, see you."

"See you," akhir orang tersebut.

*****

Saat waktu kerja habis, Peyvitta dengan santai menuju ke tempat di mana mobilnya terparkir. Memang Peyvitta berniat untuk pulang bersama dengan orang yang sudah meneleponnya tadi, tapi tetap saja Peyvitta harus keluar dari area Kantor terlebih dahulu.

Seorang laki-laki bertubuh tinggi yang sekarang tengah menggunakan kemeja berwarna biru langit dengan kaos warna putih sebagai dalamnya dan juga celana ash blue jeans sebagai bawahannya sedang berjalan dengan santai menuju ke arah yang berlawanan dengan Peyvitta.

Dengan santai Peyvitta menghentikan mobilnya di samping laki-laki yang begitu dia kenali dan orang tersebut juga menghentikan langkah kakinya, dengan begitu santai Peyvitta turun dari mobil untuk menghampiri orang tersebut.

Sebuah senyuman terukir dengan begitu indah di kedua bibir mereka sebagai sapaan pertemuan mereka. "Kamu bawa mobil?" tanya Peyvitta yang bisa saja mobil laki-laki tersebut sengaja tidak dibawa masuk ke area Kantornya.

"Enggak," jawab laki-laki tersebut sambil menggelengkan kepalanya santai.

"Terus tadi kamu ke sini naik apa?" Peyvitta sedikit tanda tanya akan hal ini, karena tidak mungkin jika orang tersebut ke sini jalan kaki.

"Sama temen." Dengan begitu enteng laki-laki tersebut menjawab sesuai dengan kenyataan.

"Oh, ya udah nih."

Peyvitta memberikan kunci mobilnya pada orang itu. Orang itu menerima kunci mobil Peyvitta sampai akhirnya orang itu melangkahkan kakinya dengan santai menuju ke arah pintu untuk pengemudi.

Siapa orang itu? Siapa orang yang sekarang tengah menghidupkan mesin mobil milik Peyvitta? Orang itu adalah Leo, lengkapnya Naufal Leo Aldiansyah, dia adalah pacarnya Peyvitta.

Peyvitta berbincang dengan Leo menggunakan aku-kamu, sebab dirinya kenal dengan Leo saat dirinya sudah dewasa dan dia merasa jauh lebih nyaman berbicara dengan menggunakan aku-kamu dibandingkan dengan menggunakan gue-lo, tapi Leo masih menggunakan kata ganti gue-lo dalam kalimatnya.

Hal ini terjadi sebab Peyvitta lebih ke arah menghargai pacarnya, sementara Leo sampai saat ini masih dengan nyaman menggunakan panggilan yang sama dengan panggilan dari awal mereka bertemu.

Semua itu bukan sebuah masalah bagi mereka berdua. Mereka sudah nyaman seperti ini dan tidak ada salah satu di antara mereka keberatan dengan pemilihan kata ganti orang itu. Mereka bukan orang yang memperhatikan dialog dalam hubungan mereka. Mereka lebih santai dalam menjalani hubungan ini.

*****

"Mau mampir makan sekarang atau mau pulang sama ganti baju?" tanya Leo saat sebelumnya mereka sudah berencana untuk makan terlebih dahulu.

Peyvitta melirik ke arah di mana pacarnya berada. "Kalau pulang terlebih dahulu, kamu keberatan tidak?" tanya Peyvitta yang pada nantinya akan tetep menuruti keputusan yang diucapkan oleh Leo.

Dengan santai Leo menggelengkan kepalanya. "Sama sekali tidak, mau pulang dulu?"

"Boleh, aku udah gak nyaman. Aku udah gerah, udah ngerasa pengen mandi."

"Ok."

"Makasih," ujar Peyvitta sambil mengukirkan senyuman di ujung kalimatnya.

"Buat apa?" tanya Leo yang merasa kebingungan mendengar Peyvitta yang tiba-tiba berterima kasih kepada dirinya.

Mendadak Peyvitta mengangkat kedua bahunya. "Gak tahu, aku cuma mau bilang makasih saja sama kamu." Cukup terasa tidak jelas, tapi memang seperti ini lah Peyvitta.

"Hm, gak jelas."

"Biarin, emang kamu mau yang jelas?" tanya Peyvitta sambil terus menatap fokus wajah orang yang sekarang tengah mengemudikan mobilnya.

"Ya."

"Kayak apa yang jelas?" tanya Peyvitta lagi.

Benar-benar rasa lelah yang dirinya rasakan setelah bekerja tadi mendadak hilang saat sekarang dia tengah bersama dengan orang yang mampu mengerti dirinya dan juga mampu membuatnya merasakan yang namanya kenyamanan.

"Kayak gue, karena lo gak jelas."

Tatapan Peyvitta berubah dengan penuh kekesalan. "Ih, kok kamu gitu sih?" Peyvitta bertanya dengan nada yang terdengar merengek.

"Terserah gue," ujar orang itu dengan begitu datar.

"Ih! Au ah, males. Aku ngambek!" ketus Peyvitta sambil mengalihkan pandangannya ke arah jalan.

"Silakan." Dengan begitu enteng Leo mempersilakan pacarnya untuk ngambek.

"Lah, kok gitu sih?!" tanya Peyvitta dengan penuh kekesalan.

Leo mengukirkan senyumannya saat melihat ekspresi Peyvitta yang sekarang terlihat begitu menggemaskan di matanya. "Terus harus bagaimana?" tanya Leo yang sama sekali tidak merasa bersalah sebab sudah membuat Peyvitta merasa kesal.

"Au ah, terserah kamu. Intinya aku marah!" Jawaban yang Leo ucapkan memang tidak membuat Peyvitta tenang dan kembali bersikap biasa, tapi malah menambah rasa kesal yang dia rasakan.

"Gak usah marah," larang Leo dengan nada yang masih datar.

"Kenapa?"

"Nanti cepet tua," jawab Leo dengan enteng disertai dengan sebuah senyuman yang menunjukkan sebuah perasaan puas yang dia rasakan sekarang.

Tatapan mata Peyvitta semakin berubah kesal. "Tuaan kamu ya!" ketus Peyvitta. Memang kalau dibandingkan secara umur, Leo satu tahun lebih tua di atas Peyvitta.

"Hm." Tidak menjawab, karena memang apa yang sudah Peyvitta ucapkan benar.

"Kok hari ini kamu nyebelin ya?" Peyvitta baru tersadar kalau ternyata sikap Leo hari ini cukup memancing rasa kesal yang ada dalam dirinya, mengingat biasanya Leo hanya datar-datar saja.

Leo menggelengkan kepalanya sebab dia tidak merasakan hal yang sama dengan hal yang Peyvitta rasakan. "Gak juga."

"Gak menurut kamu, iya menurut aku." Peyvitta mengerucutkan bibirnya kesal.

"Ya udah terserah lo," pasrah Leo yang memang tidak ingin memperpanjang permasalahan ini.

"Nah gitu donk." Senyuman milik Peyvitta terukir dengan begitu lebar, sebab sekarang dirinya tidak harus memperpanjang perdebatannya dengan Leo.

"Iya, biar gak panjang." Tangan kiri Leo mengacak-acak rambut Peyvitta dan tak lama kemudian Peyvitta bersandar di bahu Leo yang terlihat begitu nyaman.

Next chapter