webnovel

The sole ruler of the new world

Novel ini menceritakan Seorang yang bernama Axelle Daven Digar yang kehilangan kedua orang tuanya sebelum dia beranjak 6 tahun, Demi membalas dendam dia berhasil melalui kehidupan seperti di nereka dan mendapatkan kekuatan sehingga dia berhasil melakukan balas dendam. Pada akhirnya dia mempunyai kekayaan dan pristise tidak tertandingi di kehidupan di bumi yang membuat dirinya dijuluki Khan yaitu raja tunggal di bumi. Namun setelah mendapatkan semua yang dia inginkan, Dia kehilangan Arah, seperti mayat hidup tanpa tujuan dibawah eksterior glamor seorang raja yang kuat. Sehingga membuat Dirinya ingin bereinkarnasi dan hidup normal seperti manusia pada umumnya. Akan tetapi kehidupan tempat Axelle Daven Digar bereinkarnasi yaitu dunia yang penuh dengan sihir dan monster, ditambah dengan kerakusan manusia yang sama dengan di kehidupan sebelum dia bereinkarnasi. Sehingga membuat dirinya mengoreksi kesalahan masa lalunya dan berlatih menjadi kuat agar dapat menjaga keluarganya.

Ak_han · Fantasy
Not enough ratings
28 Chs

Latihan

Satu tahun telah berlalu dengan tidak banyak yang terjadi, pada saat makan malam, ayahku angkat bicara saat kami makan malam.

"Sayang, kurasa sudah waktunya kita Dira mendapatkan mentor yang tepat di tahun ini."  Dengan tenang ayahku menyampaik pada ibuku

"Prakkk! Kling!" Menghilangkan kesunyian saat ibuku menghentakkan meja hingga garpunya ke piringnya mengisi ke sunyian sebelumnya

"Apa? William! Dira kecil kita bahkan belum berumur empat tahun! Tidak! Selain itu, kamu bilang jika putra kami seorang augmenter, kamu akan bisa mengajarinya!" Ibu berbicara kekesalannya dengan ke putusan yang akan di ambil ayahku.

"Aku juga tidak pernah menyangka! Anak kita menjadi ahli dalam manipulasi mana lebih cepat. Siapa yang pernah mendengar tentang kebangkitan pada usia tiga tahun?" Ayah menanggapi dengan lebih tenang.

"Ya! Tetapi bukan berarti dira harus meninggalkan rumah! Dira baru empat tahun, Haya William! Kita tidak bisa membiarkan bayi kita meninggalkan rumah pada usia yang begitu muda!" Tetapi ibuku mulai bernada tinggi kepada ayah.

"Maafkan aku, aku emang tidak sabaran dengan anak kita, Apa Kamu tidak mengerti. Ketika aku mengamati tubuhnya saat dia bermeditasi, aku tidak bisa menahan perasaan bahwa semua ini wajar baginya. Terasa sayang, aku menahan anak kita dengan mencoba mengajarinya sesuatu yang bisa dia lakukan dalam tidurnya." Balas ayah kepada ibuku

"Jika kau ingin di mengerti, kau juga harus mengerti perasaanku! Haya William!" Ucap ibuku yang mulai kesal pada ayahku.

"Dan jangan lupakan, kalau Dira sudah di rekomendasikan oleh kepala desa, jadi Dira pasti aman sayang." Mencoba meyakinkan ibuku.

Namun sebab itu dimulailah pertengkaran orang tuaku.

Mereka bolak-balik, pada dasarnya mengulangi poin awal mereka; ibu terus mengatakan bahwa saya masih terlalu muda, ayah mengatakan bahwa mereka tidak dapat menahan diriku untuk mencapai potensi maksimalku. Dan bla bla bla seterusnya mengulangi poin yang sama.

Sementara itu, aku sedang memainkan permainan perang perangan dengan mainanku yang diberikan oleh teman petulang orang tuaku yang terdapat di bawah mejaku. Yaitu mainan figure Naga Kerajaan Ibuku menyerang bangsa ayahku, sementara mainan figure burung Phoenix Bangsa Ayah mati-matian mempertahankan sarangnya.

Akhirnya, orang tuaku menetap dan ayahku berpaling kepada diriku.

"Dira, ini semua tentangmu, jadi kamu juga harus punya pendapat tentang ini. Bagaimana perasaanmu tentang pergi ke kota besar dan memiliki guru?" Ayahku mulai mencari titik terang kepadaku.

"Cukup Bagus ayah…." Aku menjawab dengan memuji pendapat ayah, karena aku mencoba membuat ini menjadi adil, tetapi aku rasa dia tidak menyadari bahwa dia mencoba meminta anak berusia empat tahun untuk membuat keputusan yang pada akhirnya akan mengubah hidupnya.

 "Orang tuaku membiarkanku memutuskan ini? Bukankah ini terlalu berlebihan untuk anak 4 tahun sepertiku". Dalam pikiranku aku bergumam

Aku Mencoba menyimpulkan yang dibicarakan oleh kedua orang tauku, aku menyarankan, "Bisakah ibu dan ayah ibu ikut saja bersamaku dan menemui guru itu bersama."

Suasana menjadi hening seketika saat aku mulai berbicara tentang pendapat tentang permasalahan yang menyangkut masa depanku

"Tetapi Ibu! Ayah! Aku membaca dibuku terdapat pedagang budak di benua ini, bukankah itu sangat berbahaya untuk anak se usiaku. Dan seharusnya guru pertama yang aku miliki adalah kedua orang tuaku." melanjutkan pendapatku untuk di mengerti orang tuaku agar tidak keluar ke kota.

Hening, diam wajah orang tuaku saling menatap

"Apakah aku mengatakan suatu yang salah? Bukankah saya seharusnya menjadi pandai bicara dalam kalimat saya pada usia saya saat ini? Apa kata-kataku terlalu rumit?" Aku berbicara di dalam hatiku.

Karena aku takut kedua salah yang aku bicarakan, dengan menudukkan kepala dan melihat ke bawah, aku menunggu tanggapan kedua orang tuaku.

"Dira anakku memang pandai bijaksana sepertiku, tidak seperti ayahnya yang gegabah dengan ke inginanya." Syukurlah, tidak ada ketakutan yang aku pikirkan tentang diriku, menurut kedua orang tuaku. Ibuku akhirnya berbicara.

 "Baiklahhhh, Dira ingin tetap belajar di rumah, karena perjalanan yang berbahaya. Iyya sayang dira sifatnya mirip kamu tapi ketampanannya dari aku hehehe" Ayahku membalas pendapatku dan ibuku dengan wajah kecewa, mengangguk setuju dengan keputusanku dan ucapan ibuku, dengan nada yang mengejek ibuku.

           "Kamu itu terus membagakan diri! Apa kau tidak lelah William, menurutku benar sebagai orang tua yang baik, kita harus menjadi guru pertama yang didapatkan Dira! Anak kita willi." membalas ejekan dengan setuju atas pendapatku

           "Iyyaa baiiikklah, karena aku menyangimu sayang, aku akan mengajarkannya yang aku tahu, tapi bolehkan kita belajar di dalam sekitar area area Glade mountain sayang?" Dari wajah yang kecewa kembali semangat dengan pertanyaan yang ayah katakan ke ibuku.

           "Sayang! Bukannya itu lebih berbahaya! Lebih baik kau ajarkan Dira di sekitar desa Aster ini. Dan kau sudah tau kalau setiap harinya kita kedatangan tamu Binatang mana dan Leviathan mana Level rendah yang memasuki desa!" Dengan hawa mencekam yang tertuju pada ayahku.

"Ini kah wujud asli ibuku? Sangat menyeramkan! Jika dia marah ke ayahku, apa lagi ke padaku." Berfikir betapa seramnya ibuku jika marah padaku, tetapi tidak habis piker dengan ayahku tersebut, karena untuk anak usia belum genap 4 tahun sudah di ajak masuk ke area area didalam Glades mountain, bukannya lebih berbahaya ketimbang manusia itu sendiri.

           "Yah! Baik! Dira akan membantuku membereskan Leviathan kecil dan hewan mana buas yang datang ke desa sebagai pelatihanya sebelum ke Glades Mountain." Balas ayahku kepada ibuku

Semua berakhir dengan baik karena keputusan yang benar, aku pilih, untuk tidak pegi kekota mencari guru untuk diriku. Karena itu dapat menjadi boomerang untuku sendiri yang belum kuat melawan musuh pada saat perjalanan menuju ke kota Patovia yang dikenal sebagai ibu kota kerjaan Patovia.  Aku pun seperti biasa belajar ke ruang baca keluarga, untuk mempelajari tentang di duniaku, sebelum aku benar-benar keluar dari rumahku yang aman ini. Dan aku mulai menyadari masa depanku yang tidak cerah. Di Dunia ini semua pemerintahan kerjaan yang berisi orang-orang yang kurop. Meski Seorang raja baik tetapi sepertinya tidak bisa berbuat apa apa, karena bawahannya yang bersama melakukan ke untungan untuk diri mereka sendiri.

Karena itu sepetinya terjadi pemberontakan dari petani atau kelas bawah, situasi di kerajaan ini angat tidak terkendali, pertarungan terus terjadi sepanjang waktu, perbudakan yang menjamur, terus terjadi pertempuran sepanjang waktu karena pemberontakan yang dilakukan. Dan di perburuk bangsawan di seluruh kerajaan ini memperkuat wilayah merka sendiri. Jika semua ini terus dibiarkan cepat atau lambat seluruh Ras Elf maupun Ras lainnya akan dengan mudah menginvasi kerajaan. Dan juga di perburuk terdapat Leviathan mana yang terkadang keluar dari Glades Mountain yang dapat menjadi ancaman bagi kerajaan.

Aku mempunyai firasat perang sekala besar akan terjadi, seandainya itu terjadi aku akan memperkuat diri terlebih dahulu kemudian, aku harus memimpin pasukanku sendiri dalam peperangan dan juga aku akan melindungi kedua orang tuaku. Aku pun terus berlatih fisik dengan ayahku dan kemudian bertarung sparing bersamanya dari hari ke hari.

Dan tiba tiba di usia 5 tahun, aku dibawa oleh ayahku menuju keperbatasan desa sejauh 100 Meter untuk menyingkirkan, Leviathan mana dan Binatang mana agar tidak memasuki Area pemukiman bersama ayahku, aku di gendong dipunggung ayahku, agar aku tidak terpisah darinya, aku melihat pepohonan yang rindang, melihat dua monster kecil bulat bermata dua dengan mulut yang lebar berwarna hijau yang sedang berkelahi entah apa yang mereka ributkan. Monster itu pada saat melihat kami langsung meraung seperti tampaknya kami harus menjauh dari tempat mereka berada.

Aku pun di turunkan oleh ayahku untuk melawanya. Akupun membunuh kedua monster itu dengan mudah karena monster tersebut lebih dari aku, namun aku tak percaya ayahku akan terkejut dengan kemampuan berpedang yang aku miliki, tentunya dengan pedang yang cukup pendek sesuai dengan ukuran tubuhku. Aku mulai membunuh bebagai jenis monster yang menurut ayahku di atas kemampuanku setelah sore hari kami kembali ke rumah dengan ekspresi gembira ayahku.

Sesampai dirumah ibu terlihat menunggu di dekat jendela, sepertinya ibu tau ayahku membawa diriku secara diam diam untuk membantunya di perbatasan desa, kemudian ayah menceritakan tentang diriku yang membunuh monster pertama di perbatasan desa. Namun ayahku tidak menceritakan kalau kami membunuh monster yang banyak. Semua menjadi senang dan bahagia dengan cerita itu, membuat suasana keluarga kami nyaman dan ibuku tersenyum bangga padaku.

"Apakah anakku sehebat ayahnya bicarakan, apakah kamu terluka nak?" Tiba-tiba ibuku memelukku dan menanyaiku, itulah ke khawatiran seorang ibu yang anaknya jauh meninggalkan rumah.

"Tidak, Ibu aku baik-baik saja tidak terluka sedikit pun, karena aku bersama ayah yang kuat yan mengajariku." Aku menjawab pertanyaannya agar ibuku tenang dari kekawatirannya, namun dalam hatiku "Maafkan aku ibu membuatmu kawatir". Bisakah ibu tidak kawatir, namu itu tidak mungkin karena aku adalah anaknya satu-satunya

"Sayang jangan terlalu khawatir kamu harus bahagia, karena kamu mempunyai anak dalam kandunganmu." Ayahku merangkul ibuku dan aku di pelukannya yang cukup berotot.

"Apa ibu punya anak lagi? Aku punya adik?." Aku terkejut dengan ucapan ayahku karena untuk pertama kalinya akan merasakan kasih sayang adik.

"Hahaha… Iyya sayang! Kamu akan mempunyai adik! Jadi kamu harus berlatih dan tambah kuat! Ya." Balas aku dengan senyum cerahnya di dalam tawanya

"Sayang kamu jangan terlalu keras untuk menutut dira berlatih, dia masih kecil, ingat dia masih kecil sayang." Ibu mengingatkan ayahku kalau anaknya ini masih kecil.

Aku hanya membalas dengan tersenyum kepada orang tuaku, hari – hariku seperti itu, dan aku akan berusaha lebih kuat dengan cepat yang aku bisa. Namun ayahku tidak selalu bisa menemaniku atau mengajakku ke perbatasan desa, karena ayahku menjadi penjaga pos di cape town dan bekerja sama dengan partynya. Waktu terus berlalu dari minggu ke minggu, aku menjalani kehidupan bersama keluarga baru dengan bahagia yang aku nikmati kebersamaannya bersama mereka. Di desa Aster tempat tinggalku mulai banyak rumah baru, karena ayahku menyelamatkan budak yang dia bawa bersama Tim Party yang bernama Soul light dan mereka pun diterima baik oleh kepala desa Aster yaitu Scot Beagle karena itu semua untuk perubahandi dunia ini.

Tim Party Soul light menjadi seperti harapan untuk mengubah se isi benua ini, membantu dan membebaskan para budak. Kami pun menjadi keluarga yang baik dari tim party Soul light dan budak yang di selamatkan oleh ayahku bersama tim partynya. Semua berjalan dengan baik kami menjadi tetangga meski berbeda Ras. Ras yang diselamatkan oleh ayahku ras manusia, ras Elf dan Ras Peri dari suku Peri hutan. Pandanganku pun tertuju ke dua ras yang diselamatkan oleh ayahku, Ras Elf mempunyai telinga yang condong atau tajam sedangkan Ras Peri suku hutan memiliki wajah seperti manusia dan mempunyai sayap seperti kupu kupu.

"Tunggu dulu saat aku baca di dalam buku Ras Hutan Bersayap seperti burung namun aku tidak melihat seperti burung itu lebih mirip dengan sayap kupu kupu. Apakah ada suku lainya yang tidak diketahui oleh manusia?" Aku bertanya Tanya tentang Peri hutan dan dunia ini.

"Aku yakin informasi dibuku tersebut terdapat kesalahan." Dengan wajahku memandangi halaman, karena dunia ini mempunyai banyak misteri yang tidak aku ketahui.

Dengan itu juga aku ingin tambah kuat untuk melindungi mereka yang telah baik padaku. Aku pun sekarang berusia 6 tahun, Pada saat aku tidak berlatih bersama ayahku, aku pun duduk dengan posisi lotus atau bersila di tengah perbatasan yang berjarak sekitar 50 Meter dari rumah. Tempat tersebut menjadi tempat rahasiaku di mana aku akan berlatih mengedarkan mana di seluruh tubuhku dan menyempurnakan Divine Powerku. Dan Saat itu juga aku sedang berusaha meningkatkan pemahamannya tentang ke empat elemen dasar yang aku miliki yaitu Angin, Api, Air, Tanah.

Tetapi sepertinya aku telah dapat menggunakan sihir tingkat menengah, tetapi karena tubuh masih kecil saat ini tidak bisa menangani begitu banyak kekuatan besar. Aku tidak bisa menggunakan sihir tingkat lanjut atau lebih yang tinggi. Jadi satu-satunya solusi yang bisa aku pikirkan adalah menunggu saja sampai tubuhku berkembang atau bertambah tua secara alami.Hal ini merupakan pertanda baik dalam menggunakan sihir di dunia ini karena pelatihan didunia lamaku dapat digunakan didunia ini. Selama Anda selaras dengan elemen, mereka akan memberi tahu Anda bagaimana menggunakan sihir.

Di dunia ini dan di duniaku sebelumnya, Aku terus bertanya-tanya apakah elemental mana sebenarnya adalah ras yang berbeda yang berbentuk energi. Meskipun mana tidak berbicara dengan diriku secara langsung, aku bisa merasakan aliran energi mana yang mengalir di dalam tubuhku, dan mana dapat berkomunikasi menggunakan mana dari dunia ini sendiri. Yah aku tidak terlalu memikirkan topik ini mungkin ini karena semua itu hanyalah pikiran tubuhku sendiri yang masih anak-anak, dan karena itu juga tidak akan membuatku lebih kuat dengan pemikiran anak anak tersebut, Bahkan jika aku belajar kebenaran tentang mana.

Setelah beberapa menit, aku memutuskan hari ini masih bukan hari dimana dia bisa maju dari sihir elemen dasar pemula ke sihir tingkat Menengah. "Semua ini belum cukup aku harus menguasi elemen dasar terlebih dahulu." aku belajar dari pengalaman kehidupanku sebelumnya.

Kemudian aku mengambil cabang besar dari pohon-pohon di dekat diriku, dan mulai mengayunkannya. Aku terus mengayunkan ranting itu seolah itu adalah pedang, aku melakukan ini beberapa ratus kali. Ini adalah rutinitas yang biasa diriku, sejak aku mendapatkan izin untuk bermain di luar. Pada saat itu juga aku berlatih mengayunkan dahan, namun tiba tiba aku mendengar suara langkah kaki.

"Siapa itu?" Aku langsung mewaspadai seseorang yang akan mendekatiku, dan satu-satunya orang selain diriku yang pergi ke sini, adalah tetangga baruku dan temannya entah siapa. Bocah itu bernama Rin weasley perempuan elf satu tahun lebih tua dariku di kehidupan sekarang, yang membuat interaksiku aneh karena bagi siapa pun yang melihat diriku rasanya aku adalah yang lebih tua.

Bersambung…

Cangkir (Cangkruk Mikir):

1.     Apakah Informasi dari buku yang dipelajari MC Salah?

2.     Beri pendapat dan teori kalian? Semangat!

Spesial dari Author

Terima kasih yang telah membaca cerita novel fantasi ini, semoga ada teori yang mendekati isi cerita. Dan jika nantinya novel ini updatenya sedikit lama. Mohon maaf sebelumnya, dikarenakan saya seorang guru, jadi saya disibukkan dengan kegiatan mengajar dan kerja keperluan rumah lainya. Terima kasih lagi untuk para pembaca, terus dukung novel ini dengan cara like komentar yang positif agar saya tambah semangat dalam mengerjakan novel ini yang penuh Fantasi, Misteri, Dialog di dalamnya.

Terima kasih selamat membaca dan tunggu kelanjutan dari ceritanya.