webnovel

The Tales of Lixe

Pada suatu hari, ketiga dunia yang seharusnya terpisah bersatu. Dunia itu adalah Iume, Lapha, dan Veden. Masing-masing dunia mempunyai ras-ras yang menghuninya. Kejadian itu membuat seluruh dunia terkejut, tetapi di tengah itu tiba-tiba ras-ras dari Lapha menyerang dan mengakibatkan perang besar pertama. 20 tahun kemudian Edward, seorang pemuda yatim piatu yang mempunyai sebuah tujuan besar yaitu untuk membuat perdamaian di seluruh dunia. Edward adalah pemuda yang tidak mempedulikan ras karena dia menganggap seluruh ras itu sama. Tetapi tujuan itu sangatlah jauh dari jangkauannya yang sekarang, tetapi apakah ini sebuah keberuntungan atau kesialan, dia mengalami kejadian yang merubah hidupnya dan itu membuatnya semakin dekat dengan tujuannya itu. Inilah kisah dari dari dia yang telah menjadi legenda di masa lalu, maupun masa depan. Sebuah kisah legenda yang telah terlupakan tentang dia yang agung.

OlphisLunalia · Fantasy
Not enough ratings
105 Chs

The Emperor of The Death Arc: The Little Mermaid

"Akhirnya dia pergi juga."

Setelah Nirvelli meninggalkan Lorelei dan Edward, akhirnya mereka pun mulai menuju ke reruntuhan yang sekarang menjadi tempat tinggal Lorelei.

Di reruntuhan itu memang biasanya dijadikan tempat bermain oleh anak-anak para Mermaid, bahkan para Mermaid yang sudah remaja pun biasanya juga bermain bersama-sama dengan mereka.

Selama ini memang mereka sama sekali tidak memikirkan tentang apapun kecuali makan dan tidur karena memang itulah mereka, mereka bisa memenuhi kebutuhan mereka sendiri dengan kekayaan laut yang melimpah di sana.

"Oh ya di mana temanmu yang satunya lagi? Kalau tidak salah namanya Shasa kan?"

"Shasa? Di jam segini biasanya dia sedang mencari makanan dengan Mermaid yang lain."

"Mencari makanan? Aku pikir kalian mencari makan sendiri."

Shasa adalah seorang Mermaid yang selalu serius dalam segala hal, tidak seperti kebanyakan Mermaid yang lain yang selalu menghabiskan waktunya untuk bermain, Shasa dan Mermaid yang sepemikiran dengannya selalu mencari makanan untuk persediaan apabila terjadi sesuatu di sana.

"Ya Shasa dan kelompoknya memang adalah orang yang selalu serius, mereka selalu mempersiapkan jika ada sesuatu yang terjadi di sini."

"He~ jadi ada orang yang serius juga di sini."

Memang tempat ini adalah tempat yang sangat damai dan indah, sebuah lautan tropis bak surga dunia dengan beragam hal di dalamnya dan ditambah lokasinya yang sangat jauh dari zona peperangan membuatnya menjadi lokasi teraman di dunia ini.

Dengan kehadiran Lorelei, tentu sudah tidak ada masalah lagi yang perlu para Mermaid khawatirkan dan mereka bisa bermain-main setiap hari sambil membawa laki-laki jika ada yang tertangkap oleh mereka.

Tetapi melihat anak-anak dan para remaja yang bermain riang seperti itu mengingatkan Edward akan masa kecilnya di mana dia juga pernah mengalami masa-masa bahagia seperti itu, dan itu juga mengingatkannya tentang tujuan dan janjinya kepada mereka untuk membuat dunia yang aman di mana semua orang bisa tertawa dan akrab satu sama lain meskipun banyak perbedaan di antara mereka.

"Ngomong-ngomong soal tawaranmu itu, aku akan memutuskannya bersama dengan Shasa karena bagaimanapun dia adalah orang yang paling cocok dan bertanggung jawab untuk memutuskan masalah ini."

"Baiklah kalau begitu, aku akan menunggu temanmu itu kembali."

Mereka berdua pun akhirnya sampai di tempat tujuan Lorelei yaitu sebuah bangunan besar yang menjadi tempat tinggal Lorelei selama dia menjari seorang ratu.

"(sigh) Akhirnya kita sampai juga."

Tentunya Edward merasa sangat suka dengan itu, bukan karena dia bersama dengan wanita tercantik seperti Lorelei melainkan dengan reruntuhan kuno yang terdapat di sana.

Ini adalah pertama kalinya Edward melihat sebuah reruntuhan kuno, sebagai seorang yang suka dengan petualangan tentu dia tidak bisa melewatkan semua ini begitu saja, tetapi sayangnya dia tidak bisa bergerak bebas di dalam gelembung itu sehingga dia hanya bisa duduk dan melihatnya saja.

"Tunggu saja reruntuhan kuno, aku pasti akan menelitimu nanti!"

Sementara itu di pesisir pantai, di sana ada Chamuel dan yang lainnya yang sedang bersiap-siap menyusul Edward.

Tentu mereka semua ingin menemani Edward bersama dengan yang lainnya tetapi ada hal yang sangat penting yang harus mereka lakukan sekarang.

Dengan ditemukannya saudari mereka Lorelei maka sudah dipastikan bahwa sang zodiak terakhir yaitu Yulia akan bangkit.

"Lily-chan..."

"Ya~ gak salah lagi, adikku sudah bangkit."

Lily bisa merasakan itu, merasakan kekuatan luar biasa yang berasal dari Yulia yang telah bangkit.

"Bagaimana ini? apakah kita harus menemui dia?"

Arashel merasa kalau dengan hadirnya Yulia pasti mereka tidak akan kesulitan lagi terutama karena dia yang memiliki kekuatan menciptakan kerajaannya sendiri.

"Mungkin kita harus karena Yulia mungkin-"

Mereka semua sudah tahu seperti apa kekuatan Yulia, dia adalah satu-satunya Zodiak yang mungkin bisa menandingi Lily, kekuatannya yang luar biasa besar itu yang selama ini menjadi momok besar bagi mereka semua yang menentangnya.

Itu akan menjadi sebuah keuntungan jika Yulia bergabung dengan mereka semua tetapi sayangnya mungkin hal itu tak akan berjalan semulus itu.

"Tapi masalahnya apa yang akan Yulia-chan lakukan, kalau dia kaya Lily-chan atau White-chan sih gak masalah, tapi..."

Yulia adalah Zodiak yang tanpa perasaan, dia akan melakukan semuanya jika itu perintah dan dia akan melindungi tuannya dengan semua yang dia punya, setidaknya itu yang mereka pikirkan sehingga mereka tidak yakin apakah Yulia akan menjadi kawan atau lawan.

"Ya, tetapi pertanyaannya nona Yulia telah memaafkan kalian atau tidak."

Mereka semua pun merasa ragu dengan ini, tetapi meskipun seperti itu cepat atau lambat Yulia pasti akan datang kepada mereka semua, entah sebagai lawan atau kawan.

Arashel pun menoleh ke arah Lily yang hanya diam tanpa ekspresi.

"Bagaimana menurutmu nona Lily."

Bagi Lily jawabannya sudah pasti, satu-satunya orang yang bisa menyadarkan dan memerintah Yulia adalah tuannya, sang Cahaya.

Itulah kenapa Lily tidak pernah merasa kalau ini adalah masalah karena walau bagaimanapun mereka para anak-anak Zodiak, jika itu di hadapan tuannya maka mereka semua akan tunduk dan patuh kepadanya.

"Lily rasa gak perlu khawatir."

Mereka semua pun merasa bingung dan heran dengan jawaban Lily itu kecuali White.

Kepercayaan Lily yang mutlak kepada sang Cahaya sama sepertinya itu yang membuat mereka berdua hampir sama.

White pun menjadi teringat dengan tuannya dan orang yang paling dicintai tuannya, mereka berdua juga saling mempercayai satu sama lain sampai akhir, bahkan sampai sekarang pun sifat itu sampai menurun kepada Lily.

"Ya saya setuju dengan nona Lily."

"Apa maksud White-chan?"

"Yang bisa membuat nona Yulia menjadi kawan adalah tuanku, walaupun kita mencoba apapun nona Yulia tidak akan pernah tunduk karena seperti itulah dia."

Lilia dan Yulia, dua bersaudara yang sebenarnya adalah satu kesatuan, mereka berdua adalah sosok yang tak tergantikan di dalam Zodiak, bahkan mereka berdua adalah pusat dari para anak-anak Zodiak itu sendiri.

Chamuel dan Arashel paham dengan apa yang White dan Lily maksud, memang Yulia tidak akan pernah mendengarkan siapapun kecuali tuannya.

"Ya itu benar sih, walaupun kita menemui Yulia, kita gak akan bisa apa-apa tapi..."

"Ya, Chamuel juga mikir kaya begitu."

Di balik itu Chamuel dan Arashel memikirkan kemungkinan terburuk yaitu jika Yulia belum memaafkan mereka dan memilih untuk menuntut balas, apalagi kalau dia sampai dalam mode merah seperti yang pernah Lily keluarkan.

Sekuat apapun Chamuel dan Arashel sekarang, mereka tidak bisa mengeluarkan kekuatan mereka seperti dulu lagi, bahkan jika mereka bisa pun mereka juga tidak yakin bisa mengalahkan Yulia yang sama seperti Lily dan White di mana kekuatan mereka sebagai anak Zodiak ranking atas apalagi dia bisa mengeluarkan kekuatan penuhnya tanpa masalah.

"Apa kita berdua bisa mengalahkan Yulia-chan?"

"Kalau itu bukan masalah, di sini kita mempunyai nona Lily dan juga saya sendiri."

"Chamuel tahu sih kalau White-chan punya ketahanan yang paling tinggi tapi..."

"Ya, kalau nona Yulia sampai menggunakan Deus-ex-Machina maka..."

Hal itulah yang paling ditakutkan dari Yulia, kekuatannya yang luar biasa bisa melenyapkan apapun yang ada di sekitarnya, bahkan kekuatan itu bisa menguapkan lautan sekalipun, sebuah kekuatan mutlak layaknya dewa penghancur itu sendiri.

"White-chan tahu sendiri kan kaya apa kekuatan Yulia-chan pas perang dulu? Yulia-chan bahkan membuat medan perang hancur berantakan."

Chamuel berhenti sejenak.

"Chamuel tahu kalau White-chan mungkin bisa menahan serangan itu dengan benteng hitam milik White-chan, tapi masalahnya apa yang terjadi dengan hal di sekitar kita."

Chamuel masih teringat tentang apa yang pernah dia saksikan dulu yaitu tentang seberapa mengerikannya Yulia itu, kehadirannya sendiri bahkan bisa membalikkan situasi peperangan dengan sekejap.

Tembakan demi tembakan yang berasal dari langit yang terus menerus membinasakan apapun yang di sekitarnya itu membuat semuanya luluh lantah yang bahkan membuat dia dan yang lain sangat kesulitan.

Pada saat itu Yulia benar-benar terlihat sangat membenci mereka semua, semua serangan yang dia keluarkan sama sekali tidak terlihat main-main, bahkan pada saat itu medan perang terlihat seperti neraka di mana pasukan-pasukan kegelapan dibantai oleh Yulia sendiri tidak peduli dari ras apa mereka, semuanya hanya akan berakhir menjadi debu di depannya.

"Bayangin saja apa yang akan terjadi kalau Yulia-chan sampai gunain Deus-ex-Machina, kalau Lily-chan melawan dengan gunain 'itu' maka mungkin dunia ini bisa..."

Tentu itu adalah hal yang paling mereka ingin hindari, walaupun mereka memiliki Lily dan White tetapi pertarungan antara tiga Zodiak terkuat ini tidak akan membuahkan sesuatu yang baik kecuali hanya akan ada kehancuran di mana-mana.

Meskipun mungkin Yulia menjadi lawan tetapi Lily sama sekali tidak ingin melawannya karena Yulia adalah adik Lily yang sangat berharga, dia tidak bisa menyakiti adiknya yang sangat berharga itu.

"Lily gak ingin melawan Yulia, Lily hanya mau semuanya berbaikan."

"Chamuel dan yang lainnya juga sama, tapi Yulia-chan...bahkan Lily-chan juga lihat kan betapa Yulia-chan benci dengan kami."

Chamuel menundukkan kepalanya.

"Chamuel tahu kalau itu memang salah kami jadi Yulia-chan pantas buat benci dengan kami."

Itu adalah kebenaran yang Chamuel tidak bisa tolak, dia tidak bisa menyalahkan Yulia karena membenci dirinya dan yang lain karena itu adalah emosi yang wajar terutama setelah melihat semua yang terjadi.

"Bahkan menurut Chamuel seharusnya Lily-chan dan White-chan juga seharusnya sama seperti Yulia-chan."

Mungkin Lily dan White juga seharusnya ikut membenci mereka semuanya tetapi mereka tidak ingin melakukan itu.

Lily sudah menyayangi mereka semua dan menganggap mereka semua bagian dari dirinya sehingga dia tidak bisa membenci mereka, sedangkan White mempunyai sesuatu yang sangat kompleks di dalam dirinya.

"Lily gak bisa..."

Lily pun memeluk Chamuel dan juga Arashel.

"Lily gak pandai berkata-kata tapi kalian semua adalah harta berharga Lily, jadi Lily gak mau nyakiti kalian."

"Lily-chan..."

Kata-kata itu benar-benar menggetarkan hati Arashel dan juga Chamuel, mereka merasa sangat wajar jika sang Cahaya membuat Lily menjadi yang pertama dari dulu sampai sekarang.

"Lily yakin kalau Yulia akan ngerti ini, Yulia juga bagian dari Lily jadi jangan khawatir, serahkan semuanya pada Lily."

"Nona Lily...seperti biasa Anda sangat baik."

White yang melihat itu pun tersenyum.

Pemandangan ini, sebuah pemandangan yang pernah ia lihat jauh di masa lalu yang bahkan dia sendiri sudah hampir melupakan berapa lama semenjak saat itu, masa-masa di mana sebelum sang dewa memusnahkan kehidupan di dunia lama.

Seratus? Seribu? Sepuluh ribu? Sudah tak terhitung jumlah tahun yang terlewati semenjak kejadian itu tetapi White masih mengingatnya.

"Iya benar, anak Zodiak tidak akan menjadi lengkap jika ada yang hilang, saya sangat yakin kalau tuanku juga tidak menginginkan itu."

Selama White hidup, dia sudah melihat seperti apa pertumbuhan para anak-anak Zodiak selain dirinya.

Pada saat itu, saat pertama kali tuannya dan dia bertemu dengan mereka para anak-anak tanpa orang tua, dia sama sekali tidak menyangka kalau takdir akan menjadi seperti ini.

Dia tahu bahwa ini semua adalah kehendak orang yang telah berhasil mengambil hati tuannya, orang yang diselimuti oleh kesucian dari kepala sampai kakinya, oleh karena itu dia tidak mempunyai alasan untuk membenci para anak-anak Zodiak karena dia percaya akan harapan orang itu.

"Oleh karena saya sama sekali tidak pernah membenci siapapun di anak-anak Zodiak."

Di dalam momen yang serius itu tiba-tiba terlihat Kon yang sudah selesai bersiap-siap, dia berlari sambil melambai-lambaikan tangannya ke arah Chamuel dan yang lainnya.

"Maaf menunggu."

Akhirnya Kon yang sudah mereka tunggu dari tadi muncul juga, sekarang mereka pun bisa menyusul Edward dan Lorelei untuk mengambil Apel Emas di bawah laut.

Pada saat yang sama di suatu tempat di dalam hutan terdapat seseorang yang memakai jubah dan juga kerudung kepala yang menutupi wajahnya.

Orang itu terus berjalan dengan santainya menyusuri jalanan di hutan itu tanpa takut akan ada sesuatu di sana.

Tepat di belakang orang itu ada dua orang yang juga memakai jubah untuk menutupi dirinya.

"Apakah masih lama?"

Itu adalah suara seorang wanita dengan nada yang kekanak-kanakan.

Salah satu orang yang berada di belakang itu terlihat sudah jenuh berjalan sepanjang hari menyusuri hutan itu apalagi juga menggunakan jubah tebal untuk menutupi dirinya.

"Sebentar lagi kita juga sampai."

"Apakah aku boleh membuka jubah ini?"

"Tenangkan dirimu, apa kamu mau kalau identitasmu diketahui oleh orang lain?"

"He~h gak masalah kan? Lagian lihat saja si Leviathan bahkan bisa pergi kemanapun tanpa jubah?"

"Walaupun tanpa jubah, dia bisa mengubah wujudnya jadi aman."

Orang yang ada di sebelah wanita itu juga berusaha menenangkannya.

"Tenangkan dirimu, akan jadi bahaya kan kalau ada yang tahu ada salah satu raja Iblis yang sedang berjalan di hutan?"

Wanita itu pun menghela napasnya.

Perjalanan ini benar-benar terasa membosankan bagi wanita itu sampai-sampai dia ingin terbang dan segera menuju ke tempat tujuan mereka semua tetapi dia juga masih mempunyai akan, tentu akan sangat berbahaya kalau dia sampai ketahuan sekarang.

"(sigh) Baiklah jika itu kamu yang ngomong aku akan menurutinya, Zadkiel."

Akhirnya wanita itu pun berhenti mengeluh, mereka pun melanjutkan perjalanan mereka menyusuri lebatnya hutan itu untuk menuju ke tempat tujuan mereka semua.

Yah gak w nyangka kalau Arcnya si Elf beneran akan selesai kurang dari seminggu

OlphisLunaliacreators' thoughts