webnovel

Jiwa jahat

Camila terdiam lalu tak lama setelah nya ia menggerakkan kepala nya. Dan menghampiri Lucas.

"Lucas, apakah kau baik-baik saja?" tanya Camila cemas.

"Tidak apa-apa. Aku baik-baik saja, hmm permisi," singkat Lucas yang kemudian meninggalkan Camila.

~Flashback off ~

"Ya, aku juga pernah mengalami apa yang kamu alami sekarang. Bahkan aku sempat mengalami nya dua kali lalu setelah nya menyegel Camila. Disaat dia menjadi sosok binatang nya, dia akan ganas bak monster. Mungkin saat itu dirinya bisa bekerjasama dengan iblis menghabisi kita karena sosok lain Camila adalah sosok yang jahat, berbahaya," jelas Lucas.

"Hmm begitu ya. Sekarang kita harus mencari Camila!" tegas Charlotte. Lucas menganggukkan kepala nya kemudian mereka berdua pergi mencari Camila.

Di sisi lainnya...

Tampak Evan yang kini sedang duduk di samping Camila. Sejak tadi, Camila hanya diam saja yang membuat Evan terheran.

"Camila, sebenarnya kau kenapa sih? kenapa diam saja sejak tadi?" tanya Evan.

"Aku takut," singkat Camila yang membuat Evan menatap nya dengan tatapan serius.

"Kau takut kenapa? kau tenang saja, ada aku disini. Kau tidak perlu khawatir ya, Camila," Evan memeluk Camila namun Camila diam saja tidak melakukan apapun hingga akhirnya...

"Evan, apakah kau mau mengikuti semua perkataan ku?" tanya Camila sembari menundukkan kepala nya.

"Tentu saja aku akan mengikuti semua perkataan mu. Aku kan menyayangi mu," ucap Evan yang membuat Camila menatap nya. Evan terkejut melihat wajah Camila yang setengah nya berbulu, mata nya berwarna merah, bentuk setengah wajah nya intinya sangat menyeramkan.

"Camila, kenapa wajahmu begitu?" tanya Evan sembari berjalan mundur. Camila terdiam lalu mengangkat tangan kiri nya yang juga berubah menjadi menyeramkan. Setelah itu, ia mencakar Evan tetapi untungnya Lucas datang dan langsung mendorong Evan.

Walau begitu, dirinya lah yang terkena cakaran mengerikan Camila.

"Camila, kau kenapa sih? apa yang terjadi dengan mu?!" tegas Lucas sembari bangkit berdiri. Camila terdiam lalu setelah nya ia mencekik leher Lucas dan mengangkat nya.

"Kau, keturunan Scarlet....kau seharusnya tidak ada di dunia ini! kenapa kau masih ada disini?! keberadaan mu sangat menggangu ku dan para iblis lain. Kenapa kau tak mati saat malam pembantaian itu?!" bentak Camila. Lucas tidak mengeluarkan sepatah katapun sambil mencoba untuk melepaskan diri. Tetapi semakin lama, Camila semakin kencang mencekik Lucas yang tentu saja membuat Lucas semakin sesak.

"Hmm aku ingin sekali membunuhmu, keturunan Scarlet. Apalagi kau ini satu-satunya yang terbaik bukan dalam keluarga mu? bahkan kau diikuti oleh raja iblis yang amat kejam dan paling terkuat disini," ujar Camila. Lucas tetap tak menjawab perkataan Camila hingga akhirnya ia berhasil menyerang Camila dengan menggunakan pisau dari saku celana nya.

Lucas sontak menusuk tangan Camila yang membuat Camila melepas nya. Setelah nya Lucas menarik semua energi jahat dari dalam diri Camila.

"Wahai energi jahat yang merasuki tubuh manusia, keluarlah dari sana!" teriak nya. Cincin milik Lucas pun mulai mengisap semua energi jahat dalam tubuh Camila yang tentu saja membuat Camila begitu kesakitan. Evan diam terpaku menatapi kejadian itu.

Lucas terus menyerap energi jahat nya hingga Camila kembali ke bentuk normal dan kini tubuh nya tidak ada lagi energi jahat. Camila seketika tak sadarkan diri dan berhasil ditangkap oleh Lucas.

Lucas membopong Camila dan memberikannya kepada Evan, menyuruh nya untuk merawat Camila. Disaat itu, Charlotte baru saja tiba dan terkejut melihat Camila yang tak sadarkan diri.

"Apa yang terjadi disini?" tanya Charlotte.

"Tidak apa-apa, semuanya baik-baik saja," singkat Lucas sembari tersenyum tipis. Sedangkan Evan langsung membawa Camila ke ruang perawatan di markas nya.

"Hmmm kau benar baik-baik saja?" tanya Charlotte yang sedikit cemas. Lucas menganggukkan kepala nya setelah itu berjalan pergi. Kini tinggallah Charlotte sendirian di tempat tersebut.

"Benar-benar pria yang baik. Kira-kira apa yang terjadi sebenarnya ya? sepertinya Lucas melakukan sesuatu yang tentu saja menguras energi nya! aku harus mengawasi nya," gumam Charlotte yang kemudian mengejar Lucas.

***

Tampak Lucas yang kini tengah berada di loteng markas nya. Ia menatapi kondisi sekitar markas yang begitu dijaga ketat.

"Terkadang aku merasa kasihan melihat prajurit yang diperintahkan untuk menjaga markas di malam hari begini. Apalagi kalau terjadi serangan mendadak," ucap Lucas.

"Ya kau benar. Aku juga merasa kasihan melihat prajurit-prajurit yang bekerja keras tetapi terkadang tidak dihargai," saut Charlotte yang tiba-tiba saja muncul. Lucas menatap kearah Charlotte kemudian tersenyum tipis.

"Iya makanya. Andai saja ras iblis mau berdamai dengan ras manusia. Hmm pokoknya semua ras di dunia ini berdamai gitu, pasti sangat menyenangkan," ujar Lucas. Charlotte menganggukkan kepala nya.

"Oh ya ngomong-ngomong, besok kita sudah harus berangkat ke Medan perang. Apakah kamu siap?" tanya Charlotte. Lucas menganggukkan kepala nya.

"Aku selalu siap bahkan aku sangat senang menghabisi para iblis di Medan perang," singkat Lucas. Charlotte hanya terdiam lalu melirik kearah bahu Lucas yang berdarah.

"Lucas, bahu mu!" Charlotte menunjuk kearah bahu Lucas. Lucas hanya menganggukkan kepalanya yang membuat Charlotte heran pada nya.

"Aku baik-baik saja kok, ini hanya luka ringan," singkat Lucas.

"Luka ringan bagaimana? kau terluka cukup parah lho!" ketus Charlotte yang membuat Lucas tertawa.

"Hahaha kau lucu deh. Sudah, tidak perlu mengkhawatirkan ku seperti itu. Lebih baik kau memperhatikan Camila saja sana," ucap Lucas yang membuat Charlotte jengkel mendengar nya. Disaat itu, tiba-tiba saja jantung Lucas terasa sakit yang tentu saja membuat Lucas kesakitan.

"Kau kenapa, Lucas? ayo kita ke ruang perawatan sekarang!" singkat Charlotte sembari memegangi tangan Lucas. Lucas tak menjawab dan tiba-tiba saja hilang kesadaran yang membuat Charlotte semakin cemas.

***

"Lucas, sudah kubilang kan bahwa jika rasa emosional mu tumbuh maka akan bertabrakan dengan kekuatan mu. Dan semakin besar juga kekuatan dalam dirimu, rasa emosional mu juga akan menghilang. Dan kini keduanya saling bertabrakan karena seimbang," bentak Achlys yang membuat Lucas terdiam.

"Hmm kenapa aku yang harus dianugerahi kekuatan ini? padahal kan aku ingin sekali hidup seperti manusia pada umumnya," ucap Lucas yang sedih.

"Sudahlah tidak perlu sedih. Namanya juga sudah takdir, mau bagaimana lagi," singkat Achlys sambil mengelus-elus punggung belakang Lucas.

"Oh ya ngomong-ngomong saat aku sedang diserang oleh Camila, kenapa kau tak membantuku sedikit?" tanya Lucas.

"Aku sih ingin membantu tetapi justru akan mengancam nyawa Camila. Karena terkadang jiwa Camila dan jiwa jahat tersebut menyatu sehingga jika aku menghancurkan sepenuhnya, kemungkinan besar Camila akan mati," jelas Achlys yang membuat Lucas terdiam.