8 Salju

{Musim Salju}

Hah ... hah ... huh, lagi-lagi aku bermimpi. Kalung mutiara biru menyala, aku rasa mutiara ini menyala setiap kali aku terbangun dari mimpi. Mungkinkah mutiara ini mesin waktu atau sesuatu yang sudah di rancang sejak dahulu kala? Jadi aku memang sudah ada sejak masa itu, bahkan sebelum lahir ke dunia. Aku yang masuk pada tubuh mereka di masa itu, pasti terbunuh oleh orang yang sama. Oh tidak, jika waktu dapat mengulang kembali, aku harusnya tidak menemui penyihir itu, memohon padanya adalah sia-sia. Jadi ... ini semua salahku ... heks ... heks ..., seharusnya aku tidak ada di sana ....

"Jangan menangis anak baik, semua ini sudah menjadi takdirmu. Kau tidak bersalah, kau bahkan menyelamatkannya, hanya saja kau tidak tahu itu."

"Benarkah? Tunggu, si ... si apa kau? Darimana asal suaramu?" tanyaku kaget. Aku yang melihat sekeliling tidak dapat menemukan siapapun.

"Aku adalah Ratu Sabiru." Seseorang keluar dari mutiara biru yang kupakai.

"Ra.. Ra.. Ratu? Dalam mutiara?" heranku.

"Ya, aku Ratu dari masa lalu. Tugasku adalah membawa pangeran ke masa lalunya," ucap Ratu Sabiru.

"Membawa pangeran?" Benar, seketika sehelai daun jatuh padaku memberi sebuah misi baru.

Sekarang namaku adalah Schnee-J, berumur 17 tahun, pria tampan dengan tindik di telinga dan kelemahanku adalah bertanya. Identitas dari kalungku adalah salju.

"Tunggu, bagaimana dengan Amoi, bukankah kau bilang tugasmu adalah membawa pangeran ke masa lalunya? Amoi adalah seorang putri," tanyaku penasaran.

"Heumm ... biar kulihat. Schnee-J, Amoi, Violet dan Cristal adalah penerus tunggal dari kerajaan, yang mati di tangan penyihir," ucap Ratu Sabiru. Dia sepertinya tahu semuanya.

"Kau tahu semuanya? Bisakah kau memberi tahuku apa yang terjadi pada masa itu!" aku berharap padanya.

"Baiklah, saat pesta kehamilan putri Katrinei, putri Buroe melampiaskan amarahnya pada hewan-hewan di hutan, saat itu dia sudah menyerah dengan hidupnya, dia telah dibutakan oleh cinta sehelai kertas dari pangeran Buth. Dia merencanakan bunuh diri di atas bukit air mayon.

Menurut sejarah pada masa kerajaan Raja Cviues, beliau orang pertama yang menemukan air mayon. Air mayon adalah air warna yang berubah sesuai kepribadian seseorang.

Saat itu, sebelum putri Buroe hendak bunuh diri, dia melihat air mayon berubah menjadi warna hitam. Begitu marahnya putri Buroe hingga dia melempari terjunan air mayon dengan batu. Dia menyadari bahwa batu itu tidak jatuh ke dasar sungai, tapi menghilang. Putri Buroe mendekati terjunaan air mayon dan ternyata dia melihat ada gua kecil di belakangnya.

Putri Buroe memasuki gua kecil tersebut, tapi bagaimana terkejutnya dia saat melihat isi di dalamnya yang begitu luas. Isi dari setiap sudut gua itu adalah mutiara yang beragam warna, itulah yang membuat air mayon merubah warnanya. Semua mutiara itu bersatu kecuali mutiara yang berwarna hitam, dia terkunci di dalam akuarium. Walaupun mutiara hitam hanya ada satu, tapi menurut buku karangan ilmuan raja Cviues kekuatan mutiara itu sangat dahsyat. Dan cerita itu benar, bukan sekedar cerita karangan fiksi.

Putri Buroe mencoba melakukan hal jahat, sesuatu yang di pikirkannya hanyalah cara untuk melenyapkan putri Katrinei.

Setelah mencuri mutiara hitam tersebut, putri Buroe pulang ke istana secara diam-diam. Dia tidak tahu setelah dia mengambil mutiara hitam itu air mayon dan semua mutiara menghilang. Di juga tidak tahu, semua mutiara adalah Ratu dari kayangan. Tapi, aku tidak akan membiarkan diriku menghilang, aku bersembunyi di atas sela-sela gua. Semuanya menghilang kecuali aku yang tertinggal dalam gua dalam waktu yang sangat lama, sehingga kau menemukanku. Saat itu aku sedang berusaha mengubah mata air menjadi warna biru, dan kau datang melepaskanku dari rasa rinduku padamu." Begitu panjang ceritanya, aku mulai kehilangan cerita putri Buroe.

"Setelah putri Buroe masuk ke istana secara diam-diam, lalu apa yang terjadi?" aku bertanya kembali padanya, untuk mendengarkan cerita selanjutnya yang lebih panjang.

"Setelah itu, putri Buroe mencoba membuat ramuan sihir di ruangan yang terlarang. Tampaknya seseorang masuk dan mencoba menghentikannya."

"Maksudmu putri Amoi?" tanyaku.

"Tidak, tapi kau lah yang mencoba menghentikannya," jawabnya sambil tersenyum.

"Tunggu kau kenal aku?" tanyaku penasaran.

"Kau tidak bertanya sebelumnya. Tentu saja aku megenalmu."

"Jadi, kau tidak pernah berpikir bahwa aku ini Pangeran Schnee-J?" tanyaku lagi.

"Semua tubuh yang di bangkitkan oleh daun ajaib dan aku sudah bilang sebelumnya yang kau pakai itu adalah tubuh penerus tunggal dari kerajaan terdahulu. Semua tubuh yang terkena sihir putri Buroe sebagai ramuan yang disihirkan pada kandungan putri Katrinei.

Kau tahu mengapa aku berkata lebih awal bahwa, aku adalah Ratu yang ditugaskan untuk membawa pangeran ke masa lalunya?

Karena empat bulan setelahnya, seorang Ratu tunggal yang bernama Samy datang dan melihat gua kecil itu yang tak lagi mengeluarkan airnya. Dia tergesa-gesa mencuri mata air yang sudah ku pancarkan cahaya biru. Aku menampakkan wujud asliku padanya dan bertanya "Mengapa kau mencuri airku?" Dia berkata padaku, "Ini adalah perintah putri Katrinei". Aku rasa putri Katrinei sudah tahu rencana jahat saudaranya itu, hanya saja dia tidak mau mengatakannya dan terus berpura-pura di hadapan pangeran, namun ada kecemasaan terhadap putra yang dikandungnya dan mengatakan yang sebenarnya pada Ratu Samy, teman memanahnya.

Putri Katrinei memohon pada Ratu Samy agar semua orang tidak tahu akan hal itu, dan menyuruhnya mengambil air mayon untuk mengalahkan sihir hitam.

Tapi, aku mencegahnya. Aku berkata padanya bahwa tidak ada yang bisa mengalahkan sihir dari mutiara hitam, jika aku bisa membantu, maka biarkan sihiran itu terjadi. Ratu Samy seketika takut melihatku, aku menjelaskan padanya apa yang akan terjadi di masa depan jika dia ingin putri Katrinei dan putranya selamat.

Seperti yang aku sampaikan pada ratu Samy, dia membeikan putri Katrinei kalung segitiga biru dan melakukannya seperti yang kukatakan.

Saat pulangnya ratu Samy dari istana, tanpa sepengetahuan siapapun, putri Buroe menagkap ratu Samy, karena dia curiga dan merasa ratu Samy dan putri Katrinei sedang merahasiakan sesuatu darinya. Ratu Samy berjanji pada hidupnya untuk merahasiakannya sampai mati, bahkan jika itu mati ditangan penyihir jahat, tidak akan pernah merasa menyesal." Seketika Ratu Sabiru menitikkan air mata.

"Kau menangis karena apa?" tanyaku.

"Aku tidak menangis, aku sangat bahagia. Akhirnya masa yang dinantikan telah datang."

"Apa maksudmu?" Kata-katanya sangat menganehkan.

"Kau ... adalah ... seseorang yang dinantikan di masa depan. Heks ... aku tak sanggup menahannya. Kau ... adalah ... Pa ... Pa ... Pangeran Kerajaan Konai terakhir, Pangeran Buth Stefan, yang hilang karena sihiran putri Buroe. Kau selamat karena ibumu, putri Katrinei memakai kalung segitiga biru yang ku berikan saat itu, dan ... aku berjanji pada ibumu untuk mengungkapkan kebenarannya padamu, setelah itu aku akan kembali ke kayangan. Heks ..." Ratu Sabiru menangis bahagia.

"A ... apa? Hah ... tidak mungkin! Aku Pangeran?" Sesatu yang tak dapat kupercaya, aku pasti bermimpi lagi. "Lalu, bagaimana saat aku, maksudku ratu Samy berjumpa dengan putri Katrinei di jembatan kayu, aku rasa dia tidak mengenalku," ucapku masih tak percaya.

"Kau salah Pangeran, ibumu tahu bahwa itu kau, namun dia tak mau gegabah. Dia akan menantimu sesuai sejarah itu terjadi. Dengarkan aku Pangeran, jika kau ingin menemui ibumu, maka lenyapkanlah putri Buroe. Kau tidak perlu takut, putri Buroe seharusnya sudah tiada, dia tidak ingin mati sebelum menemukan putri Katrinei, yang dilakukannya adalah mengawetkan hidupnya dari bangkai dan iblis. Pergilah Pangeran! Lenyapkan penyihir itu dengan sihirannya," tegas Ratu Sabiru.

"Baiklah, aku mengerti sekarang (menghapus air mataku) akan ku lenyapkan putri Buroe dan menyelamatkan ibuku! Terima kasih ratu Sabiru, tapi sebelum kau kembali ke kayangan, bolehkah aku meminta mata air yang kau pancarkan itu?"

Senyuman Ratu Sabiru memberi rasa percaya akan masa kebenaran pasti terungkap. Dia bukan hanya mengatakan 'ia' namun, dia menggenggam tangannya dan berkata "Air yang jernih dapat meleburkan batu kotor, ketulusan seseorang hanya dapat di lihat dari jernihnya air".

Aku berlari sekuat tenaga ke rumah penyihir itu. Aku tidak peduli bila aku terjatuh maupun terpeleset, bagaimanapun aku harus melenyapkan penyihir itu, meskipun setelahnya aku tidak tahu, aku hidup atau mati. Tidak, meskipun aku harus mati pada akhirnya, aku mohon Tuhan, biarkan aku melihat ibuku dan memanggilnya 'ibu', walaupun hanya sekali seumur hidupku.

***

avataravatar
Next chapter