16 Petualang

Suara Jack Miller memotong pembicaraan, "Belum mengajari dia bertarung pantatmu! Pelatihan nereka apa yang kamu berikan untuk menciptakan monster kecil?" Jack Miller mengerang, masih mengusap kepalanya.

"Aku tidak mengajari hal itu."

Jack Miller membersihkan dirinya dan mengusap masih mengusap kepalanya, setelah di pukul sampai terhatuh oleh Kyle Morgan dan datang ke sampingku untuk menanyakan apakah aku baik-baik saja. Saya hanya menganggukkan kepala.

"Apakah ini yang kamu pelajari?" Tanya ibuku.

"Yah ibu, aku mempelajari ini dengan memperhatikan ayah dan membaca beberapa buku." Balasku pada ibu.

Namun tiba tiba ayahku mengangkat diriku dengan lembut kemudian menurunkan diriku kembali ke tempat duduk penonton yang biasa di duduki oleh ibuku dan berjongkok di depanku sehingga dia sejajar.

"Dira, di mana kamu belajar bertarung seperti itu?" Tanya juga ayahku kepada diriku.

Aku pun menjawab ayahku dengan memasang wajah acuh tak acuh, "Ayah, akukan setiap hari suka membaca buku! Dan juga aku sering memperhatikan ayah pada saat berlatih, itu saja." Jawabku.

"Aku tidak salah dengar, kamu belajar dari Buku? Jika seperti itu kamu harus mengajariku beberapa teknik gerakanmu." Ucap jack Miller.

"Yah! Aku juga tertarik, Jika aku juga di ajari olehmu." Lesley Turner memotong pembicaraan sebelum aku membalas ucapan dari jack miller.

"Dan juga aku minta maaf sobat kecil. Karena aku tidak menyangka denganmu yang membuatku perlu menggunakan kekuatan lebih besar, untuk bertahan maupun menyerang."

"Ha?" Sedikit terkejut karena mendengar Lesley turner berbicara dan meneruskannya dengan tertawaku.

"Ha ha ha iyya! Tetapi menurutku itu normal, pada saat sparring." Balasku dengan tersenyum lebar. Dengan melihat Jack miller yang meminta maaf, memberiku kesan yang baik tentang dirinya. Karena pertama aku melihatnya, seperti orang brengsek yang suka menganggu.

Kemudian aku mendengar suara Lesley Turner.

"Gaya bertarungmu sangat unik! Bagaimana kamu melakukan langkah itu, setelah gerakan tipuan?"

"Terima kasih sudah memperhatikan," Balasku kepada Lesley Turner.

Berhenti sejenak mengatur ulang pikiranku, sebelum mencoba menjelaskan langkah-langkah apa yang aku lakukan.

"Itu sebenarnya teknik yang sederhana. Karena aku melakukan tipuan ke sisi kanan Tuan Jack, aku menempatkan kaki kananku ke depan sebagai langkah terakhir sebelum tipuan. Saat itu aku langsung memfokuskan ke kaki kanan, mendorong diriku ke belakang, dan pada saat yang sama aku membawa kaki kiriku ke belakang kanan, mengarahkan ke sudut yang ingin aku serang, setelah itu memfokuskan ke kaki kiriku dengan kekuatan yang lebih besar, sehingga aku melakukan langkah tersebut setelah gerakan tipuan. "

"Glek!" Setelah menjelaskan aku lelah menghampiri ibuku dan meminum seteguk air.

Dan juga Aku hampir akan mengatakan, "Ayah, Aku sebenarnya perwakilan Raja Duelist negaraku, namun itu dunia itu di kehidupanku sebelum aku berenkarnasi. Duniaku itu menyelesaikan Masalah diplomatic antar negara diselesaikan dengan pertempuran dan duelist antar raja. Tetapi aku menggunakan Ki yang besar untuk bereinkarnasi sebagai anak Anda… Kejutan ayah!" Aku tidak bisa membayangkan Reaksi hangat dari keluargaku sekarang.

Dan kemudian setelah memikirkan hal yang tidak penting, namun itu sangat penting pada saat waktunya. Aku melihat sekeliling untuk melihat Lesley turner, Jack, dan bahkan ayahku menuju ke tempat terbuka yang biasa untuk sparing dirumah, mereka mencoba menguji informasi yang baru saja aku jelaskan.

Sudah dijelaskan di awal kalau rumah kami sedikit jauh dari pemukiman, mungkin yang satu ini belumku jelaskan, jika kami melaksanakan sparing dibentuk sebuah Barir agar tidak mengganggu warga desa, karena hal itu warga desa tidak begitu terganggu oleh keramaian keluarga besar kami. Ketika aku memperhatikan Lesley turner di lapangan, aku hanya melihat punggungnya saat dia bergegas menuju tempat terbuka juga.

Ibu duduk di sampingku, menepuk kepalaku dengan senyum lembut di wajahnya yang seakan berkata, "Kamu melakukannya dengan baik."

Kemudian Helga Byrne mendatangiku juga, membenamkan wajahku, atau lebih tepatnya seluruh kepalaku, di dadanya yang luar biasa, dengan riang berseru, "Kamu sudah tampan dan berbakat bukan? Kenapa kamu tidak dilahirkan lebih awal sehingga saudari ini bisa merebut dirimu untukku sendiri!"

Tersipu, aku menjauhkan diri dari payudara yang aku curigai memiliki tarikan gravitasi yang sangat besar jika diteruskan.

"Itu… merupakan senjata yang sangat berbahaya." Dalam pikiranku

Sekarang Robert gerson menjadi malaikat pelindung diriku, dia jauh lebih tenang tentang semua ini dan hanya memberikan diriku acungan jempol. Dia sangat keren.

Malam berlalu saat keempat idiot menghabiskan sebagian besar waktu mencoba menguasai langkah tipuan sementara aku tidur di kamarku bersama ibuku yang selalu membawakan cerita yang menarik bersamanya.

Beberapa hari berlalu ketika kami selesai makan bersama dengan kelompok Soul Light, aku menghampiri ayah dan ibuku. Aku menghadap orang tuaku, "Ayah! Ibu! Aku ingin menjadi seorang petualang." Aku mulai sedikit egois dengan ke inginanku dan terserah mereka untuk mengizinkan diriku atau tidak. Sepertinya aku mulai egois karena ingat musuh yang akan aku hadapi nantinya, Musuh yang sudah diberi tahu oleh Rindia.

"Apa!? Tidak! Sama sekali tidak aku izinkan! Dira!" balas ibuku dengan tegas untungnya terdapat barir atau dikenal pelindung dirumah.

Pada saat yang sama situasi di luar rumah alice dan kelompok Soul Light bersama.

"Sepertinya sudah kehangatan keluarga sudah dimulai?" Ucap Hera Payne ke Helga byrne yang berada di depan pintu.

"Sepertinya begitu." Balas Helga Byrne ke hera Payne.

Kembali ke situasiku bersama kedua orang tuaku.

"Kamu itu belum genap 7 tahun dan aku sedang mengandung adikmu, tetapi kamu mengatakan ingin pergi dari rumah berpetualang! Itu akan membuatmu terbunuh jika kamu memasuki area area Glades Mountain." Dengan Alice di samping ibu memeganginya.

"Sayang tenangkan dirimu, kamu sedang hamil! Dengarkan dulu Dira berbicara sayang."

"Tidak akan pernah! Kamu berpetualang dengan usiamu yang masih 6 tahun berpetualang sendiri!" ucap ibuku dengan tegas.

"Papa aku takut." terdengar suara Rinia yang melakukan telepati kepadaku dan sepertinya kemarahan ibu, juga dirasakan oleh Rinia yang berada didalam kamarku yang sedang bersembunyi.

"Dan kau! Willi! Hanya diam saja! Apakah Setuju dengan keputusan anakmu itu!" Balas ibuku.

"Sayang, aku tidak bilang bahwa aku setuju dengan keputusan dira yang ingin berpetualang, tapi setidaknya dengarkan penjelasan anak kita dulu." Usaha dari ayahku untuk menenangkan ibuku.

Aku mencoba mencari jawaban dari ayahku dengan rasional harus mendengarkan pendapat anaknya terlebih dahulu. Kemudian ibuku mendengar suara ibu yang mulai berubah.

"Bagaimana bisa kau mengatakan hal itu setelah kita besarkan dira bersama. Kau tidak mengerti Willi?" Ibuku mulai menangis ketika mengatakan ini. Dia tidak pernah pandai mengendalikan emosinya.

"Sayang…" ayahku memeluk ibuku agar bisa tenang.

Aku meraih tangan ibuku. "Aku tidak berencana pergi besok ibu. Aku berencana menghabiskan waktu bersama kalian dirumah. Aku akan menunggu sampai adikku lahir. Dan juga aku ingin merasakan pengalaman yang sama ketika kalian menjadi petualang." Aku tersenyum dengan tidak melepaskan tangan ibuku untuk membujuknya.

"Aku tau dari mana keinginanmu itu berasal, Dira sayang. Aku juga pernaah sepertimu, Bahkan aku juga tidak sabar merasakan pengalaman sebagai petualang, ketika aku bangkit saat remaja. Tapi ibumu berhak untuk cemas. Tidak peduli seberapa siap dirimu dan kuatnya dirimu, kehidupan sebagai petualang sangat berbahaya dan tidak dapat di prediksi." Ucap ayahku.

Ibuku hanya menganggukkan kepalanya, dengan menghapus air matanya.

"Contohnya kemarin pada saat kita pergi untuk berburu sekaligus mengusir leviatahan kecil diperbatasan, kita tidak menyangka akan ada Beruang merah bertanduk. Pada saat itu kita hanya beruntung di selamatkan oleh orang lain." Lanjut ayahku menjelaskan dengan logis.

Aku sangat kagum dengan ayahku yang berpikir sangat logis, saat aku mendengar kata orang lain aku mempunyai ide.

"Bagaimana jika aku punya beberapa orang untuk menemaniku untuk mengawasi keadaanku." Sebuah ide dari pemikiranku agar ibu dan ayah merasa nyaman.

"Bahkan jika…" Balas ibuku namun dipotong oleh ayahku sebelum ibu menyelesaikan perkataanya.

"Hm…! Itu bukan ide yang buruk! Tapi siapa yang cocok untuk menemanimu yah?" Ayahku berbicara memotong perkataan ibu yang belum selesai.

"Tidak! Aku tidak percaya kamu langsung memutuskan dengan mudah! Aku tidak akan membiarkan kamu mengirim anakku untuk pergi lama untuk berpetualang!" Dengan memegang kerah baju ayahku, ibuku mendorong kemudian di tariknya lagi dan juga berteriak di wajah ayahku.

"Aku tidak akan pergi lama berpetualang ibu, aku berencana untuk kembali setiap bulan a atau bahkan disela sela misi."

"Benarkah?" Ibuku bergumam pelan-pelan, sungguh intimidasi yang menakutkan bagiku di banding melawan leviatahan mana.

"Ya! Ibu." Balasku dengan menganggukkan kepala yang masih memegangi tangan ibuku.

"Kenapa kamu ingin menjadi seorang Petualang bahkan sebelum pergi ke sekolah? Bukankah biasanya sebaliknya?" Tanya ayah kepadaku.

"Aku belum memberikan persetujuanku, dan tahukah kamu betapa berbahayanya menjadi seorang Petualang? Kamu sebentar lagi akan mempunyai seorang adik dan kamu mengatakan kamu ingin menjadi petualang yang membahayakan dirimu di sana? Tidak mungkin! Sama sekali tidak." Sambung ibuku yang memperingati berbahaya jika menjadi petualang. Ibuku hampir menangis lagi ketika mengatakan ini. Dia tidak pernah pandai mengendalikan emosinya.

"Ibuku tetaplah tegas, mengatasi keinginan berlebihan seorang anak." Dalam pikiranku kemudian aku menjawab dan menjelaskannya.

"Ibu, jika aku pergi kesekolah sekarang, aku menjadi lebih muda dari pada siswa lainya. Aku akan kesulitan menyesuiakan perbedaan usia yang begitu besar tersebut." Balasku pada ibuku terlebih dahulu.

"Kau tidak harus pergi kesekolah sekarang, tapi sebaiknya kamu membantu ayahmu atau…." Belum selesai menjawab ayahku memotongnya.

"Tidak perlu khawatir sayang, anak kita pasti baik baik saja." Ucap ayahku yang memotong pembicaraan ibuku

"Ayah, Ibu. Tujuanku untuk menjadi seorang petualang adalah agar aku bisa mendapatkan beberapa pengalaman. Aku ingin bertarung dan menguji kemapuanku ayah ibu. Aku pun juga berpikir bahwa menjadi seorang petualang adalah cara yang terbaik untuk mendapatkan pengalaman secara langsung." Lanjut dari penjelasanku yang di tanyakan kedua orang tuaku.

"Aku mengerti, jadi semua pasti akan baik baik saja, iyakan teresa." Ucap dari ayahku dengan mengkode agar aku pergi kekamarku.

"Terima kasih ayah." Aku pun pergi kedalam kamarku, sepertinya ayahku yang akan mencoba meyakinkan ibuku dengan caranya sendiri.

"Kenapa kamu ini!" Terdengar protes ibuku kepada ayahku, namun ayahku menanggapinya dengan santai dan tertawa.

Setelah semua selesai dengan ayahku yang berhasil menenangkan ibuku semua berjalan baik. Aku melihat para anggota soul light yang sedang berkumpul untuk persiapan kembali ke area-area Gades Mountain. Dan juga aku melihat Lesley turner yang sedang melatih tipuan yang aku ajarkan.

Anak-anak sebaya denganku datang berkunjung untuk bermain dirumahku, mereka menghabiskan waktu bersamaku dengan bermain dan juga mereka bersenang senang juga dengan elompok Soul Light. Waktu terus berjalan sampai dimalam hari kami makan bersama dengan kelompok Soul Light. Tetapi anak anak yang sebaya denganku telah kembali kerumah mereka masing masing.

Aku telah berhasil menikmati hidup di dunia ini dan memiliki kehidupan yang lebih baik di tambah pelatihan pelatihan yang aku pelajari. Ini adalah yang aku sangat inginkan ketimbang menjadi raja yang menguasai seluruh dunia namun tidak bahagia. Lebih baik aku mempunyai perhatian kasih sayang yang tulus sehingga membuatku bahagia dibandingkan mempunyai kekuasaan namun tidak membuatku bahagia.

"Wuah! Ada apa ini? Siapa yang berulang tahun? Teresa bukannya ini terlalu berlebihan untuk kami." Dengan wajah yang kagum dengan banyaknya makanan yang dimasak ibuku seperti membuat pesta.

"Ii Yah! Makan saja, jangan seperti itu Kyle dan ayo habiskan semua bersama." Balas ibu ke Kyle Morgan.

"Jika seperti ini setiap hari aku akan selalu datang kesini." Jack miller yang berada di depan pintu.

"Boom!" di serang dengan sihir angin Helga Byrne membuatnya terlempar keluar rumah.

"Apa yang kau lakukan!" memprotes karena tiba tiba diserang oleh Helga Byrne

"Jaga bicaramu! Hanya makan tidak membantu memasak sepertiku dan Hera yang membantu Teresa."

"Ah! Maaf." Dengan bersamaan bangkit untuk kembali kedalam rumah.

"Baik lah! Jika semua sudah berkumpul langsung saja makan." Ucap ibu kesemua orang.

"Terima kasih Teresa selamat makan." Dengan kompak bersamaan dari kelompok Soul Light.

"Terima kasih ibu Teresa, selamat makan." Terdengar samar samar suara Alice yang telah menjadi bagian keluargaku.

Semua pun makan bersama terlihat betapa bahagianya meski makanannya yang sederhana, dibanding dengan masakan di istana kerajaanku di bumi.

"Pelan pelan Willi! Pada saat kamu makan! Tidak aka nada yang mencuri makananmu." Ibuku memarahi ayahku dengan cara makannya yang tidak terlihat bagus, karena keluargaku makan bersama dengan kelompok Soul Light.

"Aku hanya senang dan menikmati makananku seperti ini sayang." Balas ayahku.

"Cough! Kalau boleh tau, apa kalian sudah menyelesaikan masalah kalian." Ucap Hera Payne sepertinya ibuku menceritakan masalahku kepadanya.

"Ya sudah selesai! Kami setuju untuk mebiarkan dira menjadi petualang dengan beberapa syarat." Balas ibuku.

"Oh! Apa syaratnya." Balas Helga Byrne.

"Pertama! Dira harus menunggu sampai adiknya lahir dan juga ulang tahunya yang tinggal 3 bulan lagi. Kedua! Dia harus mempunyai penjaga yang mengawasinya selama menjalankan misi. Ketiga! Dira harus mengunjungi kami setidaknya 2 bulan sekali." Syarat yang di katakan oleh ayahku.

"Di samping itu, anakku cukup cerdas dan bisa mengaturnya sendiri seperti diriku." Lanjut dari ibuku.

"Hei! Bagaimana dengan kecerdasanku! Dia mempunyai kemampuan mahir dalam api juga!" Ayahku protes.

"Hmph! Anakku mendapatkan kekuatan menyimpang yang bangkit lebih awal di usianya itu dariku! Willi." Balas ibuku dengan menjulurkan lidah pada ayahku.

"Ibu ayah, aku tetap lah anak kalian, jadi jangan di ributkan ya." Aku masuk dalam dalam pembicaraan itu.

Bersambung…

Spesial dari Author

Terima kasih yang telah membaca cerita novel fantasi ini, jika nantinya novel ini updatenya sedikit lama. Mohon maaf sebelumnya, dikarenakan saya seorang guru, jadi saya disibukkan dengan kegiatan mengajar dan kerja keperluan rumah lainya. Terima kasih lagi untuk para pembaca, terus dukung novel ini dengan cara like komentar yang positif agar saya tambah semangat dalam mengerjakan novel ini yang penuh Fantasi, Misteri, Dialog di dalamnya.

Terima kasih selamat membaca dan tunggu kelanjutan dari ceritanya.

avataravatar
Next chapter