webnovel

Titip Rindu

Adakala diam menjadi salah satu untuk menyimpan rindu, dan air mata untuk menyampaikan rindu. Sekuat apapun kita mempertahankan sebuah hubungan, jika Tuhan sudah berkehendak maka tak ada yang bisa melawanNya... Mengorbankan nyawa demi kehidupan yang baru akan dimulai, mencintai tanpa pamrih, mengasihi tanpa batas, dan menyayangi dengan ikhlas....

RinduIbu · Teen
Not enough ratings
167 Chs

Eps. 112

Hyde Park, adalah salah satu taman terbesar yang terletak di pusat kota London dan tempat ini juga menjadi salah satu tempat yang dikunjungi Alvarez dan Shea saat ini.

" wahhh..... taman nya indah banget " puji Shea

" yah..... seindah kamu " celetuk Alvarez

" gombal..... " balas Shea

" kamu tahu nggak luas taman ini berapa? " tanya Alvarez

" enggak.... " jawab Shea dengan wajah cengok nya

" luas taman ini sekitar 142 hektar, dan memiliki lebih dari 4000 pohon " jelas Alvarez

" wae.... amazing " ucap Shea dengan takjub

Sudah hampir satu bulan, Alvarez dan Shea berada di London dan malam ini adalah malam terakhir mereka berada di London, karena besok mereka akan kembali ke Jakarta.

Sudah berbagai tempat wisata yang Alvarez dan Shea datangi, dan kini London Eye yang menjadi tempat wisata terakhir yang mereka kunjungi, dengan ketinggian 443 kaki yang berputar di atas Sungai Thames, Alvarez dan Shea dapat melihat seluruh panorama kota London, dan dari ketinggian ini juga Shea mengabadikan kota London kedalam Camera nya.

" terimakasih untuk semuanya " ucap Shea dengan mata berkaca-kaca

" kebahagiaan kamu, adalah prioritas ku " balas Alvarez dengan tulus, Shea pun memeluk suaminya dengan erat.

" jangan pernah berubah..... " gumam Shea, namun masih dapat di dengar jelas oleh Alvarez.

Sesampainya mereka di hotel, Shea dan Alvarez langsung membereskan barang-barang mereka karena pagi-pagi sekali mereka akan berangkat kembali ke Jakarta.

" kamu banyak banget sayang belanjanya " tanya Alvarez saat menyusun berbagai macam barang kedalam koper

" iya kan, banyak orang yang bakalan aku kasih mulai dari sikembar, mommy, papi, Oma, opa, para Art, Janet, dan juga para sahabat kamu " jawab Shea dengan santai sambil memainkan ponsel nya.

" kamu beli juga buat Gilang dan yang lainnya? "

" iya.... nggak apa-apa kan? " tanya Shea dengan memainkan kedua alisnya, Alvarez hanya diam saja

" aku nggak suka ya, kamu perhatian gini sama mereka " ucap Alvarez

" cieeeeeeeee jealous ya... " ejek Shea dengan tersenyum jahil, Alvarez hanya memutar bola matanya dengan malas.

Keesokan harinya, Alvarez dan Shea sudah tiba di bandara.

" sayang, aku ke toilet sebentar yah " ucap Alvarez, Shea hanya mengangguk.

Shea mengeluarkan ponsel nya untuk menghubungi Shalu, namun di saat tak terduga seseorang menepuk pundak nya.

" Shea..... " sapanya, Shea terkejut melihat laki-laki yang saat ini sedang berdiri di hadapannya, karena sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu setelah perkelahian di ruang aula sekolah mereka dulu.

" apa kabar? " tanya nya dengan ramah

Shea terus memperhatikan laki-laki itu, karena tak ada yang berubah dari wajahnya hanya saja penampilan nya yang sudah terlihat sangat dewasa.

" nggak nyangka ya, kita ketemu disini.... udah lama banget kita nggak ketemu..... oh ya, Lo sama siapa? " tanya nya lagi sambil menoleh ke kiri dan ke kanan, namun Shea tetap bertahan dengan diamnya.

" sayang ayok.... " ucap Alvarez yang tiba-tiba datang lalu menarik tangan Shea.

Kedua mata pria ini saling bertemu, dan itu sulit di artikan oleh Shea.

" wait..... " laki-laki itu menahan Alvarez dan Shea, laki-laki itu memperhatikan Alvarez dari ujung kaki hingga ujung kepala dan itu juga tak luput dari pandangan Shea.

" Lo Alvarez kan? " tanya laki-laki itu, Alvarez hanya tersenyum kecil namun lagi-lagi sulit di artikan oleh Shea.

Alvarez membawa Shea ke belakang tubuhnya, lalu bertatap langsung dengan pria yang ada di hadapannya.

" Yah, gue Alvarez.... senang berjumpa dengan anda kembali Tuan Aiden " ucap Alvarez dengan penuh penekan.

" mereka saling kenal? astaga kecil banget Dunia ini " batin Shea

" permisi, pesawat kami akan segera berangkat, senang bertemu dengan anda kembali " ucap Alvarez kemudian menggandeng tangan Shea dan pergi meninggalkan Aiden yang masih menyimpan seribu tanda tanya.

" dan semoga ini hari terakhir kita bertemu " batin Alvarez yang terus berjalan sambil menggandeng tangan Shea.

" kamu nggak pernah berubah Shea.... kamu tetap menarik " batin Aiden " tapi, ada hubungan apa antara Shea dan Alvarez? kemana Yesaya? " tanya Aiden pada dirinya sendiri.

Di sisi lain, Alvarez masih diam dan itu mengundang keingin tahuan Shea dan saat ini mereka sudah duduk pada kursi penumpang.

" Alvarez.... aku mau tanya boleh? " ucap Shea dengan sedikit gugup, Alvarez menatap Shea dengan dingin dan itu berhasil membuat nyali Shea menjadi ciut.

" ok, aku nggak jadi tanya kok " ucap Shea, lalu mengalihkan pandangannya keluar jendela pesawat dan entah kenapa pemandangan awan lebih terlihat sangat indah dibandingkan wajah laki-laki yang sedang duduk di sampingnya.

" Maaf..... " ucap Alvarez, karena ia merasa bahwa istri nya saat ini sedang ketakutan karena sikapnya yang tiba-tiba berubah menjadi dingin

" aku minta maaf, karena sikap aku " ucap Alvarez lagi, Shea pun menatap suaminya itu lalu tersenyum

" nggak apa-apa kok, aku nggak akan maksa kamu kalo kamu belom mau cerita.... " balas Shea, lalu berebahkan kepalanya pada dada bidang suaminya itu.

******

Jakarta,

Brian, baru saja selesai meeting dengan kliennya, bersamaan itu juga dirinya mendapat pesan dari Shalu bahwa Shea akan pulang.

" papi sangat merindukan kamu Shea " ucap Brian dengan memandang bingkai foto Shea di atas meja kerjanya " putri kecil papi yang sekarang sudah menjadi seorang istri " ucapnya lagi.

Tok Tok Tok Tok

Suara ketukan pintu menyadarkan Brian dari lamunannya.

" masuk... " ucap Brian dengan suara yang sedikit meninggi

" maaf pak, ada tamu dari London yang ingin bertemu dengan bapak " ucap Siska sekertaris Brian.

" baiklah suruh mereka masuk, dan tolong kamu persiapkan beberapa berkas yang sudah saya kirim ke email kamu " balas Brian,

" baik Pak, saya permisi " Siska pun melakukan apa yang diperintahkan oleh atasannya itu.

" apa kabar Tuan Brian Alexander " sapa seorang laki-laki yang seumuran dengan Brian dengan ramah

" selamat datang Pak Erlangga, senang bisa bertemu dengan anda kembali " balas Brian dengan tak kalah ramah nya.

Mereka pun berpelukan, layaknya seorang partner kerja yang sudah lama tidak bertemu, Brian pun mempersilahkan Erlangga untuk duduk.

" saya sangat terkejut saat anda memberikan kabar, bahwa anda akan kembali ke Jakarta setelah beberapa tahun menetap di London " ucap Brian yang memulai pembicaraan, Erlangga hanya tersenyum mendengar ucapan Brian.

" pekerjaan saya di London sudah selesai, dan saat nya saya kembali ke Jakarta " balas Erlangga " dan tujuan saya datang kemari adalah, untuk mengajukan proposal kerjasama kembali perusahaan kita seperti yang sudah saya kirim kan melalui email anda beberapa hari yang lalu " sambung Erlangga, Brian sedikit berfikir sebelum memutuskan untuk menerima atau tidaknya proposal yang di ajukan oleh Erlangga.

" saya sudah membaca semua proposal yang sudah anda kirimkan pada saya, dan saya juga sudah mempelajari semuanya. Anda membutuhkan penyuntikan dana sebesar 60% untuk perusahaan anda agar kembali dapat menangguhkan pabrik tekstil anda " balas Brian

" benar sekali Pak, dan semoga anda bersedia memberikan kami kembali kepercayaan itu " ucap Erlangga dengan begitu antusias, Brian tersenyum sebelum dirinya kembali menjawab.

" Baiklah, selamat bergabung kembali dengan MJC GROUP " ucap Brian dengan mengulurkan tangannya untuk bersalaman

" terimakasih, terimakasih banyak Pak Brian Alexander.... " balas Erlangga dengan senang

" dan dalam hal ini, anda juga akan di pimpin oleh Alvarez menantu saya " ucap Brian, seketika senyum di wajah Erlangga perlahan memudar

" menantu? Alvarez anak dari pemilik

PT. Taxmania Group menantu anda? " tanya Erlangga dengan sedikit ragu

" iya, Alvarez putra dari Haidar adalah menantu saya, karena Shea putri semata wayang saya dan Vee, sudah menikah dengan Alvarez " jawab Brian dengan bangga, Erlangga menelan salivanya dengan susah payah.

" Baiklah Pak Erlangga, sampai bertemu besok dengan agenda pemutusan saham " ucap Brian dengan tersenyum.

Erlangga pun keluar dari ruangan Brian dengan perasaan yang sedikit hancur, karena ternyata tujuan utamanya kini telah sirna, ia pun mengambil ponsel nya di dalam saku celananya lalu menghubungi seseorang.

" Cepat datang ke Jakarta sekarang!!!!! " ucap Erlangga dengan nada suara yang tak ramah pada seseorang yang dia hubungi.

" Alvarez.... Haidar.... kenapa aku harus bertemu dengan kalian lagi!!!! " batin Erlangga dengan penuh kemarahan yang terpendam.

Note: ada yang masih ingat dengan Aiden dan Erlangga????