Dalam perjalanan pulang kami sama-sama terdiam. Mungkin hanya satu atau dua patah kata saja yang keluar dari bibirku ataupun Jiro. Bukan karena sedang marahan, tetapi itu karena rasa malu yang tidak kunjung memudar.
Saat tiba di apartemen, Jiro segera turun dan mengambil belanjaan yang sudah kami beli. Awalnya aku ingin membantu, tetapi laki-laki tampan ini menolakku karena ia bilang belanjaan itu berat. Ayolah, kita tidak membeli sesuatu yang berat-berat.
Karena tidak bisa dibantah, akhirnya aku hanya melangkah mengikutinya saja. Meski ingin sekali tanganku menggapai tas belanja yang sedang ia pegang.
Kini kami sudah tiba di depan pintu, tanpa menunggu lama tanganku segera merogoh kunci yang ada di dalam tas. Aku sedikit panik karena sulit menemukan kunci yang terselip. Namun, setelah beberapa saat menggeledah akhirnya kunci kecilku sudah kutemukan.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com