webnovel

Chapter 5

Hari ketiga di sekolah, saat ini Sky sedang memutuskan untuk berangkat dengan naik bus atau mobil pribadinya saja, sedari tadi ia berdiam diri di depan perkarangan halaman rumahnya yang sangat luas itu, menimbang-nimbang kendaraan apa yang akan ia pakai.

Sky menoleh ke arah belakang ketika mendapati ayahnya sedang berjalan menuju ke arah mobilnya dengan memakai setelan lengkap jas, Sky menebak bahwa ayahnya akan mengadakan rapat di kantor nya kali ini karena dari penampilan ayahnya yang sangat rapi itu. Tidak mungkin kan datang ke tempat lain serapi itu?

Ayah Sky menoleh ke arah anaknya yang juga sedang menatapnya, "Sky belum berangkat?" tanya nya sambil membuka pintu mobil lalu mengambil sebuah botol minuman dan meminumnya

Sky menatap ayahnya, tersenyum lalu menggeleng pelan. "Menurut ayah Sky sebaiknya pergi dengan menggunakan bus atau mobil sendiri?"

Ayahnya menutup kembali botolnya kemudian memikirkan sesuatu, "Bagaimana jika ayah saja yang mengantar Sky ke sekolah?"

Sedetik kemudian Sky tersenyum manis dan mengangguk cepat. "Iya!"

Ia berlari masuk ke dalam mobil ayahnya, mengabaikan ayahnya yang tertawa akibat tingkah lakunya. Kemudian ayahnya ikut masuk dan mulai mengendarai mobil ke arah sekolah, di perjalanan Sky menyetel lagu favoritnya dengan melalui speaker Bluetooth di mobil tersebut

Sesekali ia mengobrol dengan ayahnya. "Ayah dengar kalungmu sempat hilang, bukan?"

"Tetapi aku sudah menemukannya kok, ta-da" ujar Sky sambil menunjukkan kalung yang ia taruh di saku jas nya

"Jangan sampai hilang lagi. Ngomong-ngomong hari ini Sky ada waktu?" tanya ayahnya

"Apa Ayah akan mengajak Sky ke suatu tempat?" tanya Sky mulai penasaran

"Ayah ingin mengajakmu datang ke acara ulang tahun perusahaan Ayah yang ke tiga puluh tahun, bagaimana?"

Sky mengangguk. "Sepertinya kelihatan asik"

"Kau setuju? Kalau begitu pulang sekolah nanti sopir ayah akan menjemputmu dan membawamu langsung ke kantor ayah. Sky ingat dimana ruangan pribadi ayah bukan? Ayah sudah menyiapkan baju untukmu disitu" ujar ayahnya

"Iya, Sky pamit dulu" ujarnya ketika sudah sampai di depan pintu gerbang sekolah. Sky turun dari mobilnya, beberapa murid mulai menatapnya dan menggosipkan tentang mobil konglomerat yang mereka kenal

Beberapa dari mereka tidak percaya bahwa Sky adalah anak dari konglomerat tersebut. Sky membungkuk pada ayahnya yang berada di dalam mobil, kemudian menatap ke arah murid-murid yang juga ikut menatapnya.

Sky menatap mereka aneh lalu berjalan masuk ke dalam gerbang sekolah. Setibanya di koridor lantai satu, Sky menguping pembicaraan beberapa murid disini. "Hey, kau tahu Ivy? Ku dengar ia ditemukan tak bernyawa di gang sempit kemarin?"

Sky berhenti berjalan kemudian menatap murid-murid yang sedang menggosip tersebut. Salah satu dari mereka memeluk diri sendiri kemudian berkata, "Hiih. Kurasa ada yang menaruh dendam pada Ivy padahal sayang sekali bukan? Ketua Cheerleader itu harus berakhir tragis seperti itu"

Mendengar hal itu, Sky bergumam kecil. "Jadi nama gadis yang kemarin adalah Ivy? Eh, kenapa aku jadi memikirkannya?"

Sky sudah mencoba untuk tidak peduli pada kematian Ivy, namun ia mengambil langkah seribu menuju ke koridor lantai dua kemudian berlari lagi ke kelasnya. Sesampainya di kelas, tanpa sadar Sky malah membuka pintu secara kasar sehingga membuat keadaan kelas menjadi hening dan semua murid yang ada di kelas mulai menatapnya

Sky menampilkan senyuman tidak enak kemudian berkata, "Eh maaf" ujarnya merasa tak enak

Ia berjalan menuju ke arah bangkunya kemudian menghadap ke bangku belakang, dimana tempat duduk Yvonne berada. Yvonne sedang merapikan rambutnya menggunakan sisir dan kaca, "Yvonne, apa kau tau rumor tentang Ivy?"

Tiba-tiba Yvonne berhenti menyisir rambutnya, ia juga mengalihkan pandangannya dari cermin ke Sky. "Kenapa? Kau penasaran?"

"Tentu, murid-murid disini sedari tadi menggosipkan tentang Ivy yang katanya ditemukan tidak bernyawa di gang sempit itu" jawab Sky

Yvonne tertawa hambar, "Sudahlah. Gang itu memang berhantu, Ivy kan penakut. Kurasa ia mati karena dicekik hantu"

Sky mengangguk, "Tapi bukankah hantu tidak bisa membunuh manusia? Melainkan mereka hanya menyebarkan tekanan penuh pada manusia?"

Yvonne menaruh kacanya di meja kemudian menatap Sky. "Apa itu penting?"

"Maksudmu?"

Tiba-tiba gadis itu menjadi gelabakan sendiri. "Ah, tidak. Maksudku, lebih baik kau jangan membicarakan tentang kematiannya di sekolah ini terlebih lagi ketika kau sedang sendirian, bisa-bisa kau menjadi korban selanjutnya"

Sky menunduk, "Korban selanjutnya?" ia menoleh kembali ke arah Yvonne namun tidak menemukan tanda-tanda gadis itu sedang berada di sana.

Pintu kembali terbuka menampilkan Yvonne yang sedang memakan sandwich, kemudian bola mata Yvonne menangkap kearah Sky yang sedang menghadap ke arah bangkunya. "Oh? Skylar!"

Sky menatap Yvonne bingung, "Eh? Bukankah kau tadi sedang berada disini? Mengobrol denganku?"

Yvonne menatap Sky aneh, "Kau ini bicara apasih. Aku baru saja kembali dari cafetaria, ngomong-ngomong mereka kembali menyediakan sandwich keju disini. Apa kau pernah mencobanya? Aku yakin kau akan sangat ketagihan nantinya"

Sky tersenyum hambar lalu kembali menghadap ke arah depan.

•••

Saat ini dirinya sedang berada di toilet sendirian, Sky menatap pantulan dirinya pada cermin kemudian membuka keran dan membasuh wajahnya. Waktu pembelajaran sedang berjalan sedangkan Sky memilih untuk ke toilet menenangkan dirinya, lalu dirinya masuk ke dalam salah satu bilik toilet dan merenungkan diri disana

Telinganya mendengar suara tanda-tanda adanya dua orang masuk ke dalam toilet. "Jadi Ivy sudah mati?" ujar salah satu gadis disana

"Ivy?" gumam Sky pelan. Ia memasang telinganya untuk menguping pembicaraan mereka dengan baik-baik

"Ya, mereka sudah membereskannya. Tapi setelah Cathlyn dan Ivy, siapa lagi kira-kira targetnya?"

"Entahlah, intinya aku sangat menyayanginya. Ngomong-ngomong mereka tidak meninggalkan jejak apapun bukan?"

"Sudah aku pastikan bahwa mereka tidak meninggalkan jejak apapun, lalu apa yang akan mereka lakukan selanjutnya?"

"Mereka itu siapa sih" gumam Sky dengan nada yang sangat pelan. Hatinya berdegup kencang takut ketahuan oleh mereka, bisa saja ia dibunuh nantinya

"Kurasa ada baiknya kita tidak membicarakan soal ini di sekolah, bagaimana jika ada yang menguping nanti?"

"Maksudmu? Apa ada murid di dalam bilik toilet?"

Jantung Sky bekerja dua kali lipat lebih kencang dari sebelumnya, perlahan Sky mengangkat kakinya ke atas closet agar kedua gadis itu tidak melihat dirinya. "Coba cek saja apakah ada kaki disini?"

"Baiklah" Sky dapat mendengar langkah kaki yang pelan namun mematikan, sekitar dua menit mereka memeriksa namun akhirnya tidak ada apa-apa

"Tidak ada siapapun, ayo kita pergi"

Sky mendengar suara pintu terbuka lalu tertutup lagi, setelah memastikan keadaan aman ia keluar dari bilik toilet kemudian ikut membuka pintu. Betapa terkejutnya ketika ia menoleh ke arah samping dan mendapati Arthur sedang bersandar pada dinding disana

"Hei! Kau mengejutkanku!"

Arthur hanya menatap Jisoo datar lalu pergi begitu saja meninggalkan nya sendirian. Sky menatap punggung Arthur yang mengecil seiring perginya dirinya lalu mengedikkan bahu bingung dan berbalik badan

Betapa terkejutnya ia mendapati sosok yang kemarin beridiri tepat di belakangnya, menampilkan wajah seramnya dengan darah yang mengucur deras melalui mulut hingga jatuh ke lantai. Sky berteriak membuat Arthur segera berlari ke arahnya

Tiba-tiba sosok itu menghilang ketika Arthur berdiri di depannya. Sky menatap kosong ke arah depan, "Ada apa? Kenapa kau berteriak?"

"Tidak ada, dia sudah pergi"

•••

Di Cafetaria, Sky bersama dengan Yvonne sedang memakan sandwich keju. Tiba-tiba perhatian mereja teralihkan ketika para murid mulai menjerit heboh karena melihat kedatangan RK atau kepanjangan dari Royal King yang sedang asik tebar pesona.

Sky dapat melihat jelas raut wajah tidak senang dari Yvonne begitu tahu bahwa RK ada disini. "Yvonne, kau terlihat tidak menyukai mereka?"

Yvonne menatap Sky. "Aku memang tidak menyukai mereka, bahkan sangat tidak menyukai mereka"

Melihat Yvonne menekan kata mereka membuat Sky menjadi berpikiran bahwa Yvonne sangat membenci mereka. Sky menatap ke arah Arthur yang juga sedang menatap ke arahnya lalu Sky mengalihkan pandangannya kepada Yvonne.

"Yvonne, aku sangat membutuhkan bantuanmu. Bisakah kau ceritakan sebentar mengenai Ivy?"

"Baiklah jika kau memaksa. Ivy adalah selingkuhan kedua dari salah satu anggota RK, atau pacar ketiga dari Jareth. Pacar pertama Jareth adalah Cathlyn, siswi yang meninggal kemarin akibat kecelakaan. Kurasa seseorang telah membunuh mereka dengan sengaja" ujar Yvonne

"Apa kau mengetahui siapa orangnya?" ujar Sky sambil menatap Yvonne serius. Tetapi gadis itu malah menatap takut ke arah belakang, Sky mengikuti arah pandangan Yvonne namun tidak mendapati apa-apa

"Ada apa?" tanya Sky penasaran

Yvonne menarik nafasnya panjang, "Kurasa yang membunuhnya adalah Dais-" Sky membulatkan matanya begitu melihat sebuah bayangan kematian di belakang Yvonne, jika seperti ini itu artinya gadis didepannya ini akan mati sebentar lagi

"Berhen-" baru saja Sky ingin menyuruh Yvonne untuk menghentikan perkataannya, tiba-tiba gadis itu sudah tumbang dengan sebuah pisau yang menancap tepat di kepala Yvonne

Sky berteriak histeris menyaksikan kematian Yvonne tepat di depannya. Murid-murid lain juga ikut histeris dan mulai mengerubungi mayat Yvonne. Perlahan Sky berjalan mundur sehingga dirinya menabrak seseorang, Sky menoleh dan mendapati Arthur sedang menatapnya. "Kau memaksa nya untuk bicara bukan?"

Dengan nada gemetar, Sky menjawab "D-ari mana kau, tahu?"

Arthur menatap Sky tajam. "Jangan salahkan siapapun perihal kematian ini dan jangan cari siapa pelakunya, karena dia sendirilah yang ingin mati dengan tragis seperti ini"

Sky mundur beberapa langkah, "Maksudmu? Aku?"

Kirei datang bersama anggota kesehatan lainnya kemudian memberi batas kepada mereka agar tidak terlalu dekat dengan mayat Yvonne. Kirei menatap ke arah Sky yang tampak syok dengan keadaan kemudian memberi kode kepada Arthur agar membawa gadis itu menjauhi area tkp

Arthur mengangguk dan menarik pergelangan tangan Sky, membawa gadis itu keluar cafetaria dan membantu menenangkan gadis itu

To Be Continue...