webnovel

The Tales of Lixe

Pada suatu hari, ketiga dunia yang seharusnya terpisah bersatu. Dunia itu adalah Iume, Lapha, dan Veden. Masing-masing dunia mempunyai ras-ras yang menghuninya. Kejadian itu membuat seluruh dunia terkejut, tetapi di tengah itu tiba-tiba ras-ras dari Lapha menyerang dan mengakibatkan perang besar pertama. 20 tahun kemudian Edward, seorang pemuda yatim piatu yang mempunyai sebuah tujuan besar yaitu untuk membuat perdamaian di seluruh dunia. Edward adalah pemuda yang tidak mempedulikan ras karena dia menganggap seluruh ras itu sama. Tetapi tujuan itu sangatlah jauh dari jangkauannya yang sekarang, tetapi apakah ini sebuah keberuntungan atau kesialan, dia mengalami kejadian yang merubah hidupnya dan itu membuatnya semakin dekat dengan tujuannya itu. Inilah kisah dari dari dia yang telah menjadi legenda di masa lalu, maupun masa depan. Sebuah kisah legenda yang telah terlupakan tentang dia yang agung.

OlphisLunalia · Fantasy
Not enough ratings
105 Chs

The Icy Maiden Arc: Sang Gadis Berambut Perak part 1

Kerajaan Roh Livia adalah kerajaan yang sangat besar dan juga sangat ramai karena kerajaan Roh terkenal dengan kerajaan yang bebas terutama di ibukotanya, jadi tidak heran kalau ada banyak sekali makhluk dari ras lain yang datang dan tinggal di kerajaan Roh apalagi disana juga tidak ada diskriminasi atau apapun.

Semua orang dari ras manapun dianggap mempunyai kedudukan yang sama. Kerajaan Roh terletak dekat dengan laut sehingga hasil laut di kerajaan itu sangatlah melimpah serta perdagangan pun terjadi setiap hari dengan ras yang lainnya baik ras yang berada di Veden atau yang lainnya karena kerajaan Roh sama sekali tidak terlibat dalam perang apapun dengan ras yang lain.

"Woah! Lihat Sharon, itu!"

"Ras Apa itu?"

Mata Edward dan Sharon berbinar-binar karena terkagum melihat di kota ini terdapat banyak sekali ras yang menurut mereka sangat unik, wajah mereka terlihat seperti anak kecil yang melihat mainan baru di toko.

Mereka tidak pernah melihat begitu banyak ras yang sangat unik seperti dalam sekali tatap seperti ini, mereka sama sekali tidak tahu jika semua yang mereka kira ras yang berbeda itu sebenarnya berasal dari ras yang sama persis.

Chamuel menghela nafas melihat Edward dan Sharon yang sangat bersemangat itu, dia ingin memberitahu Edward dan Sharon kebenarannya tetapi dia tidak tega melihat mereka dengan matanya yang berbinar-binar mengagumi semuanya, tetapi mau tidak mau dia harus mengatakan yang sebenarnya agar mereka tidak mendapatkan pengetahuan yang salah.

"Ed-chan, Shar-chan, mereka itu dari ras yang sama lho."

"Eh? Apa!", Ucap Edward dengan Syok.

"B-benarkan itu Chamuel?"

Mata Edward dan Sharon terbuka lebar karena terkejut dengan itu, mereka sama sekali tidak menyangka kalau mereka berasal dari ras yang sama dengan wujud yang berbeda-beda seperti itu.

Chamuel tidak menyalahkan mereka, memang itu adalah reaksi semua orang saat pertama kali tahu tentang ras Roh.

Ras Roh adalah ras yang unik karena mereka mempunyai wujud yang tidak pasti. Ada yang berwujud seperti hewan, tumbuhan, manusia dan juga makhluk aneh, dan setiap mereka ber-Evolusi, bentuk itu juga akan berubah. Itulah kenapa Chamuel merasa tidak mampu menjawab pertanyaan Edward saat di perjalanan kemarin, karena memang tidak ada wujud yang pasti dari ras Roh.

Para Roh digolongkan menjadi beberapa bagian, yang pertama adalah Roh yang memiliki dua buah sayap, Roh ini adalah yang paling lemah dari semua Roh, mereka biasanya adalah para rakyat dan prajurit biasa.

Kedua adalah Roh yang mempunyai empat sayap, roh ini adalah roh yang lumayan kuat karena mereka sudah ber-Evolusi satu kali, mereka biasanya menduduki jabatan yang lumayan penting di kerajaan Roh dan biasanya roh bersayap empat adalah para kaum bangsawan biasa.

Ketiga adalah Roh dengan enam sayap yang merupakan para Roh yang mempunyai enam sayap adalah Roh-Roh yang level tinggi. Jarang ada roh yang bisa mempunyai enam sayap karena memang itu sangatlah sulit, karena kespesialan itu lah yang membuat mereka selalu menduduki posisi atas dalam kerajaan Roh yang besar.

Yang terakhir adalah Roh dengan delapan sayap. Roh yang mempunyai delapan sayap sangatlah jarang terjadi, bahkan di dalam kerajaan Roh yang besar pun hanya terdapat empat Roh yang memiliki delapan sayap dan mereka adalah Empat Roh Agung yang masing-masing memiliki kekuatan yang luar biasa.

"Itu benar, tuan Edward."

Edward sangat terkejut dengan kemunculan wanita cantik berambut putih yang tiba-tiba berada tepat di sampingnya. Edward sama sekali tidak menyadari keberadaan wanita itu dan dia pun segera menjauh secara reflek.

Wanita itu adalah adalah White yang datang untuk memberi salam dan selamat datang kepada Edward dan yang lainnya.

White memutuskan untuk muncul di hadapan mereka karena dia merasa tidak sopan untuk tidak menyambut tamu penting di kerajaan Roh terutama tamu ini adalah orang yang sudah ia tunggu-tunggu.

White pun sedikit membungkukkan dirinya sebagai tanda salam penghormatan kepada Edward dan yang lainnya.

"Selamat datang di kerajaan Roh, Tuan Edward, Nona Lily Nona Chamuel, dan juga yang lainnya."

Edward terkejut sekali lagi karena White sudah tahu namanya bahkan disaat sebelum dia mengatakan namanya. Edward pun menjadi semakin waspada kepada White dan terus menatapnya.

"He~h sudah tahu namaku ya...siapa kau?!"

"Aku adalah White."

Sebuah jawaban simpel dari White tanpa ada lanjutan lagi yang lain.

"...."

"..."

Keheningan pun terjadi diantara mereka karena cara White mengenalkan dirinya, dia hanya menyebutkan namanya tanpa menjelaskan apapun kepada Edward dan yang lainnya, dia bahkan tidak mengatakan kenapa dia sampai repot-repot memberi salam selamat datang.

Firasat Edward disini mengatakan bahwa White adalah sosok gadis aneh lainnya sama seperti Chamuel dan yang lain di kelompoknya tetapi melihat penampilan White yang terlihat dewasa membuat Edward berusaha untuk tidak memikirkan itu.

"Ehm! Biar aku ganti pertanyaannya. Kenapa kau bisa tiba-tiba muncul? Dan juga bagaimana kau tahu namaku?"

"Selama ini aku sudah mengawasi anda dari jarak jauh selama dua puluh empat jam.", Jawab White dengan ekspresi datar.

Tiba-tiba Edward merasa merinding mendengar White mengatakan itu.

White mengatakan hal yang sangat tabu seperti membuntuti seseorang dengan muka yang sangat datar tanpa mempunyai rasa sungkan sama sekali. Hal itu membuat Edward semakin merinding, mungkin jika White mengatakannya dengan sedikit menunjukkan rasa malu, Edward tidak akan mempermasalahkannya.

Edward pun semakin memperlebar jaraknya dengan White dengan penuh kewaspadaan, sekarang dia tahu seberapa pentingnya kemampuan merasakan sesuatu yang dulu sempat Yamamoto sarankan kepada Edward untuk mengasahnya sampai ke tingkat maksimal.

Melihat Edward yang menjauh darinya, White pun kebingungan melihat keanehan itu, dia merasa sama sekali tidak mengatakan suatu hal yang salah kepada Edward sehingga membuat dirinya begitu diwaspadai.

"Tuan Edward, kenapa anda menjauh?"

Chamuel pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya karena White sama sekali tidak berubah dari saat mereka pertama bertemu.

Chamuel sudah mengenal White sejak sangat sangat sangat lama sehingga dia sudah tidak terkejut dengan sifat White yang berwajah datar seperti itu.

"(sigh) White-chan, siapapun pasti akan bereaksi seperti itu ketika mendengar diri mereka dikuntit dari penguntitnya sendiri."

White sedikit memiringkan kepalanya ke kanan dengan wajah yang mengatakan seolah-olah dia tidak mengerti dengan apa yang Chamuel maksud.

White sama sekali tidak bermaksud menguntit Edward, dia hanya diperintahkan oleh Arsenick untuk melakukannya.

"Kuntit? Apa yang anda maksud? Saya hanya diperintahkan untuk mengawasi dan melihat setiap inci dari tubuh tuan Edward."

"White-chan, itu terlalu berlebihan..."

"Kak Ed~!

Tiba-tiba mereka dikejutkan dengan gadis kecil berambut biru yang berlari ke arah Edward. Gadis itu berlari dengan kedua tangan ke depan seakan-akan mau memeluk dan senyum bahagia yang terlihat sangat polos.

"Kak Ed~!(peluk)"

Edward kebingungan dan mulai panik ketika gadis itu memeluknya dengan erat, dia merasakan akan ada masalah baru yang akan masuk ke dalam hidupnya, bahkan sekarang dia sudah merasakan tatapan tajam dari Chamuel, Lily, Sharon, dan Evelyn kepada dirinya seolah-olah mengancam Edward.

"Ed-chan, apa Ed-chan masih belum puas membuat harem?"

"M-mana mungkin aku mau membuat Harem! Apalagi kebanyakan anggotanya kekanak-kanakan!"

Edward sama sekali tidak mengenali gadis kecil berambut biru itu, dia juga sama sekali tidak pernah melihat gadis kecil berambut biru itu sekalipun di dalam hidupnya. Karena itulah Edward terkejut saat gadis kecil itu tiba-tiba muncul dan memeluknya, dan juga bagaimana gadis kecil berambut biru itu bisa tahu namanya.

"G-gadis kecil, apa kau sedang tersesat? Dimana rumahmu? Ayo kakak anter."

Gadis kecil berambut biru itu terlihat kesal karena Edward sama sekali tidak mengenalinya. Dia sudah berusaha dan berakhir menjadi seperti ini karena demi Edward dan sekarang orang yang membuat dia berusaha malah tidak mengenalinya sama sekali.

"Mmmmm...Kak Ed bodoh!"

Gadis kecil itu pun menggembungkan kedua pipinya dengan ekspresi marah yang terlihat sangat imut dan lucu ketika orang memandangnya, bahkan Edward pun juga merasakan hal yang seperti itu, insting kebapak-bapakannya pun mulai aktif dan dia mulai mengusap kepala gadis kecil itu dengan lembut.

"Muehehehehe...!"

Gadis kecil berambut biru itu tersenyum dengan sangat polos. Kepolosannya itu lah yang membuat gadis kecil berambut biru itu menjadi semakin imut sampai-sampai mau membuat orang yang melihatnya rela mengurusi gadis itu seumur hidupnya.

Tentu melihat Edward mengelus kepala gadis lain membuat Chamuel dan yang lainnya merasa tidak suka dengan itu. Tetapi ketika gadis kecil itu tersenyum polos di depan mereka, Sharon dan yang lainnya pun terpesona dengan senyum polos gadis itu dan memeluk gadis kecil berambut pink itu dan menggesek-gesekkan pipinya dengan senyum puas di wajah mereka kecuali Chamuel yang merasa tersaingi sebagai gadis kecil terimut dan Lily yang meletakkan tangan Edward di atau kepalanya agar dia juga mengusapnya.

"Imutnya!"

"Hmph! Chamuel ratusan kali lebih imut!"

Tiba-tiba muncul seorang laki-laki yang bergaya dengan kaca matanya dengan mendorongnya menggunakan ujung jari tengah agar terlihat keren.

Laki-laki itu sedang berjalan menuju Edward dengan wajah yang selalu serius seolah-olah tidak ada satu kali pun laki-laki berkaca mata itu pernah tersenyum.

"(sigh) Yaaampun seperti biasanya, kalian sangat berisik."

Edward pun terkejut melihat laki-laki yang sedang berjalan kearahnya, dia sangat mengenali laki-laki berkaca mata yang sedang bergaya dengan kaca matanya itu.

Laki-laki berkaca mata itu bernama Austin, dia adalah salah satu teman Edward yang berada dalam Organisasi dan dia adalah pasangan dari Alfred yang merupakan anggota terbodoh dari semua orang di kelompok Edward, dan anehnya dia dan Alfred malah menjadi duo yang sangat hebat.

"Austin?"

"Yo! Lama tidak berjumpa."

Edward pun mulai menyadari sesuatu tentang gadis kecil itu, dia teringat dengan salah satu anggota dari kelompoknya yaitu Roselyn yang mempunyai ciri-ciri yang sama dengan gadis kecil berambut biru itu.

Tetapi seingat Edward, Rose bukanlah seorang gadis kecil begitupun dengan Sharon, dia masih mengingat dengan jelas wajah Rose yang selama ini bersamanya.

"Hmmm...hoi gadis kecil, apa jangan-jangan kau itu Rose?!"

"Apa yang au katakan Ed? Gak mungkin kan dia itu-"

Rose sangat gembira karena akhirnya Edward mengingat tentang dirinya, dia mengayunkan tangannya ke atas dengan senyum yang sangat polos dan memikat semua orang yang melihatnya.

"Wa~y, akhirnya kak Ed ingat juga!"

Edward dan Sharon sangat terkejut karena gadis kecil itu mengaku sebagai Rose. Mereka masih ingat dengan Rose dan mereka merasa aneh karena Rose yang mereka ingat bukanlah seorang gadis kecil seperti ini, tetapi seorang gadis biasa yang mempunyai kepribadian pendiam dan tenang lebih seperti seorang Kuudere. Dia bahkan jarang berbicara dengan orang lain.

"Eh...EH?! T-tunggu dulu! Kalau aku tidak salah ingat, Rose itu bukan gadis kecil kan? ya kan Sharon? Ya kan?!"

Sharon mulai tidak yakin dengan ingatannya mengingat dia sudah berganti tubuh, dia mulai meragukan kebenaran dari semua ingatannya selama ini.

"A-aku juga mulai bingung dan gak yakin!"

Sama seperti Sharon, Edward pun juga meragukan ingatannya. Dia mulai tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah dalam ingatannya, dia bahkan mulai meragukan kalau dirinya masih hidup, dia mulai berpikir kalau sebenarnya dia sudah mati saat melawan Draconis dan sekarang dia sedang berada di akhirat melihat mimpi tanpa batas.

Melihat reaksi Edward dan Sharon yang seperti itu Austin merasa kalau dia tidak mempunyai pilihan lain selain menceritakan yang sebenarnya kepada Edward dan Sharon tentang bagaimana Rose bisa kembali menjadi seorang gadis kecil.

Ia tidak suka memberitahu informasi kepada orang lain secara Cuma-Cuma, tetapi berhubung Edward dan Sharon adalah teman baiknya maka dia tidak merasa keberatan.

"Rose sudah ber-Evolusi menjadi roh bersayap enam dan entah kenapa apakah karena EXPnya kembali menjadi nol sehingga dia kembali ke wujud itu atau apa."

"EXP? Lagi-lagi kau berbicara dengan bahasa aneh. Lebih baik kalau kau tidak terlalu belajar istilah-istilah dari orang-orang dari dunia lain itu lho, mata empat."

"Setidaknya itu lebih berguna daripada kau yang menghabiskan waktumu untuk mengasah kemampuan Gigolomu itu."

"Apa katamu hah?!", ucap Edward sambil memelototi Austin.

"Kau juga apa yang kau maksud dengan mata empat dasar Gigolo!"

Chamuel dan yang lainnya yang melihat itu menjadi meragukan kata-kata Edward tentang 'Teman baik' sebenarnya.

Rose dan Austin pun memperlihatkan sayap mereka yang indah dan berwarna-warni untuk meyakinkan Edward dan Sharon yang terlihat tidak mempercayai omongannya.

Sayap mereka sangat indah dan unik sama seperti yang ayah mereka punya.

"Apa kalian masih meragukan kami?"

Edward dan Sharon hanya terdiam seribu kata setelah melihat Rose dan Austin memperlihatkan sayap mereka, wajah mereka seperti orang yang sehabis melihat hal yang sangat sulit untuk diterima oleh akal sehat mereka.

Rose mendekati Edward dan memegang kedua tangannya sambil menatap mata Edward dengan mata yang berkaca-kaca seperti seorang anak kecil yang memohon dibelikan mainan kepada ayahnya.

"Kakak Edward, apa kakak tidak suka dengan Rose yang baru?"

Edward bingung mau menjawab apa, dia merasa serba salah karena jika dia bilang kalau dia suka Rose yang baru maka orang-orang akan menganggapnya sebagai Lolicon, dan sebaliknya jika dia bilang kalau dia tidak suka, pasti dia akan disalahkan karena telah menyakiti perasaan gadis kecil yang manis itu.

"B-bukannya tidak suka hanya..."

Rose semakin menatap Edward dengan wajah memelas yang membuat Edward menjadi tidak tega untuk mengatakan tidak suka, Edward pun mulai menyadari betapa berbahayanya Rose yang sekarang bagi dirinya karena Edward bukanlah orang yang sejahat itu untuk bisa menyakiti perasaan seorang gadis kecil yang terlihat polos.

Akhirnya Edward hanya bisa menyerah dan mengikuti keinginan Rose yang berubah menjadi gadis kecil itu.

"Y-yang ini jauh lebih baik! MARVELOUS!"

"Wa~y terima kasih kak Ed!"

Edward sama sekali tidak pernah mengharapkan kalau dia ingin dikelilingi oleh banyak gadis kecil, yang dia harapkan adalah gadis normal yang ada dimanapun dan mudah dittemukan di dunia ini, tetapi entah kenapa selama ini dia merasa kalau tubuhnya mempunyai semacam magnet yang mampu menarik perhatian gadis-gadis kecil untuk mendekat kearahnya.

"(sigh) apa yang harus kulakukan?"

Tetapi kesampingkan hal itu Edward dan Sharon juga terkejut karena mendengar kalau Rose dan Austin adalah Roh.

Edward dan Sharon sama sekali tidak menduga kalau Austin dan Rose adalah Roh karena selama ini mereka tidak pernah sama sekali menunjukkan perilaku yang mencurigakan, bahkan selama mereka berada di Organisasi mereka nampak seperti manusia biasa.

"Aku benar-benar tidak menyangka kalau selama ini kalian itu Roh. kukira aku sudah Expert dalam menggali informasi tetapi kelihatannya sebagai ketua aku masih kurang."

"Hehe~ Kakak tidak perlu sedih kok. Sini sama Rose kita jalan-jalan!"

"Terima Kasih Rose, tetapi aku masih punya pekerjaan."

"Masalah barang itu biar pengawal kami saja yang mengatasi, lagipula kalian adalah tamu penting."

Meskipun seperti itu Edward tetap saja merasa tidak enak apalagi saat ini dia sedang tengah berada di dalam sebuah kota yang dia tidak yakin bisa kembali kesini lagi esok.

"Tidak, aku akan berkeliling sebentar."

Seperti biasanya Edward adalah orang yang selalu penasaran dengan sesuatu. Dia ingin menjelajahi ibukota kerajaan Roh ini apapun yang terjadi.

"Chamuel, aku yakin kalau tamu pentingnya adalah kau jadi kau duluan saja ke istana, aku akan nyusul nanti."

Edward tidaklah salah karena memang sebagai seorang Archangel tentu dia memerlukan perlakukan VVIP yang sangat khusus dirinya sedangkan Edward yang merasa seperti orang biasa bisa memutuskan untuk berkeliling dulu tanpa ada masalah.

Itu adalah salah satu alasan tetapi ada juga alasan lainnya yaitu Edward tidak terlalu suka bergaul dengan bangsawan atau orang-orang anggota kerajaan apalagi mengadakan pesta mewah dan semacamnya.

Mendengar itu White pun berkata kepada Rose dan Austin.

"Kalau begitu aku akan mengawal tuan Edward, selanjutnya aku serahkan kepada kalian berdua."

Tugas yang diberikan kepada White adalah untuk mengawasi Edward yang membuat White mau tidak mau harus berada bersama Edward.

Itu membuat White merasa senang karena dia bisa sekalian menuntun Edward untuk berkeliling kota dan memandunya secara pribadi.

"Sharon, bagaimana denganmu? apa kau mau ikut?"

Sharon sangat ingin ikut karena ini seperti Date kecuali ada White disana tetapi dia lebih tertarik dengan manisan dan Chamuel juga sudah kelihatan tidak sabar untuk makan jamuan.

"Maaf Ed...aku mau makan manisan aja hehehehe..."

"Chamuel juga mau ngerasain makanan khas sini setelah lama sekali gak mampir."

"Kalau begitu semuanya, karena jamuannya sudah siap maka mari kita pergi ke istana.", ucap Austin.

Mereka, Chamuel, Sharon, Evelyn, dan Lilith pun ikut bersama Austin dan Rose menuju ke kereta yang telah disiapkan dan pergi menuju ke istana meninggalkan Edward, Lily, dan White disana.

Ibukota kerajaan Livia ini adalah sebuah kota yang sangat besar dan juga unik. Kota ini seolah-olah terlihat seperti berada di dalam cerita fantasi dimana terdapat banyak hal yang unik dan mengesankan.

Petualangan Edward, Lily, dan White menjadi hal yang sangat menyenangkan karena dengan santainya mereka bertiga entah kenapa bisa berbicara biasa kepada satu sama lain.

Memang Edward sedikit terganggu karena White memakai bahasa yang terlalu formal kepadanya dan Lily, tetapi selain itu White benar-benar menjadi pemandu yang hebat.

Sangat banyak hal yang membuat Edward terkagum disana selama dia melihat-lihat isi kota bersama White sampai sekarang mereka telah sampai di tujuan terakhir yaitu Pohon Suci, sebuah pohon raksasa yang dianggap sebagai pohon yang sangat sakral bagi ras Roh.

Edward bisa mengetahui itu karena hanya dengan melihatnya saja dia sudah merasakan sesuatu seperti perasaan tenang dan sejuk di dalam hatinya.

"Pohon yang cantik..."

"Tuan Edward, itu adalah Pohon Suci. Sebuah Pohon yang sangat disakralkan karena konon pohon itulah yang merupakan pusat dari dunia ini."

"Pusat Dunia?"

Pohon itu telah berulang kali menunjukkan keajaibannya kepada mereka semua. Pohon ini juga mempunyai energi sihir dan spiritual yang sangat tinggi yang bahkan sampai dikabarkan siapapun yang bisa melahap inti dari pohon itu maka dia akan menjadi abadi.

Tentu itu hanyalah sekedar rumor yang menjadi Urban Legend karena jangankan mencari inti, disana hanya dengan menggores pohon suci saja dapat berakibat hukuman yang sangat berat.

Pohon itu juga sangatlah besar yang bahkan kau bisa melihatnya sekalipun ketika berada puluhan kilometer dari sana.

Seratus tahun? Atau mungkin Seribu? Edward tidak tahu sudah setua apa pohon raksasa itu tetapi dia tidak mempermasalahkannya karena hanya dengan melihatnya saja itu sudah cukup sebelum mereka pergi ke istana.

Setelah puas, Edward dan Lily memutuskan untuk pergi ke istana untuk menyusul Chamuel dan yang lainnya.

Istana itu sangat besar dan juga tinggi, disitu terdapat banyak sekali pilar-pilar penyangga yang terbuat dari batu marmer dan juga dihiasi dengan ukiran-ukiran yang unik dan indah.

Tepat di depan istana itu terdapat air mancur yang sangat besar yang ditengahnya berdiri patung seorang wanita yang besar, patung itu menghadap ke arah pintu masuk seperti ikut menyambut kedatangan Edward yang datang berkunjung ke istana kerajaan Roh.

Edward terkesan dengan betapa megahnya istana itu meskipun menurut dia masih megah istana milik Chamuel, tetapi istana itu juga memiliki keunikannya sendiri.

Dengan segala keunikannya, istana itu mampu menyihir siapapun yang melihatnya untuk terkagum sesaat setelah melihatnya, tetapi yang paling membuat Edward terkesan adalah patung seorang wanita yang berdiri di tengah air mancur itu, patung itu seolah-olah memiliki magnet kuat yang menarik mata Edward untuk menuju kepadanya.

Roselyn yang secara kebetulan tengah duduk-duduk di sisi tempat sebuah patung raksasa berdiri kokoh pun langsung berlari ke arah Edward dan yang lainnya.

"Rose, dimana yang lain?"

"Yang lain sudah pada di dalam lho menunggu jamuan sambil makan camilan."

"Ah gitu? ngomong-ngomong itu patung yang sangat bagus."

Rose merasa sangat senang ketika Edward memuji patung yang berdiri di tengah air mancur itu.

Sejak Rose masih kecil, dia juga sangat terobsesi dengan patung yang berada di depan istana itu, dia selalu kesana setiap dia punya waktu luang dan bermain disana sampai-sampai Austin harus repot-repot mencarinya kesana setiap hari.

"Benarkah? Ehehe~ seperti yang Rose duga, Kak Ed memang mengerti!"

Itu memang sebuah Fakta yang sangat mengejutkan bagi Edward dan Sharon kalau Rose dan Austin adalah Roh, tetapi yang lebih mengejutkan mereka adalah kenyataan kalau mereka bukanlah Roh biasa, tetapi mereka adalah anak dari raja Roh.

Sharon dan Edward sempat syok sesaat karena mereka tidak bisa menerima kenyataan luar biasa yang begitu tiba-tiba dan bertubi-tubi mendatangi mereka.

"Tapi aku benar-benar tidak menyangka kalau kau dan mata empat itu adalah anak dari raja Roh, tapi kenapa kalian bisa bergabung ke dalam organisasiku?"

Alasan Austin dan Rose keluar dari kerajaan mereka adalah karena mereka ingin mengenal dunia di luar Veden, mereka ingin berpetualang menjelajahi dunia ini dan akhirnya dengan bantuan kenalan ayahnya mereka bisa melakukannya tanpa takut apapun karena masih banyak di luar sana yang masih memusuhi makhluk dari dunia lain, bahkan ras Manusia juga memusuhi Ras yang berasal dari dunia mereka sendiri seperti Manusia Hewan dan Dwarf meskipun tidak kebanyakan, hanya beberapa kerajaan kecil saja sedangkan kekaisaran manusia yang paling berkuasa di Iume selalu menjaga perdamaian dengan ras Manusia Hewan dan Dwarf untuk membuat aliansi melawan Iblis yang telah membantai banyak sekali teman-teman mereka.

Tetapi alasan terbesar kenapa Rose dan Austin bisa bergabung dengan organisasi Edward adalah karena Rose yang entah kenapa tertarik dengan Edward dan akhirnya Austin pun tidak punya pilihan lain selain mengikuti saudarinya itu karena dia harus menjaga keselamatannya.

"Bukannya itu salahmu, dasar gigolo!", Ucap Austin yang tiba-tiba ada disana.

"Hah apa kau bilang dasar mata Empat?!"

Mereka berdua pun saling beradu tatapan mengerikan.

Menurut dirinya sendiri, Edward bukanlah seorang yang tampan, dia juga tidak pandai berbicara kalau menyangkut masalah percintaan, tetapi dengan disadari olehnya sendiri dia banyak membuat gadis-gadis yang berada di sekitarnya. Dia tahu itu tetapi bersikap acuh kepada perasaaan itu seolah-olah menghindarinya.

Para laki-laki di kelompoknya pun juga sangat menghormati Edward, bahkan salah satu anggotanya yang terkenal sebagai binatang buas yang tak kenal aturan bisa menurut dengan perintah Edward tanpa mengucapkan satu keluhan apapun.

Mereka pun akhirnya sampai di pintu depan istana dari kerajaan Roh, pintu itu dijaga oleh dua penjaga yang selalu bersiap menjaga keamanan dari istana itu sehingga tidak ada suatu ancamanpun dapat masuk ke dalam istana.

Mereka menyambut kedatangan Edward dan yang lainnya dan membukakan pintu untuk mereka, mereka pun langsung dipandu menuju sebuah ruangan khusus yang biasa digunakan untuk menyambut tamu khusus.

Disana Edward melihat Evelyn duduk di kursi sofa yang terasa sangat empuk untuk beristirahat setelah lelah berjalan seharian. Ia telah berusaha sekuat mungkin untuk tidak menjadi hambatan untuk Edward dengan memaksakan dirinya yang tidak terbiasa melakukan perjalanan jauh.

Itu sangat membuat Edward tersentuh karena melihat pertumbuhan dari seorang putri kecil menjadi orang yang mandiri dan berkemauan keras seperti itu.

Edward pun menyadari kalau White menghilang dari sana tanpa ia sadari.

"White? Dia menghilang?!"

Edward merasa tertarik dengan White yang sangat misterius. White sama sekali tidak bisa ditebak apa yang sedang dipikirkannya.

"Apa yang anda bicarakan tuan Edward, dari tadi saya selalu berada di belakangmu."

Seketika Edward langsung menoleh ke belakang dan ternyata White berada sangat dekat di belakang Edward, bahkan sangat dekat sehingga Edward bisa mendengar suara White bernapas.

Edward pun merasa sangat kaget dan sontak menjauh dari White karena itu akan menjadi sangat berbahaya baginya untuk berada dengan jarak seperti itu dengan White.

"Whoa!"

Melihat Edward yang tiba-tiba menjauh darinya, White pun sedikit memiringkan kepalanya karena tidak tahu kenapa Edward sampai menjauh seperti itu, dia merasa tidak melakukan kesalahan apapun kali ini sehingga Edward menjauh darinya.

"Hmmm?"

Chamuel merasa kalau White akan menjadi saingan yang sangat berat.

Sifat White yang masih polos seolah-olah dia adalah anak kecil yang belum mengerti tentang hubungan orang dewasa. Apalagi dengan tubuh White yang sudah dewasa dan juga rupanya yang sangat cantik, Chamuel merasa kalau White akan dengan mudah merebut Edward darinya selain Lily.

"W-White-chan! Menjauhlah dari Ed-chan!"

White merasa tidak bersalah sama sekali karena pekerjaannya adalah untuk mengawasi Edward.

Meskipun Arsenick memerintahkannya agar mengawasi Edward secara sembunyi-sembunyi dari jarak jauh, setelah melihat reaksi Edward yang sangat mewaspadai dirinya saat itu, maka dia memutuskan untuk mengawasi Edward dari jarak yang dekat, terutama dia mencium bau seseorang yang sangat White kenal.

"Hmmm? Kenapa?"

Edward pun mulai tertarik dengan White tanpa tahu kenapa, dia pun ingin mengetahui lebih jauh tentang White dan memastikan kenapa dia tertarik dengannya, apakah dirinya sudah jatuh hati kepada White, ataukah yang lain.

"Sebenarnya ada apa denganmu?"

"Hmmm...? Aku hanya menjalankan misi mengawasi."

Edward mulai merasa kalau dia menemukan alasan kenapa dia merasa tertarik dengan White, dia tertarik dengannya karena White sangat misterius mulai dari sifatnya yang pendiam, kemunculannya yang selalu misterius dan menghilang tanpa disadari.

Austin pun tergerak untuk menjelaskan itu karena selama ini banyak rumor aneh yang mengatakan hal yang salah tentang White meskipun White sendiri tidak peduli dengan rumor itu.

Selama ini banyak orang yang telah melihat White yang sangat akrab dengan mereka menganggap kalau White adalah anak dari hubungan terlarang ayahnya atau apalah padahal jelas White jauh lebih tua dari Arsenick dan dia lebih ke sosok Ibu daripada anak.

White adalah seseorang yang sangat polos, dia tidak pernah berpikir untuk menjalin hubungan romantis dengan siapapun karena White tidak tertarik dengan siapapun kecuali seseorang yang telah menciptakannya.

"White adalah orang yang bertugas memilih dan mengangkat raja Roh yang pertama sampai yang keenam yaitu ayah, bisa dibilang kalau dia itu leluhur kami."

White mempunyai peranan penting di setiap generasi dari raja Roh. Dia sudah ada sejak raja Roh pertama ribuan tahun lalu dan memiliki tugas untuk memilih dan mengangkat raja Roh yang layak dari semua generasi.

"Oi...benarkah itu?"

"Yap, kau bisa melihat itu dari buku sejarah kerajaan ini."

Edward sangat sulit mempercayai ini, melihat rupa White yang masih seperti wanita muda, dia sama sekali tidak menyangka kalau White sudah setua itu.

White memang sama sekali tidak pernah menua atau melemah, wujudnya tetap cantik dan menawan seperti ini sejak ribuan tahu yang lalu, dia adalah orang yang sangat misterius yang bahkan sejarah tentang siapa dia dan dari mana asalnya pun sama sekali tidak pernah ditemukan sekeras apapun semua orang mencarinya, dia sudah seperti makhluk legenda misterius yang telah menjadi immortal.

"Hmmm...Bukannya itu berarti dia sudah tua sekali?"

White merasa tidak senang dengan Edward yang menyebutnya tua, meskipun biasanya White adalah sosok yang pendiam dan tidak peduli dengan apa yang orang katakan tentangnya, tetapi untuk masalah ini dia sangatlah sensitif, dia sama sekali tidak suka kalau ada yang menyebutnya tua atau yang sejenisnya.

"Tuan Edward, kata-kata itu tidak seharusnya anda katakan kepada wanita."

"Jangan salah, aku memujimu kok karena kau mempuyai wajah yang masih cantik dan awet muda yang membuatku bisa tidak percaya."

Untuk pertama kalinya White merasa deg-degan dan tersipu malu mendengar pujian dari seseorang yang ia cintai.

Selama ini sebanyak apapun orang yang memuji kecantikannya, dia sama sekali tidak merasakan apapun.

White mulai merasakan perasaan aneh di dalam dirinya ketika melihat Edward, entah kenapa tubuhnya menjadi panas tanpa tahu apa penyebabnya.

Sepanjang hidupnya, White hanya bergaul dengan lingkungan keluarga kerajaan dan sangat jarang berinteraksi dengan orang diluar keluarga kerajaan, dia hampir tidak mempunyai kesempatan untuk mencari pasangan hidup apalagi White adalah seseorang yang sangat setia kepada orang yang dicintainya.

Lily terlihat tidak suka dengan Edward yang merayu White, dia tahu kalau Edward tidak bermaksud untuk merayu, tapi kata-kata itu adalah kata-kata pujian yang sangat disukai olehnya yang kemungkinan bisa membuat White bisa kehilangan kontrol atas dirinya sendiri.

"Ed! Merayu, tidak boleh!"

Edward tidak bermaksud untuk merayu White, dia hanya mengatakan kebenaran dari apa yang dia pikirkan tentang White. Dia benar-benar merasa kagum karena White yang sama sekali tidak menua dan tetap menjadi wanita berwajah cantik selama beribu-ribu tahun dia hidup, sama seperti Chamuel yang masih tetap menjadi gadis kecil entah berapa lama dia hidup.

"A-aku tidak merayunya Lily!"

"Mum...benarkah?"

"Ya, benar! aku berani sumpah!"

White pun merasa sangat senang dipuji orang yang ia cintai selama ini, dia merasakan kebingungan karena perasaannya tidak pernah berubah sejak dahulu tetapi perasaan ini...perasaan yang entah kenapa berbeda dengan apa yang ia dulu rasakan.

White pun mendekati Edward dan memegang tangannya dengan sangat erat sehingga Edward tidak bisa melepaskannya sama sekali, dia ingin memastikan sebenarnya apa yang telah terjadi kepadanya.

Dia ingin mendekat dan mengendus Edward dengan hidungnya untuk memastikan sesuatu, tetapi dia tidak ingin melakukannya di depan banyak orang seperti ini.

"Tu-tunggu White?!"

"Terima kasih atas pujiannya Tuanku, bisakah kau ikut denganku ke kamar?"

Edward sangat terkejut dengan apa yang telah dikatakan White, dia tidak tahu apa yang telah terjadi dengan White sehingga dia bisa mengatakan hal yang bisa mengundang kesalahpahaman seperti itu secara tiba-tiba.

"Ha? apa yang kau katakan?"

"Sudah kuduga kau adalah gigolo."

"Diam kau mata empat!"

Dengan cepat, Rose pun berlari dan memeluk Edward, dia merasa kalau dirinya tahu apa yang telah dirasakan oleh White sekarang karena dulu dia juga seperti itu, tetapi dia tidak bisa membiarkan Edward untuk jatuh ke tangan siapapun termasuk White yang sudah dia anggap sebagai kakaknya.

"Tidak boleh! kak Ed itu milik Rose!"

Tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang terlihat masih muda, dia terlihat seumuran dengan Edward, pemuda itu mempunyai rambut pendek berwarna oranye kemerah merahan, matanya yang lebar dan irisnya yang berwarna kuning keemasan seperti menggambarkan kalau dia memiliki keberanian yang sangat besar, dia memiliki kulit yang sedikit gelap dengan sesuatu seperi tato api berwarna oranye menghiasi tubuhnya.

"Haaahahahaha! Kelihatannya suasananya sedang menarik!"

Furamu, dia adalah salah satu dari Empat Roh Agung yang memiliki sihir api yang terkuat dari semua yang ada di kerajaan Roh, dia adalah seorang pemuda yang selalu mencari tantangan dalam hidupnya dan akhirnya dia bisa bertambah kuat dan bisa ber-Evolusi menjadi roh bersayap delapan dalam usia yang relatif masih muda di dalam ras Roh.

Dia mendedikasikan dirinya untuk hanya berlatih sihir api, dia sama sekali tidak berniat untuk mempelajari sihir yang lainnya, dia terus melatih sihir apinya sehingga sihir api miliknya menjadi sangat kuat dan yang terkuat dari seluruh Roh.

Setelah dia diangkat menjadi salah satu dari Empat Roh Agung menggantikan pendahulunya, dia tidak berhenti mencari tantangan untuk dirinya sendiri agar bisa bertambah kuat dan menyalip kekuatan Arsenick sang raja Roh. Bahkan untuk mencari lawan baru yang tangguh, dia sampai mengiming-imingi dengan memberikan gelarnya sebagai salah satu dari Empat Roh Agung jika lawannya bisa mengalahkannya dalam duel meskipun masih belum ada sama sekali yang bisa mengalahkannya dan akhirnya lawan-lawannya yang sudah kalah malah mengagumi dirinya dan menjadi pengikutnya.

"Tuan Furamu?"

"Yo! Lama tidak jumpa Rose, Austin!"

"Geh! Furamu!"

Furamu merasa senang melihat Chamuel yang berada disana, tetapi tidak dengan Chamuel, dia merasa sangat tidak suka dengan Furamu karena setiap Furamu bertemu dengannya pasti dia akan mengajaknya melakukan hal yang bodoh dan tidak berguna.

"Yo Chamuel, apa kau tidak mau-"

"Gak bakal!"

"Tch! Membosankan."

Furamu merasa kecewa karena Chamuel menolaknya lagi kali ini, dia pun melihat ke arah Edward yang sedang mencoba melepaskan diri dari genggaman tangan White yang sangat kuat.

Furamu pun merasa tertarik dengan Edward yang sedang kesusahan itu, dia mendekat ke arah Edward dan merangkulnya, dia pun mencoba mengajak Edward untuk melakukan hal yang tidak berguna baginya.

"Bagaimana denganmu anak muda? Apa kau mau berduel denganku? Kalau kau menang, kau bisa menjadi Roh Agung lho, bagaimana? Hebat kan?"

Edward tidak mengerti dengan apa yang Furamu maksud dengan menjadi Roh Agung, bahkan Edward yang baru mendengarnya pun tahu kalau yang bisa menduduki posisi itu hanyalah seseorang dari ras Roh, bagaimana caranya dia bisa menjadi salah satu dari Empat Roh Agung disaat dirinya sendiri bukan bagian dari mereka.

"Hah? Apa yang sedang kau bicarakan? Bagaimana bisa aku bisa menjadi Roh Agung disaat aku sendiri bukan Roh?"

Furamu sangat syok karena akhirnya dia menyadari alasan kenapa para Archangel dan para orang-orang kuat di ras lain selalu menolak tantangannya, mereka tidak pernah memikirkan tentang itu atau lebih tepatnya, mereka sama sekali tidak peduli dengan hadiah gelar sebagai Roh Agung.

"APA?! A-aku tidak menyadarinya!"

Selama ini Furamu selalu mencari lawan-lawan yang terihat menarik baginya tanpa memandang mereka dari ras apa, dia sudah berkali-kali meminta Chamuel dan Archangel lain untuk menjadi lawannya, tetapi Chamuel dan Archangel lain selalu menolak permintaannya karena mereka merasa itu hanya buang-buang waktu, bahkan walaupun mereka menang, mereka tidak akan mendapat apa-apa dari itu karena mereka tidak akan bisa menerima hadiah yang ditawarkan oleh Furamu.

"(sigh) dasar bodoh! Akhirnya kau menyadarinya."

Edward berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya dari White yang sama sekali tidak mau melepaskannya, semua orang hanya diam tidak membantu Edward sama sekali kecuali Rose yang berusaha keras mencoba melepaskan Edward.

"Le-pas-kan Kak Ed!"

White tetap bersikeras tidak mau melepaskan Edward sebelum Edward menyetujui permintaannya.

"Permintaan ditolak!"

Tiba-tiba ada seorang pelayan yang memasuki ruangan itu.

Pelayan itu pun membungkukkan badannya di depan mereka semua dan mengatakan urusan dia datang kemari.

"Maaf mengganggu waktu anda sekalian, tetapi perjamuan sudah siap."

Revision Goes Brrrrrr

OlphisLunaliacreators' thoughts