webnovel

THIS IS MY LIFE !

Hanya perjuangan seorang lelaki gay, yang penuh rintangan dan halangan ...

pangeran_Biru · Urban
Not enough ratings
44 Chs

Mia Pacar 'Cewek' Pertama Gue

Jangan salah sangka hubungan gue dengan mas Darman hanya buat senang-senang saja bukan pacaran, lagi pula dia sudah menikah dikampungnya. Di kelas 3 semester ke enam barulah gue bisa dan boleh menyetir mobil sendiri.

Sebenarnya bukan tidak ada perempuan di sekolah yang suka pada gue, banyak ! sebagian tahu tentang gue. Ada yang menerima dan tidak, itu urusan mereka tapi kebanyakan hanya menjadi teman gue saja tidak lebih.

Ada satu perempuan yang sepertinya sih tergila-gila sama gue. Namanya Mia orangnya cantik, agak manja sikap dan tingkah lakunya. Pokoknya seperti anak kecil, rambut di kepang dua dengan tas dan aksesoris berwarna pink. Dia selalu menyapa gue dimanapun berada, sebenarnya sudah sejak kelas dua tepat pastinya setelah tim basket menang menjadi juara turnamen basket. Semua perempuan mulai mengidolakan kami, ternasuk dia.

Setiap anggota basket punya fansnya masing-masing dan termasuk banyak, tapi tidak dengan gue, maksudnya tidak banyak perempuan yang suka sama gue karena sudah tahu siapa gue sebenarnya.

"Kak Bima !" gue dengar suara centil dan manjanya ketika gue sedang mencuci muka setelah selesai latihan, dan memang dia masih kelas satu alias adik kelas waktu itu.

"Iya ada apa ?" tanya gue, dan dia menyerahkan botol minuman.

"Ini untuk kak Bima !" jawabnya, gue pun menerima.

"Terima kasih ya !" kata gue.

"Kyaaa ... !" tiba-tiba dia menjerit dan gue kaget,

"Aku pergi ya kak !" dia pun pergi dengan loncat-loncat kayak pocong, gue hanya bengong melihat hal itu.

Sejak itulah dia mulai memberikan apapun, maksud gue kadang minuman, makanan atau hanya sekedar menyapa. Sejak itu semua teman-teman gue selalu meledek gue bila dia datang.

Dan bagi gue itu tak masalah, sejauh ini dia bersikap sebagai fans berat gue hanya itu. Semua sedikit berubah ketika gue menerima coklat valentine darinya dan ternyata ada surat cinta darinya. Gue terdiam.

Gue harus berbicara dengannya, Dan akhirnya gue meminta dia datang ke belakang sekolah, walau belakang sekolah ada taman kecil di sepanjang koridor, dan ada bangku untuk duduk-duduk.

"Ada apa kak ?" dia menatap gue.

"Mia, kamu tahu siapa aku kan ?" gue balik bertanya, dia malah mengangguk.

"Tahu, kakak seorang gay kan ?" jawabnya gue kini yang mengangguk.

"Kalau begitu kenapa masih suka kakak ?" gue ingin tahu.

"Emang engga boleh ? bagi Mia itu tidak masalah kok kak !" jawabnya tersenyum.

"Kalau begitu apa yang disuka dari ku ?" tanya gue.

"Kakak baik, pokoknya bedalah dengan lelaki lain ! Mia merasa nyaman aja sama kakak !" gue tertegun.

"Nyaman ? kan kita belum pacaran ?" tanya gue heran.

"Iihhh .. kakak ! ngobrol gini kan ketahuan bisa dekat !" dengan berani dia nyubit gue. Anjir nih cewek.

----------

Akhirnya gue belum bisa menerima sukanya dia ke gue, dan itu tidak masalah baginya. Begitulah itu berlangsung sampai sekarang. Sampai suatu ketika gue melihat dia dengan temannya sedang mengobrol dan tak sengaja gue dengar.

"Mi elo tuh gila ya, sampai sekarang lo masih ngejar-ngejar kak Bima ! udah tahu dia homo !" ujar salah satunya, gue terdiam.

"Emang kenapa, suka-suka gue kan ! mau suka sama siapa !" jawabnya agak menunduk.

"Lu tuh bego ya ? masih banyak cowok lain yang lebih ganteng dari dia dan normal !" ujar yang lain.

"Gue engga mau, mereka jahat sama gue !" jawab Mia sepertinya hampir menangis.

"Maksud lo apa sih jahat ? kan lo belum pacaran sama mereka ! dari mana lo tahu coba !" mereka menatap Mia.

"Gue tahu, mereka hanya menginginkan tubuh gue aja, mereka suka peluk-peluk cium-cium bahkan megang-mengang tubuh Mia !" Mia terlihat cemberut.

"Ya tuhan, lo emang kayak anak kecil Mi ! gitu aja udah protes ! udah biasa kali pacaran emang begitu !" salah seorang menggeleng kepala.

"Tapi Mia takut !" jawab Mia.

"Terserah lu deh ! dasar anak manja ! yuk mending tinggalin aja dia ! pusing gue seperti mengurus anak kecil !" teman-temannya pergi begitu saja, Mia terdiam, begitu pun gue hanya diam.

"Mia !" gue menyentuh pundaknya, Mia mengangkat wajahnya ternyata benar menangis.

"Mia salah kak ?" tanyanya, gue menarik tubuhnya ke pelukan dan dia menangis.

"Iya kamu emang salah !" jawab gue.

"Kok kakak malah belain mereka sih ! hik ... hik ... !"

"Ya iyalah, ngapain juga suka sama kakak ! kamu bisa mendapatkan lelaki yang lebih baik dari kakak !" jawab gue sambil mengusap punggungnya seperti kakak sama adek. "Kakak yakin ada cowok baik di luar sana yang akan mencintai sepenuh hati untuk kamu !" gue lepaskan pelukan dan menatap Mia, ku usap air mata nya.

"Kakak berjanji akan mencarikan pangeran buat kamu !" Mia terdiam. "Tapi untuk sekarang kita pacaran saja mau enggak ?" gue menatap Mia dia terkejut.

"Beneran kak ?" tanyanya, gue mengangguk.

"Sampai adek kecil yang cantik ini menemukan pacar baru !" gue menoel hidungnya,

"iiihhh ... kakak !" ujarnya cemberut, gue tertawa.

-----------------

Sejak itu gue sama Mia pacaran, semua terkejut. walau ada gosip tak sedap tentang kita berdua tak perduli. Gue sering mengajaknya dia jalan-jalan.

"Kakak !" teriak dia ketika gue sedang di kantin, semua orang melirik ke arah dia, gue malah tersenyum.

"Apa, sayang ?" jawab gue, semua menatap kami heran. Gaya pacaran gue sama Mia seperti kakak adek.

"Aku buat takoyaki buat kakak ! dicobain ya ?" dengan gaya manjanya, gue mengangguk dan Mia membuka tupperwear wadah kecil dan disana ada 6 bulatan Takoyaki.

"Mia suapin ya ?" tanyanya, gue mengangguk dan dia menyuapin gue.

"Hmm ... enak !" jawab gue, tanpa sadar gue melihat seorang cowok memakai kacamata menatap kita berdua dengan iri. Mia tersenyum gembira.

Begitulah Mia selalu membuatkan bekal buat gue apapun itu, sampai suatu ketika gue melihat Mia sedang mengobrol dengan temannya, dan gue juga bertemu cowok berkaca mata sedang menperhatikan dia. Akhirnya gue tahu namanya Diaz orang sering menyebutnya seorang kutu buku, dia kelas dua juga sama dengan Mia. Apa dia suka Mia ya ?

Suatu hari gue ke perpustakaan untuk meminjam buku dan terlihat Diaz di pojokan sedang membaca buku, gue pun mendekatinya.

"Ehem ... boleh gue duduk disini ?" tanya gue, dia terkejut.

"I iya .. silahkan !" jawabnya gugup. Gue tersenyum.

"Sedang belajar ?" tanya gue, kepalanya menunduk.

"E engga cuman baca doang !" jawabnya seperti takut.

"Hebat cuman baca Fisika ?" gue tertawa kecil.

"Emang kenapa, engga boleh ?" tanyanya, gue pun menggeser duduknya mendekati dia Dia terkejut.

"Kakak mau ngapain !" Dia terlihat ketakutan.

"Kamu ... ganteng !" rayu gue, mata dia terbelalak terkejut.

"Maaf kak, anu saya .. masih normal !" dia pun hendak berdiri gue pun pegang tangannya untuk menahannya pergi.

"Gue tahu ... elu suka Mia kan ?" bisik gue, mukanya langsung memerah.

"Kakak apaan sih !" dia pun langsung pergi, dan gue mengikutinya.

"Gue tahu, elu cemburu kan sama Mia ?" mukanya makin memerah.

Sesampai di luar, gue tarik tangannya dan gue bawa ke halaman belakang, dia sedikit meronta ketakutan.

"Sekarang gue pengen tanya secara jujur dari elu ! apa elu suka Mia ?" gue dorong tubuhnya ke dinding dan menatapnya tajam.

"I iya kak !" jawabnya.

"Gue akan jodohin elu dengan Mia ! elu mau ?" tanya gue, Dia terkejut dan menatap gue tak percaya.

"Elu tahu siapa gue kan ? gue sama Mia hanya sebatas adek kakak tidak lebih !" lanjut gue.

"Tapi dia tergila-gila sama kakak !" jawabnya pelan. Gue tersenyum.

"Elu mau engga ?" tanya gue sekali lagi, dia akhirnya mengangguk.

"Elu keringatan !" tangan gue menyetuh keningnya yang basah. Mukanya memerah.

"Kyaaa !" terdengar teriakan, gue dan Diaz terkejut di sana ada dua cewek sedang berdiri menatap kita berdua. Mulut mereka di tutup tangan tanda terkejut, tapi ekspresi mereka terlihat senang bukan jijik, gue pernah dengar tentang cewek fujoshi mungkinkah mereka ?

Bersambung ...