I'm thinker not a talker. Behind silent people there is an incredible thinking machine working. Listen to silence, it has so much to say. ~ Ray
"Anak buahku hanya menemukan jam tangan yang rusak milik James. Tak ada darah sedikit pun di hutan itu." Kata Robert
"Apakah James mati?" Tanya Vincent
"Yang benar saja Vince! Aku rasa tidak. Jika dia telah membunuh James. Pasti ada bekas darah di hutan itu." Kata Luke
"Jika James mati maka tamatlah kita!" Kata Robert
"Aku harap James baik baik saja." Kata Lucas
"Dia baik baik saja." Ucap Ray yang tiba tiba datang entah dari mana.
"Fuuck!!" Vincent pun kaget karena Ray tiba tiba dibelakangnya.
"Apa kau ingin aku mati?! Kau membuatku jantungan!" Ucap Robert
"Kau hilang bagaikan ditelan bumi Ray! Kemana saja kau?!"
"Sepertinya aku harus mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi diantara kami. Jawaban kami kenapa selalu menghilang setiap saat dan kenapa pergerakan kami begitu cepat." Kata Ray
"Apa maksudmu?" Tanya Lucas
"Panggil John dan Tom sekarang." Kata Ray
"Apa kau gila kemungkinan dia masih ada meeting di perusahaannya. Apalagi tugasnya menumpuk berkat James. Tom kemungkinan besar masih menbantu James di perusahaannya." Kata Robert
"Panggil saja dia." Kata Ray lagi
"Baiklah tapi jangan salahkan aku jika dia marah marah kesini." Kata Robert
"Pergilah ke halaman belakang kalian semua!" Kata Ray
"Apa apaan ini?! Apa kau gila?!" Kata Lucas
"Memangnya ada apa di halaman belakang?! Aku punya perasaan yang buruk tentang ini." Kata Luke
"Lakukan saja. Tunggulah disana. James pasti akan datang sebentar lagi." Kata Ray
"Apa yang membuatmu begitu yakin?" Tanya Lucas
"Insting." Jawab Ray singkat
"Ini sulit dipercaya!" Kata Robert sambil pergi ke arah halaman belakang diikuti oleh Vincent, Luke, dan Lucas
"Dia pasti sudah gila kan? Sejak kapan dia seperti ini?" Kata Lucas
"Entahlah." Kata Robert
"Mungkin sejak dia menghilang? Ataukah mungkin setelah dia terkena suntikan itu?" Kata Luke
"Akhir akhir ini banyak sekali konflik yang kita dapat. Nasib kita sial sekali. Apakah tak bisa kita kembali seperti dulu hidup tenang. Tak ada berbagai konflik." Kata Vincent
"Kau tak akan bisa mengembalikan waktu." Kata Robert lagi
"Ditambah lagi Draco, Charlie, dan James hilang."
"Mereka tak hilang." Kata Ray
"Apa maksudmu?" Belum saja pertanyaan Lucas terjawab Tom sudah menyela.
"Darimana saja kau Ray?!?! Kau hilang tanpa sebab dan sekarang muncul tanpa alasan yang jelas pula. Memangnya apa yang sebenarnya terjadi?! " Tanya Tom
"Apa kau sudah gila memanggilku karena ingin menunjukkan sesuatu?! Kau beruntung aku selesai meeting! Memangnya alasan darurat apa yang ada hah?!?!"
"Apa kau mencari kami?" Kata Draco dari balik hutan disertai Charlie dan James.
"Kalian?! Darimana saja kalian?!?! Apa yang terjadi dengan celana kalian?!?! Penampilan kalian persis seperti gelandangan!! Dan kenapa kalian tak memakai baju?!?!" Tanya John
"Karena itu sia sia." Kata Charlie
"Apa maksudmu?" Tanya Tom
"Mau bagaimana pun bajunya akan robek nanti." Kata Ray
"Aku sama sekali tak mengerti maksud kalian." Kata Vincent
"Ada yang sesuatu yang akan kami tunjukkan pada kalian. Kami tak bisa menutupi rahasia ini seumur hidup kan? Mau bagaimana pun kalian harus tahu." Kata Ray sambil memberikan isyarat pada Draco.
"Kumohon jangan panik dan lari." Kata Draco
Seketika itu pun Draco berubah menjadi serigala yang besar.
"Holly shit!!!"
"Fuck man!"
"Motherfucker!"
"Aku pasti sedang bermimpi!!"
"Bisa kalian tenang? Draco tak akan menggigit kalian." Kata Ray
"Charlie, James."
Seketika itu juga Charlie berubah menjadi singa yang besar sedangkan James berubah menjadi harimau besar.
"Giliranku." Kata Ray dan seketika itu juga Ray berubah menjadi panther yang 3 kali lipat dari seekor panther.
"Kalian ini apa!?"
"Ukurannya kalian sekitar 3 atau 4 kali lipat dari ukuran hewan buas sejenis kalian biasanya."
"Ini sulit dipercaya!" Kata Tom memegangi kepalanya.
"Tak pernah kulihat yang seperti ini seumur hidupku."
"Sial berarti itu kau James. Kenapa kau menggigit bagian belakang jasku!! Apa kau ingin membunuhku?!?!"
Harimau itu pun terkekeh.
Tak lama kemudian mereka pun mengubah diri mereka menjadi werewolf, werelion, weretiger, dan werepanther.
"Holly shit!!!"
"Damn!"
"Jesus Christ!!"
"What The Fuck!!"
"Relax tak usah takut, kami tak akan memangsamu." Kata Ray
"Ini sangat sulit dipercaya!!"
"Tom, bilang padaku ini cuma mimpi kan?"
"Kau sedang tak bermimpi Vincent."
"Tak mungkin mereka nyata. Setauku mereka adalah bagian dari imajinasi dan berada di film film."
"Seharusnya kalian percaya pada hal hal yang seperti ini. Imajinasi bisa menjadi kenyataan. Tak semua lahir dari kebohongan."
"Sial, kalian besar sekali!" Kata Tom
"Kita harus merahasiakan ini antar anggota." Kata James
"Semua anggota hadir disini kecuali Arthur." Kata Robert
"Jadi apakah kita boleh memberitahukannya?" Kata Luke
"Tidak. Rahasia ini cukup kita saja yang mengetahuinya. Jangan sampai yang lain tahu."
"Baiklah." Kata Lucas
"Oh sial!!" Kata Robert ketika baru saja membuka handphonenya.
"Ada apa?!" Tanya Lucas
"Sebuah ledakan baru saja terjadi di rumah Krystall!"
Draco dan Charlie pun bergegas berlari cepat ke sana.
Sesampai di rumah Krystall.
Draco dan Charlie pun sudah melihat rumah Krystall yang besar sudah terbakar dan beberapa orang dari dalam rumah itu meminta tolong.
Sebelum memasuki rumah Krystall, Draco dan Charlie pun menstransform diri merekamenjadi manusia.
Charlie dan Draco pun bergegas mengeluarkan para pembantu dan pegawai yang meminta tolong disana. Setelah itu Draco ke bagian atas dan menemukan ibunya sudah sekarat. Charlie menemukan bibinya dan keluarganya juga sekarat.
Mereka pun hanya bisa diam ditengah tengah api memandangi mereka.Semua ingatan buruk di masa lalu. Memenuhi pikiran Charlie dan Draco. Raut wajah mereka pun berubah menjadi marah.
"Draco tolong ibu! Ibu mohon padamu. Tolong maukah kau membantu ibu?" Kata Ibu Draco
Tangan Draco seketika itu mengepal. Rautnya berubah menjadi sangat marah.
"Apakah ketika aku meminta tolong pada ibu, kau akan menolongku?!?! Kau tak pernah membantuku kan?!?! Saat kau memukuliku dan aku meminta untuk berhenti memukulku, Apakah kau berhenti?!?! Tidak kan tentu saja tidak!!! Apa kau bahkan menyayangiku?!?! Tidak kan!!! Kalau begitu perilakuku akan sesuai dengan perbuatanmu yang kau lakukan padaku dan Charlie."
"DRACO KAU TAK BISA MEMBIARKANKU MATI!!! AKU YANG MELAHIRKANMU!!!"
"Ya, ya, ya, aku tahu kau melahirkanku tapi kau tak menginginkan kehadiranku di dunia ini kan?!?! Kau hanya ingin uang ayahku. Kau bahkan lebih menyayangi anak orang lain daripada aku dan Charlie. Kau bahkan tak pernah ada untukku. Untuk apa aku harus membantumu?"
"Kau harus bantu ibu!!! Kenapa kalian membantu pembantu dan pegawai berengsek itu daripada keluargamu?!?!?!"
"Karena mereka selalu baik pada kami. Di saat dulu kami tidak diberi makan, mereka yang memberikan kami makan diam diam. Di saat kau mengunci kami di gedung gelap, mereka yang membukakan pintu. Bukan kau ataupun keluarga Krystall yang lain."
"Draco kau tak bisa meninggalkanku mati!!"
"Sudahlah bu anggap saja ini karma. Oh maaf maksudku Rossie. Aku tak pernah ingat punya ibu. Kau sendiri yang sering bilang dan berharap aku dan Charlie bukan anakmu kan. Kau juga bilang kau menyesal melahirkan kami."
"DRACO!!"
"Selamat tinggal sampaikan salamku ke neraka berengsek!!" Kata Draco sambil pergi secepatnya dari rumah itu.
DUARRR!! Rumah besar itu pun meledak. Rumah Krystall pun terbakar habis. Meski api besar masih menyala. Petugas kebakaran ataupun kepolisian pun belum sempat datang.
"Kau tak bisa menyelamatkan mereka Charlie?"
"Tidak, aku hanya bisa diam sementara mereka mengemis minta tolong." Kata Charlie sambil menghisap rokoknya.
"Hal yang sama terjadi denganku." Kata Draco
"Kenapa aku bahagia melihat mereka mati ya? Beruntunglah ada api yang terbakar di rumah mereka. Bilang saja nanti pada pegawai dan pembantu kita tak bisa menyelamatkan mereka." Kata Charlie
"Itu menjadi masalah kecil bagiku.Aku pintar berakting." Seringai Draco
"Entah kenapa aku tak bisa mengingat satu hal baik yang pernah mereka lakukan pada kita." Kata Charlie
"Itu karena mereka tak pernah berbuat satu pun hal baik untuk kita." Ucap Draco
"Setidaknya aku lega.Si tua bangka itu tak memeras uang ayah lagi." Kata Charlie
"Kau benar, kita bisa hidup tenang sekarang. Tanpa adanya dendam di hati kita." Kata Draco
"Aku sangat lega membalaskan dendamku. Semuanya berjalan dengan lancar."
"Maksudmu kau ada di balik kebakaran ini?" Tanya Draco
"Ya, aku sudah tak bisa menyimpan dendam ini lagi dan polisi tak akan menemukannya." Seringai Charlie
"Aku sangat bangga padamu." Kata Draco