webnovel

Start!

Ding!

"Ah!"

Sosok gadis kecil terkapar di lantai, darah mengalir pelipisnya. Tangan Ling Chu gemetar menahan darah yang menetes dari dahi.

Sungguh sial bagi Ling Chu, dia memasuki tubuh karakter ini saat insiden karakter di dorong dari tangga oleh Kakak tirinya.

"Nona muda!" Seorang pelayan parubaya menuruni tangga. Menahan darah kepala Ling Chu yang terus mengalir, "Cepat panggil dokter Zhen!"

Semua orang dengan panik merawat Ling Chu yang terluka. Hanya seorang gadis beberapa tahun lebih tua menatap Ling Chu dengan senyum mengejek, gadis itu menjauh dari keributan yang baru saja dia buat.

Ya, gadis itu adalah saudara tiri Ling Chu, Ling Yao. Dalam plot Ling Yao mendorong Ling Chu kecil jatuh, menyebabkan kaki terkilir dan tangannya patah. Secara fisik Ling Chu kecil dapat sembuh kurang dari satu tahun namun Ling Yao tidak berhenti berbuat jahat pada Ling Chu kecil hingga dia menjadi pendiam dan trauma terhadap tangga dan juga ketinggian.

Beruntung Ling Chu meraih peganggan tangga tepat waktu, meski dia terluka setidaknya tidak sampai patah tulang ataupun terkilir seperti dalam plot.

Ling Chu yang diobati segera beristirahat di kamar tidur. Ibu kandung Ling Chu terlalu sibuk dengan pekerjaan jadi tidak mungkin mengunjunginya.

Ling Chu mengunci pintu lalu menekan kalung permata ruby yang mirip dengan milik Xiao Qiu. Layar berukuran sedang segera muncul di hadapan Ling Chu. Dia membuka ringkasan cerita dari dunia paralel ini.

Plot novel XXXXX sangat sederhana dan romantis seperti novel populer pada umumnya. Protagonis pria yang kaya raya dan mampu mengguncang dunia. Dia jatuh cinta pada protagonis wanita yang mandiri dengan latar belakang sederhana.

Pertemuan kedua protagonis muda dimulai saat duduk dibangku SMA, mereka adalah teman sebangku yang kemudian menjadi sahabat.

Pada tahun tertentu protagonis wanita tiba-tiba menghilang membuat protagonis pria resah seperti kehilangan separuh bagian hidupnya.

Mereka bertemu kembali di pesta ketika protagonis wanita bertunangan dengan pria paruh baya di kota C untuk membiayai perawatan Ayahnya yang sedang sakit.

Pada titik ini protagonis pria menyadari bahwa dia memiliki cinta pada sahabat itu. Protagonis pria membantu protagonis wanita untuk biaya ayahnya juga menyatakan perasaan yang baru dia ketahui.

Protagonis wanita luluh mulai menerima kasih sayang dari protagonis pria. Mereka akhirnya menikah dan hidup bahagia bersama ketiga anaknya. Tamat.

Secara garis besar, karakter Ling Chu tidak bisa dikatakan dekat dengan tokoh manapun. Dia hanyalah adik tiri, antagonis Ling Yao yang termasuk 'sahabat SMA' kedua protagonis. Namun persahabatan Ling Yao tidaklah murni, dia hanya menginginkan protagonis pria dan membenci kedekatan kedua protagonis.

Mendekati akhir cerita, Ling Yao melakukan percobaan pembunuhan pada protagonis wanita namun digagalkan oleh adik tirinya.

Ling Chu mengetahui niat buruk Ling Yao langsung mencari protagonis pria. Perbuatan Ling Yao menyebabkan protagonis pria murka, dia segera memenjarakan Ling Yao dan melenyapkan bisnis keluarga Ling dalam semalam.

Setelah keluarga Ling hancur, Ling Chu membawa Ibu dan Ayah tirinya yang depresi ke desa pinggir kota A. Mereka dibiarkan lepas berkat pengampunan dari protagonis pria. Mereka masih bisa menikmati hidup damai dalam kesederhanaan.

Bug yang tiba-tiba muncul menyebabkan karakter Ling Chu meninggal. Dia mengalami depresi memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Kematian Ling Chu berdampak besar pada plot pembunuhan Ling Yao dimana dia berhasil membunuh protagonis wanita.

Akibat kematian protagonis wanita, menghitamkan karakter protagonis pria. Dia dengan mudah menghancurkan struktur dunia paralel ini.

Ling Chu menutup layar lalu mengganti pakaian yang ternoda darah. Melalui cermin besar di lemari, Ling Chu mengerut kening tidak menyangka bahwa tubuh karakter ini persis dengan dirinya di bumi. Yang membedakan gadis ini lebih pucat dan kurus dengan rambut cokelat tua dan mata merah yang indah seperti ruby.

Dalam novel asli Ling Chu terlalu pendiam menyebabkan kecantikan murni yang dimiliki anak muda menjadi suram. Di akhir pertemuan protagonis pria dan Ling Chu, dia tersenyum dengan tulus untuk kebahagiaan kedua protagonis hingga protagonis pria terpesona sesaat.

Ling Chu mencoba tersenyum di cermin, dia terpesona oleh wajahnya sendiri. Ling Chu dengan cepat menampar wajah kecilnya, sekarang bukan waktunya menjadi narsis. Dia harus fokus menyelamatkan hidup 'Ling Chu' di dunia ini.

Karakter Ling Chu kecil yang pendiam tidak memiliki rasa pembelaan diri menjadikannya bahan perundungan di sekolah. Novel XXXXX tidak banyak menceritakan Ling Chu, hanya saja dia sering pulang terlambat dengan luka lebam di tubuhnya.

Jelas ini perundungan. Ling Chu tidak mau jadi korban perundungan orang-orang. Walaupun dia juga takut tapi dia harus melawan mereka.

Hari-hari Ling Chu adalah mempelajari rutinitas dalam ingatan Ling Chu kecil. Karena Ling Chu dan karakter ini hampir memiliki kepribadian yang sama, dia dengan mudah beradaptasi. Tidak banyak bicara, suka menyendiri, pura-pura takut saat melihat Ling Yao, mengenakan pakaian longgar dengan tone warna gelap, lebih banyak bermain ponsel, pulang sekolah lebih lambat.

Hampir sebulan Ling Chu menjalani aktivitas dengan damai. Melemparkan diri di kasur besar, Ling Chu memikirkan kembali alur dunia ini. Setidaknya kurang sebulan sebelum novel XXXXX dimulai ketika kedua protagonis bertemu di pintu masuk gerbang sekolah.

Ling Chu merebahkan tubuh kecilnya, dia bermain dengan ponsel sampai Ibu kandung Ling Chu kecil menelepon, "Sayang, bagaimana kabarmu?"

Ling Chu terduduk, berbicara dengan nada tanpa emosi dan agak canggung dia tak terbiasa memanggil orang asing dengan sebutan 'Ibu', "Aku baik. Hm, kenapa Ibu menelponku?"

"Oh, Ibu hanya ingin mengingatkanmu. Besok ada pesta ulang tahun putra tertua keluarga Guo. Ibu telah mengirimkan gaun untukmu dan Xiao Yao. Apa kamu suka sayang?" Perkataan Ibu Ling membuat Ling Chu terkejut.

Ling Chu tidak bisa berbicara sementara waktu. Dia baru ingat sempat disebutkan pesta ulang tahun protagonis pria, sebelum plot novel dimulai. Karena Ling Chu datang lebih awal dia berkesempatan melihat protagonis pria lebih dulu. Namun dia tidak menerima gaun dari Ibu Ling Chu, mungkin gaun itu telah dibuang oleh Ling Yao. Sepertinya Ling Chu tidak akan bisa pergi ke pesta protagonis pria nanti.

"Halo, Xiao Chu? Sayang?" Panggil Ibu Ling.

"Aku tidak tahu akan ada pesta bu. Gaun yang ibu bilang.. aku tidak menerimanya" kata Ling Chu dengan suara menyedihkan.

Jika dia adalah Ling Chu kecil, dia tidak akan berani mengadu pada orang tuanya. Tapi Ling Yao terlalu kurang ajar, Ling Chu tidak akan bersikap sopan mulai dari saat ini.

"Benarkah? Ibu sudah memberitahu Xiao Yao? Mungkin dia lupa bilang padamu sayang" kata Ibu Ling sedikit heran, dia merasa aneh dengan situasi ini.

Ibu Ling adalah wanita karir yang cukup sibuk dengan bisnis berbagai bisnis kecantikan. Dia tidak sempat mengurusi putri kecilnya jadi Ibu Ling mempercayakan Ling Chu kecil pada kakak tirinya Ling Yao.

Ling Yao tidak menyukai ibu dan adik tirinya tapi dia hanya berpura-pura menjadi anak baik di permukaan. Diam-diam Ling Yao menyiksa Ling Chu dan hanya pelayan rumah tangga yang tahu perbuatan Ling Yao. Mereka tidak berani mengadu situasi kedua saudari ini pada Ayah Ling karena Ling Yao mengancam akan memecat mereka.

"Sepertinya begitu Bu.." kata Ling Chu dengan lemas, "Bu.. kapan Ibu pulang? Xiao Chu merindukanmu"

"Ada apa sayang? Apa kamu sakit? Luka di kepalamu belum sembuh?" Tanya Ibu Ling dengan khawatir, tidak biasanya Ling Chu bertingkah seperti ini. Dia merasa ada yang salah dengan situasi putrinya.

"Tidak apa Bu, aku hanya ingin bertemu denganmu" kata Ling Chu dengan tersenyum lemas terlihat menyedih. Ling Chu berlatih mimik wajah di cermin agar ekpresinya tidak terlihat palsu saat bertemu Ibu Ling.

"Ayah dan Ibu akan kembali besok. Kamu tidak perlu menunggu ibu, cepat tidur. Ibu tidak ingin kamu sakit sayang" kata Ibu Ling sebelum memutuskan panggilan. Dia segera mengajak suaminya kembali ke rumah khawatir dengan Ling Chu.

Disisi lain Ling Chu yang berhasil membujuk Ibu Ling langsung bersemangat. Tubuhnya tidak lelah lagi jadi dia bermain game sampai pukul satu pagi. Ling Chu yang tertidur pulas tidak menyadari bahwa Ibu Ling telah tiba di rumah lebih cepat dari perkiraan.

Ling Chu bangun diberitahu oleh pelayan bahwa orang tuanya telah kembali. Dia segera berlari liar menuju meja makan untuk sarapan.

Ling Yao menatap tajam Ling Chu yang tiba di ruang makan, Ibu Ling segera membantu menyiapkan makanan untuk putri kecilnya.

Meski ini bukan orang tua asli Ling Chu, dia dengan tulus menanggapi kasih sayang Ayah dan Ibu Ling yang dapat dilihat mata telanjang.

Selama makan hanya Ling Yao menatap benci dan jijik pada keharmonisan ketiga orang didepannya. Ling Yao berdiri lalu berkata "Ayah, Ibu, aku kenyang, aku akan kembali ke kamar"

Kedua orang dewasa itu mengangguk memberi persetujuan pergi pada Ling Yao. Tapi Ling Chu tidak ingin membiarkan Ling Yao pergi dengan santai.

"Kakak, Ibu mengirimkan gaun untukku dan kamu kenakan di pesta malam ini. Apakah Kakak lupa memberikan milikku?"

Ling Yao menegang, dia baru ingat gaun yang dikirim pelayan 3 hari lalu. Dia melihat gaun violet Ling Chu lebih indah dari gaun miliknya. Dia melampiaskan kekesalannya dengan merusak gaun itu lalu menyuruh pelayan buang gaun Ling Chu ke tempat sampah.

Ling Yao tidak menyangka Ling Chu akan berani menanyakan gaun itu di depan orang tuanya. Ling Yao berbalik dengan mata memerah, "Ibu maafkan aku, aku tidak sengaja menumpahkan cat ke gaun Xiao Chu saat aku melukis. Aku meminta bibi mencucinya tapi noda cat merusak gaun itu. Maafkan aku Bu"

Ling Chu : "....." Pembohong! Berpura-pura murni.

Ling Yao mencoba memeluk Ibu Ling namun gagal mendekat saat Ling Chu memeluk Ibu Ling lebih dulu.

"Wah!! Ibu, aku tidak bisa ikut denganmu. Aku tidak punya gaun pesta" kata Ling Chu mengusapkan wajah kecilnya, dia benar-benar memeras air mata agar terlihat lebih menyedihkan dari Ling Yao.

Ayah dan Ibu Ling tertegun, biasanya Ling Chu kecil tidak banyak berbicara apa lagi mengeluh seperti saat ini.

"Sshh.. Sayang, Xiao Yao tidak sengaja melakukannya" kata Ibu Ling memeluk gadis kecil yang menangis.

"Xiao Chu akan tetap pergi ke pesta bersama kami. Ayah akan membeli gaun yang cantik untukmu" kata Ayah Ling menepuk kepala kecil Ling Chu.

"Benarkah?"

Ibu Ling mengangguk, mengajak putrinya mencari gaun. Ibu Ling tidak melupakan Ling Yao dia berkata, "Xiao Yao, apa kamu mau ikut?"

Ling Yao yang kaget dengan tangisan Ling Chu segera sadar kembali, "Tidak Bu.. aku ingin belajar, minggu depan ada ujian"

Ling Yao kembali ke kamar dengan punggung gemetar menahan marah. Ling Chu tersenyum penuh kemenangan saat Ling Yao pergi dengan wajah bau.