webnovel

Cincin

"Aku tidak salah melihat, bukan? Kapten Lucas tersenyum lho!" Bisik salah seorang anggota pasukan pada teman nya. Teman nya tersebut hanya menganggukkan kepala ketika mendengar perkataan nya.

Lucas melepaskan pelukan Camila, menatapi adiknya yang nampak nya benar-benar mengkhawatirkan kondisi kesehatannya.

"Kamu tenang saja Camila, aku akan menjaga diriku baik-baik hingga misi ku terselesaikan." Tuturnya singkat yang membuat Camila terdiam mendengar nya.

"Pokoknya kamu harus menjaga dirimu baik-baik meskipun misi yang kamu maksud sudah selesai!" Tegas Camila yang membuat Lucas terkekeh.

"Hehehe baiklah, aku akan menjaga diriku baik-baik ya! Btw, aku ke kamarku duluan. Ingin beristirahat sebentar sebelum menyeleksi anggota baru." Balasnya yang kemudian membalikkan tubuh, melangkah pergi. Namun baru beberapa langkah berjalan..

"Lucas, sebaiknya kau beristirahat saja hingga benar-benar sembuh! Biarkan aku yang menanganinya." Saut Evan sembari melangkah mendatangi kedua rekan kerjanya tersebut.

"Nah benar tuh, apa kata Evan! Sebaiknya kakak beristirahat saja dulu hingga kondisi kakak pulih." Lanjut Camila yang membuat Lucas berpikir namun tak lama ia membantah saran mereka.

"Tidak! Aku yang akan menghandle semuanya. Aku yakin, setelah beberapa jam tertidur, tubuhku akan kembali pulih." Jawabnya yang kemudian berjalan pergi. Mendengarnya membuat beberapa orang disekitar terpaku karena lagi-lagi sikap sang kapten yang kembali dingin seperti biasanya.

"Hu aku pikir Lucas akan melakukan sesuatu ternyata tidak ada apa-apa. Padahal aku berpikir bahwa saat tersenyum tadi, dia akan mentraktirku kita atau melamar Camila." Ujar salah seorang anggota pasukan.

"Hmm iya sih bisa saja tetapi kan kapten Lucas sudah menganggap Camila sebagai adik nya sendiri, jadi mana mungkin dia akan menyatakan perasaannya." Balas anggota laii.

Sedangkan di sisi Camila....

Camila pun memijat dahi nya sembari menggelengkan kepala, melihat kepribadian sang kakak yang keras kepala, dingin dan cuek.

"Aduhhh dia itu benar-benar susah sekali diberitahu! Jelas-jelas kondisi nya sangat buruk, mana mungkin dia dapat sembuh hanya dalam beberapa jam? Ada ada saja." Keluh Camila. Evan lantas setuju dengan pendapatnya tersebut.

"Aku setuju! Kalau aku jadi dia, lebih baik ku serahkan saja semua tugas pada wakil di saat kondisi yang terbilang buruk. Sangat malas sekali untuk bekerja! Jangankan bekerja, bergerak sedikit saja sudah malas. Hmm jika kapten pasukan nya terus-terusan dia dan aku tetap menjadi wakilnya, diriku seperti tidak ada harga dirinya! Benar-benar seperti wakil beban." Gumam Evan yang membuat komandan dan Camila geleng-geleng kepala.

"Hu padahal saya sudah berpesan padanya untuk meminta bantuan mu, Evan. Tetapi seperti nya dia tak ingin dibantu siapapun. Selama masalah nya bisa diselesaikan sendiri, pasti Lucas akan menyelesaikan nya." Jawab komandan. Camila dan Evan yang mendengar hal itu menganggukkan kepala nya.

"Hmm aku benar-benar gregetan dengan tuh anak! Gak bisa banget dibilangin, keras kepala banget gitu lho! Sudah dingin, cuek, keras kepala, untung saja dia tampan, bijaksana dan jenius! Kalau tidak, aku sudah mencubit nya berkali-kali."

Mendengar hal itu, Evan terkekeh lalu menganggukkan kepala nya. Sedangkan komandan memutuskan untuk pergi meninggalkan mereka berdua.

"Ah seperti nya kau sungguh menyukai Lucas ya?" Tanya Evan yang membuat Camila justru heran dengan pertanyaan nya.

"Kenapa kau menanyakan hal seperti itu? Masih kurang jelas bahwa hubungan kami itu sebagai saudara bukan pacar!" Tegas Camilla yang membuat Evan terdiam. Tapi tak lama ia tersenyum, yang membuat Camila keheranan dengan tingkah lakunya.

"Tidak apa-apa. Aku hanya ingin bertanya saja! Tidak ada yang tau perasaan seseorang bagaimana, kan?" Balasnya santai. Mendengar nya lantas Camila terdiam, ia menggelengkan kepala nya.

"Tak mungkin! sudah ah, aku mau pergi saja. Bye." Singkat Camila yang kemudian melangkahkan kaki nya pergi dari sana.

Evan hanya diam melihat crush nya yang pergi. Ia justru mengigit sapu tangan nya lalu berkata, "Hiks gak peka banget sih jadi orang. Jelas-jelas aku suka dengan mu lah woy!"

Di sisi lainnya....

Lucas membuka pintu kamar nya lalu menutup pintunya kembali serta mengunci nya. Usai itu, ia duduk di atas ranjang dan teringat dengan kejadian yang menimpanya sebelumnya.

"Hu, sungguh tak menyangka bahwa Vino akan setega itu. Beruntung saja tidak ada rahasia yang terbongkar dan juga mengenai kekuatan ku yang sebenarnya. Hmm kalau dibandingkan dengan kekuatan pasukan yang lainnya, kekuatan ku lah yang unggul. Bahkan petinggi-petinggi pasukan di sini saja memiliki kekuatan yang hanya sampai di tingkat B, itu paling tertinggi! Sedangkan aku berada di tingkat A+ tetapi aku menyembunyikan nya agar keberadaan ku tidak diketahui oleh ras iblis dan manusia yang membenci keluarga besar Scarlett,"

Tak lama setelah nya, Lucas menatapi cincin yang ia gunakan untuk menyerap berbagai energi hitam. Ia menghela napas panjang, mengelus-elus cincin tersebut.

"Hanya cincin ini yang setia denganku." Gumamnya yang tak lama, muncul sebuah pedang yang hampir saja menusuk wajah nya. Lucas melirik kearah pedang di dekat nya lalu mengambil nya.

"Iya-iya, pedang biru berkristal ungu ini juga setia kok hehehehe." Lucas terkekeh sembari mengelus-elus pedang nya.

Ketika Lucas tengah mengelus-elus kedua senjata andalan nya, terdengar suara ketukan pintu. Pedang tersebut seketika menghilang ketika mendengar nya. Lucas bangkit berdiri, membuka pintu nya sekaligus mengecek siapa yang datang.

"Lucas, apa yang kau lakukan? Ku dengar-dengar kau habis menyerap energi iblis lagi." Tanya Leo yang merupakan wakil komandan. Kebetulan ada tugas yang harus diatasi sehingga ia tidak dapat menghadiri kenaikan jabatan juga tidak tahu apa yang terjadi di saat acara berlangsung, hanya mendengar kabar nya saja.

"Iya, aku menyerap energi iblis dari tubuh Vino. Energi kali ini cukup kuat, aku akan menetralkan nya." Balasnya singkat dengan datar dan dingin. Mendengar hal itu, Leo terdiam lalu melirik kearah jari Lucas yang terdapat cincin.

"Kamu tau Lucas, kalau kamu itu mengingatkan ku pada orang yang sangat ku sukai? Bisa dibilang aku mengidolakan nya! Dia sama hebat nya dengan mu. Tetapi bedanya, kau memiliki kekuatan tingkat C sedangkan dia berada di tingkat A! Gak hanya dia, seluruh keluarga nya tingkat A." Ungkap Leo yang membuat Lucas membatu.

"Apakah yang kau maksud adalah keluarga Scarlet?" Tanyanya dengan polos. Leo tercengang mendengar dugaannya tersebut.

"Kau mengetahui nya? Apa jangan-jangan kau juga mengidolakan nya?!" Tanya baliknya yang yang membuat Lucas diam tanpa mengucapkan sepatah katapun.