webnovel

The Rose Revenge

sebuah pembalasan dendam seorang wanita yang bernama angela yang telah di renggut harapan dan cita-citanya oleh kelompok laki-laki bernama Badang ,Bane dan Franco. Namun kemudian Angela bertemu dengan Khaleed. Sang pacar yang membantunya dalam mencari bukti dan keadilan. Akankah Angela menemukan jawaban siapa yang telah menjadi dalang dalam kejadian yang telah di alami oleh Angela?! Akankah rahasia Angela terbongkar?! Bagaimana cara Angela menemukan semua bukti dari pelaku kejahatan terhadap dirinya?! Happy reading.. Jangan lupa taruh komentar nya.. Terimakasih..

Ari_Fauziah · Teen
Not enough ratings
153 Chs

BAB 24. KAMPUNG HALAMAN

THE ROSE REVENGE ( Pembalasan Sang Mawar)

Aku dan keluarga dari pakde aku akhirnya berangkat ke kampung halaman aku. Merasa sangat senang dan antusias untuk pergi ke kampung halaman aku. Selama di perjalanan kami mengobrol dan bercanda di dalam mobil milik Pakdeku.

" Pakde kangen sama ibu dan ayah kamu Angela. Maaf ya kalo kami sekeluarga jarang menengok ke rumah ayah dan ibu kamu" ujar Pakdeku.

" Iya enggak apa-apa. Aku mengerti karena kita punya kesibukan masing-masing. Aku juga sudah lama sekali enggak pulang ke rumah karena kesibukan kerja di Jakarta"ujarku membela.

" Iya yang terpenting kita sekarang nengokin ibu dan ayah kamu" ujar Budeku.

" Iya betul" sahut Karina.

Sesampainya kami di rumahku. Ibuku sedang sibuk merawat ayahku yang terbaring di kasurnya karena penyakit stroke dan diabetes.

" Assalamualaikum Bu. Ini aku Angela datang" ujarku sambil memeluk ibuku.

" Wa alaikum salam ,nak. Akhirnya kamu pulang juga!! Ayah dan ibu sudah kangen berat sama kamu" ujar ibuku menangis.

" Maaf ya Bu. Karena pekerjaan aku jadi lupa waktu untuk datang kesini" ujarku.

" Iya enggak apa-apa nak" ujar ibuku.

Dan ibuku menyalami semua anggota keluarga Pakdeku. Dan kemunculan aku dan rombongan keluarga Pakdeku semakin irit dan semakin prihatin dengan kondisi ayahku yang terbaring lemah tak berdaya di kasur nya.

" Bapak dari kapan kena stroke?!" tanyaku sambil menangis.

"Semenjak kamu fokus kuliah dan ayahmu menjadi sakit-sakitan seperti sekarang. Dia sedang merasa tak di perhatikan oleh putri kandungnya" ujar ibuku menangis.

" Iya sekali lagi maafkan aku ya Bu. Tolong luaskan rasa maaf dan sabar untuk anakmu ini yang masih belajar untuk jadi wanita dan anak yang terbaik untuk orangtua.

Semua orang sedang melihat kondisi terkini daari ayah dan ibuku aku. Dan kami merasa prihatin sama bapak aku. Yang kesulitan berbicara.

" Aku akan menginap bareng Angela" ujar Karina.

" Iya silahkan. Tapi keadaan rumah begini mohon di maafkan dan di maklumi" ujar ibuku.

" Wah enggak boleh pura pura sakit ya. Harus saling membantu ya. Jangan egois sama keadaan. ,Yang terpenting ikut juga bantuin sampai rumah kinclong." ujar Budeku.

" Siap" ujar semuanya secara serempak.

Setelah melihat kondisi terkini dari ayahku. Kemudian kamipun berbagi tugas di rumahku. Bude bagian memasak. Pakde bagian membersihkan halaman rumah. Juga membersihkan di dalam rumah sampai kinclong. Aku bagian cuci piring dan Karina bagian cuci baju.

" Akhirnya selesai juga" ujarku setelah mencuci piring seabrek.

" Hadeh pinggang lumayan encok" ujar Karina sambil rebahan di ruang tamu.

" Alhamdulillah udah kinclong semua" ujar Pakdeku.

" Masakan matang. Waktunya kita makan bareng" ujar budeku.

Sehabis bekerja di rumahku. Kemudian perut kami di manjakan oleh Masakan budeku yang sama enaknya dengan masakan ibuku. Menikmati makan bersama di kampung halaman adalah hal yang paling menyenangkan dan bahagia.

" Indah banget ya kalo makan bersama seperti ini" ujar budeku.

" Iya betul. Makan pake telor sama sambel kalo makan bersama rasanya seperti makan daging steak sapi" ujar Pakdeku.

" Hahaha... bisa aja nih pakde" ujarku sambil tertawa.

Dan obrolan kami berlanjut sampai nonton tv bersama sambil main congklak. Permainan yah sangat aku sukai waktu zaman sekolah dasar.

" Ternyata dari dulu Angela selalu enggak bisa di kalahin ya" ujar budeku.

" Ya jelas dong. Aku kan Queen of congklak. Jadi enggak ada yang bisa nandingin aku" ujarku sombong.

" Tau tuh Angela pake jurus apa menang sampai lima kali" ujar Karina .

" Kembaran ,kamu harus belajar dari aku dulu. Biar kamu bisa punya strategi yag mantaf" ujarku sombong.

" Hahaha" ujar Karina tertawa.

Ibuku dan budeku bergantian merawat ayahku yang sedang sakit stroke. Namun seberat apapun masalahku. Aku harus terlihat kuat dan ceria. Agar tak ada lagi yang bilang aku lemah.

" Kamu lagi dimana?! Kok enggak ada di kantor?!" tanya Franco padaku.

" Aku lagi cuti pak. Soalnya bibi aku sakit" ujarku berbohong.

" Kamu cuti berapa hari?!" tanya lagi Franco.

" Seminggu pak. Ada apa ya?!" tanyaku bingung.

" Aku kangen kamu. Pengen ketemu kamu" ujar Franco jujur.

" Abis kamu sibuk mulu sih. Sampai aku telpon dan WhatsApp enggak pernah di balas. Jadinya aku bete" ujarku bercanda.

" Iya maaf banget ya. Kemarin aku sibuk ngurusin buat persiapan launching perumahan kita di dalam perusahaan. Jadi aku harus fokus biar perumahan bisa terjual semuanya" ujar Franco menjelaskan.

" Aaamiin... semangat!!" ujarku sambil mengakhiri percakapan telepon antara aku dan Franco.

Sudah hampir empat bulan aku tidak bertemu dengan Franco karena kesibukan kerja dia yang harus bolak balik luar kota demi tendernya lolos. Jadi selama ini aku telpon maupun WhatsApp jarang sekali di balasnya. Dan baru hari ini dia menelepon aku karena kangen.

" Dari siapa?!" tanya Karina.

" Biasa dari mangsa pertama" ujarku memberikan kode.

" Owh. Ada apa dia telpon?!" tanya balik.

" Mau ngajak ngedate. Tapi aku kan di kampung halaman" ujarku.

" Emangnya lagi marahan ya?! Aku liat dari beberapa bulan ini sering diam tanpa kata" ujar Karina meledek.

" Hahaha.. sok tau banget kaya mami loreng" ujarku meledeknya.

" Wah keren dong. Aku bisa meramal masa depan juga" ujar Karina bercanda.

" Hahaha. bisa aja nih kang cuci baju!!" ujarku meledek.

" Huhhhuhhhuffftt.. dasar kang cuci piring!!" ujar Karina membalas meledekku.

Dan malam harinya kami menongkrong di depan halaman rumahku sambil mendengarkan bunyi katak dan tokek sedang sahut-sahutan bernyanyi.

" Gimana perkembangan soal video rekaman?! Sudah ada perkembangan kah?!" tanya Karina serius.

" Belum ada. semua nihil. Kan kamu bisa lihat pake cctv yang telah aku selesaikan episodenya" ujarku menerangkan.

" Ya udah sabar aja. Nanti palingan juga semua akan terbongkar jelas" ujar Karina.

" Iya pasti dong. Tapi masih menunggu mangsa ketiga masuk perangkap?!! ujarku.

" Yang terpenting jaga kesehatan biar bisa kuat menghadapi kenyataan hidup yang pahit dan kejam" ujar Karina bijak.

" Iya betul itu kembaran'" ujarku sambil memeluk.

Dan saat aku sedang membicarakan soal Bane. Tak lama kemudian Bane menelpon aku untuk ajakan ketemu untuk membahas rumah yang akan dia beli untuk istri dan anaknya kelak.

" Iya selamat malam pak. Ada yang bisa aku bantu?! " ujarku pura-pura tidak mengerti.

" Hari Senin depan bisa ketemuan di cafe start up jam 8 malam. Aku tunggu disana. Sekalian membicarakan rumah yang jadi aku beli" ujar Bane.

" Oke siap pak. Ada yang bisa di bantu lagi?!" tanyaku.

" Kamu sudah punya pacar?!" tanya Bane.

" Belum pak" ujar aku berbohong.

" Owh ya udah. Hari Senin jam 9 malam. Jangan sampai enggak datang palingan juga ngobrol ngobrol santai sejenak" ujar Bane sejenak.