Sheina berbaring di balik selimut, dimana Marcus juga berbaring memeluknya saat keduanya dalam keadaan yang telanjang. Kerinduan yang membuncah membuat malam ini menjadi begitu panas.
"Berapa lama kau akan berada di Paris?" Tanya Marcus dengan suara parau.
"Lusa aku pulang." Jawab Sheina.
"Kau tak bisa menundanya?" Marcus menyipitkan matanya ke arah Sheina.
"No." Geleng gadis itu. Entah mengapa kini dia merasa di atas angin karena Marcus yang menginginkannya. Sheina bahkan masih meremang setiap kali dia mengingat kejadian beberapa jam lalu saat Marcus dengan begitu "hot" memperlakukannya dengan begitu istimewa.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com