webnovel

The Tales of Lixe

Pada suatu hari, ketiga dunia yang seharusnya terpisah bersatu. Dunia itu adalah Iume, Lapha, dan Veden. Masing-masing dunia mempunyai ras-ras yang menghuninya. Kejadian itu membuat seluruh dunia terkejut, tetapi di tengah itu tiba-tiba ras-ras dari Lapha menyerang dan mengakibatkan perang besar pertama. 20 tahun kemudian Edward, seorang pemuda yatim piatu yang mempunyai sebuah tujuan besar yaitu untuk membuat perdamaian di seluruh dunia. Edward adalah pemuda yang tidak mempedulikan ras karena dia menganggap seluruh ras itu sama. Tetapi tujuan itu sangatlah jauh dari jangkauannya yang sekarang, tetapi apakah ini sebuah keberuntungan atau kesialan, dia mengalami kejadian yang merubah hidupnya dan itu membuatnya semakin dekat dengan tujuannya itu. Inilah kisah dari dari dia yang telah menjadi legenda di masa lalu, maupun masa depan. Sebuah kisah legenda yang telah terlupakan tentang dia yang agung.

OlphisLunalia · Fantasy
Not enough ratings
105 Chs

The Fox Empress, Tamamo no Mae Part 1-1

Bagaikan sebuah bencana, tepat di depan mereka telah terlihat sesuatu raksasa yang menjulang tinggi.

Sesuatu yang dikatakan akan bisa mengakhiri semuanya.

Di dalam peperangan ini sudah tidak ada yang peduli baik dan jahat, salah dan benar, yang ada hanyalah bagaimana mereka bisa bertahan hidup melawan monster itu.

Monster yang memiliki 10 tangan yang sembilan dari tangannya memegang sesuatu.

Itu adalah sebuah pemandangan yang mengerikan untuk dilihat disana.

Tetapi tidak hanya itu, disana juga terlihat satu hal yang juga mengerikan.

Sesuatu itu telah mengeluarkan cahaya yang nampak seperti nebula putih kebiruan yang telah membinasakan hampir semua Valkyrie tanpa tersisa.

Sesuatu itu nampak seperti burung raksasa yang terbang melawan monster raksasa meskipun ukuran mereka sangat jauh berbeda.

Orang-orang yang melihat itu merasa kalau mereka melihat pertarungan antar dewa.

Dengan perbedaan level yang sangat jauh itu memang tidak ada cara lain mengungkapkan dua keberadaan yang kekuatannya jauh di luar akal itu lain dari Dewa.

Monster mesin raksasa yang dengan gagahnya melawan burung raksasa yang masih terlihat kerdil baginya.

Di dalam situasi yang sangat buruk itu terlihat sekelompok orang yang masih bisa menjadi harapan, mereka adalah kelompok yang di dalamnya terdapat bermacam-macam ras yang berbeda-beda.

Di depan mereka terlihat seorang peri yang membuat pelindung agar mereka tidak dihapuskan oleh nebula yang terus menerus keluar dari burung itu.

Burung yang sangat cantik tapi juga berbahaya.

Burung itu bukanlah burung seperti biasa. Seluruh tubuhnya terbuat dari cahaya sehingga tekstur tubuhnya hanya terlihat seperti cahaya.

Burung cahaya itu dan Mesin raksasa itu pun bertarung satu sama lain tanpa ada yang mau mengalah.

"Deus...Machina."

Seorang wanita duduk di kursi dan menatap segelas teh yang ada di depannya.

Wanita itu memakai baju Gothic Lolita berwarna hitam yang panjang dan dia juga mempunyai topi kecil di sebelah kiri kepalanya.

Wanita itu memakai topeng untuk menutupi bagian matanya sehingga tidak tahu siapa dia.

Tepat di depan wanita itu juga ada seorang pria yang tinggi dan besar, dia adalah satu-satunya orang yang mendiami hutan kematian yang tak terjamah. Dialah Yamamoto.

"Jadi begitu...kau melihat masa depan itu ya?", Ucap Yamamoto sambil menyangga kepalanya.

"(sigh) Memang orang yang mengemban peran sebagai sang Bulan memang beda ya? Baik dirimu, maupun dia."

"Tujuan kami hanyalah ingin mengabulkan permintaan darinya tidak lebih dan tidak kurang. Bagi kami itu adalah artinya hidup."

Bagi Yamamoto, peran menjadi sang Bulan merupakan peran yang sangat penting untuk mewujudkan apa yang terbaik meskipun dia pikir orang yang memegang peran itu selain wanita yang ada di depannya terlalu berlebihan menunjukkan dirinya.

"Ya bukannya itu terlalu berlebihan. Yang kumaksud kejadian waktu itu."

Wanita itu menatap Yamamoto.

"Menurutku itu adalah hal yang wajar apalagi dia adalah adik dan sekaligus satu-satunya keluarga yang tersisa. Menurutku kemarahannya adalah hal yang wajar apalagi melihat satu-satunya keluarga miliknya dihina dan diperlakukan seperti itu."

Wanita itu pun berjalan menuju ke jendela dan menatap keluar.

Angin lembut membuat rambut cantik berwarna putihnya itu berayun-ayun.

"Bahkan aku pun juga marah dan menganggap mereka semua tidak berguna untuk dipertahankan."

Keheningan pun terjadi di antara mereka berdua.

Wanita itu sangatlah pendiam sehingga Yamamoto yang sudah kenal dengannya pun tidak tahu apa yang sedang dipikirkannya.

"Oh ya ngomong-ngomong dimana naga itu?"

"Setelah dia sadar, dia menagih janjiku untuk membebaskan adiknya dan membalaskan segala dendam kepada salah satu Dragon god yang ada di Lapha jadi aku menyuruhnya dan Garuda untuk pergi ke wilayah naga itu dengan teleportasi."

Melihat siapa wanita itu sebenarnya, Yamamoto sangat khawatir kalau wanita itu benar-benar berangkat untuk menghancurkan salah satu Dragon god.

"Oi! Apa jangan-jangan kau?!"

"Sayangnya bukan aku. Innocentia melarangku untuk memperlihatkan diriku jadi sebagai gantinya aku menyuruh orang lain."

Sekarang Yamamoto menjadi penasaran dengan siapa yang wanita itu kirim.

Memang selama wanita itu dan Innocentia tidak bergerak, dengan kata lain tidak berniat menghancurkan apapun maka tidak masalah. tetapi dia masih khawatir kalau semisal Yuriel dan sekawannya yang dia utus maka semuanya akan menjadi bencana.

Wanita itu yang tahu apa yang sedang Yamamoto pikirkan pun berkata:

"Aku tidak akan mengutus Yuriel dan yang lainnya untuk bergerak, sebaliknya Innocentia sudah mengutus Ramiel, Persia, dan yang lain untuk mengurus sesuatu."

"Persia? Uwah Aku bisa membayangkan kalau si kucing itu sangat gatal untuk bertarung."

Memang bagi Yamamoto Persia merupakan seseorang yang sangat sulit diatur juga suka memberontak sehingga kurang cocok untuk tugas seperti yang lainnya.

"Jadi siapa yang kau utus?"

Mulut wanita itu bergerak mengucapkan sesuatu.

Betapa terkejutnya Yamamoto mendengar nama itu keluar dari mulut wanita itu.

"Oi kau bercanda kan?"

Yamamoto bisa membayangkan seperti apa jadinya negeri yang diserang oleh orang yang diutus oleh wanita itu.

Dia mungkin tidak akan melakukan sesuatu yang sembrono dan tetap memenuhi tugasnya, tetapi lebih dari itu dia adalah orang yang bisa dibilang "unik".

Wanita itu berbalik dan menatap Yamamoto.

"Bukankah kejahatan sebaiknya menghilang dari dunia ini?"

Yamamoto setelah sekian lama teringat seperti apa wanita itu sebenarnya.

"Setidaknya dia lebih mendingan daripada naga putih itu. Dari yang aku lihat dia sudah memakan Dwarf sekaligus para naga."

Naga putih yang tengah dibicarakan itu sekarang tengah berada di sebuah tempat. Dia sudah berubah dari wujud naganya menjadi wujud biasa.

"Fyu~h tugas selesai, akhirnya aku bisa kembali."

Tiba-tiba di belakangnya terdengar suara wanita.

"Sepertinya kamu harus berhenti mencoba memakan apapun yang ada di hadapanmu."

Gadis itu berbalik dan menatap ke wanita yang memanggilnya itu.

"Ya rasa mereka sama sekali gak buruk kok, kau mau coba, Persia?"

"Nya! aku masih lebih memilih makanan biasa daripada harus makan orang. Jadi bagaimana misimu-nya?"

Tentunya kalau hanya menghadapi makhluk-makhluk yang seperti itu tidak akan ada yang bisa menandingi kekuatan True Dragon God seperti dirinya apalagi Innocentia juga ada di sana.

Perlawanan mereka sama sekali tidak ada artinya bagi gadis berambut putih itu. mau bagaimanapun dia sangat berbeda level dengan orang yang hanya memegang gelarnya sebagai Dragon God, bukan Dragon God yang sebenarnya.

"Aku telah memakan Dragon Lord itu sampai sekaligus sihir tersembunyi yang ada di dalam tubuhnya."

Sementara kedua orang itu melanjutkan pembicaraan mereka, di saat yang sama terlihat seorang gadis dengan rambut hitam yang sebagian berwarna biru menyala berada di suatu tempat dimana tempat itu sudah hancur berantakan.

Mata birunya yang menyala itu tengah melihat ke arah seorang naga yang telah terluka dengan sangat parah.

"Sebenarnya siapa...kau ini?!"

"Aku tidak mempunyai kewajiban untuk menjawabmu."

Gadis itulah seorang yang menjadi mimpi buruk di sana.

Wajahnya sama sekali tidak menunjukkan emosi apapun walau dia telah menghancurkan negeri itu sendirian.

Sama sekali tidak ada yang menduga bahwa gadis itu bisa menghancurkan negeri yang penuh dengan naga hanya sendirian.

Bukan hanya itu, dia bahkan bisa menghancurkan pemimpin mereka semua yang dikenal sangat kuat, bahkan dia termasuk salah satu naga yang terkuat di Lapha.

Meskipun dia berhasil dibawa kabur, tetapi luka yang sangat parah yang diterimanya itu akan menjadi cacat seumur hidupnya.

Tiba-tiba Avvanyyon dan juga Garuda sampai disana.

Avvanyyon sangat terkejut melihat salah satu negeri kuat itu sudah hancur seperti itu hanya dengan kekuatan satu orang.

Dia tersenyum lebar melihat semua ini membayangkan sebenarnya monster seperti apa yang ada di balik bayang-bayang dunia ini.

Gadis itu pun melihat ke arah Avvanyyon dan dia menunjuk ke arah seorang gadis yang tidak sadarkan diri.

"Tugasku sudah selesai, selanjutnya terserah kepadamu."

Dengan tiba-tiba petir yang dahsyat pun menyambar ke tempat gadis itu berdiri dan bersamaan dengan petir, gadis itu juga menghilang dari sana.

Secara reflek, saat petir menyambar itu Avvanyyon menghalangi cahaya petir yang silau itu dengan lengannya.

Setelah gadis itu menghilang, Avvanyyon pun mendatangi adiknya yang tergeletak pingsan dan tanpa luka itu dan memeluknya.

"Syukurlah kau selamat..."

Avvanyyon bersyukur setelah selama ini adiknya ada di tangan mereka untuk mencoba membuat Avvanyyon patuh, sekarang semua itu sudah berakhir.

Walau dia harus hampir meregang nyawa ketika melawan sang Cahaya, tetapi semua itu sudah terbayar dengan bebasnya dirinya dan adiknya.

Tetapi di dalam hati Avvanyyon terdapat pertanyaan tentang siapa sebenarnya wanita yang memakai pakaian Gothic hitam itu dan apa tujuan dia.

"Sebenarnya siapa mereka itu?"

"Kau tidak akan mau tahu itu. Yang penting sekarang adikmu sudah bebas dari cengkeraman Darklord maupun anak buahnya. Sekarang kau bisa hidup menjauh dari mereka semua bersama dengan adikmu."

"Lalu kau? Apa yang mau kau lakukan selanjutnya?"

"Aku?"

Garuda pun berbalik memperlihatkan punggungnya yang besar yang dilapisi armor emas yang mengkilat.

"Tujuanku hanyalah satu, membebaskan teman lamaku."

"Teman lama? Siapa?"

Garuda diam dan tidak menjawab pertanyaan dari Avvanyyon.

"Sebagai mantan rekanmu, aku memperingatkanmu Lebih baik kau tidak mencampuri urusan kami lagi setelah ini. Itu saja dariku, selamat tinggal."

Garuda mengeluarkan sayapnya dan terbang meninggalkan Avvanyyon dan adiknya.

Garuda adalah orang yang sangat misterius bagi Avvanyyon bahkan di saat pertama kali mereka bertemu pun Avvanyyon sudah merasakannya.

Sekarang kita kembali ke Yamamoto.

Wanita itu pun keluar dari rumah Yamamoto yang juga diikuti dengan Yamamoto di belakangnya.

"Jadi setelah ini kau mau apa?"

Wanita itu terdiam sejenak dan kemudian menjawab.

"Aku akan pergi ke Pohon suci."

"Jadi begitu, kau mau membangunkannya ya?"

"Ya, Dengan tidak adanya White aku bisa menjadi lebih leluasa."

"Apa yang kau katakan? Bukannya kau sendiri adalah dia?"

Wanita itu mengeluarkan sayapnya yang berwarna hitam, tetapi ujung sayapnya itu menyala warna biru yang terang.

Wanita itu pun menoleh ke arah Yamamoto. Terlihat iris matanya yang berwarna merah yang ada di balik bolongan mata topeng yang ia pakai.

"White..."