webnovel

The Prosecutor : End War of Amideth

Fantasy
Ongoing Β· 12.6K Views
  • 3 Chs
    Content
  • 5.0
    14 ratings
  • N/A
    SUPPORT
Synopsis

Rico adalah seorang anak yang biasa saja, ia tidak mengetahui bahwa sebenarnya ia seseorang yang memiliki darah sang legenda panah di dunia Amideth, dunia yang tidak pernah ia ketahui sebelumnya. Namun ia mengetahuinya setelah Carther salah satu penghuni Amideth menjelaskannya dan mengatakan bahwa mereka membutuhkan Rico dan sang ayah untuk memerangi kaum Glogs yang dengan berani menculik salah satu anak dari kaum Wit yang diyakini bisa memulihkan kembali kehancuran yang diakibatkan oleh kaum Glogs saat itu. Pada awalnya, Rico tidak meyakini cerita Carther, namun setelah ia bertemu dengan sang jaksa di dalam mimpinya dan mendengar langsung kisah Dunia Amideth dari sang Ayah, Rico pun memutuskan untuk membantu Carther menjatuhkan kaum Glogs di Amideth. Bagaimanakah kisah perjalanan Rico untuk membantu Kaum-kaum yang menaruh harapan besar kepada dirinya? Akankah ia dan Carther berhasil menyelamatkan seorang keturunan Wit yang kuat itu? Apakah Mereka berhasil memenangkan perang besar yang terjadi di Amideth?

Tags
2 tags
Chapter 1Once upon a Time

Dunia Amideth, itulah yang dikenal sebagai dunia yang dipenuhi oleh segala kekuatan, baik para penyihir, peramal, Kesatria, Putri yang terkutuk, Cermin ajaib, Cermin Hitam, sang Pemanah dan bahkan seorang Jaksa. Mungkin kalian akan berpikir, apakah mereka memang ada?? ya … mereka hidup berdampingan di Bumi, namun memiliki dunia yang berbeda. Di mana hanya sebuah pintu dimensi lah yang bisa membuat mereka saling menyeberangi dunia satu sama lain, antara Bumi dan Amideth.

Amideth, tidak seperti bumi. Hanya orang-orang yang memiliki kekuatan lah yang berhak menginjakkan kakinya di tanah suci itu. Meski pun berbeda dengan Bumi, namun Dunia Amideth juga memiliki satu hal yang sama persis seperti Bumi yang disinggahi oleh manusia yang normal. Yaitu sifat dari para penghuninya, hitam dan putih akan selalu ada di seluruh alam semesta, yang menjadikan mereka-mereka para penghuninya sama-sama membutuhkan sebuah keadilan untuk menyeimbangi kedua sifat tersebut, atau lebih tepatnya menekan hal negatif agar tidak menguasai dan juga mempengaruhi hal yang positif, seperti manusia normal lainnya.

Kaum Amideth juga menginginkan hal yang terbaik di dalam dunia mereka, memberantas kejahatan agar tidak merusak tatanan alam semesta. Maka seorang jaksa pun hadir diantara keresahan yang dirasakan oleh seluruh kaum yang ada di Amideth, Jaksa atau yang mereka bilang adalah sang penentu, tidak datang dari kaum manapun. Namun, ia hadir ketika sang penyihir dan peri tanaman mendapati seorang lelaki dengan pakaian yang tidak biasa tengah terlelap diantara bunga-bunga Bittersweet, Nightshade dan juga Rudbeckia. Ketiga tanaman yang melambangkan kebenaran serta keadilan.

Lelaki itu bukan lah seorang peramal, namun ia bisa melihat kebaikan dan kejahatan hanya dengan melihatnya dalam satu kali tatapan, yang membuat dirinya begitu di percayai oleh seluruh kaum yang ada di Amideth.

Saat itu keadaan tengah baik-baik saja, namun kondisi berubah ketika kaum penyihir yang kala itu hanya terdapat satu kaum, kini terbagi menjadi empat kaum. Seperti yang sudah di singgung, jika Amideth adalah tempat di mana manusia yang memiliki kekuatan lah yang bisa tinggal di atas tanahnya. Diantara banyaknya kaum, ada tiga kaum yang mendominasi dan cukup disegani oleh kaum yang lainnya karena kehebatan mereka yang tidak bisa diragukan. Ketiganya berasal dari kaum yang sama, ialah kaum para penyihir yang sudah terbagi menjadi empat bagian. Batch, Heal, Wit dan Glog's. dari satu kaum yang terpecah menjadi empat ini lah ketiganya berasal dan mampu mendominasi dan cukup meresahkan di dunia Amideth. Diantaranya Heal, Wit dan Glog's.

Karena perpecahan kaum ini lah keributan sempat terjadi. Ketiga kaum itu saling melempar sihir untuk menunjukkan mana yang lebih hebat dan layak untuk berkuasa diantara keempat kaum tersebut, tentu saja perang yang dilakukan oleh ketiganya begitu merugikan dan meresahkan kaum yang lainnya yang tinggal di dunia Amideth. Maka, di sini lah peran dari sang jaksa diperlukan. Seluruh kaum setuju jika Jaksa lah yang berhak untuk memutuskan siapa yang menjadi nomor satu dan layak untuk menjadi seorang pemimpin diantara keempat yang lainnya. Yang pada akhirnya sidang pun di laksanakan. Dengan ratusan kaum yang hadir untuk menyaksikan persidangan yang di lakukan oleh sang Jaksa di wilayah peradilan, ialah sebuah aula terbuka yang sangat luas yang membentuk sebuah lingkaran dengan lantai serta tiang-tiang yang terbuat dari batuan marmer yang indah, atap yang menutupi aula itu hanyalah daun-daun dari pepohonan rindang yang ada di sekitarnya, di sana terdapat banyak sekali tribun untuk para kaum yang hadir duduk, agar para kaum bisa langsung menyaksikan sang jaksa yang akan memutuskan peradilan mana yang akan ia putuskan saat itu_di atas podium yang terbuat dari logam hitam yang tingginya lebih dari para terdakwa atau para saksi yang akan diadili dan ditanyai.

Dalam sidangnya kali ini, Jaksa tidak memutuskan siapa yang berhak menjadi nomor satu pada saat itu. Sang Jaksa dengan netral mengatakan,

"Di dalam mata saya, saya tidak bisa melihat mana yang kuat dan mana yang lemah. Ketiga diantara kalian adalah kuat, tangguh, dan juga teliti. Masing-masing dari kalian memiliki warna yang unik, yang tidak bisa dibandingkan satu sama lainnya. maka dari itu, saya putuskan untuk tidak menentukan siapa yang terkuat dan siapa yang terlemah. Keputusan ini juga tidak akan memberikan hasil yang kosong kepada ketiganya, oleh karena itu saya memberikan masing-masing tugas besar yang akan kalian tanggung agar setidaknya kalian merasa kehebatan masing-masing dari kalian dihormati di Amideth." keputusan yang diucapkan oleh sang Jaksa, tentu saja membuat ketiganya bereaksi, namun karena kalimat selanjutnya yang ia jelaskan membuat ketiganya pun kini kembali menjadi tenang dan kembali berusaha untuk mendengarkan apa yang diputuskan olehnya.

"Kejahatan di kaum kalian pasti akan selalu ada, karena ada dua sisi di dalam ajaran kalian yang tentunya dapat dengan bebas kalian pelajari. Namun, mulai dari saat ini. Alangkah baiknya jika kalian hanya menggunakan satu sisi sihir saja dan menyimpan sisi yang lainnya. Oleh sebab itulah saya ingin memberikan tugas kepada kalian bertiga yang terkuat di antara yang lainnya. Glog's, kalian memiliki barrier yang sukar untuk ditembus, oleh sebab itu saya memberikan kalian tugas untuk menjaga pusaka-pusaka dan buku-buku yang berkaitan dengan black magic, tidak boleh ada yang menyentuhnya dan tidak boleh ada yang menggunakannya. Wit, kalian adalah kaum yang memiliki sifat positif yang tinggi dan saya sebenarnya mengetahui hal itu ketika kedua mata saya menatap mata kalian, maka dari itu saya menugaskan kalian untuk menjadi sang pemulih, yang bertugas untuk memulihkan dan membersihkan sisa-sisa aura jahat yang ada dengan sihir kalian. Dan yang terakhir, Heal … kalian adalah kaum yang paling waras yang akan selalu menggunakan otak dibandingkan dengan hawa nafsu, kalian juga lah yang memiliki kekuatan penyerap dan pelontar. Maka dari itu saya tugaskan kalian untuk menjadi sang penghukum, yang nantinya kalian akan bekerja di bawah keputusan saya. Kalian hanya akan melakukan penghukuman apapun yang nantinya saya jatuhkan kepada para pelanggar. Dan itu adalah masing-masing tugas penting yang saya berikan kepala kalian bertiga." itulah tugas yang diputuskan oleh sang jaksa, yang tentu saja memuaskan bagi ketiga kaum yang merasa bahwa tugas yang diberikan oleh sang Jaksa memang sesuai dengan kekuatan mereka dan mereka sepakat untuk menjadi yang terbaik kala itu.

Itu baru satu permasalahan yang muncul yang diakibatkan oleh kaum penyihir, beruntungnya keputusan dari sang jaksa yang diberikan kepada mereka saat itu sangat mempengaruhi keempat kaum tersebut dan kedamaian pun perlahan membesar dan permasalahan pun perlahan memudar. Namun, tidak ada hal yang bisa menghilang dengan begitu saja.

...

You May Also Like

Last Boss

Kenapa Iblis itu harus dibunuh? Pertanyaan itu muncul di kepalanya ketika ia diminta untuk mengisi kuisioner setelah dirinya berhasil mengakhiri game yang baru saja keluar kemarin. Edward, dia adalah seorang pelajar SMA tahun terakhir yang memiliki hobi bermain game. Dia adalah seorang maniak, hampir semua game yang dikeluarkan 2 atau 3 tahun sudah ia selesaikan. Game baru keluar, Aester World, ia menamatkannya hanya dalam waktu kurang dari 48 jam. Game menunjukkan credit staff yang terlibat bergerak ke atas sebagai tanda akhir dari permainan, namun ketika kredit selesai muncul sebuah pertanyaan. Ia berpikir jika itu hanya ulasan untuk iklan game mereka, namun semakin lama muncul pertanyaan yang semakin aneh. Hingga terakhir muncul sebuah pertanyaan yang tidak bisa ia jawab. Kalau begitu, bagaimana jika Kamu menjadi Raja Iblis? Monitor seketika berubah menjadi warna putih, cahaya dari layar menjadi sangat terang daripada biasanya sampai membutakan matanya untuk sesaat, lampu kamar tiba-tiba menyala sangat terang lalu meledak. Ruangannya bergetar hebat seolah di terjang gempa, ia melompat dari kursi karena panik, berlari kearah pintu keluar. Ketika matanya terbuka, semuanya berubah. Tidak ada lagi ruangan sempit yang berantakan, tidak ada lagi cahaya monitor yang menjadi sumber cahaya ruangannya. Semuanya berubah, hanya ada ruangan luas dengan cat merah gelap, ranjang yang luas, dan seorang perempuan yang siap melayaninya kapan saja. Ia berubah menjadi Boss Terakhir dari game Aester World, mungkin itu terdengar sangat luar biasa namun tidak untuknya ketika tahu takdirnya akan berakhir di tangan sang pahlawan. "Jangan bercanda! Aku tidak mau hidup ku berakhir! Aku akan bertahan hidup dan mengubah takdir ku!"

Sonzai Β· Fantasy
4.7
181 Chs

ratings

  • Overall Rate
  • Writing Quality
  • Updating Stability
  • Story Development
  • Character Design
  • world background
Reviews
Liked
Newest

SUPPORT