webnovel

The Silent : Breathe

Untuk ku 15 tahun dari sekarang. Aku mungkin tidak tahu siapa sebenarnya diriku dengan baik, aku bahkan tidak tahu bagaimana jati diriku sendiri. Aku tidak bisa melihat hal indah apapun dari duniaku, aku hanya melihat bagaimana aku di usia 10tahun yang memegang sebuah busur dan anak panah di tanganku tanpa tau apa yang akan terjadi. Untuk ku 15 tahun dari sekarang, Aku berharap kau bisa mengingat dengan jelas bagaimana hari-hari yang sulit ini kita lalui dengan hati yang terikat. Namun perlu kau ketahui, setelah ini langkah kita akan dimulai….

Lyan_Juliani_M · Fantasy
Not enough ratings
219 Chs

10

" Aku berjalan menyusuri sebuah ladang rumput yang luas dengan kesunyian yang selalu bisa menusuk ke dalam jiwa dan bawah alam sadarku setiap saat aku memejamkan mataku. Saat itu angin berhembus dengan tenang, dan dengan suasana damai aku menyentuh tumbuhan ilalang yang tumbuh di sepanjang jalan yang aku lalui. Aku melihat di depan ku ada sebuah bukit kecil yang memisahkan antara ladang dengan daerah perkotaan, senyumku mengembang dan kaki ku segera berlari menuju bukit tersebut. Dengan cepat aku meraih setiap batu untuk menompang tubuhku yang akan naik ke atas bukit, aku berharap jika aku sudah berada di atas aku akan segera kembali pulang ke rumah ku. Saat aku berada di atas aku melihat seisi kota terasa kecil di tangan ku, namun selain hal tersebut yang aku lihat, aku melihat hal yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Aku melihat diriku sendiri tengah melihat ke arah kota bersamaku, aku melihat tatapan matanya yang dingin dengan raut wajah yang sangat penuh dengan rasa kebencian. Ia terlihat seperti menggenggam sebuah pisau di tangan nya yang akan siap ia lepaskan pada musuhnya, dalam hati kecilku aku bertanya pada diriku sendiri, apakah itu diriku ?. ia menyadari kehadiran ku dan menoleh ke arahku, aku bisa melihat dengan sangat jelas di matanya siapa diriku yang tengah menatap diriku sendiri di depanku ini.

Aku hanyalah masa kecilya yang masih belum mengerti apa itu rasa sakit dan dendam yang aku lihat pada diri ku yang tengah berdiri depan mataku sendiri. Tangan ku yang kecil ini tidak akan mengerti apa yang tengah diriku genggam, bahkan mata kecilku pun ketakutan melihat diriku sendiri. Yang sangat aku ingat dengan sangat jelas ialah senyumannya yang lebar dengan mata tanpa tajam nya."

Alarm pun berbunyi, membangunkan Tae hee dari tidurnya. Sejenak ia pun mengusap kedua matanya dan melihat dirinya ke arah cermin, tubuh nya terlihat sangat lelah, ia pun memegangi kepalanya yang terasa sedikit sakit karena mimpi nya tersebut. Semua yang ia lihat di dalam mimpinya seperti sebuah klise yang bahkan tidak bisa ia ingat dengan baik setelah ia membuka matanya dan terbangun dari tidurnya. Tae hee pun membersihkan diri dan segera bergegas menyiapkan sarapan untuk Seung ki dan Min suh, setelah menyiapkan sarapan ia pun langsung membangunkan mereka berdua. Seung ki segera bergegas untuk mandi dan bersiap-siap pergi ke sekolah barunya, Min suh Nampak tengah di suapi makanan oleh Tae hee dengan perasaan yang sangat cerah. Sebelum ia tertidur, ia sempat menghubungi sekretaris pribadinya untuk mencarikan donor mata untuk Min suh. Saat ia melihat Min suh, ia mulai merasakan sesuatu yang sangat dalam, terasa sangat sesak didada dengan alasan yang tidak ada. Tae hee merasakan dirinya tidak bisa menangis di depan Seung ki dan Min suh sekalipun ia sangat ingin menangis melepaskan emosinya di dalam kamarnya. Bagaimana pun apa yang terjadi di dalam mimpinya sendiri tadi malam adalah hal yang masih belum tau kebenarannya, apa benar dirinya akan berubah di waktu yang tidak ia ketahui juga. Bagaimana perasaan yang lain jika mengetahui masa depan mereka yang sebenarnya ? yang bahkan Tae hee sendiri pun mulai merasakan keraguan tersendiri di dalam hatinya.

Sampai akhirnya lamunannya pun terhenti saat terdengar suara ketukan pintu, mungkin Jae seok sudah lama menunggu Tae hee di depan pintu apartement nya. Hari ini ia akan ikut dengan Tae hee untuk mengantarkan Seung ki ke sekolah. Ekspresi wajah nya Tae hee semakin terlihat berbeda saat berada di perjalanan ke sekolah baru Seung ki, semakin ia berusaha untuk tidak memikirkan hal yang sama sekali di luar kehidupannya maka semakin ia tenggelam di dalam nya. Ia bahkan berusaha berpikir positif bahwa hal yang terjadi pada diri nya belakangan ini adalah efek akibat diri nya berhenti meminum obat dari dokter psikolog pribadinya tersebut. Jae seok bahkan sesekali menengok ke arah Tae hee yang tengah menatap ke arah lain dengan tatapan kosong dan jiwa yang entah ada dimana. Tae hee hanya berbicara di saat dirinya mengatarkan Seung Ki ke ruang kepala sekolah, itu pun karena kepala sekolah yang memulai percakapan tersebut. Setelah urusan selesai ia bahkan terdiam kembali dan kembali melamun di dalam mobil.

" kau baik-baik saja ? " Tanya Jae Seok. Tae hee yang mendengar pertanyaan dari Jae seok tersebut itu pun menoleh ke arah nya. " aku bahkan tidak tahu apa yang terjadi pada diriku, aku rasa aku akan datang menemui psikolog ku saat pulang sekolah nanti ". Jawab Tae hee dengan pelan. " biar aku mengantar kan mu " sahut Jae seok yang di jawab anggukkan oleh Tae hee. Perlahan Tae Hee pun menoleh ke arah Jae seok dan menanyakan hal yang sangat tidak mungkin.

" Jae Seok-ah, Bagaimana jika ada sisi lain dari dari diriku yang ternyata hidup di dunia ini ? " Tanya Tae Hee yang langsung membuat Jae Seok tersenyum. Jae seok mengganggap Tae hee hanya sedang lelah dan membuatnya bertanya hal hal aneh.

Mereka berdua pun sampai di sekolah, Jae Seok terlihat berjalan satu langkah lebih dulu dari Tae Hee, Sedangkan Tae hee yang tengah berjalan di belakang Jae Seok itu pun menghentikan langkahnya secara tiba-tiba. Ia rasa dirinya melihat seseorang di atas balkon sekolah tengah memperhatikan dirinya, dan benar saja saat ia menoleh dengan teliti dirinya melihat seorang wanita yang tengah berdiri dengan menggunakan seragam yang sama dengan nya tengah melihat ke arah dirinya, hanya saja wajahnya tidak begitu terlihat karena terhalang oleh besi besi yang ada di atas atap sekolah. Tae hee sangat yakin bahwa kali ini dirinya tidak sedang berhalusinasi, ia benar-benar melihat dengan jelas bahwa itu benar manusia, namun karena ia tidak mau Jae seok mentertawakannya lagi, ia pun memilih untuk diam dan mengatakannya pada Jae seok lain waktu. Ia pun mempercepat langkah nya dan menyusul langkah Jae seok untuk cepat sampai ke koridor kelas dan segera masuk ke kelasnya, Tae hee takut rasa cemasnya akan semakin parah jika ia harus terlalu lama berada di luar.

Dengan cepat ia pun masuk ke dalam kelasnya dan menaruh tas nya di meja, namun ada sesuatu yang langsung membuat Tae hee terdiam, sebuah surat dengan amplop berwarna merah yang ada di atas meja nya. Tanpa nama pengirim dan tidak ada yang tahu siapa si pengirim, teman sekelas Tae hee bilang mereka sudah melihat amplop tersebut sejak pagi. Tae hee pun perlahan mengambil amplop tersebut dan membukanya, di dalam nya terdapat sebuah surat yang di tulis dengan tinta berwarna merah dan bertuliskan " I Find You " dengan huruf yang di tulis dalam ukuran yang besar. Tae hee pun menoleh ke segela arah berharap bisa menemukan siapa orang yang menaruh surat tersebut di meja nya, namun di saat yang bersamaan Tae hee pun melihat ke arah Yoon Bin yang tengah melihat ke arah nya.