Everytime you are stuggling just remember. You have survived everything you've gone through up to this point. The best day of your life is still yet come. There are still people you haven't met, and things you haven't experienced. You can get through everything. ~ Draco
"Tadinya kompas ini menunjukkan mereka ada di kota ini tapi jarumnya malah berputar putar terus daritadi. Huftt dasar sialan... Akan kubunuh Anthony karena dia sudah mempermainkan aku. " Kata Steven sambil duduk dan memandangi kompasnya.
Tak lama kemudian ada seorang anak laki laki mendatanginya dan duduk di sebelahnya sambil membawa kertas. Steven dengan cepat menyimpan kompas itu ke sakunya.
"Hei Tuan, kau sepertinya sedih dan juga kesal. Apa yang terjadi denganmu? Mungkin aku bisa membantumu."
"Beberapa hari yang lalu setelah aku menyelesaikan misi. Aku pergi ke rumah sakit bersama Cedric Carter untuk menunggu kelahiran puteraku. Aku tak memberitahukannya kepada semua keluargaku yang lain karena aku kira aku akan memberi kejutan kelahiran puteraku kepada mereka. Tapi itu malah menjadi malapetaka. Pria bernama Collins datang dan menculik kami semua termasuk puteraku. Dia melakukan sesuatu padaku sehingga aku bisa dikendalikan olehnya. Aku tenggelam dalam kegelapan, menyaksikan versi diriku yang lain menggila. Dia membuatku gila dan mudah dikendalikan olehnya dengan cara membunuh orang orang yang aku sayangi. Dia membunuh istriku untuk membuatku jadi seperti itu. Kemudian ketika dia mau membunuh putriku serta puteraku yang baru lahir. Cedric Carter dengan cepat mengeluarkan semacam kompas dan menyalakannya. Lalu dia berkata sesuatu pada putriku. Kemudian memberikannya pada putriku. Seketika itu ada sihir yang aneh muncul lalu membawa putriku serta puteraku pergi. Kemudian Collins mengamuk dan membunuh Cedric Carter. Lalu aku hilang kendali sampai aku bertemu Anthony. Kami bertarung untuk sejenak. Namun kemudian Ia memberikan kompasnya untuk bertemu dengan anak anakku. Tapi sekarang kompas itu tak berguna karena jarumnya berputar putar terus."
"Bagaimana kau bisa tersadar kembali?"
"Anak anakku. Ketika aku mengingat dan melihat mereka dalam kegelapan, mereka rasanya seperti cahaya kecil yang membuatku mengejar mereka untuk ke tempat yang terang."
"Hhhh... aku jadi gila. Kenapa aku berbicara pada anak kecil?" Kata Steven pada dirinya sendiri sambil memegangi keningnya. Kemudian Ia langsung merebut kertas berisikan sebuah gambar milik anak itu dan membuka kertas tersebut.
"Itu adalah gambar teman sekelasku yang baru. Setiap pulang sekolah dia selalu mengurus anak bayi yang baru lahir. Dia tinggal beberapa blok dari sini."

Steven masih mengamati gambar tersebut yang mirip dengan putrinya.
"Apakah dia memiliki rambut berwarna coklat dan mata biru?"
"Iya."
"Katakan aku dimana dia?" Tanya Steven sambil mengembalikan gambaran itu kepada anak laki laki tersebut.
"Aku tidak tahu pasti tapi mungkin dia sedang dalam perjalanan pulang ke rumahnya. Aku baru saja bertemu dengannya tadi." Kata anak laki laki itu.
Ketika mendengar itu pun Steven langsung berlari dengan cepat dan mencari anaknya.
Setelah berlarian di sepanjang kota. Steven sudah tampak putus asa karena tak menemukan putrinya. Terlalu banyak orang di kota ini jadi sangat sulit menemukan putrinya itu.
"Sialan!" Ucapnya sambil mengacak acak rambutnya frustasi dan berputar putar mencari anaknya itu dari kerumunan orang. Kekuatan gelapnya mulai muncul di sekitar tubuhnya. Namun kekuatan itu menghilang ketika Ia mendengar suara anak perempuan yang Ia kenal.
"Ayah! Ayah! Ayah! Ayah!" Suara anak perempuan itu bertambah keras. Suara itu berasal dari belakang Steven. Ketika Steven membalikkan tubuhnya. Ternyata memang benar itu adalah anak perempuannya yang sedang menggendong adik laki lakinya sambil berlari ke arah Steven. Steven langsung memeluk anak anaknya tersebut. Mata mereka semua berkaca kaca. Kekuatan gelapnya pun hilang seketika.
"Kau menemukanku, Amellia. Aku bangga padamu kau telah menjaga Ambrose dengan baik. Kita akan pulang. Ayah berjanji pada kalian." Kata Steven sambil menggendong Ambrose.
"Dimana ibu? Apakah kau membawanya kembali hidup?" Tanya Amellia
Mendengar itu hati Steven makin terluka.
"Ayah tak bisa membawanya kembali. Dia ada di tempat yang lebih baik sekarang." Kata Steven sambil memeluk Amellia.
***
Pagi yang cerah itu Anthony Eugene Kingstone dan Edward Kennedy pergi menggunakan mobil sportnya dan memasuki wilayah mansion Kingstone.
"Ayah! Siapalagi sih yang membawa mobil sportnya kemari untuk datang kesini?! Telingaku sedang sensitif hari ini! Aku tidak tahu kenapa!" Kata Chris yang
"Bisa tidak kau tidak perlu teriak teriak seperti itu? Telingaku bisa tuli jika aku mendengarmu teriak teriak!" Kata Charles yang berada di lantai 5 mansion itu.
"Dasar telinga lumba lumba." Gumam Chris sambil memutar bola matanya.
"Hei aku dengar itu!" Kata Charles
"Sudah sudah jangan bertengkar. Kalian ini seperti anak kecil saja. Mereka akan segera datang kesini. Sambutlah mereka dengan baik." Kata Maximus
"Tidak jika yang kudengar adalah berita buruk dari orang orang yang akan muncul dari pintu." Kata Chris
"Memangnya siapa sih? Kenapa rasanya tamu ini begitu penting bagi ayah?" Tanya Chris
Tok! Tok! Tok! Tok!
"Bukalah pintu itu maka kau akan mengetahui siapa orang orang itu." Kata Max
Chris langsung bangkit dari tempat duduknya dan pergi membukakan pintu.
Charles yang penasaran pun ikut turun.
Rasanya aku seperti mengenal dua orang ini. Batin Charles
Ketika Chris membuka pintunya dan berdirilah Edward dan Anthony disana.
"Who the fuck are you?!" Kata Chris terkejut ketika melihat sosok pria pirang bermata biru dengan tinggi 190 meter itu. Sosok tersebut sangat mirip dengannya.
"Hello, brother." Kata Tony
Chris masih mematung menatap Tony.
"Intinya dia adalah kakak sulungmu yang asli. Namanya Anthony Eugene Kingstone. Lebih baik kita bicarakan di dalam karena kebetulan semua anggota keluarga Kingstone juga disana kecuali Draco, Charlie, dan Sebastian." Kata Edward sambil menarik mereka berdua yang masih saling pandang satu sama lain. Lalu masuk ke dalam mansion.
Ketika semua keluarga Kingstone berkumpul. Maximus, Edward, dan Tony menjelaskan kebenaran yang sebenarnya. Mereka menceritakan bagaimana bisa May dan Anthony tertukar, siapa jati diri keluarga Kingstone, Wonderland, Leo serta teman teman Charles yang ternyata bangsawan, mereka juga menjelaskan tentang kutukan kutukan Kingstone dan Krystall, tentang Collins yang bisa mempermainkan seseorang seperti boneka tali, dan lain lain.
"Huft pantas saja ketika aku dengannya pertama kali. Aku merasa kenal dengannya tapi aku tak pernah mengenalnya. Seperti suatu perasaan untuk saling mengenali keluarga Kingstone." Kata Steven sambil menggendong Ambrose.
"Pantas saja aku mendengar ayah senang ketika berbicara di telepon dengan anak kecil yamg bernama Anthony itu." Gumam Charles
"Kau menguping?"
Charles langsung mengangguk.
"Ibu! Kenapa tidak bilang pada kami yang sebenarnya? Dan kenapa kau diam saja?" Tanya Chris kepada Emmeth seperti anak kecil yang merengek pada ibunya.
"Jangan tanya padaku dan jangan pandang aku dengan tatapan seperti itu anakku. Itu semua ide ayahmu. Kami pikir dengan merahasiakan semuanya. Kalian bisa hidup normal dan bahagia. Kami pikir kutukan itu bisa dihilangkan." Kata Emmeth
"Kutukan bukan dihilangkan namun kutukan dipatahkan." Kata Tony
"Bagaimana kita bisa mematahkannya? Tidak ada petunjuk tentang itu." Kata Edward.
"Aku beberapa kilasan dari masa depan. Semuanya tergantung keponakanku yang matanya persis seperti mata keluarga Krystall itu. Hanya dia satu satunya peluang kita untuk mengalahkan si tukang pengendali boneka itu." Kata Tony sambil berfikir.
"Ngomong ngomong aku tak melihat adikku yang bernama Sebastian. Apakah kau tahu dimana dia?"
"Sebastian sedang berbuat onar di beberapa kota." Ucap Chris dengan santai.
"Kenapa dia lakukan itu?"
"Tentu saja dia sebal dengan publik, kepolisian, FBI, CIA, bounty hunter, dan pemerintahan sialan itu. Orang orang yang menganggap diri mereka suci, orang orang yang membela kebenaran dan keadilan." Kata Chris
Tony kemudian berfikir sejenak. Lalu berkata pada mereka.

"Aku sudah memikirkan ini sejak lama. Bagaimana jika kita menggunakan cara yang sama kepada pemerintahan. Seperti cara Arthur menjebak Nostra Santino. Ketika mereka sudah hidup kembali. Akan kubantu Nostra santino merencanakan untuk menghadapi semua publik yaitu dengan mengebalikkan fakta. Membuat mereka di mata publik seperti kambing hitam dan korban. Dengan membuat mereka tampak membohongi setiap orang di negara ini. Kita juga bisa memakai Luke dan Robert yang sudah mati atas sebagai salah satu contoh kebohongan mereka. Di jaman modern ini para manusia sangat mudah untuk dimanipulasi. Aku akan membuat koneksi dengan kelompok Vlad agar membantu kita untuk memanipulasi manusia manusia tersebut. Tidak hanya dengan kelompok Vlad yang aku minta untuk mengatasi masalah membuat para manusia ini tertipu. Aku juga meminta para bangsawan bangsawan yang punya koneksi koneksi besar dengan manusia. Meskipun tidak semua manusia bisa percaya. Namun suara terbanyak pasti akan menang." Kata Tony
"Maksudmu dengan membuat para pemerintahan tampak bersalah di mata publik. Sehingga publik menyalahkan pemerintahan dan membela Nostra Santino?" Tanya Steven
"Tepat sekali."
"Tapi bukankah Luke dan Robert sudah mati? Maksudku hanya Luke dan Robert yang belum meminum cairan tersebut sebelum mati. Apakah Razerus dan Raphael Columbus akan membangkitkan Luke?" Tanya Chris
"Seperti yang kubilang tadi Leo dan Razel masih menahan jiwa mereka agar tidak pergi. Saat ini mereka masih dalam keadaan mati namun juga jiwanya hidup. Kalian pasti tahu dalam Wonderland tingkatan hanya dibedakan menjadi tiga yaitu Lord, bangsawan, dan rakyat biasa. Rael saat ini masih mengatasi beberapa masalah di Wonderland. Karena kematian warga Wonderland saat ini meningkat. Beberapa bangsawan ikut terbunuh. Sedangkan Razel masih belum menyelesaikan rencananya dengan anak anak Nostra Santino. Disamping itu mereka berusaha membangkitkan Diablo kembali. Dengan cara menyusun kembali batu merah yang sudah hancur itu. Dan mereka menbutuhkan korban jiwa yang banyak dan kekuatan mereka yang besar hanya untuk menyusun kembali batu merah itu. Meskipun mereka mungkin hanya bisa membuat Diablo menjadi batu merah yang utuh kembali. Namun jiwa Diablo masih terkurung di batu itu. Jadi karena sibuk, mereka saat ini hanya bisa menahan jiwa mereka agar tidak pergi ke alam baka. Jadi jika ada sosok orang yang membangkitkan mereka, maka orang itu adalah Raymond Leonard. Karena Razel dan Rael harus menghemat kekuatan mereka untuk perang besar karena kekuatan mereka sudah terpakai untuk Diablo. Jika kalian bertanya kenapa harus Raymond Leonard? Karena dalam dirinya dia memiliki kekuatan untuk membuat kematian dan kehidupan. Ditambah lagi kami sudah berbuat banyak untuk manusia. Inilah giliran manusia manusia itu untuk membantu diri mereka sendiri." Kata Tony
Charles kemudian berfikir sambil menatap ke luar.

"Jadi rencanamu adalah membangkitkan para anggota Nostra Santino kemudian melatih mereka. Kemudian menunggu Draco sampai hidup kembali. Lalu Leo akan mencuri mayat Luke dan kemudian menyuruh Ray membangkitkan Luke dan Robert?" Tanya Charles
"Tepat sekali."
"Kenapa kau tidak mengembalikan May padahal kau sudah tahu dia bukan anakmu saat kau sudah pertama kali menggendongnya?" Tanya Steven
Seketika itu May yang mendengar pertanyaan Steven langsung pergi keluar.
"Ketika aku menggendongnya... dia sudah seperti keluarga bagiku. Tidak mungkin kami mengembalikannya pada keluarganya. Lagipula jika kami mengembalikannya bangsawan bangsawan lain akan curiga. Aku takut jika sesuatu terjadi pada Anthony."
"Jadi kau hanya menganggap dia sebagai tameng bagi Anthony? Sepertinya dari kecil aku selalu mendengar kata Anthony di ruang kerja ayahku. Sepertinya Tony adalah anak emas." Tanya Charles
"Jangan memperburuk keadaan Charles." Kata Edward
"Atau apa hah?! Kau dan teman temanku bahkan dari awal hanya berpura pura! Aku tak percaya dengan kalian!" Kata Charles
"Tadi ayah sudah bilang kan bahwa ayah menganggap May adalah keluarga. Jika ayah tak menganggapnya keluarga. May pasti sudah dikembalikan ke keluarganya yang asli dari dulu."
"Aku tak akan mengikuti rencanamu itu!"
"Aku tak meminta kau melakukannya demi aku! Tapi aku ingin meminta kau melakukannya demi anak anakmu! Kau pikir aku membuat rencana ini hanya sekedar agar aku diakui sebagai kakakmu?! Tentu saja tidak! Lagipula aku tak membuat rencana ini sendirian. Leo, teman temanmu, dan bangsawan lain ikut membantuku dalam menjalankan rencana ini. Jadi jika rencana ini berhasil. Aku tidak akan berharap kau mengucapkan terimakasih padaku. Aku ingin kau mengucapkan terimakasih pada mereka." Kata Tony
"Bagaimana jika kalian bertarung sesuai dengan elemen kelahiran kalian sendiri sendiri. Anak pertama menguasai elemen air, anak kedua menguasai elemen api, anak ketiga menguasai elemen angin, anak keempat menguasai elemen petir, dan anak kelima menguasai elemen tanah." Kata Maximus
"Ide yang bagus. Jika aku kalah, aku akan mengikuti rencanamu. Jika aku menang kau yang akan mengikuti rencanaku." Kata Charles
"Apa kau bahkan punya rencana?" Tanya Tony
"Mungkin." Kata Charles sambil mengangkat kedua bahunya.
"Aku sepakat."
Mereka berdua pun langsung melepas jasnya dan pergi ke hutan untuk bertarung.
"Aku bertaruh Charles kalah. Karena aku yakin Darius tak akan mau ikut bertarung dengannya. Tanpa Darius, Charles bukanlah tandingan Tony yang sudah berpengalaman bertahun tahun. Kurasa aku terlalu lama disini. Aku harus menemukan Sebastian sebelum dia ditangkap FBI." Kata Edward sambil langsung pergi.
"Charles terkadang naif dan tak pengertian. Kalau aku jadi dia aku tak akan melawan Tony dan lebih baik mengikuti saja rencana hebatnya." Kata Steven dengan santai lalu berjalan pergi untuk mencari May.
Tak lama setelah Ia berjalan di sebagian mansion. Ia pun menemukan May.
"May!" Panggil Steven ketika Ia menemukan May yang sedang duduk jauh di taman.
"Kau tak apa?" Tanya Steven yang tiba tiba duduk disebelah May.
"Aku tak apa. Aku hanya lelah dengan semua pembicaraan kalian. Ternyata belum cukup satu masalah yang timbul di keluarga ini. Apakah aku bahkan berguna di keluarga ini? Apakah kalian bahkan menganggapku sebagai keluarga? Karena segalanya seperti tampak mudah di mata kalian. "
"Yah... mau bagaimana lagi namanya kutukan keluarga Kingstone." Ucap Steven sambil mengangkat kedua bahunya.
"Bagaimana bisa kau setenang itu? Dan bertingkah seakan kau baik baik saja. Padahal istri dan sahabatmu baru saja mati berhari hari yang lalu?"
"Percayalah, hampir semua orang di dunia pernah merasakan berada di posisi ini. Merasa tidak berguna, kehilangan seseorang yang sangat berharga, merasa down, ingin menghilang, ingin mati, itu wajar. Tapi setelah itu kita harus bangkit lagi. Aku tak sendirian. Kau pun juga tak sendirian. Aku yakin perasaan itu akan hilang dengan sendirinya. Aku tak mau menangis berhari hari demi kematian mereka meskipun aku sangat menyayangi mereka. Karena aku tahu itulah yang bukan mereka inginkan untuk kita. Mereka pasti tak ingin kita setiap saat meratapi makam mereka dengan kesedihan. Mereka ingin kita melanjutkan hidup dan bahagia."
"Tak apa jika kau menangis sebanyak mungkin ataupun menangis berhari hari. Tapi setelah kita mengalami cobaan terus menerus. Kita akan mendapatkan kebahagiaan setelah mengalami berbagai cobaan. Kehidupan itu berputar dan itu pasti. Mereka yang merasa baik baik saja suatu hari akan mengalami dan merasakan masa masa sulit. Anggaplah hidup ini seperti game survival. Tetaplah bertahan sampai hari kebahagiaanmu datang. Kita semua berjuang di dunia ini. Kamu tak sendiri. Tetaplah kuat May." Kata Steven sambil pergi meninggalkan May. Lalu pergi untuk menyaksikan Charles dan Tony bertarung.
***
Tony sedang duduk diam di bawah air untuk bersiap siap menggunakan kekuatannya.

Sedangkan Charles bersiap siap dengan melatih pukulannya ke arah Steven.
"Kau tahu kau tak akan menang kan? Badanmu saja sudah kalah berotot dan kalah tinggi dengannya. Tinggimu hanya 177 dan beratmu hanya 71 kg sedangkan tinggi Tony 190 dan beratnya sekitar 100 kg kau tahu itu?" Kata Steven.
"Aku akan mengalahkannya dengan mudah." Kata Charles

"Jangan berfikir sedikit pun untuk memakai kekuatanku." Kata Darius
"Aku hanya meminjamnya." Kata Charles kemudian menggunakan kekuatan Darius untuk membekukan es di laut tempat Tony berada.
"Kau curang." Kata Steven sambil mengubah cuaca langit menjadi hujan badai.
"Sudah kubilang aku akan menang dengan mudah." Kata Charles
"Kenapa kau mengubah cuacanya?"
"Karena cuaca yang sekarang cocok dengan suasana berperang kalian nantinya. Bersiap siaplah untuk menghadapi amukannya. Seluruh warga kota hari ini akan berenang hahahaha." Steven tertawa sambil mengangkat kedua bahunya.
"Apa maksudmu?" Tanya Charles
"Tony tak pernah menyerah." Kata Darius sambil menghilang menjadi batu biru. Steven pun dengan cepat mengambil batu biru itu dan menyimpannya di sakunya. Lalu pergi masuk ke dalam mansion dan menutupi seluruh mansion dengan perlindungan metal.
Es di lautan itu tiba tiba retak dan hancur. Kemudian mata Tony bersinar menjadi biru dan kemudian Ia mencairkan lautannya. Kemudian menyerang Charles dengan kekuatan airnya. Namun Charles dengan cepat menahan serangan Tony dengan bola api besar yang mengelilingnya.
"Saat aku mendengar aku punya adikku yang pertama. Aku sangat tak sabar menunggu hari ini datang. Aku tak sabar bertemu dengannya, karena aku pikir aku bisa menemaninya karena dia kesepian. Tapi aku tidak tahu kalau adikku ternyata sebrengsek ini." Kata Tony sambil mengerahkan kekuatan seluruh air lautan samudra. Dan kemudian menyerang Charles.
Seketika itu Charles langsung hanyut tertelan air samudra beserta satu kota itu.
***
Sebastian yang memakai pakaian seperti mafia sedang duduk di salah satu lorong perpustakan terbesar di salah satu kota yang seluruh perpustakan itu telah diberi bensin. Kemudian bersiap untuk membangkarnya dengan korek api. Namun asap asap tipis muncul di sekitarnya. Kemudian muncullah Edward.

"Jadi disini kau? Mau membakar perpustakan huh? Kukira kau anak yang menyukai pelajaran sekolah."
"Who the fuck are you?!"
"Aku Edward Kennedy sahabat Charles."
"Aneh, aku tak tahu Charles punya sahabat ajaib sepertimu. Apa kau alien?" Ledek Sebastian sambil melempar korek apinya yang menyala ke arah cairan bensin yang Ia tuang tadi sehingga api di perpustakaan itu menyala.
"Kita berdua memang orang yang ajaib. Kalau kau berbuat onar setidaknya runtuhkan semua gedung ini menjadi beberapa bagian." Kata Edward tertawa sambil membuat apinya bertambah besar dan meruntuhkan gedung perpustakan itu dengan rantai rantai besinya yang besar.
Seketika itu pula runtuhan runtuhan gedung mengenai mereka.
Ketika Sebastian mengira dirinya sudah mati bersama orang asing tersebut karena tertimpa gedung. Ia malah terbangun di mobil Edward yang melaju di kota.
"I'm still alive?! What the fuck was that?!" Kata Sebastian
"Yup! Itu karena aku membawamu dengan cara teleportasi ke sini dengan cepat."
"Jadi, kau tukang sihir yang menculikku?" Ledek Sebastian
"Huft semua keluarga Kingstone itu tukang ledek, keras kepala, dan tak bisa diam. Akarnya memang seperti dari Maximus dulu."
"Kelihatannya kau mengenal keluargaku dengan baik. Apa yang kutahui tentang mereka?" Tanya Sebastian dengan santai
"Aku mengenal ayahmu jauh sebelum kau lahir. Aku menemuimu karena aku ingin menceritakan tentang berbagai kebenaran yang patut kau ketahui. Salah satu contoh kebenaran yang ingin aku ceritakan adalah jati dirimu yang sebenarnya."
Kemudian Edward menceritakan semuanya kepada Sebastian. Pertamanya Sebastian tertawa mendengarnya. Namun ketika Ia menunjukkan sekilas kejadian kejadian yang sebenarnya Sebastian pun terdiam.
"May bukan kakak kandungmu yang asli. Dia adalah bayi yang tertukar. Namun ayahmu tetap saja tidak mau mengembalikan May ke keluarga aslinya. Karena Max telah menganggap May adalah keluarga. Ditambah lagi dia tak akan punya anak perempuan. Namun dia harus melerakan Anthony ke keluarga May. Karena jika dia mengambil kedua duanya. Para bangsawan akan curiga termasuk Collins dan ayahmu khawatir bila terjadi sesuatu pada keluarganya. Jadi dia harus merelakan Tony terlebih dulu. Namun setelah 3 tahun sejak kelahiran Tony. Max pun memutuskan untuk sering mengunjungi Tony diam diam tanpa diketahui oleh orang tua May. Ketika Ia mengunjungi Tony. Ia melatih kekuatan Tony. Ia juga menceritakan semua hal tentang Wonderland. Leo adalah orang pertama yang megetahui semua kebenaran tentang Tony. Yah... kau tahu kan Leo tahu segalanya. Leo pun juga melatih kekuatan Tony dan menunjukkan kilasan kilasan tentang Wonderland.
Saat ini Tony sudah pulang ke mansion Kingstone dan Ia baru saja menghanyutkan kota itu pula." Kata Edward
"Saat ini kita tak dalam perjalanan pulang ke mansion Kingstone bukan? Mau kau bawa kemana aku?" Tanya Sebastian
"New Jersey. Kita akan bertemu kelompok Vlad. Dan meminta mereka untuk memanipulasi manusia dan membuat konflik manusia antar manusia. Karena kelompok Vlad sangat pintar membuat konflik." Kata Edward
***
Setelah pulang sekolah, Laura memustuskan untuk pulang bersama Michael dan mampir ke strabucks sebentar untuk minum minum. Kemudian mereka pun berjalan pulang menuju mobil Michael.
"Kenapa harus aku yang membuat pidatonya dan aku juga mendapat tugas membelikan sebagian dekorasi untuk pesta dansa sekolah? Apakah mereka tidak tahu kalau aku ini lelah?" Keluh Laura
Michael pun tertawa.
"Kau bisa mengerjakan di rumahku sekarang. Aku akan membantumu mengerjakannya. Kau bisa meminjam baju milik kakakku yang dulu."
"Aku tidak ingin membuat orang tuamu berfikir yang aneh aneh."
"Tenang saja mereka sedang ada urusan di luar negeri bersama kakakku."
"Kalau begitu kita lebih baik membeli bahan bahan dekorasinya." Ucap Laura
"Ngomong ngomong apakah kau mau pergi berdansa denganku saat pesta dansa nanti? Jika kau sudah punya pasangan lain maka tak apa jika kau menolak. Apakah kau sudah punya rencana untuk pergi ke pesta itu dengan siapa?" Tanya Michael sambil melihat ke bawah dan terdiam

Laura pun ikut melihat ke bawah sambil berkata.
"Tadinya aku ingin mengajak Draco. Namun mengingat dia sudah tiada dan mustahil untuk membawanya kembali sekarang. Maka aku tak punya rencana lagi untuk pergi dengan siapa. Jadi aku menerima ajakanmu, Mike." Kata Laura
"Bagus, kau bisa pakai aksesoris milik kakakku juga."
"Ngomong ngomong, Apakah kau sudah dengar kota sebelah tiba tiba kebanjiran?" Tanya Laura
"Maksudmu kota tempat mansion Kingstone itu berada?"
"Iya, beberapa jam lalu kota itu tiba tiba banjir. Mereka bilang berdasarkan air yang diteliti. Banjir tersebut berasal dari samudra. Lebih tepatnya bukan banjir namun tsunami. Beberapa orang bilang orang Atlantis yang melakukannya." Kata Laura
"Kau tahu, itu tak masuk akal kecuali ada seseorang yang mengendalikan air. Atau... Mungkin saja itu adalah salah satu bangsawan yang berurusan dengan keluarga Kingstone." Kata Michael sambil menyalakan mobilnya dan masuk ke dalam
"Aku harap keluarga Draco baik baik saja." Kata Laura sambil ikut masuk ke dalam mobil Michael juga.
***
Setelah membuat berbagai pidato yang gagal berkali kali. Michael dan Laura pun saling melemparkan sampah sampah kertas hasil pidato mereka yang gagal satu sama lain.
Kemudian Laura pun tiba tiba berhenti melempar dan berkata.
"Aku rindu Draco. Kau tahu? Sebelum Draco menghilang. Kami bertaruh jika dia menang maka aku akan menuruti satu keinginannya. Apa pun keinginannya aku harus melakukannya tak peduli apa yang terjadi. Begitu pula sebaliknya. Aku tak pernah menyangka dia bisa mengalahkan aku, Mike. Dia menang namun semuanya tak berguna sekarang. Dia telah tiada."

"Dia akan segera kembali, bukan? Hanya saja perlu waktu. Draco anak yang sulit ditebak. Terkadang dia bisa mencapai hal mustahil tanpa ada yang menduga. Begitulah dia. Apakah kau menyukainya?"
"Apa? Tidak mungkin aku menyukainya!"
"Benarkah itu?" Tanya Michael
"Ehmm... Apakah aku kelihatan bahwa aku menyukainya?"
"Dari caramu berbicara dan memandang Draco aku sudah tahu itu." Kata Michael
Laura kemudian memegang kedua tangan Michael dan memohon.
"Tolong jangan beritahu Draco ataupun teman teman kita! Karena gengku sendiri bahkan tak ada yang tahu. Jika kau memberitahukannya pada siapapun dan Draco tahu. Bisa bisa pertemananku hancur jika Draco tak menyukaiku juga."
Michael langsung tertawa, melihat Laura yang setakut itu.
"Tenang saja aku tak akan memberitahukannya kepada siapapun. Aku bukan tipe teman yang seperti itu. Namun... itu artinya kau bersaing dengan Cassie, sahabatmu sendiri."
"Ngomong ngomong apa kau kenal dengan Victor Winston Wayne?" Tanya Laura
"Ya, lumayan tapi tak terlalu dekat. Dia tak seperti Richard Crane. Dia lebih pendiam. Ayahku adalah teman bisnisnya ayah Victor jadi-
"Kau tahu dimana dia?" Tanya Laura lagi
"Kenapa tiba tiba bertanya tentang Victor?"
"Draco pernah bilang dulu padaku bahwa Ia ingin membuat geng Victor jatuh dengan cara mendekati dan membuat kesepakatan dengan Victor dan anggota lain masing masing tanpa mereka saling ketahui. Demi mematahkan aliansi yang dibuat Victor. Setidaknya kita membuat persekutuan dengan Victor sehingga kita mampu bekerja sama dengannya. Lalu membujuknya untuk membubarkan gengnya jika bisa. Jika tidak, maka kami akan membuat Victor mengeluarkan anggotanya satu per satu."
"Kita akan temui Victor dan susun rencana itu besok. Namun kalau sekarang adalah waktunya untuk bersenang senang dan tak memikirkan satu pun masalah dulu. Kau akan stress jika kau memikirkan masalah masalah yang muncul yang tak ada habisnya itu." Kata Michael sambil memberikan kertas berisi pidato dan mengeluarkan permainan video games nya dari dalam laci.
***
Setelah bermain cukup lama. Michael dan Laura pun akhirnya mandi dan bersiap siap untuk menghadiri pesta dansa sekolah itu.
Laura yang saat itu baru saja memasang antingnya dikagetkan oleh Michael yang membuka pintu kamarnya.
"Hei, kau tahu. Aku daritadi penasaran sekali. Kapan pertama kali kau jatuh cinta pada Draco Kingstone?" Tanya Michael sambil memegang dasi yang belum terpasangkan.
"Pikirkan dirimu dulu sebelum bertanya tentang orang lain." Ucap Laura sambil menarik dasi itu dari tangan Michael dan memakaikannya.
"Entahlah, Mike. Kurasa saat aku dan dia pertama kali berdansa di pesta topeng. " Kata Laura yang masih fokus memasangkan dasi milik Michael

"It's done."
"Thanks."
"Ayo kita turun ke bawah. Segalanya sudah kupersiapkan. Kata Michael
***
"Yo, Mike!" Panggil Felix
"Bung, aku tak percaya dia bisa mengajak Laura Davidson." Kata Jayden
"Pacar baru, huh?" Tanya Brandon
"Penikung sahabat sendiri." Kata Cameron
Bug!
"Tutup mulut kalian sialan!" Kata Michael sebal sambil meninju Cameron dan Brandon.
"Sudah sudah, kita disini untuk bersenang senang bukan untuk berkelahi." Kata Scott
"Jadi apa itu benar? Kau berpacaran dengan Laura?" Tanya Austin
"Pfft tidak. Laura hanyalah temanku." Kata Michael sambil menarik Laira menjauh dari mereka.
"Kau mau berdansa?" Tanya Michael
"Tentu." Kata Laura
Felix langsung tersenyum melihat Michael dan Laura berdansa.
"Kurasa Laura menemukan seseorang yang lebih baik daripada Richard." Kata Felix

Sambil berdansa Laura pun membuka perbincangan.
"Mike, aku sudah memikirkan ini sejak Razel bilang harus ada manusia yang berarti bagi Draco yang mengorbankan nyawanya untuk membangkitkan nyawanya kembali. Karena Razel bilang hanya aku manusia yang paling dekat dengannya selain kau dan Felix. Aku tak bisa membiarkan kalian yang mengorbankan nyawa. Maka harus aku yang akan menggantikannya."
"Apa kau gila?!" Kata Michael sambil memberhentikan langkah dansanya.
"Kalau begitu biar aku saja yang menggantikannya."
"Tidak, kau masih punya teman teman yang menyayangimu dan keluarga yang menyayangimu begitu pula dengan Felix. Sedangkan aku hanya punya dia. Maksudku aku juga punya seluruh anggota The Black Cobra sebagai sahabatku tapi meskipun aku punya mereka. Aku merasa kesepian dan mereka semua tak mengerti aku. Maksudku, hanya Draco yang tahu bahwa aku tidak baik baik saja. Hanya dia yang mengerti apa yang kualami, dan dialah cahaya yang kumiliki. Tanpa dia, rasanya hidupku hancur, Mike."
"Tapi bagaimana dengan dirimu sendiri? Sesekali saja kau harusnya memikirkan dirimu sendiri. Kau sudah berbuat banyak demi dia."
"Aku sudah puas untuk memikirkan diriku sendiri, Mike. Apa yang selama ini aku perbuat untuk Draco takkan pernah cukup bagiku. Draco mengalami lebih banyak penderitaan dibanding aku. Dia tak pantas menerima semua masalah, beban dan penderitaan itu. Aku hanya ingin meringankannya, Mike."