webnovel

Bab 8 Jade Vine dan Perpisahan

Mulai hari ini aku akan resmi mengunakan nama Jade Vine sesuai dengan identitas dr. Lee berikan pada ku.

Mengeluarkan kembali travel bag yang ku simpan di dalam loker, kutaruh dengan hati hati di atas ranjang dan ku buka dengan perlahan.

Mengeluarkan sebuah dress santai di atas lutut bermotif horizontal garis garis hitam putih dan sepasang sepatu Converse* berwarna putih semata kaki.

Dr. Lee sangat paham dengan model pakaian remaja masa kini, Jade berfikir dalam hati.

Pakaian itu imut dan simpel, namun tak sesimpel harganya barang itu. Tentu saja itu hasil buatan merk terkenal.

Aku memandang bayangan ku dalam cermin, pakaian itu membingkai tubuh ku sangat pas sehingga memperlihatkan tubuh cukup sempurna milik ku dan warna kulit ku yang begitu putih membuat garis garis horizontal baju hitam putih itu menjadi lebih hidup lagi di tubuh mungil dan langsing milik ku.

Underwear yang berwarna putih dia siap kan pun sangat pas dengan tubuh ku! Bagaimana dia bisa menebak size tubuh ku???

Pipiku tiba tiba terasa panas dan bersemu merah memikirkannya, bagaimana dr. Lee bisa memastikan ukuran tubuh ku, membuatku sedikit merinding.

"Sial Aaarrgh!! Keluh ku dengan bibir mungil ku.

Ku ikat rapi ke atas seluruh rambut sebahu ku yang tebal berwarna hitam pekat. Memperlihatkan leher putih milik ku.

Wajah mungilku terlihat agak pucat, karena aku tidak memberikan riasan sedikit pun. Namun tidak menghilangkan bentuk menarik wajah ku, Aku tersenyum sedikit puas melihat pantulan ku di cermin sehingga memunculkan dua lesung pipi yang dalam di wajah ku membuatnya lebih menarik lagi.

"Aku harus bisa menghadapinya! Gumam ku,

seolah menyemangati diri ku sendiri, kulirik jam dinding sudah menunjukan pukul 10 pagi dan ku bawa travel bag itu bersama ku beranjak pergi dari dalam ruangan.

Kulangkah kan kaki ku sedikit berat di lorong rumah sakit itu menuju station perawat. dada ku begitu berdetak cepat seolah jantung ku akan melompat keluar dari dalam mulut ku.

Ini saatnya aku akan berpamitan kepada seluruh suster di ruangan ini, senyum ku begitu kecut memikirkannya.

Di station perawat ada 3 orang termasuk suster ana yang sibuk membaca data pasien. dahinya sedikit berkerut menandakan dia begitu fokus.

"Suster Ana...

Aku berdiri mematung memandangnya dari balik meja station perawat yang tingginya hampir sebatas dada ku. dan mencoba tersenyum untuk menunjukan padanya bahwa aku sudah siap dan mantap meninggalakan rumah sakit ini.

Terlihat suster anak mendongakkan kepala dan memandang sumber suara ku. Dia langsung meletakkan dokumen yang dia pegang dan memutar menghampiri ku.

Dia tersenyum dengan wajah tegasnya, walau aku tau itu adalah senyum tulus dari suster ana.

"Apakah kau sudah siap nona?

Sambil memegang pundak ku, dan memandang lurus tajam menuju manik mata coklat muda milik ku untuk mencari cari suatu ketabahan dan kebenaran.

"Panggil aku Jade... Jade Vine, suster ana.

Sekarang itu nama ku, cantik bukan sus?

Sambil menarik telapak tangannya yang hangat, seolah aku ingin mencari seseorang bisa aku bersandar dan mengatakan ke risauwan ku.

"Hmm... Jade Vine... Nama yang cantik, secantik pemiliknya, kau pandai mencari nama nona. sambil tambah mengencangkan genggamannya kepada ku juga seolah untuk menyemangati ku.

Tentu saja suster ana tidak tahu, bahwa nama itu pemberian dr. Lee untuknya.

Itu pertama kalinya aku melihat suster ana bercanda dengan lepas kepada ku, senyumnya pun begitu tulus.

"Aku sudah siap suster ana! Menarik nafas ku dan menghembuskan nya dengan kuat seolah olah aku membuang ke cemaskan ku melalui nafas ku, lalu tersenyum pada suster ana.

"Suster... kirim salam terimakasih sebesar besar ku kepada dr. Lee , sayang aku tidak dapat berpamitan secara langsung melihat begitu dermawan nya dia membantu ku.

Tanpa sadar aku menundukkan kepala ku, karena rasa kecewa. Aku sudah begitu banyak di bantu olehnya tapi untuk berpamitan terakhir kali aku tidak dapat bertemu langsung dan menjabat tangannya.

"Hmm sudah lah Jade, kau Masi bisa mampir kesini untuk mencari kami. Sambil membelai rambut ku.

"betul... Aku kan mampir kembali suster ana.

Tersenyum riang, saat itu aku begitu yakin.

Aku merogoh kedalam travel bag, dan mengeluarkan sebuah amplop putih, dan ku serahkan kepada suster ana.

"Suster... aku titip ini untuk dr. Lee.

Suster meraihnya dan langsung memasukkannya kedalam kantung baju dinasnya berwarna biru seolah mengerti dengan maksud ku.

Aku langsung meraih tubuh tinggi suster ana dan memeluknya hangat, "Terimakasih banyak suster atas bantuan dan perhatian mu. Kalian ada lah keluarga ku selama aku di rawat disini. Tak terasa air mata ku lepas di pipi pucat ku.

Suster ana membalas pelukan ku semakin kuat, seperti memberikan ku suatu kekuatan dan menghapus air mata ku dengan jemari panjangnya.

"Kau sudah ku anggap seperti anak ku sendiri Jade. Tersenyum tulus sambil mengecup pelipis ku.

Lalu kami saling melepaskan diri, aku menjabat tangan suster ana untuk berpamitan. Dan menjabat tangan suster lainnya juga untuk mengucapkan perpisahan.

Kami saling melempar tatapan dan senyuman, di akhiri dengan lambaian tangan dan ucapan saling menyemangati.

Dan tubuh ku menghilang di balik pintu lift yang mulai tertutup.

______

Ditempat lain.

Tring... tring...

Suara nada pesan masuk di sebuah telpon seluler edisi terbatas berwarna hitam, sang pemilik meraihnya.

💬 Nona pasien yang sekarang bernama Jade baru saja meninggalakan rumah sakit dr. Lee.

💬 Terimakasih informasi mu suster ana.

💬 Baik dr. Lee

"Semoga kau bisa menjalankan kehidupan baru mu di luar sana Jade. Dengan suara berat, dan tersenyum tipis. Semoga kita dapat bertemu kembali dengan keadaan yang berbeda.

Next chapter