Ini merupakan sebuah legenda, sebuah legenda tentang makhluk yang disebut Immortal, makhluk itu adalah makhluk yang ditakuti oleh semua orang, bahkan tidak ada yang mau berurusan dengan makhluk itu.
Makhluk yang terlihat seolah-olah dipenuhi oleh kebencian, makhluk yang terlihat seperti berlumuran darah merah. Makhluk itu berukuran yang sangat besar, bahkan makhluk itu bisa menghancurkan satu buah kastil hanya dengan satu tangannya saja.
Ya, makhluk itu bukanlah makhluk yang biasa, makhluk itu adalah makhluk yang telah menyebabkan banyak korban berjatuhan di masa perang besar pertama.
Makhluk itu bernama Erakhis, sebuah makhluk yang menjadi momok yang menakutkan.
Makhluk itu nampak sangat mengerikan, berjalan diantara malam dan membuat kekacauan dimanapun dia berada.
Carmilla yang ada di sana bisa merasakan dengan jelas aura mengerikan dari makhluk itu, makhluk mengerikan yang ada di pandangannya ini.
"No-nona Yulia, i-itu?!"
Ini pertama kalinya Carmilla melihat monster itu. Ya, Monster yang pernah terlihat di perang besar pertama dan entah kenapa monster itu lenyap dengan sendirinya tanpa jejak.
"Erakhis..."
Yulia dari kejauhan melihat sosok Erakhis yang dari kejauhan sudah nampak mengerikan tetapi...
"Tidak berguna!"
Sama sekali tidak nampak ekspresi takut di wajah Yulia, yang ada hanya ekspresi dia yang biasa.
Itu membuktikan bahwa Yulia sama sekali tidak terancam dengan adanya makhluk itu yang sekarang berjalan ke arah Yggdrasil, malah dia menganggap kalau itu merupakan hal yang sangat bodoh.
Yulia benar-benar berpikir kalau mereka benar-benar telah meremehkannya dengan hanya mengirim Erakhis dan itu juga bukan Erakhis yang sebenarnya.
Yulia melihat siapapun orang yang telah memanggil Erakhis disini hanyalah sekumpulan orang bodoh yang tidak tahu apapun tentang siapa dirinya, atau mungkin mereka hanyalah sebuah bidak yang dikorbankan.
"Bertanya: Tuan putri, apakah kita harus mengirim para Valkyrie?"
"Tidak perlu, Yulia sendiri sudah cukup lagipula Yulia tidak mau membuang-buang waktu disini."
Yulia Xea, dia adalah sosok yang dulunya sangat ditakuti akan kekuatannya yang luar biasa besar dan juga sifatnya yang tanpa pandang bulu.
Sebagai sang Zodiak ranking dua, dialah orang yang memegang kekuatan militer terkuat.
Ya, dia memegang kendali penuh atas semua Valkyrie di Yggdrasil dan juga dialah yang menciptakan mereka sebagai tentaranya yang selalu patuh akan semua perintahnya.
Meskipun seperti itu Yulia tidak menganggap dirinya sebagai orang yang suka memerintah Valkyrienya, bisa dibilang dia lebih ke orang yang sifat individualismenya sangat kuat.
Dia selalu bertarung sendirian karena siapapun yang berniat membantunya hanya akan menjadi penghambat karena kekuatan Yulia sendiri sangatlah destruktif, berbeda dengan yang lainnya dia bisa memusnahkan apapun.
Ya, diantara para Zodiak, Yulia adalah yang mempunyai kekuatan paling destruktif dan berbahaya terutama untuk melenyapkan musuh-musuhnya. Dialah sang maut itu sendiri yang telah mempecundangi semua orang yang melawannya.
Sementara itu Carmilla benar-benar tertegun melihat ada banyak Erakhis yang datang ke arah mereka.
"Nona Yulia, apa anda benar-benar bisa menghadapi mereka sendirian?"
Tentu Camilla tahu kalau itu bukan Erakhis yang asli yang ukurannya bisa mencapai ratusan meter, tetapi itu tetaplah Erakhis.
Yulia yang mendengar Carmilla meremehkan dirinya itu menatap Carmilla dengan tatapannya yang mengerikan.
"Hah? Kamu pikir aku akan kalah dari sekumpulan makhluk tidak berakal itu?"
"Tetapi mereka adalah Magical Beast yang Immortal, walau berkali-kali dihancurkan pun mereka akan bangkit kembali!"
Ya, bahkan bagi Carmilla sendiri menghadapi banyak Erakhis sekaligus itu sama dengan kematian walau dirinya bisa beregenerasi, tetapi jika Erakhis berhasil memusnahkannya maka itu adalah akhir.
"Magical Beast? Jadi sekarang julukan mereka itu ya?"
"Julukan?", ucap Carmilla sambil memiringkan kepalanya.
"Magical Beast, Yulia rasa tidak ada salahnya memanggil mereka dengan sebutan itu lagipula kebanyakan mereka memang berbentuk binatang."
"Hmmm? Jadi ada Magical Beast yang tidak menyerupai Monster atau Binatang?"
"Menjawab: Dari data, ada banyak jenis dari Magical Creature mulai dari Binatang, Monster, Tanaman, sampai menyerupai bentuh Humanoid. Di setiap jenis-jenis mereka terdapat Magical Creature terkuat yang disebut "King" dari setiap golongan dan satu Magical Creature yang diketahui berada di atas mereka."
"Satu? Apa itu termasuk Erakhis?"
"Menjawab: Bukan. Erakhis adalah Magical Creature dengan ranking B. Satu makhluk yang telah diketahui berada di puncak adalah Avelix Rigel dan Sirius."
Carmilla yang mendengar itu langsung merinding. Bagaimana tidak? Erakhis yang mereka anggap makhluk yang mengerikan saja berada di ranking B sedangkan di atasnya masih ada yang terkuat yang mempunyai gelar raja dan diatasnya itu masih ada Avelix Rigel dan Sirius.
"Avelix Rigel dan Sirius? Sebenarnya sekuat apa mereka?"
Yulia sendiri juga tidak mengetahui banyak tentang mereka, terutama tentang Sirius yang dia hanya pernah mendengar namanya saja.
"Entah, Yulia tidak banyak mengetahui tentang mereka tetapi Yulia pernah bertemu dengan Rigel sebelumnya. Yang bisa Yulia bilang dia bukan makhluk yang agresif dan sembarangan menyerang orang."
Memang Yulia saat itu hanya melihat Rigel dengan sekilas saja tetapi memang Yulia merasakan kekuatan yang sangat amat besar dari diri Rigel.
Para Magical Beast seharusnya memang seharusnya tidak mempunyai kehendak sendiri karena mereka sendiri terbuat dari sihir dari dunia ini sendiri.
Itulah yang membuat mereka ditakuti. Karena mereka terbuat dari sihir itu sendiri jadi mereka juga adalah salah satu makhluk yang sangat ditakuti dan kehadiran mereka sendiri biasanya sudah cukup untuk membuat orang lari ketakutan meskipun mereka biasanya tidak mau menyerang jika tidak diganggu.
Bagi Yulia, Rigel terlihat seperti sedang menjaga sesuatu saat itu.
Seekor burung raksasa yang layaknya tuannya yang agung dia memiliki tubuh dan juga kekuatan dari Cahaya.
Hanya dengan melihatnya saja Yulia sudah tahu kalau Avelix Rigel adalah sosok yang sangat-sangat kuat. Bahkan dari banyaknya pasukan kegelapan, tidak ada yang bisa mendekatinya dan sang Pohon suci.
Sedangkan untuk Sirius, Yulia sama sekali belum pernah bertemu dengannya tetapi dia mendengar itu dari Tuannya yang agung Liela Xea.
Memang masih banyak rahasia yang tersimpan di dunia ini yang Yulia sendiri tidak ketahui dan dia juga yakin para Zodiak yang lain juga tetapi itu tidak menghentikannya. Apa yang harus dia lakukan tetap sama yaitu membasmi siapapun yang memberikan ancaman kepada tuannya.
Yulia melihat ke arah para Erakhis yang datang menuju ke arahnya.
"Yulia tidak peduli siapapun itu, Yulia hanya akan menghabisi siapapun yang berusaha memberikan bahaya kepada master."
Yulia pun berdiri dan dia dengan sekejap langsung menteleport dirinya sendiri.
Terlihatlah disana orang-orang yang mengendalikan Erakhis-erakhis yang ada disana dengan membawa sebuah bola kristal di tangan mereka.
Setelah melihat dengan seksama, Yulia menyadari kalau mereka itu adalah Iblis yang entah kenapa bisa berada di Iume.
"Jadi begitu..."
Sementara itu para Iblis yang ada disana juga merasa tidak gentar dengan kehadiran Yulia.
"Dia ya orang yang dikatakan Darklord, Yulia."
Tentu para iblis itu sudah mendengar seberapa menakutkannya Yulia itu, tetapi dengan Erakhis sebanyak ini walau Yulia sekalipun pasti tidak bisa berbuat banyak dan mereka bisa menangkapnya dengan mudah...setidaknya itu yang mereka pikirkan.
Diantara mereka pun muncul seorang gadis yang memakai kacamata dan berambut Twintail pirang. Gadis itu tersenyum sinis sambil memegang Lolipop di tangan kanannya.
"Dengan ini Darklord pasti akan memberikan jabatan yang pantas untukku!"
Gadis itu pun berteriak kepada Yulia.
"Hoi gadis disana, cepatlah menyerah!"
"Yulia...menyerah...?
Kata-kata itu benar-benar seperti gadis itu benar-benar menghinanya sebagai orang yang memegang kekuatan sihir terkuat Zodiak.
"Kalau kau tidak menyerah, kau akan babak belur lho!"
"Babak belur...? Yulia...?"
Kata-kata yang sudah tidak bisa diproses lagi oleh otak Yulia.
"Ada apa? Cepat menyerah saja!"
Gadis itu benar-benar telah berusaha menyulut emosi Yulia yang berusaha dia tahan dengan kata-kata yang seolah-olah dia telah memenangkan pertarungan ini sebelum dimulai.
"Mereka benar-benar ingin membuat Yulia marah ya? Baiklah...akan Yulia tunjukkan seperti apa ketakutan itu sebenarnya."
Yulia memejamkan matanya, dan dia pun dengan cepat membukanya dan terlihatlah mata biru miliknya yang menyala dalam kegelapan menatap langsung ke arah gadis itu dengan teror.
Di dalam mata birunya yang menyala itu terlihat lingkaran sci-fi.
"Ee~k!"
Gadis itu pun terkejut dan dia segera memberikan aba-aba.
"Apa yang kalian lakukan, serang dia!"
Para bawahan gadis itu pun memerintahkan Erakhis untuk maju dan menyerang Yulia sedangkan Yulia yang mendengar itu...
"Percuma dasar makhluk rendahan tidak berguna!"
Yulia pun mengarahkan jari telunjuknya ke arah salah satu Erakhis dan dari sana muncul lingkaran sihir.
"Boom!"
Dari sana muncullah laser bercabang yang menargetkan masing-masing Erakhis yang dengan sangat cepat menembus tubuh mereka semua.
Erakhis yang terkena serangan itu pun mengaum kesakitan dengan sangat keras sampai-sampai gadis dan para iblis itu menutup telinga mereka.
"Apa-apaan sebenarnya ini?!"
Tentu mereka semua tidak berpikir kalau serangan itu bisa mengalahkan Erakhis karena Erakhis sendiri terkenal karena ke-Immortalannya tetapi...
"A-apa? Bagaimana bisa?"
Semua orang yang ada disana terkejut dengan itu, mereka melihat satu persatu Erakhis tumbang ke tanah yang bahkan bola kristal mereka juga ikut hancur dengan matinya Erakhis.
"Oi oi oi bukannya Erakhis itu Immortal?", gerutu gadis iblis itu.
Sedikit yang mereka ketahui kalau Yulia adalah musuh alami dari Erakhis, dia bisa menghancurkan Erakhis dengan mudah.
Semua orang terkejut, mereka tidak mengerti kenapa Erakhis bisa kalah hanya dengan satu buah serangan saja, Erakhis yang dianggap Immortal.
"Sekarang apa kalian sudah tahu siapa pecundang dan siapa pemenang?"
Yulia mengeluarkan auranya yang mengintimidasi orang-orang yang ada disana tetapi...
"Firebolt."
Sihir api dari salah satu orang berjubah itu pun datang dan menuju ke arah Yulia tetapi Yulia sama sekali tidak bergerak dari tempatnya, dia hanya bersedekap dan menatap mereka semua dengan tajam.
Tentu dia tidak perlu untuk melakukan apapun karena dia adalah Yulia. Sihir dengan ranking rendah seperti itu tidak akan mampu melukai Yulia yang dulu dikenal sebagai sang Magic Goddess.
Melihat sihirnya tidak bisa melukai Yulia, pria itu pun berteriak.
"APA YANG KALIAN LAKUKAN? CEPAT SERANG DIA!"
Semua orang terkejut dengan teriakan pemberani dari pria itu dan mereka pun memberanikan diri untuk menyerang Yulia dengan sihir-sihir mereka secara bersama-sama.
"Firebolt!"
"Windstreak!"
"Terra!"
Mereka semua benar-benar berusaha mengeluarkan sihir semampu mereka untuk mencoba menyerang Yulia tetapi hasilnya sama saja, tidak ada yang akan berubah karena perbedaan kekuatan yang luar biasa bagaikan bumi dan langit.
Mereka terus menerus berusaha menyerang yulia sampai-sampai satu persatu dari mereka sudah mulai kehabisan mana dan kelelahan.
"Huh...huh...huh...sial, aku sudah kehabisan Mana!"
"Tidak berguna..."
Yulia mengarahkan telapak tangannya kepada orang-orang berjubah itu.
"Alles-Losen!"
Empat lngkaran sihir pun muncul dari depan telapak tangan Yulia, lingkaran sihir itu adalah lingkaran sihir yang sama dengan sihir yang mereka gunakan kepada Yulia.
Para orang-orang berjubah itu sudah tidak bisa melakukan apapun lagi, mereka bahkan tidak mempunyai tenaga untuk sekedar lari meskipun walau bisa sekalipun mereka tidak akan bisa kabur.
"Musnahlah!"
Yulia melepaskan sihirnya itu dan BOOM! Terjadi ledakan yang luar biasa yang meratakan semua yang ada disana. Ledakan itu sangatlah dahsyat sampai-sampai hempasan anginnya dapan menerbangkan pohon-pohon yang ada disekitarnya.
Yulia Xea, dia adalah seorang Zodiak yang dengan gagahnya menduduki posisi kedua terkuat dibawah Lilia. Seorang yang dikenal sebagai Magic Goddess yang dapat meniru semua jenis sihir kecuali Cahaya dan Kegelapan. Dialah orang yang melampaui Aria yang dikenal sebagai penyihir terkuat di dunia ini.
Ya, ini semua karena dia memiliki sebuah kemampuan spesial yang bisa disebut sebagai sebuah berkah sehingga dia bisa melihat akar dari sihir itu sendiri sehingga dia bisa menirunya dengan sempurna.
Yulia juga adalah seorang yang jenius karena dia bisa membuat salinan dari kemampuan ini dan memberikannya kepada para Valkyrie sesuai spesifikasi mereka. Bukan hanya itu, dia bisa menggunakan kemampuannya itu juga untuk meprediksi gerakan lawan-lawannya dengan sangat akurat yang membuat dia menjadi seorang monster yang belum pernah terkalahkan di dalam hidupnya.
Dialah Yulia Xea sang Libra.
Semua yang berani melawannya hanya akan melihat neraka dan sekarang ini gadis Twintail yang tadi mencoba untuk menangkap Yulia tengah bersembunyi.
"Ee~k! Ti-tidak ada yang bilang kalau dia sekuat ini!", ucap gadis itu yang bersembunyi.
Gadis itu memang belum pernah melihat seperti apa Zodiak yang sebenarnya tetapi ini sudah ada di batas kewajaran. Dia kali ini telah melawan seorang monster yang bisa menghancurkan satu negara dengan mudah.
Gadis itu sangat ketakutan yang sampai-sampai kakinya tidak bisa untuk berdiri.
"A-aku sudah di-ditipu!"
Dia sendiri beruntung karena memanfaatkan orang-orang berjubah itu untuk melarikan diri dari sana. Dia memang merasa sedikit bersalah tetapi dia juga tidak mau mati disana apalagi dalam usia semuda ini.
"Po-pokoknya sekarang yang penting a-aku harus diam dan menunggu kesempatan untuk kabur!"
"Kabur? Dari Yulia?", jawab Yulia dengan nada yang dingin.
"Ee~k!"
Dengan sekejap Yulia sudah berteleportasi tepat di depan gadis yang ketakutan setengah mati itu.
"A-a-awawawawa!"
Ini adalah situasi yang sangat buruk bagi gadis itu.
Memang untuk kabur dari Yulia itu adalah hal yang hampir mustahil karena jarak radar sensornya bisa menjangkau di jarak yang jauh terutama untuk orang bodoh yang bahkan tidak berusaha menyembunyikan hawa keberadaannya.
Yulia sudah bersiap dengan serangan sihir kehancurannya untuk memusnahkan gadis itu sampai tanpa sisa tetapi di dalam situasi seperti itu gadis itu memberi isyarat untuk menyetop Yulia.
"Tu-tunggu dulu! Ja-jangan bunuh aku!"
Yulia yang mendengar itu pun menahan serangannya.
"Beri Yulia alasan untuk membiarkanmu hidup."
Ini merupakan sebuah peluang bagi gadis itu, juga ini merupakan situasi yang sangat buruk dimana gadis itu harus berpikir keras. Dia harus memilih kata-katanya agar dia bisa memberi apa yang Yulia cari.
"A-a-aku bisa memberitahu ca-cara mengendalikan E-"
"Yulia gak butuh!"
[Sial kenapa aku bodoh!]
Untuk orang sekelas Yulia, dia tidak butuh cara mengendalikan Erakhis karena baginya itu hanya membuang-buang waktu. Bahkan para valkyrie miliknya jauh lebih berguna dari makhluk tak berakal seperti Erakhis yang hanya bisa menghancurkan.
"Ka-kalau begitu ba-bagaimana dengan informasi tentang Da-darklord!"
"Darklord? Apa menurutmu Yulia akan percaya dengan kata-kata bawahannya?"
"Pe-percayalah aku akan melakukan apapun!"
Yulia kembali menahan serangannya lagi.
"Tuan kalian memang sampah, tetapi Yulia tidak menyangka kalau bawahannya juga sampah."
"A-aku bu-bukan anak buah Da-Darklord secara resmi ja-jadi percayalah!"
Yulia pun berpikir sejenak.
Dari atas, tiba-tiba Carmilla datang dan mendarat di depan gadis itu.
"Nona Yulia, serahkan ini kepada saya!"
Carmilla pun mendekati gadis yang ketakutan itu.
"A-apa yang kau mau lakukan?!"
Carmilla tersenyum dengan seribu arti kepada gadis Twintail itu yang membuat gadis itu semakin takut.
Yulia yang melihat itu sudah tahu apa yang direncanakan Carmilla dengan gadis itu.
Ras Vampir. Yulia benar-benar sangat familiar dengan satu ras ini, ras yang mempunyai umur yang tidak akan mati jika tidak dibunuh.
Ras yang tidak bisa digolongkan sekuat ras Naga atau yang lain, tetapi yang membuat mereka ditakuti adalah regenerasi mereka yang diluar akal sehat.
Selain itu mereka juga dikenal bisa menghipnotis lawannya dan menjadikannya sebagai budak cinta yang menuruti semua kata-katanya. Meskipun itu tidak berlaku bagi orang yang lebih kuat dari Vampir itu tetapi kemampuan itu sangat berguna dan juga menyebalkan bagi Yulia.
"Baik, Yulia serahin ke kamu."
Di masa lalu Yulia pernah membunuh banyak sekali Vampir tetua tetapi yang paling menyusahkan baginya adalah Vlad, seorang Vampir berambut pirang yang disebut sebagai raja para Vampir dan dia merasakan itu dari diri Carmilla.
Apakah karena Carmilla adalah keturunan dari Vlad? Yulia sendiri tidak bisa memastikan itu. Mungkin itu kenapa dia merasa kesal ketika di samping Carmilla.
sementara itu di suatu tempat...
"Guru..."
Sebuah bayangan dari seorang laki-laki yang sudah berumur agak tua dengan baju tradisionalnya.
Bayangan dari seorang anak muda yang terlihat masih baru remaja, seorang yang masih bisa dibilang sebagai anak kecil berumur belasan tahun.
Anak itu dengan samar-samar berusaha menggapai laki-laki dalam bayangan itu tetapi tangan kecilnya sama sekali tidak sampai.
Laki-laki itu pun berbalik dan tersenyum dari anak itu tetapi tetap anak itu sama sekali tidak menyerah.
"Jalanmu masih jauh...biarkan aku disini yang menjadi penggantimu."
Senyuman itu, sebuah senyuman tulus dari laki-laki itu kepada anak kecil yang malang.
"Ed..."
"Guru!"
Pada saat itu Edward benar-benar mulai menanyakan tentang apa tujuan dia untuk hidup jika dia terus kehilangan semua orang yang ia sayang...tidak bahkan sebelum itu dia sudah menanyakannya.
Edward pun terbangun dari tidur singkatnya di bawah pohon kelapa di sebuah tempat yang berbatasan dengan laut.
"Tuan...", ucap Shirayuki dengan cemas.
"Tuan tidak apa-apa? Apa Tuan habis mimpi buruk?"
"Terima Kasih Shirayuki, aku tidak apa-apa. Hanya teringat tentang masa lalu saja."
"Masa lalu? Kalau tuan butuh orang untuk mendengarkan, aku siap!"
"Tidak apa-apa, tidak ada yang perlu kau khawatirkan."
Itu adalah setelah Edward berpisah dengan Sharon dan kemungkinan sebelum dia bertemu dengan Lorelei dan Undine.
Pada saat itu Edward benar-benar hanya punya seorang yang dia bisa anggap keluarganya, dia adalah gurunya sendiri yang telah mengajarinya banyak hal.
Pada saat itu dia benar-benar terpuruk bahkan putus asa dengan dirinya sendiri setelah kedua kalinya dia kehilangan seseorang...
Seseorang yang sangat berharga...
Dia saat itu bahkan sudah tidak mempunyai tempat untuk kembali lagi.
Tentu Edward bisa menemui Sharon lagi tetapi...
Sharon adalah gadis baik, dia tidak mau bertemu dengannya lagi untuk yang kedua kalinya sementara itu Sharon terus bersedih karena Edward telah meninggalkan panti asuhan tanpa satu patah kata sekalipun.
"Shar ada apa?", tanya Evelyn dengan penasaran.
Sharon menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Tidak, aku hanya teringat saat itu...saat Ed benar-benar menghilang tanpa sepatah kata."
Pada saat itu dia benar-benar sedih karena orang yang telah memberinya semangat malah meninggalkannya sendirian lagi.
Sharon sendiri tidak tahu apa yang harus dia lakukan lagi.
Memang keluarga barunya setelah dia diadopsi menjadi keluarga Edelt sangat baik kepadanya dan dia sangat senang dengan itu, tetapi di dalam hatinya dia masih merasa kesepian.
Dia berusaha mencari dimana sebenarnya Edward berada dan setelah bertahun-tahun dia akhirnya tahu kalau Edward ada di sebuah organisasi bernama LEON.
Dia teringat betapa senangnya dirinya saat itu. Pada saat dia pertama kali dia bertemu dengan Edward setelah beberapa tahun dia sangat ingin memeluk dan menangis.
Tetapi Edward terus berjalan menjauh dan menjauh sampai dia merasa tidak bisa mengejarnya.
Tentu dia sudah berusaha berlatih semampu dia untuk mengejar ketertinggalannya tetapi tetap...Edward berusaha dua bahkan tiga kali lebih banyak dari dirinya tetapi tetap dia bahagia bisa bersama-sama lagi sampai saat itu...saat Draconis menyerang.
Pada saat itu Sharon benar-benar jatuh dalam keputusasaan yang sangat dalam dan dalam sampai dia sudah tidak peduli lagi dengan dirinya.
Dan sekarang dia...
Dia bisa melihat dunia dari sudut pandang yang lebih baik dan mulai mengerti kenapa Edward ingin membuat dunia yang damai.
Evelyn dan yang lainnya yang mendengarkan cerita Sharon benar-benar terkesan dengan seberapa keras jalan yang Sharon tempuh.
"Shar, kamu memang hebat. Setidaknya tidak seperti diriku yang dulu hanya bisa menangis tanpa bisa melakukan apapun."
Sharon menggelengkan kepalanya dan dia menggenggam tangan Evelyn.
"Tidak, kamu juga hebat. Kamu adalah tuan putri yang baik dan disayangi semua orang."
Lilith pun menepuk punggung mereka berdua.
"Hei hei kalian berdua, kenapa kalian malah ngobrolin hal yang sedih kaya gitu? Kaya orang yang mau mati aja!"
Aria bisa mengerti itu, mungkin Sharon merasa tertekan karena kali ini dia dan semua orang akan melawan salah satu orang terkuat di dunia ini, Yulia.
Dengan tidak adanya kepastian mereka akan menang, ini sudah seperti sebuah judi tetapi jika dia kalah maka dia akan mati.
"Aku tidak bisa menyalahkannya, lawan kita adalah nona Yulia. Bahkan aku sendiri tidak tahu apakah aku bisa selamat dari pertarungan ini.", ucap Aria.
Kekuatan Yulia sudah tidak bisa diragukan lagi oleh Aria, dia juga adalah orang yang tidak akan segan untuk menghabisi semua musuh tuannya sendiri.
Mereka yang pernah sekali menjadi pengkhianat, tentu akan menjadi target dari Yulia dengan segala kekuatannya dan kali ini dia pasti akan bersungguh-sungguh menggunakan Deus Machina.
Ini akan menjadi pertarungan yang sangat sulit bagi mereka, tetapi walau begitu mereka tidak ingin menyerah begitu saja dan untuk itu Aria sudah menyiapkan sesuatu demi untuk datangnya hari ini.
Kembali ke Edward dan Shirayuki.
"Ngomong-ngomong kau sedang apa?"
Shirayuki dengan semangatnya menunjuk ke arah tumpukan pasir pantai.
"Membangun istana pasir ya?
Telinga Shirayuki pun naik ke atas bersama dengan ekornya yang bergoyang-goyang.
"OApa tuan mau main istana pasir bersama?"
"Kurasa tidak."
Ekor dan telinga Shirayuki menurun mendengar itu.
"Jangan muram kaya gitu. Sebenarnya ada yang mau aku tanyakan kepadamu."
Disana, di tempat itu merupakan legenda yang ada di dalam kekaisaran Miyako, sebuah legenda yang juga mengiringi kisah Tamamo-no-Mae, sang Kaisar wanita yang telah menyatukan ras manusia hewan.
Dari legendanya terdapat tiga benda yang tidak bisa terpisahkan dari keberadaannya, sang rubah berekor sembilan yang itu adalah tiga buah benda pusaka.
Tamamo-no-Mae adalah sosok yang sudah dianggap seperti seorang dewi disana, tentunya tiga pusaka itu juga dianggap sebagai benda yang sangat sakral sehingga Shirayuki memutuskan untuk menitipkan benda itu di suatu tempat.
Sekarang saat Shirayuki sudah bersatu lagi, sekarang dia adalah sang Tamamo-no-Mae seutuhnya dan sekarang juga dia bisa menggunakan tiga benda pusaka itu dan mungkin benda itulah yang bisa membuktikan kepada semuanya kalau dia adalah Tamamo-no-Mae.
Tentu benda itu juga menjadi alasan kenapa Shirayuki tahu kenapa dirinya yang lain itu sebenarnya tidak berniat untuk menang dari awal karena dia sama sekali tidak memakai benda itu sama sekali.
Kalau itu dirinya, daripada bertransformasi menjadi rubah berekor sembilan, jauh lebih baik dan anggun jika dirinya bertarung menggunakan tiga benda itu yang sudah ia anggap sebagai bagian dari dirinya.
Ya, setelah berbicara kepada Genbu Shirayuki menjadi tahu bahwa ada seseorang yang telah mengendalikan semuanya selain dirinya yang lain itu yang dia tidak tahu itu siapa.
Edward terlihat seperti memikirkan sesuatu yang baru saja dikatakan oleh Shirayuki tentang tiga buah benda pusaka yang terdapat di kekaisaran Miyako.
Edward tentu sudah tahu tentang keberadaan ketiga pusaka itu dan peran mereka di dalam Tamamo-no-Mae tetapi apakah benda itu dibutuhkan atau tidak itu masalah lain.
"Shirayuki, apakah benda itu benar-benar dibutuhkan?"
Tentu Edward punya alasan untuk menanyakan ini. Pada saat ini memang perang masih belum dimulai, tetapi situasi masih sangat panas disana sehingga Edward berpikir untuk cepat-cepat menghentikan semuanya.
"Tuanku, seorang pepatah mengatakan Pemenang adalah mereka yang mempersiapkan diri."
Shirayuki berdiri dan mendekat.
"Lagipula kita sudah tahu kalau ada pihak lain yang benar-benar menginginkan perang ini. Kita harus bersiap semaksimal mungkin juga..."
Telinga dan ekor Shirayuki terlihan menurun.
"Aku tidak ingin menjadi batu sandungan bagi tuan dan yang lainnya."
Memang Shirayuki itu kuat, tetapi dia masih kalah dari Lily dan yang lainnya dalam hal kekuatan. Dia tidak ingin adanya dia disana dengan kekuatan yang jauh dari kata maksimal malah menghambat dan menyebabkan hal yang buruk.
Edward mengusap kepala Shirayuki.
Shirayuki yang diusap kepalanya pun dia menggoyang-goyangkan ekornya dengan senang.
"(sigh) Sudah kukatakan bukan kalau kau tidak perlu khawatir dengan itu. Kau tidak menjadi dan tidak akan pernah menjadi batu sandungan bagi kami. Benar kan Lily?"
Lily tidak menjawab.
"Lily? Dimana dia?"
"Kak Lily sekarang sedang mengumpulkan kulit kerang."
Edward memang sedikit lupa kalau Lily dan semuanya memang sangat suka liburan dan bahkan dalam situasi seperti ini mereka masih santai bermain di pantai ini setelah puas memamerkan baju renang mereka.
Bahkan White sekalipun seperti biasanya dia bersantai di kursi lipatnya dengan kacamata hitam sambil sesekali meminum kelapa muda yang dia pegang.
Bisa dibilang sekarang satu-satunya orang yang memakai pakaian biasanya hanyalah Edward.
Shirayuki memang ingin melihat laki-laki di depannya itu memakai pakaian renang tetapi dia selalu menolak karena alasan waspada.
"(sigh) Yah sudahlah lagipula masih nanti malam..."
"Tuan tuan! apa tuan mau jalan-jalan denganku?", ucap Shirayuki sambil mengibas-ngibaskan ekornya kekanan dan kekiri.
Setelah selama ini diganggu Chamuel dan yang lainnya memang tidak ada salahnya bagi Edward untuk selalu bersiap dengan segala kemungkinan yang terjadi dengan tidak mempercayai siapapun.
"E~h...kenapa?", ucap Edward sambil menjauh.
"Sekali-kali aku ingin menghabiskan waktu berdua saja dengan tuan, lagipula ini adalah kesempatan yang sangat jarang."
"Aku tidak masalah tetapi...hanya sebatas jalan-jalan kan? Kau tidak merencanakan sesuatu yang aneh dengan Chamuel dan yang lainnya kan?"
"Tidak...boleh...?" ucap Shirayuki memelas dengan mata yang berkaca-kaca.
"(sigh) Aku memang tidak bisa menang melawan hati murni seorang gadis. Baiklah lagipula aku tidak punya rencana lain lagi."
Bentar lagi...siapa yang akan gelud dengan siapa. Apakah musuh utama di Arc ini hanya Yulia? ataukah...
Btw mungkin lebih enak klo w bikin serius aja ea ceritanya soalnya disini di arc ini banyak hal yang akan terjadi dan akan jadi awal dari MC Stage 2