webnovel

Hubungan Pertemanan

"Siapa itu?" Aku langsung mewaspadai seseorang yang akan mendekatiku, dan satu-satunya orang selain diriku yang pergi ke sini, adalah tetangga baruku dan temannya entah siapa. Bocah itu bernama Rin weasley perempuan elf satu tahun lebih tua dariku di kehidupan sekarang, yang membuat interaksiku aneh karena bagi siapa pun yang melihat diriku rasanya aku adalah yang lebih tua.

Dan temannya dari Ras Elf juga bernama Netorius bergender laki-laki. Sedangkan Ras Peri yang di selamatkan ayahku mempunyai trauma cukup tinggi hingga dia tidak berani keluar dari area halaman rumah kami dan rumahnya yang di buat oleh ayahku bersama Soul light. Karena tetangga kami bertambah banyak membuatnya terlihat seperti Kota Kecil. Dan sebagian besar pria dan wanita muda di desa Aster itu, pergi untuk mencari peruntungan di tempat lain dan membuat kebun kecil seperti ibuku. Tentunya pria dan wanita yang keluar desa Aster telah menerima izin dari ketua desa atau kepala desa Scot Beagle, dan mempunyai kemampuan melindungi diri dari pedagang budak.

Hanya ada aku dan anak kepala di desa Aster, sebelum kedatangan dari beberapa budak yang diselamatkan ayahku, termasuk aku menjadi tujuh anak. Salah satunya anak kepala desa yang beranjak remaja berusia 16 tahun bernama Audrey Beagle, namun dia telah berada di Akademi Lotuvia. Dan selanjutnya merupakan tambahan anak anak yang diselamatkan ayahku yaitu, sepasang saudara kembar dari Ras Elf setahun lebih tua dariku. Kemudian dari Ras Peri yang sebaya sepertiku dari suku hutan bergender perempuan. Kemudian Ras yang sama sepertiku mereka bersadura 1 tahun lebih muda dariku bergender laki-laki.

Sudut Pandang Rin Weasley

"Itu bukannya anak dari yang menyelamatkan kita." Berbicara dengan saudaranya yang sedang mencari buah-buahan.

"Heyy kak tolong aku dulu jangan perhatikan dia, dia sedang berlatih kak." Balas netorius yang berusaha mencari buah yang bagus.

"Aku ke akan kesana bentar! Tolong carikan buahnya ini punyaku sudah lebih banyak darimu." Memberikan hasilnya pada adiknya.

Ketika aku mendekat ke anak, dari orang yang menyelamatkanku, dia sedang melakukan ayunan, Dia pun tersenyum padaku dan tetetap melakukan Ayunannya. Aku kemudian mengambil ranting secara acak yang aku temukan di tanah, dan bergabung dengan dira, nama yang aku ketahui dari ibunya, saat dia sedang melakukan ayunan.

Caraku mengayunkan ranting itu persis sama dengan cara Dira lakukan. Sikapnya tegas, yang membuatku bertanya-tanya apakah dia ingin seperti ayahnya atau menjadi pahlawan.

"Hei Dira kenapa kamu melakukan ini setiap hari? Apakah kamu mencoba untuk menjadi seperti pahlawan dalam cerita orang tua itu? Oh itu terdengar menyenangkan, aku bertaruh kita menjadi pahlawan yang luar biasa ketika kita dewasa!" Aku dengan gembira membayangkan dirinya sebagai seorang pahlawan, sementara dia mengayunkan rantingnya.

Sebaliknya, Dira tersenyum tertawa kecil, mendengar apa yang aku katakan padanya.

Sudut Pandang Aldira Saquile

"Apa yang dikatakan anak perempuan ini?! Aku raja terkuat menguasi bumi, membunuh semua musuhku yang ada dibumi." Aku bergumam pada diriku sendiri, sepertinya sifat ayahku menurun pada diriku.

Melihat diriku yang tidak menjawab pertanyaannya dia berteriak namaku yang keras

"Hei!!! Dira!!! Kenapa kamu tidak jawab pertanyaanku?  Aku ingat saat kamu bilang ingin menjadi lebih kuat dari siapa pun, aku mendengarnya karena pada saat itu aku di rumahmu bersama orang tuaku."

Ketika aku mendengar pertanyaan Dari Rin, aku mencoba mengingat apakah aku mengatakan hal seperti itu. Setelah jeda singkat, aku memang ingat mengatakan hal seperti itu pada saat aku bermeditasi dan aku berbicara pada diriku sendiri, aku harus lebih hati hati karena kamarku dekat dengan ruang tamu. Ketika itu rin bersama orang tuanya meminta ayahku untuk melatih anak mereka dan memberitahu tentang mimpi dari Rin Weasley untuk menjadi pahlawan yang dapat mengubah dunia ini, agar tidak ada lagi perbudakan antar ras maupun ras sendiri, dan juga sekaligus mereka mengucapkan terima kasih

"Ya, aku ingat … Kenapa?" Aku dan rin masih mengayunkan dahan kayu dan ranting saat kami mengobrol bersama.

"Yah, bukankah pahlawan sudah menjadi yang terkuat? Bagaimana kamu bisa menjadi lebih kuat dari yang terkuat?"

"Hmph, pahlawan bukan yang terkuat, ada banyak hal lebih kuat dari pahlawan misalkan ego seorang pahlawan yang dapat menjadikan pahlawan tersebut kalah, jadi lawan terbesar adalah ego kita sendiri yang lebih kuat dari pahlawan."

"Tunggu ucapakan bisa di mengerti oleh anak 7 tahun sepertinya?" berfikir atau berbicara padaa diri sendiri, takut tidak di mengerti bahasaku untuk se usia Rin weasley.

"Tapi ayahmu bilang kalau pahlawan adalah yang terkuat. Dia bisa mengalahkan siapa pun, dan adalah pemenang hati rakyat. Bahkan raja harus sujud di hadapan pahlawan." Balas Rin Wesley dengan penuh semangat berbicara, mengapa pahlawan itu yang terkuat. Sejak dia mendengar cerita-cerita dari ayahku ibbuku dan tim partynya itu, dia terus bermimpi ketika dia juga akan dapat memiliki petualangan yang menakjubkan seperti para pahlawan zaman dulu.

 "Ayahku benar tentang soal pahlawan, tapi Ada hal yang lebih kuat dari seorang pahlawan, yaitu ego pahlawan itu sendiri dan aku akan menjadi salah satu pahlawan yang terkuat yang mengalahkan egoku sendiri."

"Um… Dira…, bagaimana kamu bisa tahu banyak hal yang bahkan ayahmu sendiri itu tidak tahu?" Dia bertanya dengan lembut dan semangat.

"Um … itu … bukan apa-apa, ayahku hanya kurang menjelakannya padamu, aku hanya bermimpi ada sesuatu yang lebih kuat dari seorang pahlawan." Balas dengan agar nama ayahnya tetap baik

"Heh, kadang-kadang kamu mengatakan beberapa hal aneh, Dira. Tentu saja tidak mungkin ada yang lebih kuat dari seorang pahlawan. Mimpimu itu pasti aneh," jawab Rin dengan gembira kepada Dira, sekarang sepenuhnya yakin pada dirinya sendiri bahwa tidak ada yang lebih baik, lebih kuat dari seorang pahlawan.

Itu hal yang baik, Rin weasley merupakan seorang anak yang begitu polos. Dia hampir selalu percaya semua yang dia dengar oleh penyelamatnya.

Sudut pandang Netorius

"Mana kaka ini kenapa mereka tidak kembali? Apa yang merka lakukan? apakah kaka ikut berlatih juga dengan anak yang menolong kami? Apa kakaku menyukainya?" Netorius Berbicara dengan dirinya sendiri dengan menuju pada Dira dan Rin

"Kaka sudah semua sudah penuh ayo kembali sudah cukup bersenang-senangnya." Dengan nada mengejek pada Rin weasley.

"Apa apaan kamu, aku tidak bersenang-senang, aku berlatih bersama dira Netorius." Dengan wajah yang memerah seperti terbakar karena ejekan adiknya

"Sudah ayo kita kembali bersama, meskipun latihanku sudah selesai." Usaha melerai perkelahian adik kaka.

Sudut Pandang Aldira Squile

Setelah melerai perkelahian adik kaka yang seperti di teater yang lihat di bumi, dan latihan yang biasa telah selesai, aku kembali ke desa yang kami buat ketika matahari terbenam. Ketika dia memasuki rumah kecilnya, ibunya ada di sana untuk menyambutnya.

"Selamat datang anak ku Dira. Apakah kamu bersenang-senang bermain dengan Rin hari ini?" ibu memeluk diriku dengan kasih sayang dari nya,  kemudian  aku melihat bahwa ibu ku langsung menyiapkan meja untuk kami makan keluarga, sehingga aku menjawab sambil mendekati ibu ku.

"Ya ibu, kami memainkan pahlawan! Um, ibu, kamu tidak harus melakukan itu, aku akan mengatur meja." Aku tidak ingin merepotkan ibu ku yang sebenarnya harus aku jaga, tapi mau gimana lagi ibu pasti akan bersikap seperti itu yang ingin melayani anaknya dengan kasih sayang, jadi aku harus menerima. Namun meski begitu aku akan meringankan tugas dari ibu ku tercinta ini.

"Bagus lah kamu mempunyai teman sekarang, apa kalian berdua akan terus bermain bersama setiap hari. Apakah kalian benar-benar menyukai cerita dari ayahmu tentang pahlawan?"Ibu ku tersenyum lembut pada ku ketika dia bertanya. Aku perlu mengatakan bahwa aku suka bermain pahlawan, aku masih perlu melakukannya, agar tidak menimbulkan kecurigaan kalau aku berlatih di tengah hutan untuk menyempurnakan Divine Power ku.

"Yup, aku dan Rin bermimpi menjadi pahlawan saat kita besar nanti." Dengan sambil membantu ibu ku yang menyiapkan meja dan makanan yang akan kita makan malam ini.

"Oh, betapa perhatiannya anak ku ini, bocah lelaki 6 tahun yang seharusnya memikirkan tentang bermain malah membantuku. Tetap saja aku selalu bertanya-tanya mengapa kamu tampak lebih dewasa dari se usiamu." Balas ibu ku

"Karena aku anak dari seorang pahlawan yaitu ibu dan ayah yang menyelamatkan para budak dari orang orang jahat di luar. Lihat ini aku anakmu yang paling manis kan bu? " Aku menjawabnya dengan tersenyum dan bertanya dengan tingkah seperti anak anak se usiaku, agar ibuku  tidak memikirkannya lagi.

"Ha ha ha ha iyya sayang ha ha ha ha kamu jika seperti itu ha ha ha ha mirip seperti ayahmu membanggakan diri sendiri. " Aku berhasil membuat ibu ku tertawa tersenyum, aku sangat senang karena aku berhasil mengalihkan pertanyaannya dengan jawabanku seperti itu.

"Ibuu.. ibuu.. ibuu.. Tapikan aku sebentar lagi akan menjadi seorang kaka, jadi anakmu yang  paling manis bukan aku saja. " Balas ku pada ibu ku sembari menyiapkan makanan untuk di letakan di meja makan.

"Iyya sayang kamu akan menjadi kaka, jadi kamu harus bersikap dewasa pada waktu adikmu lahir ya." Ibuku menjawab dengan senang karena pertanyaan ku itu, mengingatkannya pada adik ku yang ada pada kandungannya.

"Baikk ibu, aku akan menyiapkan diriku sebaik mungkin untuk terlihat dewasa, Saat adik ku lahir nantinya. " itu adalah jawaban yang paling aku tunggu karena agar saat aku bersikap dewasa tidak di curigai oleh ibu dan ayah ku.

"Iyya sayang tapi jangan terlalu cepat dewasa, karena ibu suka dengan sikapmu seperti ini. " balas ibu ku  dengan telah selesainya makanan yang di letakkan di meja, makanan pun siap untuk kami makan berama ayah dan ibu ku.

"Gubrakkk!!!" Suara pintu terbuka yang mengagetkanku dan ibuku ayahku datang dari pekerjaannya dan dia membawa anak perempuan yang tampaknya se usia diriku. Anak manusia yang menjadi korban perbudakan.

"Sayangg ku! Dira lihat ini, aku membawakan teman untuk mu, jadi berteman baiklah dengannya sayang. " dengan senang ayahku menunjukkan pada aku dan ibuku, tampaknya dia menyelamatkannya dengan menggunakan topeng yang dia bawa, jadi ayahku selalu lolos dan tidak di ketahui jejaknya, karena menggunakan topeng yang dia bawa, entah dari mana topeng itu tapi banyak sekali koleksinya.

"Hai Dira aku Alice Tremaine, aku mengetahui namu dari ayahmu di perjalanan, dia selalu menceritakan mu dan kebangkitan mu yang masih berusia 3 tahun, senang bertemu denganmu." Dengan suara yang sangat bagus jika dia menyiarkan pengumuman pada saat di bumi.

Dia pun tampak cantik dengan rambut perak dan kelopak mata yang berwarna hijau dan juga dengan kulit yang putih jika dia membersihkan diri atau mandi. Beruntung sekali dia di selamatkan ayahku jika tidak pastinya dia akan menjadi pelayan pemuas laki laki yang haus dengan perempuan.

"Iyya perkenalkan nama saya Dira, aku senang juga bertemu denganmu." mengenalkan diri dengan menunduk sedikit dengan melipatkan tangan janan ke bahu.

"Wahh lihat ini apakah kamu benar anak dari William, sopan santun yang tidak sama sekali dengan ayahnya. Tapi ajaranku sudah diterima baik oleh dira." Balas ibuku dengan menggoda ayahku

"Ibu jangan sepeti itu lihat ada tamu yang akan tinggal bersama kita." Aku Mengingatkan ibuku agar tidak teralu jauh sehingga mengabaikan Alice Tremaine.

"Baikk lah ayoo tunggu apa lagi.. kita makan, Dira ambilkan kursi untuk alice, biar dapat makan bersama kita." Balas ayah ku dengan semangat untuk makan bersama.

"Ya ayah." dengan berjalan mengambil kursi untuk alice gunakan saat makan bersama dengan kami.

Kami pun makan bersama dengan cerita cerita ayah seperti biasanya dan menceritakan kisah pahlawan yang selalu ayah ceritakan. Alice mencair seperti es yang menyatu dengan lautan mengikuti arus keluarga kami. Kemudian mulai membahas tentang mengapa menjadi aku ingin mejadi pahlawan. Itu adalah pemandangan yang sangat normal dalam kehidupan sehari-hari, namun bagi ku yang memiliki ingatan tentang kehidupan masa lalu, sebagai Raja yang menguasai Bumi, keluarga ini, kehangatan ini juga adalah yang terbaik. Itu membuat diriku merasa bahagia, di kehidupan sehari-hari ku yang normal ini membuat diriku bahagia. Di meja sambil makan, keluarga dengan tiga orang pada awalnya dan ke tambahan Alice tremaine dengan gembira mendiskusikan hal-hal acak yang mereka lakukan pada hari itu.

Suatu hari ayahku, Haya William akan mengajari diriku cara berburu dan membersihkan Leviathan sedikit lebih keluar dari perbatasan desa dengan jarak 100 Meter menjadi 200 mter dari desa. William telah memberikan pedang, busur dan beberapa panah, serta pisau berburu. Alice Tremaine, karena alice memohon kepada ayahku untuk membawanya juga, agar tambah kuat dan tidak bergantung pada keluarga kami.

Pada awalnya ayah tidak ingin membawanya, karena perempuan lebih baik di rumah agar aman, tetapi Alice terus memuji betapa kerenya profesi petualang dan pemburu itu. Alice juga menjelaskan bahwa dirinya ingin belajar dan juga tambah kuat agar pada saat aku atau ayahku tidak bersama alice bisa berburu sendiri serta melindungi diri dari musuh yang tidak terduga. Pada akhirnya ayahku setuju untuk membawa Alice.

Berbicara Tentang Orang tua Alice dia bercerita bahwa mereka terpisah pada saat dia bermain menyusuri kebun bunganya yang ibunya rawat, Ayah alice yang sudah sakit berat karena terkena racun saat pergi ke area hutan yang belum dijelajahi didalam Glades Mountain, sedangkan ibu Alice terbilang masih sehat dan muda. Tampaknya ayah dan ibu alice  sebaya atau se umuran orang tuaku. Jadi mereka menurut  menjadi pengikut terhadap salah satu bangsawan, karena di berikan obat. Namun tidak di sangka mereka se sampai di kota di jadikan budak. Alice selalu ingin kembali untuk menyelamatkan orang tuanya karena itu alice tidak ingin bergantung pada kami. Ayah Alice bernama Grey Tremaine sedangkan ibunya bernama Dessie white

Tetapi karena Ayahku tidak memiliki busur tambahan untuk diberikan kepada Alice, Aku memberikan busurku padanya mengatakan kepada Alice. Ketika kami ku sudah siap untuk pergi, dua Ras Elf bersaudara berlari ke arah kami. Kedua bersaudara di lihat sekilas itu terlihat identik, namun saat melihat mereka langsung kelihatan bedanya yang terlihat dari ekspresi wajah mereka dan pakaian mereka tentu karena mereka perempuan dan laki-laki. Rin weasley dan Netorius

Bersambung…

Spesial dari Author

Terima kasih yang telah membaca cerita novel fantasi ini, jika nantinya novel ini updatenya sedikit lama. Mohon maaf sebelumnya, dikarenakan saya seorang guru, jadi saya disibukkan dengan kegiatan mengajar dan kerja keperluan rumah lainya. Terima kasih lagi untuk para pembaca, terus dukung novel ini dengan cara like komentar yang positif agar saya tambah semangat dalam mengerjakan novel ini yang penuh Fantasi, Misteri, Dialog di dalamnya.

Terima kasih selamat membaca dan tunggu kelanjutan dari ceritanya.

Next chapter