webnovel

Makan Bersama

Malam harinya Kenzo menyuruh anak buahnya untuk mencari tahu identitas ketiga putri Pratama. Dan dia juga tanya sama daddynya siapa nama gadis yang akan di jodohkan dengan dirinya.

"Kinan Aurelie Pratama, jadi selama ini gadis yang dijodohkan denganku itu Kinan," ucap Kenzo tersenyum lebar.

"Kenapa aku bisa kecolongan gini, kalau tahu begini tanpa di paksa pun aku mau menikahi gadis pujaan hatiku," lanjut Kenzo kegirangan.

Tapi dia kembali kepikiran kenapa Kinan malah memilih kabur daripada harus menikah dengan dirinya. Tapi Kenzo tidak peduli yang terpenting sekarang dan selamanya Kinan akan menjadi miliknya.

Dia pun siap-siap untuk pergi ke rumah sang pujaan hatinya, sepanjang perjalanan senyum Kenzo tidak pernah pudar.

Disisi lain, Ara dan Kinan sedang mencari kampus yang cocok untuk Yasmin. Tadi Kinan sudah menceritakan semuanya kepada Ara.

"Jadi, kita harus bagaimana Kak! Apa kita akan tetap memindahkan Yasmin ke kampus yang lain?" tanya Kinan.

"Sepertinya Yasmin sudah nyaman dengan kampusnya yang sekarang," jawab Ara.

"Baiklah, kalau begitu biarkan Yasmin tetap kuliah disitu dan aku akan meminta Uncle Joe untuk mengirim anak buahnya kemari," ucap Kinan.

"What, are you seriously!" pekik Ara.

"Of course," ucap Kinan dengan santai.

"Kalau Uncle Joe ngasih tahu Daddy tentang keberadaan kita bagaimana," ucap Ara.

Kinan terdiam, benar juga yang dikatakan kakaknya jika uncle Joe adalah adik dari sang daddy. Baru Kinan mau bicara tiba-tiba ada suara ketukan pintu.

"Siapa sih malam-malam begini bertamu," ucap Kinan kesal.

"Ini masih jam 7 panjul, jadi masih sore lagian tinggal buka aja ribet banget," ucap Ara sambil menonyor kening adiknya.

"Ah, baiklah," ucap Kinan yang terpaksa menuruti ucapan dari kakaknya itu.

Kinan berjalan ke arah pintu lalu membukakan pintu, ia pun memutar bola mata malasnya ketika melihat siapa yang datang.

"Hai, Honey!" sapa Kenzo sambil tersenyum manis.

"Kamu, ngapain malam-malam kesini," ucap Kinan dengan malas.

"Kinan Aurelie Pratama, apakah kamu tidak mau mempersilahkan calon suamimu untuk masuk," ucap Kenzo.

Kinan terkejut kenapa Kenzo tahu nama aslinya, sedangkan Kenzo hanya terkekeh melihat wajah bingung Kinan.

"Tak usah menatapku begitu, nantinya kau bisa menatapku sepuasnya Honey," ucap Kenzo sambil berlalu masuk.

"Ka-kau!"

"Siapa yang datang Kinan?" tanya Ara menghentikan ucapan Kinan.

"Eh, kakak ipar, adik ipar. Ya ampun kakak ipar, tak perlu repot-repot," ucap Kenzo sambil mengambil secangkir teh di tangan Ara.

"Hei, itu milikku," ucap Yasmin pada Kenzo yang sudah menyesap teh itu.

Ara pun mempersilahkan Kenzo duduk. Kenzo yang duduk di hadapan ketiga putri keluarga Pratama sekaligus tak merasa terintimidasi atau terbebani sedikitpun.

"Kalian tidak rindu rumah kah?" tanya Kenzo tiba-tiba.

Atmosfer diantara mereka berempat berubah seketika. Terlebih lagi Ara dan Yasmin yang tampak sangat terkejut.

Kenzo terkekeh melihat mereka bertiga yang berusaha terlihat tak mengetahui apapun.

"Sudahlah, aku sudah tahu semuanya. Kalian itu putri keluarga Pratama, iya kan Honey?" tanya Kenzo sambil menatap Kinan.

Kenzo pun tak hanya sekedar mengatakan omong kosong. Dia menyiapkan berkas sebagai bukti bahwa mereka adalah putri keluarga Pratama yang kabur.

"Fine, we are! Kau tau dari mana informasi ini?" tanya Kinan kesal.

"Itu tidak penting Honey, yang terpenting adalah kenapa kalian kabur?"

"Tentu saja, karena kami tak ingin dijodohkan dengan om-om tua bangka," serobot Yasmin dengan polosnya.

Ara yang duduk di sebelah Yasmin sontak mencubit pinggangnya. Sayangnya Yasmin yang terlalu polos tak mengerti kode yang diberikan Ara.

"Aku suka kejujuranmu adik ipar," ucap Kenzo sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Hah, baiklah. Karena kamu sudah mengetahuinya, kami pun tak bisa menutup-nutupi lagi. Tapi tolong, jangan beri tahu keberadaan kami kepada Daddy Heri dan Mom Jia. Aku dan Kinan tak ingin melihat Yasmin kesepian atau memgalami hal buruk lainnya tanpa ada kami disisinya," ucap Ara panjang lebar menjelaskan kondisi mereka.

"Baiklah-baiklah, itu boleh saja. Asal ...." ucapan Kenzo berhenti membuat ketiga gadis itu menatap penasaran.

"Asal apa?" tanya ketiganya tidak sabaran.

"Santai girls, ada syaratnya dong," ucap Kenzo santai, ketiga gadis itu menghembuskan napas kasar.

"Ya sudah, syaratnya apa? Cepat katakan!" tanya Kinan.

"Santai honey, syaratnya mudah, kok." Kenzo tersenyum tipis, ini adalah langkah awal baginya untuk mendekati calon istrinya dengan cara apapun.

"Iya apa Bapak Kenzo Junior Aberto?" tanya Kinan dengan nada penekanan membuat Kenzo terkekeh gemas.

"Baiklah-baiklah, syaratnya gampang. Besok Kinan harus menandatangani surat perjanjian denganku. Tidak ada penolakan!" tegas Kenzo, dengan perjanjian itu maka dia bisa mendekati Kinan.

"What!" teriak ketiganya.

"Yang benar saja, kenapa harus aku?" kesal Kinan, sedangkan Ara dan Yasmin ikut mengangguk kesal.

"Sudahlah, besok di kantor aku jelasin. Okey, honey!" ucap Kenzo dengan mengedipkan sebelah mata.

"Ah iya, Kakak ipar, apa tidak ada minuman atau camilan untuk adik iparmu ini?" sambung Kenzo.

"Nggak ada, camilan itu cuma buat Yasmin. Titik!" celetuk Yasmin, bagaimana pun camilan itu miliknya. Tidak boleh ada yang mengambilnya sekalipun itu kedua kakaknya.

Ara dan Kinan sontak tertawa melihat hal ini, sudah biasa mereka mendengar hal itu dari mulut Yasmin. Sedangkan Kenzo, dia hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dia kalah telak dengan Yasmin yang notabennya adik ipar.

"Baiklah, berhubung sudah malam aku pamit pulang dulu," ucap Kenzo.

"Gimana kalau kita makan malam dulu, aku sudah memesan makanan banyak tadi," ucap Ara.

"Kakak!" teriak Kinan dan Yasmin yang tidak rela jika ayam gorengnya dibagi sama Kenzo.

"Sudahlah, makan rame-rame itu lebih nikmat bukan," ucap Ara.

Dengan sangat terpaksa mereka pun akhirnya mengalah, Kenzo hanya terkekeh melihat Kinan dan Yasmin. Memang benar yang di katakan daddynya kalau putri dari keluarga Pratama itu sangat pintar dan bar-bar.

Dia jadi semakin cinta dengan Kinan dan dia yakin kalau Kinan adalah jodoh yang tepat untuknya.

"Setelah ini aku akan menyingkirkan lalat-lalat yang sering menempel denganku, karna aku tidak mau mereka merusak hubungan aku dengan monster betinaku," gumam Kenzo.

Tak berapa lama pengantar makanan pun sudah sampai, Ara menyiapkan semuanya sedangkan Kinan membantu menyiapkan piring dan air minum.

Kenzo dan Yasmin duduk sambil bermain dengan ponselnya. Setelah itu Ara memanggil mereka untuk makan malam bersama, dan seperti biasa Kinan dan Yasmin selalu berebut paha ayam.

"Kalian kenapa berebut, bukankah paha ayamnya masih banyak," tegur Ara.

"Tapi Kak, paha ayam yang diambil Kak Kinan itu banyak kulitnya," ucap Yasmin.

"Sudah makan yang ada aja, ingat kata Daddy kalau sedang makan tidak boleh bicara," ucap Ara.

"Baik Kak," ucap Kinan dan Yasmin secara bersamaaan.