webnovel

The Power of Laura

Laura,seorang pemburu 'laki-laki' cantik,tampan nan seksi,tak sengaja mengalami kecelakaan ketika mengikuti acara penjelajahan di hutan yang katanya begitu tersembunyi dan sulit dijelajahi.Ia terluka.Namun daripada kesakitan dan takut,ia malah kesal sendiri.Ya karena dia sendirian dan nampak nya teman-teman nya tak menyadari hilang nya dia. Hingga ia bertemu dengan seorang pemuda super tampan yang nampak nya tersesat dan juga terluka di hutan itu.Saat pertama kali ia melihatnya,Laura benar-benar terpesona.Bagaimanapun,sebagai seorang 'pemburu',untuk pertama kalinya ia melihat yang semenakjubkan ini.

SakuraBlossom667 · Fantasy
Not enough ratings
36 Chs

22. Berkaitan?

Laura tak ada henti nya memperhatikan Raphael.

"Kenapa kau menatapku seperti itu? Apa karena aku terlalu tampan?" tanya Raphael bercanda.Jarang sekali orang sedingin dan sekaku dia bercanda seperti ini."Ya,kamu memang terlalu tampan" jawab Laura tanpa malu mengakuinya.Membuat Raphael tersedak dengan candaan nya sendiri.

Laura memang selalu seperti ini.Tidak malu untuk berterus terang.Bahkan jika itu hal yang memalukkan sekalipun.Laura kembali fokus memesan makanan yang dibelinya.

"Laura!"

Keduanya secara spontan menoleh.Laura karena merasa dipanggil dan Raphael refleks ingin tahu.Yang mereka lihat adalah Samuel muncul.

"Mau makan bersamaku?" tanya nya dengan senyum amat manis.Belum sempat Laura menjawab,Raphael menjawab terlebih dahulu.

"Apa kau buta? aku sekarang bersamanya"

Suaranya datar dan dingin sekali.Membuat Samuel tanpa sadar segan.Walau tak mengatakan apapun,dilihat dari ekspresinya,ia tak berani membantah.

"Bagaimana kalau bersama-sama?" tanya Samuel pada Laura.Tak berani menatap Raphael.Laura sendiri menatap ekspresi Raphael yang berubah dingin.Kan Laura jadi bingung.Apa yang harus dilakukan nya?

"Ya,sebenarnya aku tak apa.Hanya saja-"

"Wah,terimakasih banyak!!!"

Laura terdiam begitu Samuel memotong kata-kata nya.Membuat Raphael yang menyimak,mengerutkan alis nya.Ia tanpa banyak bicara segera menarik tangan Laura menjauh.Samuel bergegas mengikuti mereka berdua.

Walau jauh dalam hati dia ingin sekali memarahi dan merebut tangan Laura,nyali nya tak sebesar Gabriel,si anak baru yang berani bersikap kurang ajar di depan mereka,apalagi di depan Raphael.Raphael ini,walau nampak menyendiri,tampan dan menawan,dia tetap saja nampak menyeramkan.Apalagi dengan aura pekat dan kuat yang mampu menekan siapapun.

Dan hanya Laura dan si anak baru Gabriel itu lah yang nampak nya tak mempan di hujani aura pekat pemuda itu.

Mereka kini duduk di meja paling pojok.Raphael banyak diam.Secara mengejutkan,Laura yang biasanya sangat cerewet pun,ikut diam.Samuel bahkan merasa canggung untuk memulai mengobrol dengan Laura.

"Hm,kamu selalu suka bagian ini bukan?" tanya Raphael sembari menaruh bagian daging yang ditaburi banyak lada atau merica."Hehe,kau tahu lebih baik" cengir Laura.Ia kemudian tanpa banyak bicara beralih mencolek dan menaruh banyak-banyak saus kacang dari nampan makan Raphael.

"Kamu benci ini,bukan? aku akan memakan nya untukmu" jawab Laura seraya tertawa pelan.Samuel merasa menjadi nyamuk berada disana."Apa pacar mu tahu tentang ini,Laura?" tanya Samuel yang terlanjur penasaran.Memecah suasana yang sempat menghangat tadi.

"Apa maksudmu?"

Bukan.Bukan Laura yang mengatakan itu.Tapi Raphael!

"Y-ya...hanya saja kalian sangat dekat" jawab Samuel segan.Apalagi begitu ditatap begitu tajam oleh Raphael."Tentu saja,karena Raphael sudah seperti sahabat dan saudaraku" jawab Laura enteng.Memecah perselisihan.

Apalagi ia masih agak kesal dengan Samuel.Entah mengapa sejak investigasi penjebakan di hutan itu,ia merasa pasti para perempuan yang rata-rata penggemar dan pengagum berat pemuda itu yang menjebaknya.Ah,Laura sadar.Harusnya ia menjaga jarak saja dari laki-laki!! Dan sekarang ia membuat irisan.

Ia pun teringat bagaimana terhapus nya pesan-pesan,dengan Gabriel sebagai pelakunya.Membuat Laura tak bisa menahan senyumnya.

"Kenapa kau tersenyum?"

Pertanyaan Raphael memecah renungan nya.Laura mengerjapkan matanya dan menjawab dengan santai.

"Hehe,aku yakin,kamu sudah menebaknya" cengir Laura.Raphael mengangguk dan diam.Nampak merenungkan sesuatu.Entah apa.Samuel sendiri memilih diam daripada harus langsung berhadapan dengan Raphael yang begitu menyeramkan.

Melihat raut serius Raphael,kembali membuat Laura ingat mimpi itu.Sebenarnya ada apa? Akhir-akhir ini ia selalu diganggu oleh mimpi aneh itu!

Dan kali ini kenapa harus yang mirip dengan Raphael?.Setelah Gabriel,kini Raphael.Apa ini memang saling berkaitan dan mengisyaratkan sesuatu? tapi apa? dan...bagaimana bisa?!

Laura ingin sekali mengabaikan itu.Namun setiap melihat Raphael dan Gabriel atau ingat mimpi itu,otaknya tak akan bisa berhenti bekerja.Membuatnya pusing seketika.Ia akan terus memikirkan nya.Mimpi itu sungguh mengganggu nya.

"Laura,apa sepulang sekolah kamu ada waktu?" tanya Samuel memberanikan diri."Kenapa?" Laura sengaja tidak mengiyakan.Tergantung apa yang akan dikatakan Samuel berikutnya."Jawab saja,ada atau tidak?" Laura agak mengerutkan alisnya.Sejak kapan Samuel berubah secepat ini? dia...jadi lebih menyebalkan!!!!

"Kenapa kau memaksanya?"

Raphael kembali turun tangan.Membuat Samuel tak berani lebih jauh lagi.Dan dengan hati-hati menjawab.

"Karena aku ingin mengajaknya hang out" jawab Samuel.Raphael melirik Laura."Selama kamu berani minta izin ayah ku" jawab Laura enteng seraya mengedikkan bahu nya.Membuat harapan Samuel sirna.Ia ingat bagaimana menakutkan nya ayah dari Laura.

Dia sangat menyeramkan! Bahkan melebihi Raphael dan Gabriel.Apalagi saat tahu Laura tertinggal di hutan sendirian,raut marah nya seolah siap membantai nya dan para peserta yang berhasil keluar.

"Ti-tidak bisa...langsung saja?" tanya Samuel menawar,ragu."Kenapa? Ayah ku akan tahu dengan cepat.Lagi pula,aku tak bisa hang out seenaknya tanpa sepengetahuan Gabriel" ia sengaja menyebutkan Gabriel.Ia tak ingin Gabrielnya yang polos terlihat bodoh di depan Samuel.

Lagipula,apa Gabriel memang terlihat bodoh? tidak!.Ia hanya terlihat bodoh dan menggemaskan di depan Laura.Sedangkan di depan orang lain? Jangan harap!!!

Samuel ingin mengatakan lebih lanjut,namun mulut nya serasa di bungkam kuat secara otomatis melihat bagaimana dingin dan menyeramkan nya Raphael menatapnya.Dingin dan tajam! belum lagi aura pekatnya!

Akhirnya Samuel hanya bisa diam dibawah tekanan Raphael.Ia hanya bisa pasrah saja.Dan Laura jelas merasa tenang.Walau begitu,dalam batin nya ia tengah berperang tentang mimpi itu.

🌹🌹

Laura mengecek ponsel nya dan membaca catatan digital harian nya.Ia mengetikkan semua mimpi yang di alami nya,berusaha saling menyambungkan setiap potongan-potongan mimpi tak lengkap itu.

Vampir dan werewolf yang bermusuhan,bersatu.Apalagi diingat-ingat,Felix dikatakan seorang Alpha.Dan ia yakin,Maria pasti seorang vampir bangsawan.Selain karena dilihat dari caranya berpakaian dan kesombongan dan keangkuhan nya,keberadaan pemuda tampan yang mengejar Maria dalam mimpi itu,yang sama elegan nya,membuat Laura semakin yakin.

Jika begini,Laura ingin tahu.

Apa Maria dan Felix akan selalu bersama dan bahagia sampai akhir? atau apakah mereka berpisah? Felix dengan mate yang bukan musuh nya? atau Maria dengan pemuda,yang mana sesama vampir sepertinya?

Namun,Laura sendiri,entah mengapa akhir yang dirasa sulit diprediksi,terasa akan menyedihkan.Tak semuanya selalu bahagia,bukan? Apalagi dengan perbedaan seperti ini.

Dibanding dengan jarak yang bermil-mil jauh nya,lebih jauh lagi jarak dalam perbedaan seperti ini.Selain karena akan timbulnya konflik,kesejangan nya terasa sangat nyata.

"Ah,kuharap tidak akan seperti itu"

Hola holaaaa balik lagi sama saiaaaa

Gimana sama chapter ini? Ada kilas balik ya ugha kaaan??

Udahlah,semua mirip aja nyehehe...but kek nya yang paling berefek itu emang kehadiran Gabriel sama Raphael...

Tapi kita liat aja nanti

Semoga kaliam sukaaaa

Thank You

SakuraBlossom667creators' thoughts