webnovel

Pesta Besar

Sudut Pandang Teresa Carolina

Pada tanggal 10 di bulan Agustus akhirnya akan melahirkan anak kedua dengan Haya William, Aku diberikan minuman oleh Sinse untuk mengurangi rasa nyeri sebelumnya. Pada hari itu, awalnya tidak terasa apa-apa. Keesokan paginya, aku mulai merasakan kontraksi ringan. Aku hanya berdiam dirumah di jaga oleh kedua anakku dan Haya William ke rumah Sinse yang sedang berkebun dihalaman rumahnya. Kemudian Haya William bilang kalau saya masih Kontraksi. "Silakan pulang dan saya akan pergi kerumah anda sekarang." Ujarnya sambil tersenyum.

Selang dua jam, kontraksi dalam diriku pun mulai datang bertubi-tubi hingga aku memutuskan untuk pergi sendiri kerumah penyihir kehamilan. Tapi, Aku tidak bisa langsung datang ke rumah Sinse, karena dia sudah tiba dirumahku bersama Haya William Sekitar pukul 12 siang. Saya lemas tak bertenaga, terus bertumpu (sekaligus meremas keras) tangan suami tiap kontraksi datang.

Aku pertama kali melihat Dira yang tidak bisa tenang, terlihat dirinya mondar mandir mengkhawatirkan diriku. Selama melakukan proses melahirkan ini, tak sekalipun Sinse pergi dari dekat diriku. Dia begitu sabar, atentif, profesional dan terus mengakomodir keinginan diriku dengan kata-kata yang menyejukkan dan menguatkan. Tak henti mengingatkanku untuk tetap mengatur nafas dan mengatakan semua bakal baik-baik saja.

Dan terdengar juga suara dira mengulangi perkataan dari Sinse, "Ibu tetap tenanglah, sekarang atur nafas perlahan ibu, karena sinse bilang semua akan baik baik saja." Dengan wajahnya yang terlihat sangat mengkhawatirkanku yang berupaya dirinya sendiri agar tetap tenang.

Aku tidak bisa menjawabnya selama mengalami kontraksi, Tak ada kemajuan, saya pun dianjurkan untuk pindah ke tempat tidur. Rasa lapar, lelah, dan intensitas kontraksi bikin saya nyaris putus asa. Lagi-lagi aku takjub dengan perhatian dan rasa sabar Sinse. Rasa-rasanya ingin namakan putri saya seperti namanya! Hahaha.

Setelah melakukan berbagai macam posisi sambil dipandu untuk bernapas dan mengejan, saya ingat dia berkata dengan lembut, "Ayo, buka kedua tangan kamu," dan tanpa saya sadari putri saya, Angela Rose Saquile, lahir di sore hari saat matahari terbenam. Detik itu juga, dira anak pertamaku menaiki meja untuk melihat adiknya yang baru lahir sedang digendong oleh Sinse, dilanjuti dengan suami memotong tali pusat bayi beberapa menit kemudian. Menyadari betapa pentingnya kontak awal kulit-dan-kulit antara orang tua dan bayi, kami dianjurkan untuk bergantian memeluk Angela Rose Saquile dan itulah yang kami lakukan selama tiga jam bergantian bersama seluruh keluarga kecilku dan Sinse pun mengucapkan selamat kemudian pergi. Aku sangat bahagia dengan hal tersebut, setelah melawati semua dalam proses kelahiran anak kedua kami, aku menyuruh suamiku untuk segara membalas jasanya.

Sudut pandang Haya William

Pada saat ini aku sangat bahagia karena istriku melahirkan dengan selamat sekaligus sedikit khawatir, dengan kehadiran adik bayi baru biasanya menunjukkan beberapa perubahan besar bagi anak pertama dan orang tua. Sang kakak yang berusia 7 tahun, mungkin telah lama bersemangat menanti lahirnya sang adik. Sang kakak Aldira Saquile harus terbiasa, untuk tidak lagi memperoleh perhatian penuh dari ibunya, dan mungkin akan membenci keadaan yang ternyata menunjukkan lebih pentingnya kedatangan adik baru, dibandingkan dirinya, tetapi Dira akan pergi berpetualang setelah merayakan ulang tahunya.

Hal itu membuatku lebih tenang dengan Dira, dan juga anakku tidak akan membenci diriku karena lebih mementingkan adiknya. Malah sebaliknya aku dan istriku sangat cemas, akan ke adaan Dira anakku yang sebentar lagi akan pergi berpetualang. Banyak warga desa mengunjungi kami termasuk dari kelompok Soul Light berkenjung, akan tetapi temanku pada saat di akademi maupun pada saat diriku aktif menjadi petualang tidak dapat mengunjungi diriku. Karena tempat ini tersembunyi didalam hutan, perbatasan area Glades Mountain di tandai dengan Hutan Aishire ini, tempat desa yang kami tinggali.

Pada awalnya diriku berfikir akan ada masalah dengan proses melahirkan istriku, karena tidak menemukan Sinse, sehingga aku mengkhawatirkan kesahatan istriku untuk anak keduanya yang sedang di kandungi. Karena aku sangat mengetahui istriku tersebut, sudah sering merasa kelelahan dan kesakitan setelah melahirkan anak pertamaku, atau mungkin istriku merasa tertekan sehingga perlu waktu untuk bersantai dan memulihkan tubuhnya. Pada saat bersamaan dengan itu, waktu tersebut sebenarnya merupakan waktu yang paling tepat bagi Dira untuk sepenuhnya mendapatkan kembali perhatian ibunya.

Akan tetapi aku percaya anakku dira akan menjadi orang yang hebat dengan kemampuanya tersebut, sebab itu aku membiarkanya untuk berpetualang meski di usia yang muda. Namun aku harus memberinya beberapa syarat yang telah kami bahas tiga bulan yang lalu. Jika dira tidak dapat memenuhi syarat yang telah kami minta, dia harus tetap tinggal dirumah bersama kami dan sang adik dirumah. karena aku sangat menyayangi ketiga anakku dan tidak ingin jauh dari mereka, anak pertamaku Aldira Saquile, anak keduaku yang aku selamatkan dari pedagang kambing hitam Alice tremaine dan anak ketigaku Angela Rose Shaquile, aku menambahkan nama belakang dira karena mereka bersaudara kandung, nama belakang itu mempunyai arti Tampan atau cantik.

Sudut pandang Aldira Shaquile

Rasa was-was, gembira dan khawatir bercampur menjadi satu, pada saat aku mendengar ibuku akan melahirkan. Rasanya seperti teringat puluhan tahun lalu saat ibu sedang melahirkanku yang begitu hebat dia berjuang.

"Apakah ibu melahirkanku seperti ini? Dia berjuang menahan sakitnya yang tidak dapat dia bagi, aku tidak ingin melihatnya seperti ini, jujur saja aku ingin melewatkan momen dimana aku melihat ibuku menderita, Hatiku rasanya terbelah melihat ibuku menderita dan menahan rasa sakitnya sendiri, aku pun sudah mencoba memberi mana tapi rasanya percuma karena ibuku tetap merasakan sakit." Ujarku di dalam hati berkata pokoknya saya tak ingin melihatnya dan melewatkan hari penting ini.

Di tambah lagi aku mendengar kabar tentang Sinse Cherish Egan yang melayani ibuku sebelumnya telah mininggalkan dunia ini, sebab itu membuat rasa takutku timbul. Aku dan Alice selalu di samping ibuku, aku paham dengan proses melahirkan. Aku hanya membawakan obat dan air untuk ibuku. Jujur saja aku sudah berusaha sikap tenang, namun situasi melihat orang tua kita sendiri menahan sakit sungguh membuat siapapun bimbang, kecuali aku membuang perasaanku seperti kehidupanku di bumi. Meski dengan keadaan ibuku yang seperti itu, dia tidak merasa takut untuk melahirkan kedua kalinya.

Aku yang menginginkan adik kecil begitu bahagia mendengar pertama kali kehamilan ibuku tersebut. Meski belum bisa bertemu karena masih dalam kandungan, aku begitu menyayangi adik kecilku. Mulai dari membuatkan makanan, memetik buah-buahan, membeli susu, dan penunjang kehamilan lainnya. Aku bawakan sendiri bersama ayahku demi kesehatan adik yang sangat aku sayang. Belum lagi peralatan bayi baru lahir seperti baju, bantal, guling, kasur, bedong yang aku kenakan dulu. Aku keluarkan semua itu kemudian aku bersihkan sendiri untuk digunakan kembali oleh adikku nantinya.

Satu minggu sebelumnya, ibu sibuk bersih-bersih rumah. Aku pun membantunya dengan alice, kemudian aku pergi bersama ayahku dan alice menjaga ibuku sekaligus membantu pekerjaan ibu dirumah, sedangkan aku dan ayah mencari sinse baru untuk mengganti sinse Cherish Egan. Aku lega setelah menemukan pengganti Cherish Egan, setelah kami bertanya kesana kemari, akhirnya kami bertemu dengan sinse secara tidak sengaja. Pada saat kami bertanya pada salah satu tempat langganan dari Cherish Egan berbelanja, apakah itu adalah keberuntungan kami atau takdir, aku belum mengetahuinya

"Tuan! apakah anda mengetahui sinse selain cherish Egan?" ayahku bertanya kepada pedagang sayur dan daging di kota cape town.

"Maafkan aku karena mengecawakanmu, aku tidak mengetahuinya." Balas pedagang tersebut, kemudian terdengar seorang wanita berbicara.

"Ehem! Apakah kamu mencari seorang sinse?" Ujar dari perempuan tersebut.

"Iyya! Kami sedang mencari seorang sinse, karena istriku ssedang hamil tua, nyonya." Balas ayahku.

"Jika seperti itu, aku akan membantumu tuan, bawaku kerumahmu sekarang." Ucap dari perempuan tersebut yang sepertinya seorang sinse.

"Baik jika begitu mari kita pergi sinse." Balas ayahku, yang mulai terlihat membaik setelah menemukan sinse.

Benar saja, pada saat didalam perjalanan ayahku dan perempuan itu berbicara banyak hal terutama tentang diriku. Perempuan tersebut memperkenalkan diri sebagai saudara dari Cherish Egan dan dia bernama Cornelia Egan. Rasa was-was, gembira dan khawatir bercampur menjadi satu, Ibu di periksa dengan baik dan diberikanya obat.

"Jika seperti ini sudah selesai, Tuan William jika istri anda mengalami kontraksi lagi, segera pergi kerumah saya yang telah saya jelaskan di perjalanan." Ujar dari sinse.

"Baik nyonya, saya segera menemui anda secepatnya." Balas ayahku, semua ini terjadi 1 minggu sebelumnya.

Setelah meminum obat tersebut ibuku mulai baikan dan menjalankan aktivitasnya, tapi 1 minggu kemudian ibuku mengalami kontraksi, ayahku pergi secepat dia bisa kerumah Sinse. Sedangkan aku dan alice sibuk menemani ibuku dan mempersiapkan apa yang diminta ibuku untuk melakukan proses kelahiran adikku.

Dalam hati berkata pokoknya aku tak ingin melihat atau mendengar saat ibu sedang melahirkan, Rasanya seperti ada sesuatu yang melukai jantungku.

Sore hari pun tiba aku mendengar suara tangisan adikku, aku sangat senang dan bahagia karena ibu termasuk adikku selamat dari proses kelahiran tersebut. Kemudian kami memeluk adik bersamaan dan bergantian selama tiga jam. Dan Sinse pun mengucapkan selamat kemudian pergi. Aku sangat bahagia dengan hal tersebut "Terima kasih Sinse." Ujarku dalam hati.

 

Setelah melawati 10 hari dari kelahiran adikku.

Pada awalnya semua orang bersikap seperti biasa dan tidak peduli padaku, namun kali ini orang tuaku sendiri juga melakukan hal yang sama seperti warga, jujur saja aku sedikit bingung dengan hal itu, karena aku pertama kali di abaikan oleh orang tuaku sendiri.

"Apakah orang tuaku bersikap seperti itu, agar aku tidak pergi setelah ulang tahunku sekarang? Anehnya waktu itu kepala desa memberitahuku, akan mengadakan pesta besar?" Ujarku dalam lamunanku.

Pada saat aku memasuki rumah, tiba-tiba teriakan yang membangunkan dari lamunanku "Selamat Ulang Tahun Dira!" semua orang berteriak serempak.

Aku sangat senang hingga tidak bisa membalas ucapan mereka.

Seluruh rumah kami didekorasi secara mewah dengan ornamen meriah, ditambah dengan benang tenun yang menghiasai rumah. Seluruh anggota Soul Light dan orang-orang yang diselamatkan oleh kelompok Soul Light, serta juga keluarga kecilku berkumpul bersama untuk mengucapkan selamat ulang tahun kedelapan kalinya satu persatu,

"Aku tidak percaya Willi! Anak kita Sudah berusia 8 tahun." Ujar ibuku.

"Terima kasih semuanya, telah membuat kejutan perayaan di ulang tahunku ini! Dan ibu benar, aku sudah 8 tahun, terima kasih telah menyayangiku" Aku menjawab semua itu, dengan membungkuk ditaambah tangan kanan diperut dan tangan kiri dipinggang belakang, dalam seketika Rinia meniruku, menganggukkan kepala kecilnya.

"Kyu gyu." Ujar rinia yang ditujukan kesemuanya, kemudian dia dipeluk oleh Hera payne dan dibawanya untuk diberi makan.

"Tentu saja siapa dulu orang tuamu!" Balas ayahku yang seperti biasa membanggakan diriku.

"Iyya! Ayah! Aku anak ayah dan ibu." balasku dengan memeluk kedua orang tuaku, kemudian aku melihat adiiku yang di gendong ibuku, aku pun mencium keningnya.

"Aaa aa aw! Semua tamu serentak sama mengucapkan itu.

"Sungguh sangat menyentuh, tapi sekarang kita bukan untuk melihat hal ini, tapi sebaiknya kita harus cepat memakan makanan ini." Terdengar ucapan dari Scott Bealger.

"Iyya tuan Scott, makanan ini bukanlah pajangan, tidak perlu memadangnya, silahkan makan, dan terima kasih tuan, atas bantuanya ini." balas ibuku.

"Tidak masalah nyonya, jika begitu selamat makan!" balas scott bealger agar cepat mulai acaranya.

 Ulang tahun ini membuatku terkesan, karena aku diberitahu oleh alice, seluruh warga membantu ibuku memasak, untuk ulang tahunku dan memperingati kalau aku juga, mempunyai adik. Dan juga Ibuku memastikan untuk memasukkan beberapa hidangan favoritku, beberapa di antaranya ibu buat sendiri.

Panorama kebisingan memenuhi rumah kami: tawa anak-anak, denting gelas anggur, dan langkah kaki pelayan dan pelayan yang sibuk, sepertinya pelayan itu disiapkan oleh kepala desa untuk acara ulang tahunku. Meja itu sangat keras saat Jack miller mengeluarkan lelucon keras dan mengolok-olok beberapa anggota dengan momen memalukan mereka saat menjelajahi area rawa ruang bawah tanah yang belum dijelajahi.

"Kelihatanya! Kamu sudah lupa Jack! Ketika Slime menyelinap tepat dibawahmu, waktu kamu buang air kecil didugeon ruang bawah tanah. Seingatku, kamu begitu ketakutan, Sehingga terjatuh dan kamu mengencingi dirimu seperti air mancur." Ujar Lesley turner dengan dingin, santai terus menyesap tehnya, bahkan tidak repot-repot melihat Jack.

"Pfft!" Makanan di mulutku menyembur saat aku mencoba menahan tawaku. Ayahku dengan terang-terangan tertawa terbahak-bahak, hampir jatuh ke kursinya saat dia mengarahkan jarinya ke jack yang membeku. Bahkan Scott Bealger membenamkan wajahnya di tangannya saat dia berusaha menahan tawa.

"Tidak! Ah! Kamu! Kupikir t-tidak ada yang bangun saat itu terjadi?!" Wajah Adam menjadi pucat pasi dan bahunya terkulai karena kekalahan total. Sementara itu, para wanita hanya menggelengkan kepala karena malu dengan perilaku para pria tersebut.

Semua dalam semua, semua orang bersenang-senang. Helga Byrne dan Hera Payne dengan penuh semangat untuk memberi tahu kami semua tentang petualangannya didalam dugeon dan menceritkan akan ada pahlawan yang mengubah benua ini. Setelah makan malam, semua orang pindah ke belakang rumah, di mana pertunjukan counjer elemen api memeriahkan pesta ulang tahunku hingga pesta itu tidak terasa sampai pagi, pada saat aku ingin memasuki karena pesta ulang tahunku telah selesa, Tiba tiba terdapat kejutan lagi.

"Selamat ulang tahun lagi nak. Hadiah ini dari ibumu dan aku, dan tentu saja, Alice juga." Ayahku memberiku sebuah bungkusan terbungkus kain sementara Ibu menahan Alice, yang jari-jarinya yang gelisah ingin sekali membuka kado itu. .

Saat membukanya, saya melihat topeng putih dengan corak bulu burung merak yang elegan dan di tambah sarung tangan tanpa jari. Itu hitam dan sederhana tapi di bagian atas sarung tangan tertanam 3 batu hijau.

"Ayahmu memburu bahan untuk sarung tangan itu dan aku menanamkan mantra penyembuhku pada ketiga batu putih itu. Masing-masing batu membawa mantra sekali pakai. Sedangkan topeng itu untuk menyembunyikan suaramu dan dirimu dari musuhmu. Aku yakin akan berguna untuk memiliki beberapa tindakan pengamanan saat kamu pergi keluar. Dalam misi." Ibuku menatapku dengan senyum sedih. Aku tahu dia masih belum siap mengirimku.

"Terima kasih Bu, Ayah, Alice, aku menyukainya. Ini akan sangat berguna bagiku." Aku memeluk setiap anggota keluargaku dengan erat. Memakai sarung tangan, dan memegangi topeng, aku bisa tahu seberapa kuat bahan itu, belum lagi tiga mantra penyembuhan yang buat oleh mereka, ini sangat berguna dalam situasi yang sulit.

"Ahem! Selanjutnya kita!" Jack miller mengeluarkan sebuah kotak kecil. Dia secara dramatis berlutut dan membuka kotak itu, memperlihatkan dua cincin perak, satu polos, dan satu dengan permata bening kecil.

"…"

"Uhh…  Astaga!" Ujar dariku

"Jack! Berhentilah menggodanya!" Tegur dari Hera menepuk pundak Jack Miller sementara dia menahan tawanya.

"Oke, oke! Dira, Benda ini merupakan hadiah yang lebih sesuai untuk keluargamu, karena tidak cocok secara khusus untuk dirimu, tapi aku yakin kamu akan menghargainya juga." Ujar Jack miller.

"Pertama, cicin ini untukmu, sedangkan yang ke dua, gelang untuk Teresa." Ujar kembali dari jack miller.

Hera Payne melanjutkan untuknya, "Teresa, sementara Dira memakai cincin itu, kamu akan tahu ke adaan dira kalau dia baik-baik saja atau tidak. Gelang yang terhubung dengan cincin mampu mengawasi sirkulasi mana yang secara alami mengalir dalam tubuh penyihir. Jika aliran mana alami berhenti, cincin yang Anda pegang, Teresa, akan bersinar merah dan mengeluarkan suara bernada tinggi suara." Kemudian ibuku memeluknya.

"Iya itu sangat berguna William! Kami berpikir keras, tentang apa yang Dira butuhkan sebagai petualang, tapi Teresa, sayangnya cincin itu tidak bisa berbuat banyak. Cukup dari itu aku pikir ini akan memberimu sedikit ketenangan saat dira berpetualang!" Sambung dari kyle walker.

Ibuku menangis sambil memegangi Gelang itu. "Oh Hera, dan semuanya, terima kasih!" ibuku memeluk mereka hera dalam pelukan erat. "Sama sama Teresa." Sambung dari Helga byrne ikut dalam momen pelukan yang hangat.

Aku tidak bisa menahan senyum, menatap ibuku.

"Cincinku dan gelang ibuku terlihat seperti pedang bermata dua, disatu sisi keluargaku akan merasa aman dari rasa cemas akan diriku, tapi itu juga akan membuat ibuku meresa tegang dan memeriksanya setiap saat." Ujarku dalam pikiranku.

Segera setelah itu, seluruh anggota kelompok Soul light dengan orang tuaku, pergi kembali ke penginapan mereka. Warga telah pergi setelah acara pertunjukan selesai. Dan aku diberi hadiah pedang oleh Scott Bealger, sebelum dia kembali kerumahnya setelah pertunjukan. Rasa lelah karena hari yang panjang, meninggalkanku hanya dengan orang tuaku. Alice kelelahan setelah menikmati pertunjukannya tertidur sambil memeluk Rinia yang mendengkur. Aku sudah berkemas, bersiap untuk berangkat besok pagi dan bertemu dengan Lesley turner dan Mira Mendes di depan rumah bersama kelompok Suol Light lainya. Karena kami akan pergi bersama, namun berpisah di Guild petulangan. Pagi ini akan menjadi kesempatan terakhir untuk berbicara penuh dengan keluargaku sebelum aku pergi.

"Besok adalah hari besar, Nak. Apakah kamu bersemangat?" Ayahku menepuk pundakku. Mata ayahku merah padam karena aku bisa melihatnya menahan air mata.

Ibuku sudah menyerah untuk menahan emosinya dan berlutut untuk memelukku erat-erat, wajahnya terkubur di dadaku saat dia terisak.

"Aku akan baik-baik saja Bu, Ayah. Aku berjanji akan mencoba kembali ke rumah setiap ada kesempatan. Jika terjadi sesuatu, kamu akan tahu."

Setelah berbicara tentang seorang petualang dan bahaya menjadi seorang petualang, orang tuaku mengantarku kembali ke kamarku. Aku menjatuhkan diri ke tempat tidur dan menatap langit-langit, Rinia tertidur dikamar alice. Aku punya keluarga, dan sekarang, aku memiliki orang-orang yang mencintai diriku dengan tulus. aku memiliki orang-orang yang memperdulikan diriku apa adanya, bukan posisi yang aku miliki. Sungguh perasaan yang menyenangkan bahwa aku akan mendapatkan semua ini, aku tidak akan pernah menyerah. Aku akan berjuang untuk semuanya, dan memastikan untuk menghargai perasaan yang tidak aku miliki di duniaku sebelumnya. Untuk itu, aku perlu memperbaiki diri. Lebih dari saat aku menjadi seorang khan atau raja.

 

Bersambung…

Spesial dari Author

Terima kasih yang telah membaca cerita novel fantasi ini, jika nantinya novel ini updatenya sedikit lama. Mohon maaf sebelumnya, dikarenakan saya seorang guru, jadi saya disibukkan dengan kegiatan mengajar dan kerja keperluan rumah lainya. Terima kasih lagi untuk para pembaca, terus dukung novel ini dengan cara like komentar yang positif agar saya tambah semangat dalam mengerjakan novel ini yang penuh Fantasi, Misteri, Dialog di dalamnya.

Terima kasih selamat membaca dan tunggu kelanjutan dari ceritanya.

Next chapter