webnovel

Mengawasi

Ketika Lucas baru selesai bicara, datang seorang pelayan yang kemudian berdiri di samping nya.

"Hmm permisi kak, mau saya bantu membawa mereka?" tanya pelayan tersebut. Mendengar hal itu, mau tidak mau Lucas menyetujui nya.

***

Di perjalanan....

Tampak Lucas yang kini duduk di samping pelayan pria yang membantu nya tersebut. Panggil saya pelayan itu dengan Hersa.

"Hmm ngomong-ngomong, seperti nya anda memiliki dua kepribadian ya?" tanya Hersa yang membuat Lucas menatap nya.

"Apa maksudmu? aku hanya memiliki satu kepribadian," ujar Lucas yang membuat Hersa tersenyum tipis.

"Saya sudah mengawasi anda sejak kecil. Bahkan sejak anda lahir, nona Zanna dan tuan Xander memerintahkan saya untuk mengawasi tuan muda seumur hidup. Dan hasil yang saya dapat, bahwasanya anda berbeda dengan yang lain! kekuatan anda sangatlah kuat bahkan dapat menghancurkan dunia ini. Tak hanya itu saja, jiwa anda menyatu dengan jiwa leluhur yang memiliki kekuatan luar biasa," jelas Hersa yang membuat Lucas mematung.

"A-apa kau bilang? jadi kau orang yang diperintahkan untuk mengawasi ku sejak aku kecil?" tanya Lucas. Hersa menganggukkan kepala nya.

"Ya! bahkan saya tau semua rahasia anda yang bahkan tidak diketahui oleh keluarga sendiri. Saya bisa menembus batasan karena ada di tingkatan A+ sedangkan tuan muda berada di tingkatan A+++ tentu tuan muda akan jauh lebih unggul dibandingkan saya," jelas Hersa yang membuat Lucas mematung.

"Lalu kenapa saat keluarga ku dibantai, kenapa kamu tidak membantu? bukankah kau harusnya membantu saat itu?" ucap Lucas sembari menatap Hersa dengan tatapan sinis.

"Bukankah leluhur yang menyatu dengan jiwa anda sudah mengatakan bahwa malam itu adalah malam terhalang untuk keluarga Scarlet? kebetulan saya masih keturunan keluarga Scarlet maka dari itu kekuatan saya tidak dapat digunakan. Dan sebenarnya yang dapat mengatasi itu semua adalah anda karena bisa dikatakan kekuatan anda setara dengan dewa," ujar Hersa yang membuat Lucas diam mematung.

"Ja-jadi semua nya salahku? seharusnya aku bukan kabur saat itu tetapi melindungi keluarga ku. Aku sungguh tidak berguna," kata Lucas sembari meneteskan air mata nya yang membuat Hersa menghentikan mobil nya.

"Anda tidak usah mengatakan hal seperti itu. Wajar saja anda tidak dapat membantu karena anda masih kecil! anda tidak tau apa-apa saat itu, hanya bisa menampung kekuatan saja," tutur Harsa sembari menepuk-nepuk bahu Lucas.

Ketika Lucas sedang menyalahkan diri nya sendiri, tiba-tiba saja muncul rasa sakit di kepala Lucas yang membuat Harsa cemas.

"Tuan muda, anda kenapa?" tanya Harsa yang cemas.

"Kepala ku tiba-tiba saja sakit," ujar Lucas yang membuat Harsa terdiam dan teringat dengan suatu hal.

"Seperti nya itu bentrok dari kekuatan sihir anda. Semakin besar kekuatan anda maka rasa emosional anda semakin menipis bahkan bisa lenyap. Dan jika rasa emosional anda semakin meningkat, maka akan terjadi bentrokan dengan kekuatan sihir dalam tubuh anda yang tentu saja membuat anda kesakitan begini," jelas Harsa yang membuat Lucas kebingungan sendiri.

"Sungguh merepotkan! kenapa aku tidak bisa hidup normal seperti orang-orang pada umum nya," ucap Lucas. Harsa menghela nafas lalu memegang kepala Lucas yang membuat Lucas menatap nya.

"Anda berbeda! justru anda itu sangat beruntung, orang lain saja ingin seperti anda meskipun rasa emosional anda menghilang," ujar Harsa yang berusaha menghilangkan rasa sakit di bagian kepala Lucas. Pada akhirnya Lucas mulai membaik namun karena itu, Lucas tak sadarkan diri yang membuat Harsa sedikit lega.

"Hmm terkadang aku suka kasihan dengan tuan muda yang tidak dapat menjalani kehidupan normal seperti anak-anak remaja umum nya. Tetapi ya mau bagaimana lagi, sudah takdir nya memiliki kehidupan seperti ini! mulai sekarang aku harus ekstra melindungi nya," ujar Harsa yang lanjut mengendarai mobil nya menuju markas.

***

Beberapa jam kemudian...

Tampak Lucas yang kini sedang berdiam diri di dimensi lain. Tak lama setelah nya, muncul Achlys di hadapan nya. Achlys geleng-geleng kepala melihat Lucas yang kini sedang duduk dengan pikiran kosong.

"Kau memang tidak seperti anak-anak pada umum nya ya?" ucap Achlys yang membuat Lucas mengerutkan dahinya.

"Apa maksudmu? memang aku berbeda, masalah?" ujar Lucas.

"Sudah tau kau memiliki kekuatan sihir yang besar, kau malah membuat rasa emosional mu meningkat! bodoh! tentu saja itu akan membahayakan mu bahkan mengancam nyawa," kata Achlys yang membuat Lucas terpaku.

"Jadi jika rasa emosional ku bertambah, nyawaku dalam bahaya?" tanya Lucas. Achlys menganggukkan kepala nya.

"Ya karena akan terjadi bentrokan dengan kekuatan sihir mu. Aku juga heran kenapa bisa terjadi hal-hal seperti itu," jawab Achlys sembari geleng-geleng kepala.

"Hmm aku membenci diriku sendiri," singkat Lucas yang membuat Achlys merasa jengkel pada nya.

"Kau benar-benar menyebalkan ya," ketus Achlys sembari memukul kepala Lucas.

"Sudah... sudah! sebaiknya kau segera bangun dari pingsan mu, semua orang mengkhawatirkan mu sekarang karena semakin lama kau malah terlihat seperti tak bernyawa," ucap Achlys yang membuat Lucas bangkit berdiri dan menatap nya dengan tatapan terkejut.

Di sisi lainnya...

Tampak Camila yang kini tengah memegangi tangan Lucas dengan erat. Di samping nya terdapat Evan dan komandan yang sedari tadi juga menunggu Lucas yang gak sadarkan diri selama sepuluh jam.

"Hmm apa ya terjadi dengan Lucas? dokter saja tidak bisa mendeteksi penyakit nya," ucap komandan yang membuat Camila semakin sedih.

"Kami tidak tau apa yang terjadi. Pokoknya ketika kami sadar, kami melihat Lucas tak sadarkan diri begini. Dan seperti ini nya ini bukan efek dari alkohol melainkan Lucas seperti di serang oleh seseorang! di wajah nya juga terdapat bekas goresan," ujar Evan yang membuat Camila menatap nya.

"Ini semua salahku karena tidak menjaga Lucas dengan baik padahal aku sudah berjanji akan melindungi nya. Aku hanya bisa membebani nya saja, hiks," kata Camila. Ketika Camila selesai bicara, Lucas membuka kedua mata nya lalu menatap kearah Camila. Melihat Lucas yang membuat kedua mata nya tentu saja membuat mereka bertiga merasa lega.

"Lucas apakah kamu baik-baik saja?" tanya Evan.

"Lucas apa ya terjadi? ceritakan saja pada kami!" tegas komandan.

"Lucas, maafkan aku karena tidak dapat melindungi mu," ujar Camila sembari memeluk Lucas. Tetapi secara tiba-tiba saja Lucas menyingkirkan tangan Camila lalu beranjak dari ranjang nya.

"Aku baik-baik saja! hanya sedang beristirahat setelah banyak meminum alkohol. Sekarang saat nya mengerjakan dokumen-dokumen yang belum selesai," kata Lucas dengan dingin yang membuat ketiga nya diam mematung.

"Lucas, kenapa sikap mu semakin dingin sih? kau habis terbentur sesuatu kah?" tanya Evan yang jengkel.