14 Pesan dan kehangatan

 "UGH!" Tiba tiba inti manaku terasa sakit yang seperti tertusuk pedang, membuat diriku tertidur di tanah untuk mengatasi rasa sakit, aku meringkuk menjadi bola tempat aku mendarat ketika rasa sakit yang membakar menopang diriku kembali.

Sensasi terbakar menyebar dari inti mana ke seluruh tubuhku sampai sebuah suara bergema di kepalaku.

"Ahem! Menguji, menguji… Ah bagus! Halo Dira, ini Rindia."

Hatiku berdebar saat aku langsung menanggapi suara itu. "Rindia! Aku di sini! Bisakah kamu mendengar…"

"Jika kamu mendengarkan ini sekarang, itu berarti aku telah menunjukkan kepadamu apa sebenarnya aku …"

Ah, itu adalah semacam rekaman yang dia masukkan ke dalam diriku ketika dia memberi kekuatan lubang kecil itu ke inti mana milikku.

"… Kamu belum siap sekarang untuk mengetahui seluruh kebenaran. Mengetahui kamu anak yang luar biasa, aku memanggil dirimu. Jika aku memberitahumu siapa sosok musuh di langit, aku takut kamu akan dengan gegabah mencoba dan melawan. Little Dira, kamu hampir tidak lulus usia empat tahun. Setelah melihat inti mana kamu, aku menyadari bahwa kamu memiliki bakat langka karena inti mana kamu sudah berwarna merah tua. Saya akan meninggalkan kamu dengan ini: Aku telah menanamkan keinginan unik dariku kepada kamu dira. Itu adalah sesuatu yang tak bisa dibandingkan dengan kehendak binatang beast biasa. Kemajuan masa depanmu sebagai penyihir bergantung pada seberapa baik kamu bisa menggunakan kemauanku yang tertanam di inti mana… "

Itulah mengapa warna ungu di matanya dan pola ke emasannya menghilang?

"Saat inti mana Kamu mencapai tingkat tahap putih itu adalah ketika Anda akan mendengar kabar dari diriku lagi. Aku akan mengajari bergerak dengan menyerap mana di alam sekitar, pertama pusatkan dirimu terus hisaplah mana di alam sekitarmu, kemudian bergeraklah, itu saja yang bisa aku ajarkan padamu."

"Pada saat kamu mencapai inti mana putih, aku akan menjelaskan semuanya dan apa yang Anda lakukan dari sana adalah pilihan Anda."

"Dia bahkan sempat mengajariku di dalam rekamannya, jika begitu aku akan mencapai inti mana putih secepatnya, tapi disayangkan tubuh kecilku tidak mampu menampung semua kekuatan besar itu."

"Terakhir, Dira… aku tahu kamu mungkin dalam emosional, tapi ingat bahwa kamu memiliki keluargamu untuk dijaga dan batu yang aku percayakan kepadamu. Satu-satunya harapanku adalah agar kamu merangkul kegembiraan dan kepolosan masa kanak-kanak, berlatih keras, dan buat orang tuamu dan aku bangga.

Jangan mengejar bayang-bayang karena Emosi dari dalam dirimu untuk Membunuh orang-orang yang bertanggung jawab atas kematianku tidak akan membuatku hidup kembali atau membuatmu merasa lebih baik.

Ada alasan untuk segalanya dan aku jangan menyesali apa yang telah terjadi. Dengan ini, aku mengucapkan selamat tinggal untuk saat ini. Ingat, lindungi keluargamu dan batunya, pelajari apa yang telah aku tinggalkan untukmu, dan nikmati hidup ini, Raja Axelle Daven Digar Khan. "

" … "

Nama dan gelar itu adalah dari duniaku sebelumnya, Dia tahu sepanjang waktu…

Apakah dia menemukan sesuatu di inti mana diriku? Apa dia bisa melihat ingatanku? Begitu banyak pertanyaan tetapi satu-satunya yang bisa menjawabnya telah hilang.

Aku menolak untuk bergerak untuk waktu yang lama, tetap dalam posisi janin, aku yang nyaman, tenggelam dalam pikiran diriku dan menahan sakit di inti manaku.

Rindia benar. Dia telah mengatakan semua ini dengan mengetahui seperti apa kehidupan diriku di dunia lamaku sebelumnya. Aku tidak bisa membuat kesalahan yang sama dengan hidup hanya untuk mengejar kekuatan. Aku ingin menjadi kuat, tetapi diriku juga ingin menjalani hidup tanpa penyesalan. Aku ingin menjalani kehidupan yang bisa dibanggakan oleh Ibu ayah dan Rindia. Aku tidak berpikir dia akan bahagia, bahkan jika aku mencapai tahap apa pun setelah inti mana putih sambil menjalani kehidupan hanya dengan pelatihan. Tidak, aku harus cepat kembali ke rumah.

Sesampai di rumah aku di sambut oleh anak anak se usiaku yang di selamatkan oleh ayahku dan Soul light mereka menyambutku dirumah sekaligus berkunjung kerumah kami.

"Kuack kuack!" Terdengar suara burung yang lagi ingin mencuri di kebun ibuku, aku pun langsung menyingkirkan burung berntanduk yang mencuri sayuran ibuku. Mereka yang berkunjung merupakan dari ras yang sama denganku bersama ras peri dan ras elf sendiri. Mereka ingin lebih dekat denganku dari yang aku lihat bersama Ibuku. Kemudian ibuku langsung menyuruh mereka masuk ke dalam dan menyiapkan camilan untuk mereka makan di rumahku

"Hai Dira, kenalkan namaku Lisa, aku ingin ikut bergabung dengan kelompok kalian, karena aku tidak mempunyai teman." Salah satu dari mereka mulai berbicara yaitu ras peri dan dia terlihat sekali gugup dekat denganku.

"Ha ha ha, Lisa! Jangan gugup yang tidak perlu. Oke?" Dengan tawa kecil, Aku mengucapkan hal tersebut agar dia tidak gugup.

"Aku pikir kamu lebih gugup dari pada bila dekat denganku hahaha!" Ucap Rin Weasley kepadaku.

"Sepertinya kaka sedang bahagia." Dengan nada mengejek seperti biasa kepada Rin Weasley.

"Apa kau bilang tuan netorius! Yang terhormat!" Balas Rin Weasley kepada adiknya Netorius.

"Astaga jika kalian datang untuk bertengkar! Lebih baik kalian tidur dirumah sana!" Dengan tegas agar tidak terlarut dalam pertengkaran kecil.

"Ya maafkan kami Dira!" Anak anak tiba tiba juga dengan serentak meminta maaf kepadaku.

Sepertinya Kata-kata terlalu berlebihan untuk anak anak seusiaku membuat mereka memberikan ekspresi sedih dan takut. Aku tidak tahu bagaimana anak anak ini agar dapat bisa tetap tenang. Tetapi saat aku mengeluarkan mainan yang diberikan pada saat aku ulang tahun dan juga pada waktu dibelikan ibuku saat mengajak berbelanja. Mereka langsung berebutan mainan yang aku keluarkan, seperti melupakan apa yang telah terjadi.

           "Ha ha ha namanya juga anak anak, tentunya berbeda denganku seorang anak yang mempunyai jiwa dewasa." Dalam pikiran diriku, aku berbicara dengan diriku sendiri dan hal itu Terkadang aku tampak lebih dewasa dari pada tubuhku.

Kemudian aku berdiri menghampiri Ras yang sama denganku yaitu dua bersaudara yang sedang memainkan mainan action figure di depan pintu masuk rumah dan aku pun memulai percakapan.

           "Hallo aku Dira, boleh tau nama kalian siapa." Dengan lembut aku menyapa mereka berdua untuk memulai percakapan.

           "Halo kak dira, apakah kamu inginkan mainan ini?" Balasnya saat aku sapa dia.

"Tidak! Tidak! Kok bukan mainan yang aku mau. Aku hanya ingin mengetahui namamu dan saudaramu tersebut, apa boleh aku mengetahuinya?" Dengan mencoba bertingkah seperti anak anak yang aku latih sejak lahir.

"Ah namaku Aqua Milan dan adiku Austin Milan." Balas anak perempuan yang mempunyai rambut hitam dengan kelopak mata hitam seperti manusia di bumi.

"Hallo kak dira, namaku Austin Milan." Ucap dari adik laki laki, mereka sungguh mirip jika rambut dari Austin tidak keriting, namun terlihat sekali perbedaanya dia masih berumur 4 tahun sedangkan saudara perempuannya berusia 1 tahun lebih tua yaitu 5 tahun.

"Wah! Nama kalian bagus, akan ku temani kalian bermain." Balasku kemudian ikut bermain bersama mereka.

Sudut pandang Teresa Carolina

Alice ikut haya William karena ingin tau pekerjaannya. Sungguh bahagianya diriku melihat Dira yang seperti itu, meski terkadang dia bersikap lebih dewasa dari pada ayahnya. Mereka butuh 2 jam bermain dengan mainan yang dira  dan mereka bermain kejar kejaran dan juga bermain sembunyi bunyian. Sehingga  mereka lelah dan tertidur bersama  didepan halaman. Meski terkadang aku dengar dari anak yang biasa di panggil rin ingin belajar membangkitkan kekuatannya agar cepat menggunakan sihir, namun anakku menolaknya. Dia selalu bilang di usia 10 tahunya dia akan membantunya, bagaimana cara dira untuk membantu dia. Aku tidak ingin merusak suasana tersebut jadi aku hanya melihatnya dari belakang untuk mengawasi hal hal berbahaya menimpa mereka terutama anakku.

           "Aku akan memasakkan, masakan yang enak untuk mereka setelah terbangun." Dengan bergegas ke dalam dapur untuk memasak.

Setelah selesai memasak untuk mereka, aku pun membangun anak anak dari tidurnya yang indah.

           "Tang! Tang! Tang! Waktunya makan anak anak!" Dengan memukul wajan seperti Gong, menghasilkan suara keras membangunkan mereka semua.

           "Hoo aam! Ibu bisakah membangunkan diriku secara normal." Balas dira kepadaku dan kemudian tidur lagi.

           "Dasar kamu ini! Sama dengan ayahmu! Jika dibangun tidur lagi! Apa itu yang ibu ajarkan! Dira! Lihat lah teman temanmu sudah siap!" Anakku dira langsung bangun dari tidurnya.

           "Terima kasih ibu Teresa! Selamat makan!" Serentak teman teman dira mengucap bersama sama dengan kompak.

           "Terima kasih ibu. Selamat makan ibu." Di susul dira yang telat bangun untuk makan.

Semua berjalan dengan baik, aku sangat senang sekali, karena anakku dapat bersosialisasi dengan teman sebaya, meski mereka semua mantan budak yang akan di jual oleh pedagang kambing hitam atau budak. Tidak lama setelah berbicara banyak hal di meja makan satu satu teman teman dira kembali kerumah mereka masing masing. Tidak terasa matahari udah kemarahan yang menadaka sore hari.

Dira seperti biasa menggantikan ayahnya membereskan leviathan mana dan binatang mana yang mau mencuri di kebun kami. Aku meihat dira sudah berkembang sangat cepat dan aku tidak pernah melihat gerakan gerakan yang dilakukan oleh anakku sendiri. Terlihat dia mempunyai pengalaman berpetualang selama separuh umurnya. Tapi aku tidak peduli dira sekuat apapun yang penting dia tidak mengalami hal buruk maupun jatuh sakit.

           "Semoga anakku dira sehat sepanjang umurnya." Ucapan doaku yang memikirkan buah hatiku, Dira.

Sudut pandang Aldira Saquile

"Silakan datang kemari, leviathan mana dan binatang mana buat aku tambah kuat!" Ucapan ke Leviathan kecil namun itu semua dalam pikiranku.

"Duar!" Serangan tiba tiba yang pastinya aku ketahui, itu adalah ayahku tersayang yang selalu melakukan hal tidak terduga saat tiba dari pekerjaannya.

"Ayah! Kau merusak halaman hingga berlubang!" ucapku pada ayah.

"Hai dira! Aku masuk duluan ayah." Sapa Alice seperti biasa menjulurkan lidah saat menyapaku dan langsung masuk kedalam rumah.

"Ya sayang! dan Dira sekarang coba hentikan ayahmu ini!" Balas ayahku pada alice dan kepadaku dengan melakukan serangan jarak dekat kepadaku.

Aku langsung menghindar dan memperkuat tubuhku dengan mana, ayahku melakukan serangan pukulan yang sering aku lihat.

"Baik lah coba tahan serangan anakmu ini!" Dengan posisi siap fair play untuk menyerang dengan jarak yang dekat dengan ayahku.

"Tunjukkan nak! Kemampuan yang kau miliki sekarang! Juga! " Ayahku pun juga dengan posisi siap fair play mendekat denganku. Jika di duniamu akan terlihat seperti pertarungan Tinju.

Tapi sebelum pertarungan dimulai aku dan ayahku terjatuh oleh pukulan ibuku, sungguh menyeramkan karena aku tidak sadar ibu mendekat dan tiba tiba kami di pukul jatuh.

           "Apa yang kalian lakukan! cepat masuk kedalam rumah!" Teriak ibuku kepada kami.

Karena inilah rumah kami sedikit jauh dari pemukiman rumah desa Aster, karena kami takut mengganggu warga karena tingkah laku diriku dengan ayahku yang seperti ini. kehidupan keseharian diriku sibuk dengan hidup normal seperti anak anak biasanya, namun pada saat tertentu aku mulai bermeditasi, namun entah kenapa inti manaku sangat terasa sakit. Rasa sakit itu terasa saat aku akan menggunakan kekuatanku, karena aku masih belum mengerti penyebab rasa sakit tersebut. Jadi aku menganggap semua itu, karena tubuhku yang masih kecil dan berumur 6 tahun belum mampu menahan kekuatan yang sangat besar.

9 bulan telah berlalu, pada pagi hari anggota kelompok ayah Soul Light semuanya akan berkumpul dirumah kami dan aku mempelajari informasi dari ayahku tentang anggota kelompok Soul Light yang terdiri dari berikut ini:

Hera Payne: Augmenter wanita, dengan kemampuan sihir elemen api dan dia mempunyai kemampuan khusus di dalam panahan sihir.

Jack Miller: Augmenter pria, tidak dapat menggunakan sihir namun mempunyai keterampilan khusus yaitu pedang dan tombak.

Lesley Turner: Augmenter wanita, yang dapat menggunakan elemen angin dalam dengan senjata pedang ganda.

Helga Byrne: Counjurer wanita, dengan spesialisasi Sihir Air.

Robert Gerson: Counjurer pria, dengan spesialisasi Sihir Bumi.

Kyle Morgan: Augmenter dengan kemampuan elemen api dengan senjata busur pegas di tangannya di tambah dengan cambuk besi yang dia miliki.

Aku tidak menyangka kalau didunia ini masih ada yang tidak dapat menggunakan sihir seperti Jack Miller. Tetapi jika dilihat dari formasi kelompok Soul light ini semua saling lengkapi. Terutama semua yang dapat menggunakan sihir, mereka lengkap semua pengguna elemen ada di kelompok Soul Light tersebut.

Mereka sampai di desa Aster pada pagi hari, kemudian mereka langsung menuju rumah kami dengan yang di sambut oleh ayah dan ibuku tersmasuk aku yang ada duduk di bahu ayahku, mereka akan menginap di rumah kami untuk beristirahat setelah menjelajah area glades mountain untuk misi.

Ayahku, setelah memeluk mantan anggota soul light, berseru, "Teman-teman, aku ingin kalian bertemu dengan putraku yang tumbuh besar, Dira! Ayo Turun, perkenalkan dirimu." Dengan menurunkan diriku dari bahunya.

Aku pun menunduk sedikit sambil menatap mereka, aku memperkenalkan diriku.

"Halo. Namaku Aldira Saquile Wililliam. Ayahku telah memberitahu hal-hal hebat tentang sesama anggota Soul Light. Aku menyambut kalian dirumah sederhana ini." Aku menambahkan nama William karena aku adalah anaknya. Di dunia ini, jika seorang perempuan akan menambahkan nama suaminya dibelakang, berlaku juga untuk anaknya. Karena itu aku menambahkan nama William.

Bersambung…

Spesial dari Author

Terima kasih yang telah membaca cerita novel fantasi ini, jika nantinya novel ini updatenya sedikit lama. Mohon maaf sebelumnya, dikarenakan saya seorang guru, jadi saya disibukkan dengan kegiatan mengajar dan kerja keperluan rumah lainya. Terima kasih lagi untuk para pembaca, terus dukung novel ini dengan cara like komentar yang positif agar saya tambah semangat dalam mengerjakan novel ini yang penuh Fantasi, Misteri, Dialog di dalamnya.

Terima kasih selamat membaca dan tunggu kelanjutan dari ceritanya.

avataravatar
Next chapter