webnovel

Balai Kota

Malam harinya Kinan mengajak kakak dan adiknya untuk makan malam di luar, karna sudah lama mereka tidak dinner bersama.

"Kalian sudah siap," ucap Kinan.

"Sudah siap dong," jawab Yasmin dan Ara secara bersamaan.

Dan kebetulan Kinan sudah memesan taksi online, mereka menuju ke balai kota dimana banyak bermacam-macam penjual makanan yang sangat enak.

"Kak Kinan, kita mau ke balai kota ya?" tanya Yasmin.

"Iya, kita dinner disana aja ya! Kita kan harus berhemat," ucap Kinan.

"Tidak apa, yang penting kita masih bisa makan aja sudah bersyukur," ucap Ara memeluk kedua adiknya.

Kalau boleh jujur mereka juga kangen sama mom dan daddy, tapi mereka tidak mau menikah dengan pria yang tidak mereka cintai. Dan Kinan diam-diam memantau keadaan kedua orang tuanya.

Mau bagaimana pun dia tidak tega jika harus meninggalkan kedua orang tuanya begitu saja. Sesampainya di balai kota mereka pun turun dan menelusuri kuliner di sana.

"Kakak, aku mau makan itu," ucap Yasmin sambil menunjuk ke arah sate padang.

"Boleh tuh, Kak Ara mau makan apa?" tanya Kinan.

"Kakak ikut kalian saja, sate padang kelihatannya enak tuh," ucap Ara.

Mereka pun menuju ke penjual sate padang, dan Ara memesan makanan untuk kedua adiknya dan juga untuk dirinya.

"Dek, tadi dosen killer itu masih ngomelin kamu tidak?" tanya Kinan.

"Ngomel?" sela Ara.

"Iya, tadi bayi dugong telat 5 menit lalu dia di suruh keluar sama dosen killer," ucap Kinan menceritakan kronologinya.

"Sudahlah Kak, aku malas mendengar namanya," ucap Yasmin jengah.

Yasmin tak menceritakan apapun yang ia alami setelah Kinan pergi. Karena Yasmin tau jelas bagaimana kakanya itu.

Daripada Mr. Darren menyulitkanku lagi hanya karena masalah kecil, lebih baik Yasmin menyimpan semuanya sendiri. Toh, hanya seorang dosen. Masih kalah jika dibandingkan dengan Daddy.

"Kak, satenya enak ya?" ucap Yasmin penuh semangat.

Melihat Yasmin yang bersemangat membuat Ara dan Kinan tersenyum bahagia. Lantaran sudah lama Yasmin tidak sesenang itu.

"Kak, gimana toko? Aman kan? Karyawan yang aku carikan bisa bekerja dengan baik bukan?" tanya Kinan berturut-turut seperti petasan.

"Tenang, semuanya aman Dek. Ta.."

"Kak Ara! Kak Kinan punyaa pacar. Tadi pagi saja ikut mengantarku," sela Yasmin memotong pembicaraan Ara dan Kinan.

"Ha..ha..ha... Nggak kok Kak, Yasmin bohong," jawab Kinan sambil membekap mulut Yasmin yang suka seenaknya.

Ara pun menatap Kinan dengan penuh curiga. Lantaran ia belum pernah melihat Kinan dekat dengan laki-laki manapun. Bahkan beberapa kolega yang mendekatinya dulu Kinan tolak mentah-mentah.

"Kak, aku sayang Kakak. Makasih udah beliin Yasmin sate padang kesukaan Yasmin," ucap Yasmin tiba-tiba hingga mengalihkan perhatian Ara pada Kinan.

"Sama-sama sayang. Kamu jangan bandel makannya. Kalo Kakak suruh tuh jangan ngebantah," jawab Kinan sambil merangkul Yasmin yang masih melahap satenya.

"Iya, sama-sama bayi dugong kesayangan Kak Ara. Kalo ada masalah bilang sama Kak Ara dan Kak Kinan ya," sambung Ara sambil mengelus kepala Yasmin.

Mereka bertiga pun menikmati sate padang dalam kebisuan. Karena sudah terbiasa ketika masih di rumah keluarga Pratama yang selalu mengajarkan etika yang baik.

Jika ingin mengobrol, maka harus menunggu setelah selesai makan. Bukan hanya itu saja, sebagian besar masalah keluarga selalu diselesaikan di meja makan. Karena disanalah dan waktu makanlah yang selalu mengumpulkan mereka.

Suasana makan malam yang mereka lalui itu terasa hangat, namun seperti ada yang hilang. Sudut hati Ara meradang merasakan kerinduan mendalam pada Mommy dan Daddy.

"Sangat sepi," gumam Ara pelan.

"Kak? Temenin Yasmin beli permen kapas dong," ucap Yasmin cengengesan.

"Yaelah, Dek. Kamu nggak berubah juga ya, udah besar juga masih suka permen kapas," kata Ara geleng-geleng kepala.

"Kak Ara juga masih suka makan es krim, padahal udah besar," ucap Yasmin dibahas pelototan oleh Ara.

"Ampun! Kak Kinan ayok temenin Yasmin. Keburu singa betina ngamuk." Yasmin menarik tangan Kinan menuju penjual permen kapas yang lumayan jauh dari tempat duduknya.

"Dasar." Ara tersenyum melihat kekonyolan mereka.

Ara memutuskan untuk menunggu di kursi kosong. Sebab dia tak mungkin tetap duduk di tempat penjual sate tadi, bisa-bisa diusir nanti.

Ara berjalan sesantai mungkin, sembari menikmati malam yang indah ini. Namun, tiba-tiba ...

Aduh!

Ada seseorang yang menyenggolnya, hingga minuman cup yang dibawa oleh orang itu tumpah ke baju Ara.

"Duh, dingin! Dingin banget, ishh ini air es ngapa tumpah ke sini sih," gerutu Ara.

"Maaf-maaf, Mbak."

Orang yang menyenggol Ara hingga membuat baju Ara basah kuyup pun spontan ikut membantu Ara membersihkan bajunya.

"Stop! Don't touch me!" ucap Ara dengan nada agak kencang, membuat beberapa orang menoleh ke arah mereka berdua.

Orang itu spontan memeluk Ara menutupi tubuh Ara yang basah.

"Mas ganteng," lirih Ara masih bisa didengar orang itu. Ya, dia adalah Keenan. Dia terpaksa memeluk Ara agar tak disangka berbuat hal yang tak senonoh. Biar saja yang lain berpikir, bahwa Ara dan Keenan itu pasangan yang ada kesalahpahaman sedikit.

"Maaf, sayang, aku nggak sengaja. Wait, kamu pake jas aku aja, ya." Tangan Keenan terulur melepas jasnya dan memakaikannya ke Ara, setidaknya bisa menutupi bagian yang basah tadi.

Kata 'sayang' membuat jantung Ara berdegup kencang. Cepat-cepat dia berusaha menetralisirkan perasaannya.

Dilihatnya tak ada yang memperhatikan mereka lagi, Keenan cepat-cepat menjauh dari Ara.

"Astagfirullah, kenapa kamu meluk aku sih?" kesal Ara saat dia menyadari bahwa dirinya tadi dipeluk oleh beruang kutub.

"Maaf, saya cuma nggak mau ada yang salah paham." Ya, lagi-lagi Keenan menjawab dengan singkat, tanpa mempedulikan Ara yang menggerutu dan agak kedinginan sebab kena tumpahan es tadi.

"Ya sudah, saya harus pergi. Saya buru-buru, permisi!" pamit Keenan tanpa mendengar ocehan Ara.

"Dasar beruang kutub."

"Beruang kutub siapa, Kak?" tanya Kinan.

"Iya, dimana ada beruang kutub Kak Ara!" tanya Yasmin sambil mengarahkan pandangannya ke semua arah.

"Eh.. Tidak kok, tadi ada gambar beruang kutub utara," jawab Ara sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Oh-" Yasmin dan Kinan ber'oh'ria lalu Ara mengajak adiknya untuk pulang karena hari sudah malam juga.

Saat di jalan ponsel Kinan berbunyi lalu Kinan pun melihat siapa yang mengirim pesan. Dia pun mengernyitkan alisnya karena penasaran akhrinya dia pun membuka pesannya.

(Honey, apa kamu sudah tidur)

Mata Kinan terbelalak ketika melihat pesan dari Kenzo.

"Dasar, pria gila!" teriak Kinan yang membuat Yasmin dan Ara terkejut.

"Kak Kinan, bisa tidak jangan teriak-teriak berisik tahu," ucap Yasmin sambil menutup telinganya.

"Iya tahu tuh, kamu kenapa dek?" tanya Ara.

"Hehehe, tidak Kak. Tadi ada temen aku ada yang mengirim foto hantu," ucap Kinan sambil nyengir.