"Aku tak melihatmu la sekali bulu di pipimu sudah semakin lebat saja," ujar Andrea.
"Benarkah?" Evans menghampiri kaca yang terpajang di dinding ruang tengah rumah Andrea.
"Oh, sial. Aku tak memperhatikan penampilanku," umpat Evans.
"Untuk apa kau harus memperhatikan penampilanmu? Apa kau ingin menarik perhatian lawan jenismu?" ujar Andrea Seraya menyimpan tas dan berkas dari Bruno ke laci yang ada di dalam kamarnya, lalu menguncinya.
Ia lantas mengambil peralatannya lalu menghampiri Evans.
"Duduklah, aku akan rapikan untukmu," ujar Andrea.
"Kau bisa mencukur kumis?" tanya Evans.
"Eum, bisa. Kau lupa aku pernah bekerja di salon? Hal seperti ini adalah keahlianku," sahut Andrea.
"Baiklah, baiklah. Lakukan," ujar Evans pasrah.
Evans lantas duduk di atas sofa. Namun Andrea menahannya.
"Lepas jasmu. Kau ingin berpakaian seperti itu saat aku mencukur bulu bulu itu?" gerutu Andrea.
"Baiklah, Nona," sahut Evans sambil melepas jasnya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com