webnovel

The Next Level Player

Dunia yang tenang kini hancur setelah munculnya portal atau sering disebit gate. Monster-monster keluar dari gate itu menghancurkan seluruh Negara. Indonesia sendiri merupakan Negara berkembang yang ikut hancur, penduduknya habis terbantai oleh Monster. Pasukan Militer Tentara Negara Indonesia tidak sanggup untuk melawan Monster tersebut. Seluruh umat manusia mengalami kematian massal di seluruh Dunia. Namun, Sebuah Tembok besar ataupun Dinding pertahanan muncul. Manusia yang masih selamat pun berusaha untuk hidup di dalam dinding besar itu. Salah seorang Ilmuwan terkenal membuat sebuah cairan. Cairan itu bernama Sistem Game, orang yang menyuntikkan cairan itu kedalam tubuhnya akan merasakan sensasi saat sedang bermain game virtual reality. Sistem game memunculkan sebuah Status window pada pikiran mereka dan tersalur ke mata, sehingga mereka dapat melihat Status window milik mereka. Reus Rethrissa seorang anak lelaki yang baru saja berumur 20 tahun. Ia mendapatkan Cairan Sistem Game Spesial sebagai hadiah ulang tahun dari Ayahnya.

StillQeon · Fantasy
Not enough ratings
6 Chs

Chapter 2 - Sistem Game

Reus kembali ke rumahnya pada malam itu, dengan wajah yang sedih bercampur amarah.

Akhirnya ia telah mengetahui siapa Ayah kandungnya.

Seorang ilmuwan terkenal yang telah menciptakan cairan sistem game yang berguna sampai sekarang, Arta Rethrissa.

Namun dalam kematian ayahnya, itu bukan kematian yang pantas.

Dibunuh secara mengenaskan?

Anak mana yang tidak marah jika ayahnya dibunuh seperti itu?.

Namun rasa lelahnya mampu membuatnya terlelap dalam tidur panjangnya.

Reus tertidur hingga pagi menyapanya di hari esok.

Pagi ini adalah pagi yang Reus nantikan, karena dia akan mulai masuk ke wajib militer.

Tentu ini adalah impian anak-anak seumurannya.

Menjadi tentara dan melindungi kota dari serangan musuh, seperti monster yang berkeliaran diluar tembok dinding yang membatasi kota dan alam luar sana.

Reus yang sudah rapi dengan pakaian militernya, ia segera menuju ke meja makan.

Keluarganya sudah menunggunya untuk sarapan.

Mungkin ini adalah sarapan terakhirnya bersama keluarganya, karena ia akan masuk militer.

Tentu saja dilarang pulang sebelum waktu yang ditentukan.

"Pagi, Oppa!" sapa Hannie yang sudah duduk di kursi menghadap sarapan yang ada di mejanya.

"Wahh... Oppa tampan banget! Baju militer memang cocok untukmu!" Hannie terkagum melihat Reus sampai matanya berbinar.

Tentu saja, Reus dengan rambut yang sedikit acak-acakan menambah efek cool rate sebanyak 50%.

Tubuhnya juga sangat proposional, bisa dibilang tubuh idaman para lelaki. Tentu akan menambah efek kesan pada lawan jenis sebanyak 75%.

Dan wajah Reus juga sangatlah tampan.

Ya begitulah kalau MC mah, jarang ada yang jelek.

"Pagi juga, Adikku yang paling cantik!" ucap Reus sambil berjalan menuju kursi dan duduk tepat disamping Hannie.

"Heee... Apa kau sedang menggodaku, Oppa?" tanya Hannie menatap Reus dengan tatapan menggoda.

Namun Reus tak menghiraukan adiknya itu, karena itu memang sudah menjadi kebiasaannya.

"Kau sangat tampan, sayang!" sang ibu juga memuji Reus sambil menyiapkan sarapan di meja.

"Ahh... Sejak kapan anakmu ini terlihat jelek, Bu?" Reus yang selalu dipuji itu pun menjadi besar kepala.

"Haha!... Tetap saja aku lebih tampan darimu, Nak! Lihatlah, aku bisa mendapatkan istri yang cantik!" ucap Orion menyombongkan diri pada anaknya itu.

Heren hanya bisa tersenyum melihat kelakuan suaminya itu, ya itu bukan hal biasa lagi baginya.

Ia telah menikah dengan Orion selama 20 tahun.

"Lihat saja! Aku akan punya lima istri nantinya" ucapnya sambil membayangkan salah satu anime yang salah satu heroine-nya bernama Miku.

Hannie pun mencubit Kakaknya yang sedang membayangkan hal yang tidak-tidak itu.

"Hemm!!... Aku tidak akan memperbolehkanmu! Cuma aku yang akan jadi istrimu!" ucap Hannie dengan nada yang terdengar kesal.

"Hah?... Meskipun kau cantik, tapi mana ada yang mau sama wanita sedeng sepertimu!" Reus pun mulai mencari keributan dengan meledek adiknya itu.

"Hemm!!" wajah Hannie terlihat masam karena cemberutnya.

Cubitannya pun semakin kencang dipinggang Reus.

"Awww!! Sakit bangs*t!!" teriak Reus.

"Itu lah akibatnya jika kau berani melawanku!" ucap Hannie dengan penuh kemenangan.

Bukannya marah, Orion dan Heren tersenyum melihat kedua anaknya itu sedang bertengkar.

Meskipun bukan lahir dari rahimnya, Heren sangat menyayangi Reus. Begitupun juga Orion.

Mereka juga sangat bersyukur mendapatkan anak perempuan yang cantik.

"Harusnya kau bersyukur bisa menikahi wanita cantik layaknya bidadari surga ini, ahh aku bersedia menjadi istrimu!"

"Enggak!!" jawab Reus dengan tatapan jijik kearah Hannie.

Bugggg!!!

Sebuah pukulan kuat mengarah ke wajah Reus.

Setelah memukul Reus, Hannie pun menyantap sarapannya dengan santai.

Reus terkapar tak sadarkan diri dengan wajah yang bonyok akibat serangan One Punch Woman dari Hannie.

Lima belas menit kemudian, mereka semua pun sudah selesai sarapan.

"Reus, apa barang-barangmu sudah dibawa semua?" tanya Heren mencoba mengingatkan Reus yang sebentar lagi akan berangkat.

"Sepertinya sudah semua, Bu" ucap Reus.

"Hahh... Baguslah kalau begitu"

"Kapan kau akan berangkat, Nak?" tanya Heren.

"Sebentar lagi, Bu"

"Reus... Apa kau sudah mengetahui semuanya? Apa ada yang ingin kau tanyakan pada Ayah?" ucap Orion dengan wajah yang serius.

Reus sangat paham bahwa ayahnya sedang membahas tentang rahasia yang ia beritahu malam tadi.

"Hahh... Ayah sialan, aku ini tidaklah bodoh... Aku sudah mengerti semua!"

Mendengar jawaban dari Reus membuat Orion merasa lega, karena tak ada lagi yang harus ia sembunyikan.

"Apa kalian sedang membahas rahasia yang Ayah sembunyikan dari Oppa? Apa Ayah sudah memberitahu Oppa?" tanya Hannie penuh dengan rasa penasaran.

Orion pun mengangguk mengiyakan pertanyaan dari Hannie.

Hannie pun memegang tangan Reus dengan erat.

"Oppa?!~" wajah Hannie terlihat sangat mengkhawatirkan Kakaknya itu, karena ia tahu sangat berat untuk menerima kenyataan yang berat itu.

"Hey... Kau terlihat manis dengan wajah seperti itu" goda Reus.

"Kau tidak apa-apa kan, Oppa?" Hannie tak memperdulikan ucapan Kakaknya itu, ia masih terlihat khawatir.

"Hey... Lihatlah!" Reus tersenyum sangat manis, madu? Bukan apa-apanya dibandingkan senyuman Reus saat ini.

"Aku ini baik-baik saja!" ucap Reus meyakinkan Hannie.

Karena terlalu banyak melihat senyum manis Reus, Hannie terkena efek samping yaitu mengkhayal. Kini Hannie sudah terlihat seperti orang mabuk dan ia tersenyum-senyum sendiri.

"Ahh gawat... Kenapa aku mengeluarkan skill senyum pemikat wanita itu!" batin Reus menyesal, karena Hannie sudah terkena efek halusinasi tingkat tinggi.

"Ada apa dengan adikmu?" tanya Heren.

"Ahh tidak... Mungkin dia terlewat khawatir, makanya jadi seperti ini" Reus membohongi Ibunya.

"Aku baru tau kalau terlewat khawatir bisa seperti itu!" Orion pun juga ikut terbodohi dengan kebohongan Reus.

Beberapa menit kemudian, Reus pun sudah siap untuk berangkat.

"Ayah, Ibu aku berangkat dulu ya!"

"Iya nak, hati-hati ya!" ucap Heren.

Terlihat wajah Ibu dan Ayah Reus sangat tidak rela untuk melepas Reus.

Tapi mereka tak punya pilihan lain selain melepasnya untuk sementara waktu.

"Oppa!!" dari dalam rumah, Hannie berlari sambil memanggil Reus.

Ia langsung memeluk Kakaknya itu dengan kuat.

"Oppa!!"

Hannie terlihat sangat tidak rela untuk melepas Reus untuk pergi, ia menangis dipelukan Reus.

Meskipun sudah berumur 18 tahun, tapi ia tetap masih bisa terlihat seperti anak kecil.

"Hannie... Kenapa?"

"Oppa sudah mau pergi?"

"Iyaa"

"Jangan pergi!"

Hannie sangat tak menginginkan Kakaknya itu pergi.

Meskipun sering bertengkar, tapi hubungan Kakak dan Adik mereka cukup kuat.

"Sayang, jangan begitu... Kakakmu itu harus pergi, dia tidak akan pergi selamanya kok" Heren mencoba menenangkan anaknya itu.

"Hemmm!!!" Hannie malah semakin kencang memeluk Reus.

Reus pun sadar bahwa keluarganya tak akan mudah untuk melepaskannya begitu saja, walaupun hanya sementara.

Apalagi melihat Hannie yang begitu menginginkannya pergi.

Reus mengusap-usap rambut adiknya yang panjang dan lembut itu secara perlahan.

Betapa bersyukurnya ia mempunyai adik yang sayang padanya.

"Hey... Kenapa kau begitu takut? Aku tidak akan pergi lama, dan juga kau bisa menelfonku kalau kau ingin mengobrol denganku"

"Tapi kan..."

"Apa aku harus membuat sebuah janji padamu?" tanya Reus.

Hannie pun langsung menongakkan kepalanya memandang wajah Reus.

Reus pun juga memandang wajah adiknya yang tepat di dadanya itu.

"Kalau begitu, aku minta Oppa jangan lupa untuk pulang, jangan lupa padaku, jangan lupa pada Ayah dan Ibu, jangan telat makan, jangan makan makanan sembarangan, jangan telat tidur, jangan asal pilih teman, jangan berkata kasar—"

Reus hanya bisa tersenyum sambil mengkerutkan dahinya mendengar ocehan adiknya.

Begitupun kedua orangtuanya, mereka tak menyangka sang adik lebih perhatian daripada mereka.

"Dan juga, jangan genit pada gadis-gadis!" Akhirnya Hannie mengakhiri ocehannya itu.

"Iya bawel!" ucap Reus sambil mencubit pipi sang adik.

"Oppa bilang aku boleh menelfon kan?"

"Iya, nanti aku beritahu waktu-waktu luang yang pas untukmu menelfonku" ucap Reus.

"Beneran?!" Terlihat wajah Hannie sangat senang, matanya berbinar-binar.

"Iyaa"

Hannie pun kembali ceria, Reus sangat pintar untuk menenangkan adiknya itu.

"Kalau begitu aku pergi dulu, ya!"

Hannie pun segera melepaskan pelukannya yang mengikat tubuh kakaknya itu.

"Iya hati-hati, Oppa!"

Reus pun dengan berat hati ia melangkah pergi meninggalkan keluarga tercintanya.

Di perjalanan, Reus melihat mobil truk militer sedang menunggunya.

Ia pun segera menghampiri mobil itu, banyak orang yang sudah berada didalamnya.

Semuanya tampak seumuran dengannya.

Reus pun mengambil tempat kosong yang memang disisakan untuknya.

Setelah semuanya sudah lengkap, mobil truk itu pun segera melaju.

"Reus, aku tak menyangka kita bisa satu mobil!" ucap seseorang yang mengenal Reus.

Semua yang ada di dalam mobil rata-rata kenal pada Reus.

Karena berada di kota yang sama, tentu saja mereka adalah teman dari kecil.

Yah walaupun tidak terlalu dekat.

"Ahahaha! Rasanya aku mau pindah mobil!" ucap Reus.

Temannya itu pun terlihat kesal pada Reus.

"Kau ini! Selalu saja tidak berubah!"

Yah Reus sangat ahli membuat teman-temannya marah dengan candaannya yang dark itu.

Teman lainnya pun tertawa akan candaan Reus yang terkesan mengejek itu.

Tentu teman yang sedang jadi bahan ejekan semakin kesal.

"Pagi-pagi udah dimarahin, ngajak berantem?"

Lagi-lagi Reus membuat teman-temannya itu tertawa akan candaannya itu.

Reus menirukan adegan yang ada pada sebuah iklan susukita di televisi.

Sekitar satu jam, mobil truk pun sudah masuk ke sebuah dinding tinggi dengan melewati gerbang.

Ini adalah Kota ketiga, sedangkan tempat Reus tinggal adalah kota keempat.

Kota ketiga juga memiliki dinding tinggi. Jadi jika kota keempat berhasil ditembus monster, kota ketiga menjadi kota pertahanan selanjutnya.

Dinding kota yang berbentuk kotak ini ada lima bagian, kota kelima sudah berhasil dihancurkan, kota keempat hingga pertama masih bisa bertahan.

Kini kota keempat adalah kota terbesar setelah kota kelima yang telah hancur.

Kota pertama menjadi yang terkecil sesuai dengan dinding kotak garis pertahanan.

Setiap kota memiliki nama.

Kota keempat bernama Akku

Kota ketiga bernama Celest

Kota kedua bernama Deka

Kota pertama bernama Reka

Kini Reus bersama yang lainnya sudah berada di Kota Celest, Kota ketiga.

Setelah sampai di kamp pelatihan, Reus dan lainnya segera turun dari mobil yang membawa mereka.

Sudah banyak orang-orang berada di tempat itu.

Mereka semua memakai seragam yang sama seperti Reus.

Yang artinya mereka juga anggota-anggota militer yang akan melakukan pelatihan awal.

Hingga mata orang-orang tertuju pada seseorang yang baru datang.

"Hey... Bukankah itu anak Gubernur?"

"Ahh, iyaa... Apakah dia ingin ikut militer juga?"

"Wahh cantiknya~~"

"Ohh Dewiku, begitu cantik dirimu~"

Seorang wanita cantik dengan pakaian militer turun dari mobil truk militer bersama dengan yang lainnya.

Tapi dia menjadi sorotan orang-orang.

Karena dia adalah wanita idaman bagi laki-laki seumurannya.

Selain anak bangsawan, dia juga anak seorang gubernur. Orang paling penting di seluruh kota yang ada dalam dinding ini.

Namun sorot mata Reus tidak sedikitpun menyukainya.

Reus menatap wanita itu dengan tatapan yang ingin membunuh.

Hal itu karena Ayah wanita tersebut terlibat dalam pembunuhan Ayah Reus.

Tentu Reus sangat membencinya.

"Jadi dia anak si bangs*t itu?!" batin Reus penuh amarah.

Di sisi lain, wanita itu sangat risih menjadi pandangan banyak orang.

"Inilah aku benci menjadi anak orang terkenal! Kenapa aku tidak lahir di keluarga miskin aja sih!" batinnya.

Seseorang pun datang dengan beberapa anggota militer lainnya.

"Semuanya berbaris!" teriaknya.

Para anggota militer baru pun segera berbaris secepatnya, begitupun Reus.

"Perkenalkan, namaku Deuch Von Claude... Aku disini sebagai komandan pasukan, kalian bisa memanggil komandan Deuch!" pria bernama Deuch itu pun memperkenalkan diri.

Dia adalah komandan pasukan yang terkenal.

Karena dia adalah orang paling pemberani dalam membunuh monster-monster kuat.

"Kalian semua disini sudah memenuhi syarat untuk wajib militer dan menjadi player. Aku harap kalian sudah siap dalam segala hal. Banyak yang akan terjadi nantinya di perjalanan kalian!.

Menjadi Tentara itu tidaklah mudah, ajarannya sangat keras! Dan siap mati di medan perang! Apalagi kita sudah berada di titik terburuk sekarang ini! Kita tidak tahu kapan kita akan menjadi makanan monster! Kita masih selamat karena tembok besar itu melindungi kita! Tapi kita tidak tahu sampai kapan tembok itu akan terus melindungi kita!

Maka dari itu, kita harus bertindak...

Kita musnahkan monster-monster itu, kita ambil kembali kehidupan damai kita!

Apakah kalian sudah siap untuk bertempur dalama situasi apapun?!"

"Sure, yes Sir!" jawab semua orang dengan keras.

Empat orang membawa kotak besar kehadapan Komandan Deuch.

Deuch segera membuka kotak besar itu, dan isinya adalah suntikkan cairan sistem game berwarna hijau dan merah yang sudah dipisahkan.

Semua orang pun saling berbisik melihat cairan sistem game itu.

"Kalian pastinya sudah tahu apa ini kan?..."

"Cairan ini akan memberikan kalian kekuatan untuk melawan monster, dan kalian akan dianggap sebagai player!"

"Oke, untuk suntikkan warna hijau ku beri harga 2juta... Dan untuk warna merah harganya 5juta!" ucap Deuch.

Cairan sistem game ini tidak dijual sembarangan, hanya orang berumur 20 tahun keatas yang boleh membelinya, dan harus mematuhi peraturan yang ada.

Bagi remaja berumur 20 tahun, mereka harus mengikuti latihan militer untuk membelinya.

Mereka bisa membelinya tanpa pelatihan militer di umur 25 tahun.

Dan setiap orang hanya boleh membeli satu tiap suntikkan.

Bagi yang membelinya juga akan didaftarkan di list pembelian.

Jadi tidak sembarangan untuk membelinya.

Orang-orang pun berbaris untuk membelinya.

Bagi yang mempunyai banyak uang pastinya membeli suntikkan warna merah.

Bagi yang punya uang secukupnya harus terpaksa membeli suntikkan berwarna hijau.

Reus yang hanya punya sedikit uang, ia membeli suntikkan yang warna hijau saja.

Dan ia juga sudah memiliki cairan spesial miliknya sendiri.

Para anggota di siapkan sebuah kamar untuk menggunakan suntikkan itu, kamar dibagi menjadi dua yaitu kamar perempuan dan laki-laki.

Orang-orang yang sudah keluar dari kamar itu terlihat senang, ada juga yang berjalan sambil tangannya menekan-nekan sesuatu yang ada dihadapannya, yang mana hanya dia yang dapat melihatnya.

Ya itu adalah Status Window, sebuah penglihatan yang kita dapatkan setelah menyuntikkan cairan sistem game dalam tubuh kita.

Status Window banyak kegunaannya seperti melihat profil kita, melihat inventory kita, melihat statistik yang kita miliki, dan lainnya.

Dalam Profil, kita dapat melihat berbagai info tentang kita. Seperti nama, alamat, umur, id card, tanggal lahir, dan lainnya yang berhubungan dengan profil kita.

Di Inventory, kita dapat mengambil dan menyimpan barang kita didalamnya. Semakin naik level kita, semakin besar pula ruang penyimpanannya.

Biasanya orang sering menyimpan senjata mereka di dalam inventory.

Di statistik, kita dapat melihat kekuatan kita.

Seperti seberapa besar STR kita, seberapa kuat DEF kita dan lainnya. Pokoknya tentang seberapa banyak point kita di setiap stat.

Kita juga dapat menghubungi player lainnya, jika kita menambahkan ke dalam daftar teman yang ada dalam Status Window.

Kita juga bisa melihat profil orang lain melalui scan Status Window kita. Bisa melihat level musuh, tapi tidak dengan statistiknya.

Tentu semua orang sangat senang dengan fitur-fitur keren itu. Sudah seperti anak-anak mendapat mainan baru saja.

Kini giliran Reus yang masuk kedalam kamar itu.

Ia segera membuka bajunya dan mulai membuka tutup suntikkan berwarna hijau itu. Ia segera menekan suntikkan itu tanpa menusukkannya kedalam tubuhnya. Hingga cairan berwarna hijau yang ia beli dengan harga 2juta itu, harus terbuang sia-sia.

Ia pun segera mengambil suntikkan dengan cairan berwarna orange didalamnya.

Tanpa pikir panjang, ia segera menyuntikkannya kedalam tubuhnya. Cairan itu mulai mengalir di tubuh Reus.

Beberapa detik kemudian...

[Selamat datang, Tuan Reus!]

Suara sistem berupa suara perempuan berbunyi didalam otaknya.

[Anda sudah menjadi seorang Player]

[Beberapa fitur di sistem game dapat anda lihat]

Status Window berwarna kuning keemasan pun muncul dihadapan Reus.

Terdapat banyak fitur didalam Status Window milik Reus.

Seperti Profil, Statistik, Inventory, Scan profil player, Shop, Friendlist, Upgrade weapon, Skill dan Fashion.

Setelah itu ada tanda tambah yang mana Reus bisa menambahkan fitur baru jika dia menginginkannya.

Continued....

Haloo.. Salam kenal semuanya~

Ini karya pertama saya, mohon maaf jika ada banyak salah kata.

Dan jangan lupa untuk terus ikuti cerita novelku ya!!

StillQeoncreators' thoughts