webnovel

Chapter 94

* purupurupuru * * purupurupuru * * purupurupuru * * Kachak *

"Halo?" Luffy berkata ke siput.

"Kami semua sudah siap di sini, kapten," kata Gem melalui telepon, menarik perhatian Robin.

"Berapa banyak yang kau dapat?" Luffy bertanya.

"Kami berhasil mendapatkan semua anggota Million dan Billion yang ada di sekitar kota yang berbeda di Alabasta. Satu-satunya yang tersisa adalah anggota yang diperintahkan Crocodile untuk menyamar menjadi pasukan pemberontak dan penjaga kerajaan," kata Gem yang membuat Robin sangat terkejut.

"Jadi, yang tersisa adalah untuk merekrut agen yang memiliki nomor," kata Luffy sambil tersenyum.

"Aku akan menyerahkannya padamu, kapten," jawab Gem menyebabkan Luffy tertawa.

"Semua kesenangan akan dimulai saat fajar. Aku yang akan mengurus mereka kalau begitu," kata Luffy sebelum menoleh ke Robin dan bertanya padanya. "Apakah kau tahu lokasi rahasia di mana aku bisa mengadakan pertemuan?" Luffy bertanya dengan nada berbisik.

"Ya, di Spider's Cafe," kata Robin dengan suara lirih juga. "Itu ada di padang pasir antara Nanohana dan Alubarna," katanya, menyebabkan Luffy mengangguk sebelum dia kembali ke siput.

"Dengar," kata Luffy, menarik perhatian Gem. "Aku ingin kau, Mikita, Marianne, dan Jiro pergi ke Spider's Cafe di padang pasir antara Nanohana dan Alubarna," katanya dengan nada memerintah. "Dan tunggu aku di sana," tambahnya.

"Aye, sir," jawab Gem, "Kami akan ke sana sekarang," katanya.

"Bagus, sampai jumpa," kata Luffy sebelum menutup telepon dan menyelipkan siput transponder ke dalam mantelnya.

"Siapa itu?" Robin bertanya dengan ekspresi penasaran di wajahnya.

"kau mengenalinya sebagai Mr. 5," jawab Luffy dengan seringai menyebabkan mata Robin sedikit melebar.

"Jadi, ini penyebab banyak agen kami yang tidak merespons," kata Robin menyebabkan Luffy tertawa. "Jadi, apa rencananya sekarang?" tanya Robin, membuat Luffy menghela nafas dan memandang Crocodile sebelum dia berbicara.

"Sekarang kita menunggu hal yang menyenangkan dimulai," kata Luffy sebelum berbalik dan menatap Robin dengan tatapan penasaran di wajahnya, sebelum Luffy bertanya pada Robin. "Ngomong-ngomong apa kau tahu rencan Crocodile di Alubarna?" Luffy bertanya.

"Dia menempatkan bom yang akan meledak di alun-alun, tetapi aku tidak tahu di mana dia menyembunyikannya," kata Robin.

"Itu cukup membantu," kata Luffy sebelum dia mulai berpikir. "Sekarang jika saja ada cara untuk memberi tahu Smoker tentang hal itu," kata Luffy pada dirinya sendiri dengan cukup keras sehingga Robin bisa mendengar.

"Apakah kalian berdua bekerja bersama?" Robin bertanya dengan nada geli.

"Ini lebih seperti gencatan senjata sementara," kata Luffy menyebabkan perempuan itu tertawa.

"Aku yakin dia bisa menyelesaikannya, entah bagaiman," kata Luffy sebelum melompat turun dari Gator. "Sudah saatnya kita pergi ke Alubarna," kata Luffy sambil melihat ke atas, ke arah langit dan mulai mencoba memanggil awan petirnya.

"Kalau begitu, naiklah dan ayo pergi," kata Robin sambil tertawa kecil.

"Aku memiliki kendaraan ku sendiri," kata luffy ketika sebuah awan mulai turun perlahan dari langit dan mengejutkan mantan agen Baroque Works itu. "Cuaca di malam hari jauh lebih dingin, sehingga ada lebih banyak kelembaban di udara. Seharusnya itu cukup untuk menopang awan yang kupanggil," kata Luffy sebelum dia berjalan ke arah Crocodile yang terikat.

Luffy kemudian mengangkat sang Shichibukai dan melemparkannya ke awan sebelum Luffy melompat ke atas awan dan menatap Robin. "Apakah kau tidak ikut?" tanyanya, mengeluarkan Robin dari keterkejutannya.

"Ummm, tentu," kata Robin sedikit ragu tentang ide menaiki awan sebagai kendaraan. Robin melompat turun dari gator dan berjalan ke atas awan, dan Luffy mengulurkan tangannya untuk berpegangan. Robin meraih tangan Luffy sebelum dengan hati-hati ditarik ke atas awan. Luffy kemudian memberikan perintah mental kepada awan untuk membuat dua kursi agar mereka bisa duduk, kemudian Luffy menuntun Robin ke kursi itu. Setelah mereka duduk, tiga kilatan petir melesat keluar dari awan dan mengelilingi tubuh Crocodile, bertindak sebagai sabuk pengaman.

"Tidak ingin dia jatuh," kata Luffy dengan nada bercanda. Awan kemudian melesat dan mulai naik ke langit sampai di ketinggian sekitar 900 meter.

"Wow, ini luar biasa," kata Robin sambil memandangi awan dan melihat turun ke dataran di bawah.

"Ya, benar," jawab Luffy sambil melihat sekeliling. Mereka saat ini melaju pada kecepatan sekitar 60 kmph di atas padang pasir Alabasta. "Malam ini begitu tenang," kata Luffy sambil bersandar ke belakang dan menatap bintang-bintang. "Sangat disayangkan karena gurun ini akan diwarnai merah dengan darah besok," tambahnya dengan tawa gelap.

"Kupikir kau akan menghentikan perang sebelum ada yang bisa melakukan serangan pertama," kata Robin sambil memandang Luffy dengan bingung.

"Rencananya begitu ... tapi puteri itu sangat pacifist (pecinta damai)," kata Luffy dengan nada serius. "Aku pikir akan ada gunanya untuk membiarkan dia menyaksikan kematian," tambahnya.

"Jadi, kau akan membiarkan mereka saling membunuh hanya untuk memberi pelajaran pada sang putri tentang kematian?" Robin bertanya sedikit menaikkan nada suaranya.

"Yup," kata Luffy menyebabkan mata Robin melebar. "Jika dia suatu hari menjadi ratu dari kerajaan ini, itu adalah sesuatu yang perlu dia pelajari," kata Luffy sambil menyesuaikan topinya dan menatap padang pasir di bawah. "Dia menghabiskan seluruh hidupnya di bagian awal Grand Line, dia tidak tahu seberapa jahat dan keji nya dunia ini sebenarnya," Luffy berkata dengan nada jijik. "Semakin dalam seseorang berlayar ke Grand Line, semakin buruk keadaannya," tambahnya. "Dan itu semua kesalahan 'MEREKA'," geram Luffy. Robin bisa tahu bahwa Luffy sangat membenci siapa pun yang dia maksud, jadi Robin tetap diam dan tidak mengatakan apa-apa. Luffy hendak mengatakan sesuatu yang lain, tetapi sebelum dia bisa berbicara, sesuatu di bawah menarik perhatian Luffy. "Apakah kau melihat itu," kata Luffy ketika dia sedikit bersandar di tepi awan.

"Ada apa?" Robin bertanya ketika dia membungkuk di sebelah Luffy untuk melihatnya.

"Itu kru ku," kata Luffy sambil sedikit tersenyum. "Dan mereka menunggangi bebek," tambahnya sambil terkekeh.

"Itu pasti Pasukan Bebek Supersonik Alabasta," kata Robin menyebabkan Luffy memandangnya dengan aneh.

"Bebek Supersonik?" Luffy bertanya, menolak untuk percaya bahwa sesuatu yang begitu konyol bisa ada di dunia ini.

"Ya, mereka hewan tercepat di seluruh Alabasta," kata Robin sebelum mengembalikan perhatiannya kepada kru Luffy. "Apakah kita akan turun untuk menemui mereka?" Robin bertanya.

"Tidak," jawab Luffy menarik perhatian Robin. "Seperti yang aku katakan sebelumnya, ini adalah pertempuran mereka. Jika sesuatu tidak berjalan mulus, aku akan masuk," kata Luffy menyebabkan Robin mengangguk.

*Fajar*

Luffy dan Robin berada di langit, di atas krunya sepanjang malam, mengikuti mereka saat mereka melakukan perjalanan melewati padang pasir di atas punggung bebek. Akhirnya matahari menyingsing dan ibu kota Alabasta, Alubarna akhirnya terlihat. Ketika mereka mendekati ibukota Luffy melihat setiap anggota krunya mengenakan jubah yang sama dan menutupi seluruh tubuh mereka.

"Pintar," kata Robin sambil tersenyum ketika dia memandangi teman-teman barunya. Luffy tidak mengatakan apa-apa, dia hanya menyeringai pada keputusan krunya. Luffy kemudian mendongak dan melirik ke arah lain, di mana dia melihat awan debu besar melintasi padang pasir menuju ke Alubarna.

"Dan itu pasti tentara pemberontak," kata Luffy sambil menatap awan debu. "Tampaknya pesta akan segera dimulai," Luffy menambahkan sebelum mengalihkan perhatiannya kembali ke krunya.

"Kru mu kedatangan tamu," kata Robin sambil menunjuk ke arah ibukota. Luffy melihat ke arah mana dia menunjuk dan menyipitkan matanya mencoba untuk melihat apa yang Robin lihat. Butuh beberapa detik bagi Luffy untuk mengetahui apa yang ada di arah yang robin tunjuk dan setelah beberapa saat, Luffy masih tidak bisa memastikan. Dari apa yang bisa dilihatnya, tampak sesosok lima individu berdiri di dekat tembok kota.

"Aku tebak itu adalah agen Crocodile yang dikirim ke sini?" Luffy bertanya sambil menatap Robin.

"Benar, itu Mr. 1 dan rekannya, Ms. Double Finger, Mr. 2, dan Mr. 4 dan rekannya, Ms. Merry Christmas," kata Robin, menyebabkan Luffy melirik krunya.

"Apa yang kalian bersembilan akan lakukan sekarang?" Luffy bertanya pada dirinya sendiri ketika dia menatap krunya dengan mata menyipit. Tepat ketika kelompok itu mendekati Alubarna, Luffy melihat tiga dari mereka mulai melambat sebelum memisahkan diri dari kelompok dan bersembunyi di balik beberapa batu. Luffy segera menghentikan awannya dan memerintahkan awan untuk melayang di antara kedua kelompok. "Sekarang apa yang kita miliki di sini?" Luffy bertanya pada dirinya sendiri ketika dia berdiri dan mulai menggunakan observasi hakinya.

"Kenapa mereka bertiga berhenti?" Robin bertanya ketika dia berdiri juga.

"Mereka bertiga adalah putri bersama dengan Johnny dan Yosaku," kata Luffy sebelum dia berbalik dan memandangi sisa anggota krunya yang mulai berpisah menjadi beberapa kelompok, dan satu per satu menarik sepasang agen Baroque Works untuk mengikuti mereka. "Disana ada Nami, Nojiko, dan Zoro," kata Luffy sambil menunjuk tiga bebek yang menuju gerbang Barat dengan Mr. 1 dan Ms. Double Finger tepat di belakang mereka. "Itu adalah Usopp dan Chopper," kata Luffy sambil menunjuk ke dua bebek yang menuju Gerbang Selatan dengan Mr. 4 dan Ms.. Merry Christmas mengikuti di belakang mereka. "Dan itu adalah Sanji dan ... seekor unta," Luffy menambahkan dengan nada datar dengan setetes keringat meluncur di kepanya, saat dia menunjuk sepasang bebek yang berlari ke gerbang Barat Daya setelah berlari melewati Mr. 2.

"Kau memiliki kru yang unik di sana," kata Robin sambil tertawa.

"kau tidak tahu," jawab Luffy sebelum mengalihkan perhatiannya kembali ke sang putri dan duo bounty hunter. Mereka bertiga kemudian mengintip dari balik batu untuk memeriksa apakah jalur mereka aman. Setelah memastikan tidak ada seorang pun di sekitar, mereka bertiga pergi ke arah di mana awan debu besar mendekati ibukota. "Jadi, mereka langsung menuju pasukan pemberontak," Luffy mengamati.

Jadi, siapa yang akan kau ikuti? "Robin bertanya sambil memandang Luffy." Apakah kau akan mengamati kru mu, atau sang putri? "Tanya Robin menyebabkan Luffy tertawa.

"Meskipun aku sangat ingin melihat apa yang dilakukan sang putri, aku pikir aku lebih tertarik melihat seberapa banyak kru ku berkembang sejak memasuki Grand Line," kata Luffy mengejutkan Robin.

"kau tahu, kau benar-benar sulit untuk di tebak," kata Robin menyebabkan Luffy tertawa.

"Jangan merasa buruk," kata Luffy sambil menyeringai. "Kadang-kadang aku mengalami kesulitan dalam menebak pikiranku sendiri," tambah Luffy menyebabkan Robin tertawa geli, sebelum Luffy menyipitkan matanya dan menatap serius. "Ayo kita lihat apakah pelatihan kru ku membuahkan hasil," kata Luffy. "Dan demi kebaikan mereka, kuharap begitu," tambahnya, sebelum awan melesat ke arah dimana Zoro dan Nami berada.

----------------------------------------

Kalau kamu suka fanfiksi dan lagi gabut, kamu bisa check website fanfiksid.com buat baca fanfiksi berbahasa indonesia :D