"Ja-jadi," Shari tetap mencoba untuk bertahan dan tidak terlihat bersedih. "Firasat Shari itu, benar?"
"Maaf."
Rezqi benar-benar tidak sanggup untuk menatap wajah gadis manis berjilbab itu, sebab rasa bersalah dan berdosa senantiasa mengiang di dalam kepala.
"Sungguh," lanjut Rezqi, "Abang nggak mau mengatakan hal ini pada kamu sebenarnya, Shari. Hanya saja, Abang lebih nggak mau lagi jika nanti kamu mengetahuinya dari yang lain."
"Bang… Bang Rezqi sudah punya pacar?"
Seiring gerakan kepala Rezqi yang mengangguk itu, seiring itu pula Shari merasakan dadanya kian sesak. Bahkan hidung terasa memanas, dan air mata yang bergulir begitu saja tanpa bisa ia kendalikan.
"Ma—maafin Abang ya, Shari… se—sebab sebelumnya begitu takut mengatakan hal ini ke kamu. Sangat takut. Tapi, Abang sadar… hal ini justru pasti sangat menyakitkan untuk kamu, Shari."
Rezqi sadar, karena hal seperti ini, ia malah semakin terpuruk dalam rasa bersalah karena merasa telah membohongi gadis tersebut.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com