Kebahagiaan di diri Shari tidak bisa disembunyikan begitu saja. Sadar atau tidak, Shari memperlihatkan itu pada Babeh Djaja dan Sulaiman saat mereka sedang bersantap makan malam di ruang makan rumah tersebut.
Selama menghidangkan makanan-makanan itu ke atas meja, hingga mereka semua duduk dan menyantap hidangan, wajah Shari yang bersemu dan keceriaannya itu menjadi perhatian sendiri bagi Sulaiman dan sang ayah.
"Kesambet demit di mane lu?" tanya Babeh Djaja yang tidak tahan untuk tidak bertanya.
"Apaan sih, Beh?" elak Shari sembari mengulum senyum.
"Apaan, apaan," timpal Sulaiman pula. "Kentara banget gitu," lanjutnya. "Kalo nggak mau ditanyain, ya jan ampe kelihatan gitu, dong."
"Nah tuh," sahut Babeh Djaja. "Dengerin Abangnye elu tuh!"
"Kelihatan apanya, sih?" balas Shari. "Jangan aneh-aneh, deh!"
"Lu yang aneh!" ujar Babeh Djaja lagi, dan lantas mereka sama tertawa-tawa.
"Ada, deh," sahut Shari kemudian.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com