webnovel

The Silent : Breathe

Untuk ku 15 tahun dari sekarang. Aku mungkin tidak tahu siapa sebenarnya diriku dengan baik, aku bahkan tidak tahu bagaimana jati diriku sendiri. Aku tidak bisa melihat hal indah apapun dari duniaku, aku hanya melihat bagaimana aku di usia 10tahun yang memegang sebuah busur dan anak panah di tanganku tanpa tau apa yang akan terjadi. Untuk ku 15 tahun dari sekarang, Aku berharap kau bisa mengingat dengan jelas bagaimana hari-hari yang sulit ini kita lalui dengan hati yang terikat. Namun perlu kau ketahui, setelah ini langkah kita akan dimulai….

Lyan_Juliani_M · Fantasy
Not enough ratings
219 Chs

9

Tae hee pun terkejut dan memasang wajah kesal, namun ekspresinya pun berubah setelah melihat salah satu dari anak tersebut yang dengan cepat memeluk anak yang satu nya dengan wajah ketakutan.

Anak tersebut berpikir bahwa Tae hee akan memukul mereka, karena ekspresi wajahnya yang ia kira akan segera marah.

" Tae hee-ah kau baik-baik saja ? " Tanya Hyo rin sambil memegangi pintu café.

" bawa mereka berdua ke dalam, cepat! " sahut Tae hee yang langsung di turuti oleh Hyo rin.

Ternyata Tae hee memiliki perasaan bahwa kedua anak ini adalah anak yang melarikan diri dari seseorang, karena hal tersebut pun di perkuat dengan datang nya seorang pria yang Nampak tengah mencari seseorang.

Wajah nya Nampak menyeramkan jika di lihat oleh anak-anak, dengan tubuh besar serta mata yang tajam yang membuat Tae hee menyimpulkan bahwa kedua anak yang menabraknya tadi habis di siksa oleh pria tersebut.

Setelah memastikan Pria tersebut pergi, Tae hee pun langsung masuk ke dalam café dan menyusul Hyo rin. Kedua anak tersebut Nampak tertekan dan ketakutan, usia anak yang laki-laki ialah 12 tahun, sedang kan yang satunya yang merupakan wanita berusia 6 tahun, mereka berdua nampaknya sepasang adik – kakak.

Keadaan keduanya pun Nampak sangat menyedihkan, wajah sang kakak Nampak babak belur dengan pelipis bibir nya yang berdarah, sedang kan sang adik Nampak lebam dan biru di sekitar tangan dan lehernya.

" terima kasih sudah menolong kami dari orang itu " sahut sang kakak. " siapa pria yang mencarimu ? " Tanya Tae hee.

" dia ayah tiri kami, setelah ibu meninggal kami selalu di paksa mencari uang. Jika kami tidak mau maka ia akan berbuat kasar padaku dan adikku, Lihat… ia bahkan membuat adikku tidak bisa melihat lagi. " sahut sang kakak dengan wajah yang sangat ketakutan dengan pria tersebut.

Hyo rin yang terkejut itu pun langsung memalingkan wajahnya ke arah Tae hee, namun Tae hee hanya terlihat diam tanpa ekspresi yang langsung membuat Hyo rin perlahan memalingkan wajahnya lagi ke arah kedua anak yang ada di depannya tersebut.

Alhasil Untuk mencairkan suasana, Hyo rin pun menyuruh kedua anak tersebut makan yang langsung di susul olehnya, tapi entah kenapa Tae hee hanya terus memperhatikan kedua anak tersebut. Sang kakak Nampak tengah menyuapi adiknya yang tidak bisa melihat tersebut dengan wajah yang Nampak bahagia, sampai akhirnya muncul beberapa pertanyaan di dalam pikiran Tae hee.

Mengapa dunia tidak berpihak pada keduanya?, apa di saat mereka meninggalkan tempat yang menjadi neraka bagi mereka, mereka akan menemukan kebebasan mereka?.

" oiyaa,kami lupa bertanya, siapa nama kalian ? " Tanya Hyo rin sambil melahap burger keju yang ada di tangan nya.

" Nama ku Park Seung Ki, dan ini adik ku Park Min suh" jawab anak laki-laki tersebut. " kalian berdua akan tinggal dengan ku mulai hari ini" sahut Tae hee yang langsung memotong kata kata Seung ki.

Hyo rin pun langsung menengok ke arah Tae hee, ia bahkan sempat mencerna perkataan dari Tae hee tadi agar memastikan bahwa maknanya sama dengan apa yang ada di otaknya. Sedangkan Seung ki terlihat sangat senang, sampai sampai ia meneteskan air matanya sambil memeluk adik satu-satunya tersebut.

Di lain sisi, Yoon bin Nampak tengah berdoa di sebuah gereja. Suasana terlihat hening dan sunyi, hari ini tidak ada orang yang terlihat berdoa di sana, Dengan sungguh-sungguh ia berdoa dengan menutup matanya dan menyatukan kedua telapak tangannya di depan dadanya, suasana yang sangat di impikan semua orang ketika mendapatkan kedamaian dan ketenangan setelah melaui hari-hari yang terasa begitu berat di jalani.

Saat Yoon bin tengah larut dalam doa nya, tiba-tiba terdengar suara seseorang berjalan mendekat ke arahnya, Suaranya pun semakin terdengar di telinga Yoon bin, namun hal itu tidak ia pedulikan.

Yoon bin yakin ia adalah seseorang yang akan berdoa sampai tidak ada yang harus di khawatirkan, Saat doanya selesai ia pun membuka perlahan matanya dan segera bergegas pergi ke luar, namun ada hal menarik yang membuatnya menghentikan langkahnya.

Rupanya suara langkah kaki yang terdengar tadi adalah suara langkah kaki dari seorang biarawati yang tengah berdoa, namun yang menarik bagi Yoon bin adalah, ini adalah pertama kalinya ia melihat sang biarawati tersebut.

Yoon bin sering datang ke gereja tersebut, namun ia tidak pernah sekali pun melihat sang biarawati yang berdoa dengan cara seperti itu, Sang biarawati tersebut tengah berdoa tepat di depan althar dengan sangat serius, hal tersebut membuat Yoon bin berpikir bahwa sang biarawati tengah melakukan pengakuan dosa kepada tuhan atas sesuatu dosa yang sudah ia perbuat.

Yoon bin pun melanjutkan langkah nya untuk keluar dari aula gereja, ia pun meraih gagang pintu dan menoleh ke arah althar, Namun Ia pun terkejut karena sang biarawati yang tengah berdoa di depan althar tadi tiba-tiba menghilang.

Dengan cepat ia pun segera keluar dari gereja, Yoon bin pun bergegas menuju ke arah taman kota, dan tanpa sengaja ia pun melihat Tae hee dan Hyo rin bersama dua orang anak yang akan segera pergi dengan mobil yang di kendarai Tae hee.

Yoon bin pun terdiam ketika ia melihat Tae hee dengan wajah yang begitu penuh dengan ketegasan, suatu hal yang sangat berbeda pada saat pertama kali ia bertemu langsung dengan nya, Wajah nya terlihat begitu sangat lelah dengan nafas yang selalu terdengar berat, hari-hari yang mungkin sulit ia jalani tiap detik nya begitu terasa saat Ia berada dekat dengan Tae hee.

Tapi mungkin saja suasana hati Tae hee memang selalu dalam keadaan yang tidak pernah menentu, sehingga membuatnya tidak bisa di pahami oleh orang lain.

Mobil yang di kendarai Tae hee pun perlahan melaju meninggalkan taman kota, mereka segera pergi ke pusat perbelanjaan untuk membeli kebutuhan Seung ki dan Min suh.

Selama di perjalanan Hyo rin selalu bertanya apa yang terjadi tadi malam saat seluruh keluarga Tae hee datang berkumpul di rumahnya, namun jawaban Tae hee Nampak nya biasa saja tanpa ada nya nada kebencian di dalam jawabannya tersebut, lagi pula tidak mungkin Tae hee akan bicara di saat mereka tengah bersama dengan dua orang anak-anak.

Ia hanya bisa menunjukkan tawanya saat menjawab pertanyaan Hyo rin, bukan kah itu adalah hal yang sangat bodoh yang selalu di lakukan oleh orang-orang yang tertekan di seluruh dunia? seharusnya saat itu Hyo rin pun memahami dirinya, betapa ia sangat ketakutan dan cemas saat bersama dengan keluarga besarnya.

Mereka pun berhenti di salah satu pusat perbelanjaan di Itaewon, dengan perasaan senang Seung ki pun turun dari mobil sambil menggandeng tangan Min suh, Karena takut terjadi hal yang tidak di inginkan, maka dengan sigap Hyo rin pun menawarkan dirinya untuk menggendong Min suh.

Walaupun terlihat sederhana, namun hal tersebut terlihat sangat bermakna bagi Seung ki, setidak nya ia dan adiknya tidak lagi tidur di jalanan untuk mencari uang dan mendapatkan pukulan setiap kali ia tidak dapat menghabiskan barang jualannya, Mulai hari ini ia dan Min suh mulai merasa di cintai dan di hargai keberadaan nya oleh orang lain berkat pertemuan nya dengan Tae hee dan Hyo rin yang tidak di sengaja tersebut.

" kau pilih saja pakaian yang ukuran nya cocok dengan mu, biar kak Hyo rin yang akan mencari kan pakaian untuk adik mu " sahut Tae hee sambil mengarahkan tangan nya ke salah satu toko pakaian anak-anak dan memberikan salah satu black card nya kepada Hyo rin.

Sambil terseyum Seung ki pun memeluk Tae hee dan mengucapkan terima kasih atas kebaikan hati nya untuk mengajak dirinya dan Min suh tinggal dengan nya, Tae hee yang merasa canggung itu pun hanya mengusap-usap rambut Seung ki dan menyuruhnya untuk melepaskan pelukannya.

Ia pun menuruti perintah Tae hee dan langsung berlari memilih pakaian untuknya, Sedangkan Tae hee hanya berdiri memperhatikan mereka semua yang tengah sibuk memilih pakaian tanpa ada keinginan untuk menghampiri nya, ia berpikir mungkin malam ini ia akan tinggal di apartement nya lagi, dengan begitu ia tidak perlu merasa ketakutan untuk bertemu keluarganya lagi.

Dengan cepat ia pun mengetik sebuah pesan untuk Taekyung dan memintanya untuk tidak perlu mencari dirinya lagi, karena dirinya tau dimana ia akan pergi, Setelah mengirimkan pesan tersebut, Tae hee pun segera menghampiri Seung ki masih kebingungan dengan pakaian yang Ia pilih, melihat semua pakaian yang ada di depan Seung ki cocok untuk nya maka Tae hee pun langsung menyuruh palayan toko untuk membungkus semuanya untuk Seung ki.

" kakak, ini terlalu banyak-- lagi pula pakaian ini terlalu mahal untuk ku " sahut Seung ki sambil melihat bandrol harga pakaian.

Tae hee yang mendengar hal itu pun langsung memperlihatkan smirk nya.

" memangnya kau hanya akan memakai satu pakaian saja?! " bentak Tae hee.

Ia pun membayar pakaian tersebut dan langsung menuju ke toko sepatu, Ia pun menghentikan langkahnya dan menanyakan sesuatu pada Seung ki.

" berapa umurmu?" Tanya Tae hee di depan toko sepatu.

" 12 tahun " jawab Seung ki.

" kau seharusnya sudah masuk kelas 7 bukan ? "

" seharusnya begitu, tapi ayah tidak menginzinkan ku untuk pergi ke sekolah "

" baiklah kau pilih sepatu untuk pergi ke sekolah besok pagi, aku akan mendaftarkan mu ke sekolah favorit " sahut Tae hee sambil berjalan meninggalkan Seung ki di depan Toko sepatu.

Tae hee berencana akan mendaftarkan Seung ki di Seoul International School, yang merupakan salah satu sekolah terfavorit di seoul, Ia pun segera menghubungi orang kepercayaannya untuk segera mendaftarkan Seung ki di sekolah tersebut dan mendapatkan seragam sekolah tersebut secepat mungki.

Tae hee bahkan terlihat seperti seorang ibu untuk Seung ki, ia membeli segela kebutuhan sekolah nya dan bahkan masih sempat untuk membeli bahan makanan untuk makan malam nanti, Sebelum pulang, mereka pun mencoba semua permainan yang ada di salah satu zona yang ada di pusat perbelanjaan tersebut.

Tae hee pun terlihat tersenyum lepas saat tengah bermain, ia bahkan terlihat seperti tidak ada beban di dalam kehidupannya, Pada akhirnya mereka pun bersenang-senang sampai akhirnya mereka baru menyadari bahwa langit sudah mulai gelap, begitu sangat di sayang kan saat waktu terasa sangat singkat ketika mereka merasakan sebuah kebahagiaan dan suasana ceria dalam moment-moment tertentu yang bahkan sangat jarang bisa mereka temui.

Tae hee pun mengantarkan Hyo rin terlebih dahulu sebelum akhirnya ia pulang ke apartement nya bersama dengan Seung ki dan Min suh, Karena barang-barang yang ia beli sangat banyak, Tae hee pun meminta bantuan kepada penjaga apartement yang tengah bertugas untuk membantu nya membawa barang-barangnya ke apartementnya.

Saat mereka akan segera masuk, sangat di sayang kan ia harus bertemu dengan Jae seok, tetangga apartement sekaligus teman satu sekolah Tae hee yang selalu saja ingin tahu urusan Tae hee, Benar saja saat Tae hee dengan tegas melihat ke arah nya yang ia lakukan hanya tertawa sambil memegang sebuah gelas berisikan air mineral yang sebelumnya ia minum saat keluar dari apartementnya.

Seung ki dan Min suh pun melangkahkan kaki mereka untuk masuk ke dalam apartement Tae hee, Seung ki pun menatap wajah Tae hee dengan ekspresi canggungnya, Tae hee pun menatap Seung ki dan melemparkan senyuman yang menandakan agar Seung ki tidak perlu lagi canggung dengan nya, tidak ada yang Tae hee ingin kan dari Seung ki, ia hanya ingin membebaskan nya dari siksaan dan tekanan dari ayah tirinya.

" Seung ki-ah, kau bebas sekarang dari ayah tirimu, Aku mohon jangan tunjukkan ekspresi seperti itu lagi di depan ku, tolong" sahut Tae hee sambil tersenyum ke arah Seung ki.

Ia pun langsung memalingkan wajahnya dari anak itu dan segera mengusap air matanya yang tiba-tiba terjatuh saat melihat wajah Seung ki dengan luka di pelipis bibirnya yang hampir saja ia lupakan.

Ia pun langsung menyuruh Seung ki untuk membereskan kamar yang akan ia tinggali dengan adik nya tersebut dan menyuruhnya untuk meletak kan barang-barang keperluan mereka berdua di kamar tersebut.

Sedang kan Tae hee akan menyiapkan peralatan sekolah untuk Seung ki besok sambil menunggu sekretaris pribadinya mengantarkan dokumen tentang Seung ki dan Min suh sekaligus seragam sekolah untuk Seung ki.

Sementara itu, di sisi lain Jae seok Nampak memanggil-manggil Tae hee dari jendela balkonnya dengan suara yang sangat nyaring, Namun sayang nya hal itu tidak bisa di dengar oleh Tae hee, karena ia tidak membuka jendela balkonnya dan dindingnya pun di lengkapi oleh pengedap suara.

Karena tidak ada respon dari Tae hee, Jae seok pun langsung mengirimkan pesan spam kepada Tae hee, ia juga bahkan menelpon nya beberapa kali namun masih saja tidak di gubris oleh Tae hee. Ya, terkadang sikap kekanak-kanakan Jae seok memang selalu saja membuat Tae hee jengkel.

Sifat nya sama sekali tidak berubah sejak mereka berdua saling mengenal, mungkin ia hanya berubah sedikit karena ia di tinggalkan sang ibu dengan menjadi pria berwajah badboy dan menjadi salah satu murid trouble maker di sekolah.

Tae hee terlihat sangat lelah, ia pun membersihkan dirinya di kamar mandi yang ada di kamar nya dan segera membuatkan makan malam untuk mereka bertiga, Saat Tae hee berjalan melewati kamar Seung ki dan Min suh, ia pun tidak sengaja melihat Seung ki tengah mengusap darah yang ada di pelipis bibirnya tersebut dengan tissue.

Karena hal tersebut salah, Tae hee pun menyuruh nya untuk ikut bersama dengan nya ke lantai bawah, Tae hee akan mengobati luka tersebut dengan obat yang ia taruh di kotak obat yang ada di dekat dapur.

Seung ki pun meringis kesakitan saat Tae hee menyentuh luka nya dengan obat merah, mungkin Karena luka nya masih segar jadi rasa sakit nya begitu terasa saat luka nya bersentuhan dengan obat.

" maaf jika terasa sakit, seharusnya kau tidak membersihkannya dengan tissue, itu hanya akan membuatnya semakin parah" sahut Tae hee sambil sibuk dengan kotak obatnya.

" aku tidak ingin merepotkan mu, kau sudah berbaik hati membiarkan kami tinggal denganmu, jadi aku pikir aku bisa mengatasi luka kecil ini sendirian " jawab Seung ki.

" memang seharusnya kau bisa mengatasi luka kecil seperti ini, hanya Karena ia luka kecil kau mengabaikan nya dan tidak mengobatinya, saat luka nya semakin membesarlah kau akan tersiksa dengan luka kecil itu" sahut Tae hee sambil menutup kembali kotak obatnya.

Ia pun berjalan ke dapur dan meninggalkan Seung ki yang tengah duduk, dengan mengatakan hal tersebut ia berharap bahwa Seung ki akan mengerti apa maksud dari kata-katanya tadi.

Like it ? Add to library!

Lyan_Juliani_Mcreators' thoughts