webnovel

The Roommate 1

Arissa berpikir kalau ia baru saja membuat sebuah kesalahan besar dengan menandatangani kontrak tinggal setahun dengan seorang maniak seks. Teman satu kontrakannya, Cristan dengan santainya selalu membawa wanita yang berbeda setiap malam untuk menjadi penghangat tempat tidurnya dan Arissa harus menahan derita untuk selalu menyumbat telinganya yang memerah akibat desahan dan erangan erotis yang harus ia dengar setiap malam. Masalahnya, ia baru saja pindah dan mendapat pekerjaan jadi ia tidak mungkin untuk langsung mencari tempat tinggal baru kan? Belum lagi, ia juga harus membantu mengirim uang bulanan ke panti asuhan dan anak tunggalnya. Hhh... Walaupun si maniak seks itu berwajah sangat menarik dengan tubuh yang luar biasa sempurna, Arissa harus bertahan untuk menuntaskan kontrak tempat tinggal sementaranya dan segera pindah secepat mungkin...

Nana15 · Urban
Not enough ratings
300 Chs

28 KETAHUAN (2)

Cristan akhirnya kembali sampai di ruang studio yang besar tersebut. Saat ini karena jam kantor sudah dimulai, keadaan studio terasa sangat padat. Banyak sekali orang yang berlalu lalang di area tersebut dan biar mata Cristan sudah susah payah untuk mencari sosok "Snow". Sosok model itu menghilang entah di mana. Ada beberapa ruang ganti yang Cristan sudah cek dengan dalih salah orang, tapi sosok gadis itu tetap saja tak terlihat.

Nafas Cristan sudah tersengal-sengal karena ia lelah sekali berlarian ke banyak ruangan tanpa hasil sampai akhirnya matanya tiba-tiba menangkap sebuah sosok yang sangat familiar dengannya. Jojo!

.............

Jojo sedang mengatur –ngatur style beberapa model junior ketika sebuah tangan memegang pundaknya dengan kasar dari arah belakang.

"Ish…. Apa-apaan ini??"

Jojo yang merasa sangat terganggu segera membalikkan badannya dan bersiap untuk melemparkan semua kata-kata sumpah serapahnya ketika matanya tertumbuk pada Cristan dengan nafas ngos-ngosan dan berpeluh keringat.

"Cih… ada apa ini?"

"Mana Snow?" tanya Cristan tanpa basa basi sambil berusaha mengatur nafasnya.

Raut wajah Jojo langsung berubah seketika tapi kemudian ia segera memalingkan wajahnya.

"Tidak tahu…" jawabnya ketus. Sayangnya, mata Cristan sempat melihat perubahan tersebut.

Dengan kasar, ia lalu menarik kerah depan kemeja Jojo dan menyeretnya ke salah satu dinding yang agak sepi. Tidak menduga akan mendapat perlakuan seperti itu, Jojo setengah meronta untuk

melepaskan dirinya. Malangnya, ia kalah kuat.

"Aku tanya sekali lagi, di mana Snow?" tanya Cristan kasar, setengah mengancam.

Tekanan di kerahnya semakin keras bahkan mulai sedikit menekan jakun Jojo. Perlahan, Jojo mulai merasa kesulitan bernafas dan wajahnya memerah karena kekurangan suplai oksigen. Sampai akhirnya, pertahanannya runtuh.

"Di… di sana..huk.. uhuk…"

Jari Jojo menunjuk ke sebuah ruangan terpisah yang agak jauh dari keramaian. Mengingat identitas "Snow" yang harus dirahasiakan, makan Jojo dan Vika sepakat untuk memilih ruang ganti yang paling terpencil dari studio utama.

"Ok.."

Cristan segera melepaskan cengkramannya dan langsung berlari menuju ruangan tersebut. Sementara Jojo memegangi lehernya sambil berusaha mengambil nafas sebentar dan mengikuti arah Cristan. Sesampainya di depan pintu, ia mulai menggedor-gedor pintu dengan sekuat tenaga.

"Buka pintunya!!!"

............…..

Vika baru saja akan mengaplikasikan makeup dasar ketika jantungnya berasa mau copot ketika tiba-tiba ia mendengar seseorang sedang berteriak-teriak dan menggedor-gedor pintu dengan sangat kasar di luar. Arissa sendiri tak kalah kagetnya.

Spontan, Vika segera membuka pintunya dan Cristan langsung menghambur masuk tanpa permisi. Matanya langsung beradu pandang dengan seorang gadis berambut coklat madu dengan mata berwarna biru cerah.

Cristan sempat terpana sebentar dengan tatapan polos gadis tersebut tapi sebuah suara yang sangat familiar menyebut namanya.

"Cristan?"

"Arissa?" tanya Cristan balik dengan tatapan tak percaya.

Tapi hanya dalam waktu sepersekian detik, Jojo tiba-tiba masuk arah belakang Cristan dan segera menutup pintu.

"Ok… kamu sekarang…."

Sebelum Jojo menyelesaikan kalimatnya untuk mengusir Cristan keluar, tangan Cristan memberikan isyarat supaya Jojo diam.

"Apa tadi ada seorang gadis dengan ciri-ciri seperti ini yang membantumu membawakan barang?"

Cristan menyebutkan ciri-ciri Monica dengan sangat detail dan Vika yang masih sedikit bingung, hanya mengiyakan dan menunjuk ke arah tumpukan pakaian dan sepatu yang tadi sempat diangkut oleh Monica.

Dengan secepat kilat, tangan Cristan lalu mensortir baju-baju tersebut dan mengeluarkan charger smartphonenya yang untungnya memiliki fungsi ganda sebagai magnet juga dan dalam waktu singkat, magnet tersebut mampu mengangkat puluhan paku dan jarum kecil yang tersebar serta disembunyikan dengan sangat hati-hati diantara lipatan dan selipan baju. Melihat kejadian ini, mata Jojo, Vika dan Arissa terbelalak kaget sambil menutup mulut mereka. Sementara Cristan terus melanjutkan usahanya untuk mensortir dan mengeluarkan semua benda-benda berbahaya tersebut dengan sangat teliti. Setelah kurang lebih setengah jam, semua paku dan jarum tersebut berhasil diambil keluar.

Belum selesai sampai di sana, Cristan lalu bertanya pada Vika.

"Untuk perlengkapan makeupmu, boleh aku lihat sebentar?"

Vika mengangguk dan menyerahkan seperangkat perlengkapan makeup yang juga tadi dibawakan oleh Monica. Cristan lalu mendekatkan magnetnya lagi di atas bedak tabur dan beberapa palet eyeshadow dan tepat di depan mereka, bubuk-bubuk berwarna metalik abu-abu mulai menempel pada permukaan magnet. Awalnya sedikit tapi kemudian setelah beberapa saat, bubuk-bubuk tersebut menempel cukup banyak lalu setelah 5 menit, barulah Cristan berhasil menghembuskan nafas lega sambil duduk di lantai.

Sementara Arissa dan Vika hanya bisa gemetar ketakutan setelah menyaksikan apa yang Cristan lakukan tadi. Jojo sendiri masih tidak percaya dan menatap kosong pada tumpukan paku dan jarum yang sekarang ini berserakan di atas lantai.

Kalau saja Cristan tadi tidak cepat datang dan menggedor pintu kamar ganti mereka, entah bagaimana nasib Arissa sekarang.

"Sial..sial…sial….aku kecolongan. Siapa sebenarnya yang begitu benci pada Snow sampai tega berbuat keji seperti ini?!!" umpat Jojo geram. Walaupun ia sudah lama berkecimpung dalam dunia entertainment tapi praktik kotor seperti ini, baru sekali ia dapat di depan matanya. Jojo sebelumnya memang pernah mendengar tentang "kasus paku dan jarum" dan sebenarnya hal itu seringkali dilakukan oleh para model atau artis untuk menyingkirkan saingannya. Tapi baru sekarang, ia mengalaminya sendiri!! Dan, korbannya adalah sahabatnya sendiri!

Jojo memukul tembok sekeras-kerasnya untuk melampiaskan amarah yang mendidih di hatinya sekarang. Sial! Siapapun yang melakukan trik kotor ini, sedang cari mati dengannya sekarang!

Sementara Arissa menggigil ketakutan sambil mencucurkan air mata. Ia kaget sekali. Baru saja ia akan menginjakkan kakinya di dunia entertainment, ia sudah mengalami hal ini. Vika juga. Sebagai seorang makeup artist, ia tahu betul bahaya dari bubuk logam yang tadi diambil oleh Cristan. Jika seorang model atau artis memiliki kulit yang sangat sensitive, sekali saja mereka terkena bubuk tersebut maka permukaan kulitnya akan langsung melepuh dan menyebabkan kerusakan permanen. Dari hasil pengamatan Vika, tipe kulit wajah Arissa tergolong sangat sensitive dan bisa dibayangkan hasilnya kalau tadi Vika sampai kecolongan untuk mengaplikasikan makeup tersebut ke muka Arissa.

Tak lama kemudian, telepon genggam Jojo berdering. Ia lalu mengangkat teleponnya dan kemudian dengan suara tegang, ia berkata, " Snow, kita tidak punya waktu lagi! Tim fotografer sudah menunggu kita sekarang…"

Arissa mengangguk dan menyeka matanya. The show must go on.

Ia lalu mengenakan wig rambut platinumnya dan mengenakan gaun cocktail berwarna gradasi senja.

Dalam sekejab, auranya berubah, ia bukanlah lagi Arissa Nova tapi "Snow". Seorang top model yang sedang bersiap untuk melakukan pemotretan di depan kamera.

Sebelum melangkah keluar, "Snow" memandang sekilas ke arah Cristan yang sedang duduk di lantai.

"Terima kasih…" ucapnya tulus. Wajah dinginnya tersenyum penuh arti. Cristan terpesona pada sorot mata berwarna biru cerah itu untuk sesaat lalu membalasnya dengan gaya santainya seperti biasa.

"Your welcome…"

"Snow" segera keluar dari ruang ganti diikuti dengan Vika yang masih sedikit salah tingkah. Sampai akhirnya, hanya tinggal Jojo dan Cristan yang ada di dalam ruangan.

"Kau pergi saja. Aku di sini dulu. Setelah semuanya selesai, kita bisa bicara lagi…"

Jojo mengangguk. Pandangannya terhadap bocah urakan ini mulai berubah. Ternyata, memang sebuah penampilan bisa menipu matanya. Cristan yang dianggapnya hanya sebagai pemuda manja ternyata memiliki sebuah sisi lain yang Jojo tak pernah tahu. Sebuah sosok pelindung yang bersedia untuk melakukan apa saja demi menjaga perempuan yang ia sukai.

Nilai Cristan di mata Jojo bertambah 100 point!

...............…

Hening. Sunyi. Sepi.

"Snow" adalah Arissa.

Cristan menyunggingkan sebuah senyum di bibirnya. Ternyata…

Lalu sebuah rencana pun muncul di dalam pikirannya.